PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WHISTLE-BLOWER DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KORUPSI.

JURNAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WHISTLE-BLOWER DALAM
PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Diajukan Oleh :
SYAFRIANA NOVI ASTUTI

NPM
Program Studi
Program kekhususan

: 1005 10 443
: Ilmu Hukum
: Peradilan dan Penyelesaian Sengketa
Hukum

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2014


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WHISTLE-BLOWER DALAM
PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KORUPSI
Syafriana
Novi
Oleh : Sya
yafr
fria
fr
iana
ia
na N
ovvi As
Astuti, G. Aryadi
Ilmu Hukum,, Fakultas
Fakkultas Hukum Universitas Atma
Fa
Atm
tma Jaya Yogyakarta

ABSTRACT

ABST
AB
STRA
ST
RACT
RA
CT
Corruption
endanger
Co
C
rruppti
tion
o iss a se
sserious
rious pr
pproblem,
oble
ob
lem,

le
m, tthis
his criminal
hi
crim
imin
inal
in
a act
ctt ccould
o ld end
ou
ndanger the
nd
stability
social-economic,
development,
stab
ab
bil

iliity and
an
nd safety
safe
sa
fety
fe
t in the
th
he society,
society,
i
social-econom
mic
ic,, and also
soo ppolitic
olit
ol
itic
it

ic dev
vel
elopment,
could
ruining
morality.
corruption
andd co
an
oul
uldd ru
rui
iningg th
inin
the value of democracy and m
oral
or
a itty. IIn
n th
tthee corr

rrrup
u tion
eradication,
erad
er
diccat
atio
ion,
io
n, rrecently
eccen
enttly we heard about “whistle-blower” ass oone
ne ooff th
thee ef
eefforts
fort
fo
rts in
rt
corruption

gives
reports
corrup
upti
up
tion
ti
o eeradication
on
raadication
di
process. Whistle blower is the person tthat
h t gi
ha
give
vess re
ve
report
ts or
witnessed

the existence of corruption assessment, he also
person
who
witn
wi
tnes
tn
esssed about
es
ab
alsso thee pe
pers
rsoon w
rs
ho
does
dooes corruption.
corru
ru
uption. The existence of whistle blower has the important

nt role
rol
olle th
that
at ccould
o ld
ou
d
break
normal
that
whistle
brea
br
eakk th
ea
thee chain of corruption also the law mafia, so it is norma
al th
hat
at w

h stle
hi
lee
blower
blow
bl
o er sshould
hould have protection. This research aims to obtain data about
abo
boout tthe
he uuse
se off
the
protection
the pro
ot
otection
that given for the whistle blower and to obtain data about
ab
bout the

the ki
kind
nd
of prot
protection
tection that suitable by the law enforcement for the whistle blower
blow
wer in order
ord
rderr
to solve
normative
solvve corruption problem. This law research’s characteristic is nor
rma
m tive
vee and
d
use
deductive
use de
eductive method. The result from this research shows that there
theere are
are twoo
argumentations
blower
which
argu
guume
mentations about thee necessary of protection
o for whistle blow
wer w
wer
hichh is
whistle blower
reporter
reporting
assessment
er aass th
thee re
repo
p rt
po
rter tthat
hat brave to rep
ha
por
orti
ting
ngg tthe
he ccorruption
o ruption assessme
or
ment
me
nt
that engaging, so they need to gget
some
whistle
et som
me appreciations and the other is whi
hist
hi
sttle
blower
himself
b ower that break in the organizationn crime
bl
c ime networking and get threat for hi
cr
hims
msel
ms
elf
or
or hhis
is family so their safety is in danger, so they need special protectionn from
is
from tthe
he
government;
right
protection
whistle
gove
go
vern
ve
r me
rn
ment
nt;; an
nt
andd th
thee ri
righ
ghtt fo
gh
form
r of the prot
rm
otec
ot
ecti
ec
tion
ti
on ffor
or w
hist
hi
stle
st
le blower
blo
lowe
weer to ssolve
olve
corruption
repressive
physical
corr
co
rrup
rr
upti
tion
ti
on iiss th
thee re
repr
pres
pr
e siive pprotection,
es
rote
ro
tect
te
ctio
ct
ion,, ppreventive
io
reve
re
vent
ve
ntiv
nt
ivee pr
iv
pprotection,
otec
ot
ecti
ec
tion
ti
on,, ph
on
phys
ysic
ys
ical
ic
al pprotection
rote
ro
tecction
te
and
and al
also
so ppsychological
sych
sy
chol
olog
ol
ogic
og
ical
ic
al pprotection,
rote
ro
tect
te
ctio
ct
i n,
io
n llaw
aw pprotection.
rotect
rot
ctio
ionn.
io

Keyword: Law protection, Whistle-Blower,
Whisttle-Blower, criminal act, corruption.
Pendahuluan
Saat itu salah satu tindak pid
pidana
id
dan
na yang dapat dikatakan cukup fenomenal
adalah masalah korupsi 1 . Korupsi selalu mendapatkan perhatian yang lebih

1

Igm Nurdjana, 2010, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi, “Perspektif Tegaknya
Keadilan Melawan Mafia Hukum”, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm.1

dibandingkan dengan tindak pidana lainnya di berbagai belahan dunia, fenomena
ini dapat dimaklumi mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindak
dampak
ditimbulkan
pidana korupsi, karena dampa
pakk yyang
pa
ang dit
tim
imbu
bulk
bu
lkan
lk
a dari tindak pidana korupsi dapat
menyentuh berbagai
ai bbidang
idang kehidupan2.
Berdasarkan
Berdas
asar
as
a ka
k n

Undang-Undang
Undang-U
-U
Unddan
angg

Nomor
Nomo
No
morr
mo

31

Tahun
unn

1999

Tentang

Pemberantasan
Tindak
Pidana
Korupsi
memuat
Pember
eran
er
anta
t san Tind
nddak P
idana K
id
orupsii memu
uat
at ddefinisi
efin
ef
iniisi tentang ko
in
korupsi, yaitu
terdapat
Pasal
te
erd
rdaapat ddalam
alam
al
am P
asal 2 ddan
an Pasal 3 yang memuat
at pperbuatan
e buat
er
attan yang
yan
ang dilarang
dilaara
rang dan
dikategorikan
sebagai
pemberantasan
korupsi,
dika
ate
tego
gori
go
rika
ri
kann se
ka
ebagai perbuatan pidana korupsi. Dalam pe
emb
m er
eran
an
nta
tasa
sann ko
sa
oruups
p i,
akhir-akhir
satu
ak
khi
h r-ak
akhir
k r ini sering terdengar istilah Whistle-Blower sebagai sa
ssalah
laah sa
sat
tu uupaya
tu
payya
pa
dalam
proses
dala
da
lam
la
m pr
roses pemberantasan tindak pidana korupsi.
adalah
WhistleProblematika yang sering dihadapi seorang Whistle-Blowerr ada
alah Wh
Whistl
tlleBl
B
oweer ini belum mendapatkan apresiasi yang baik, minimnya dukungan,
dukkun
ungann,
n,
Blower
perlindungan
apalagi
memadai
perlin
inddungan
in
du
gi ppenghormatan
engh
en
ghor
gh
ormatan atau ppenghargaan
or
engh
en
ghar
gh
arga
ar
gaan yang me
ga
emadai ba
bagi
gi
mereka
me
m
reka 3 . Sampai saat imi perlindungan
perlindu
dung
du
ngan
ng
an terhadap Whistle-Blower di Indonesia
Indon
ones
on
essia
belum
khusus
belu
be
lum
m ada peraturan perundang-undangan yang mengatur secara kh
hus
usuus
us ttentang
en
nta
tang
Whistle-Blower.
Lemahnya
Whis
Wh
istl
is
tle-Bl
Blow
Bl
ower
e . Le
Lema
mahn
ma
hnya
hn
ya jaminan
jam
min
inan
an perlindungan
per
erli
lind
li
ndun
unga
gaan hukum
hukkum
hu
kum terhadap
terh
rhadap
h ap
p peranan
per
eranan
penting
Whistle-Blower
proses
pidana
mengungkap
pentin
ingg seorang
in
seoran
se
ng W
histle-Blower da
dalam pr
ros
oses peradilan pid
idan
id
anaa gu
an
gguna
na m
engungkap
pidana,
kebenaran materiil dari suatu tindak
ti
pid
dana, diperlukan adanya suatu aturan
tegas
mengatur
Whistle-hukum yang secara rinci dan tega
gass meng
ga
gat
atur tentang perlindungan bagi Whistle
W
Blower.

2
3

Evi Hartanti, 2005, Tindak Pidana Korupsi, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 1.
Anwar Usman, dan A.M. Mujahidin, Whistleblower Dalam Perdebatan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, dapat diakses pada http://www.pn-purworejo.go.id., diuduh pada hari Senin, 24
Februari 2014, Pukul 19.15 WIB.

Berdasarkan Persoalan di atas, maka penulis melakukan pengkajian secara
ilmiah dalam bentuk skripsi, dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1.

Mengapa Whistle-Blow
Whistle-Blower
mendapatkan
werr perlu
l men
enda
dapa
da
patkan perlindungan dalam sistem
pa
pidana
peradilan pida
ana
na ?

2.

Bagaimana
Bagaim
man
ana bentuk perlindungan
perliind
n un
unga
g n yang
ga
yang
n tepat
tep
epat bagi Whistle-Blower
Whhis
istl
t e-Blowerr dalam
penyelesaian ttindak
pe
inda
in
daak ppidana
idana kkorupsi
orupsii ?

Metode
M
etoodee
Jenis
penelitian
hukum
Jen
Je
niss penelitian
penelitian dalam penulisan hukum ini adalahh pe
peneli
liti
li
tian
ti
an huk
kum
normatif.
norm
no
rm
matif. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bertumpu
bertum
mpu
p pada
pad
adaa data
taa
sekunder
seku
se
k nd
ku
ndeer yang bersumber pada bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
s kuund
se
nder
er ddan
an
n
bahan hukum tersier. Bahan hukum primer terdiri dari Undang-Undang
Undang-Unnda
d ng Dasar
Dasaar
Republik
1981
Repu
Re
p blik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19
pu
981 Tentang
981
Tentaang
Pidana;
Nomor
Tahun
Hukum Acaraa Pi
Pida
dana
da
na;; Undang-Undang
na
Unda
Un
dang
da
ng-U
ng
-Undangg No
-U
Nomo
morr 31 T
mo
ahun
ah
un 1999 jo. UndangUnda
daang
ng-Nomor
Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Un
n Perubahan Atas Undang-Undang
gN
omoor
om
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Undang-Undang
31 Tahun
Tah
ahun
un 11999
9999 Tentang
99
Tent
Tent
ntan
angg Pe
an
Pemb
mber
mb
eran
er
antasan Ti
an
Tind
ndak
nd
ak P
idan
id
anaa Korupsi;
an
Koruups
Ko
p i; U
ndan
nd
angan
g-Un
gUnddang
Un
Nomor
Tahun
Tentang
Komisi
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Korupsi;
Nomo
No
morr 30 T
mo
ahun
ah
un 22002
0022 T
00
entan
an
ng Ko
Komi
missi
mi
si P
em
mberant
be nttas
asan
an T
inda
in
dakk Pi
da
Pida
dana
da
na K
orupsi;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun
unn 2006 Te
Tentang Perlindungan Saksi dan Korban;
Agung
Tahun
Surat Edaran Mahkamah Agun
ng No. 4 T
ahun 2011 Tentang Perlakuan Bagi
(Whistleblower)
Pelapor Tindak Pidana (Whistleblo
lo
owe
w r) da
dan Saksi Pelaku ((Justice Collaborator);
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 22002
0022 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap
00
Korban dan Saksi dalam Pelanggaran HAM yang Berat.

Bahan hukum sekunder berupa data yang langsung diperoleh dari objek
penelitian dilapangan melalui wawancara dengan narasumber serta bahan-bahan
hukum,
hukum yang didapat dari pendapat
peend
ndaapatt huk
kum
m, bu
bbuku-buku,
ku-buku, serta artikel dan jurnal
yang diperoleh dari
dar
arri internet
internet yang berkaitan dengann permasalahan
permasalahan yang akan
teliti.
penulis teliti
i.
Bahan
merupakan
hukum
memberikan
Baha
B
ah n hukum
m tersier
ters
te
rsie
rs
ierr merupak
ie
kan ba
bbahan
han hu
huku
kum
ku
m yang
ya memberi
riika
k n petunjuk
terhadap
sekunder.
Dalam
penelitian
te
erh
rhaadap bbahan
ahan
ah
an hhukum
u um
uk
m pprimer
rimer
ri
i
dan bahan hukum se
seku
k nderr. Da
ku
Dala
lam
la
m pene
eli
litian ini
bahan
hukum
tersier
baha
an hu
huku
kum
ku
m te
ersier yang digunakan yaitu Kamus Besar Bahasa
Bah
ahas
ah
a a In
as
IIndonesia.
done
do
nesi
ne
siaa.
si
Metode
studi
Meto
M
eto
tode pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan st
stud
udi kepustakaan
kepu
ke
pust
pu
stak
akaa
aaan
memperoleh
maupun
guna
gu
na m
emperoleh bahan hukum primer, bahan hukum sekunder m
aupu
punn bahan
pu
ba n
hukum
mempunyai
relevansi
hu
huk
kum
m tersier dan wawancara dengan narasumber yang mempuny
yai re
rel
le nsi
levan
ns
dengan
selaku
dde
ngan
n permasalahan yang akan dikaji yaitu Ibu Arini, SH., sel
lak
aku Ha
Hakim
m
Pengadilan
Peng
gad
adilan Tindak Pidana
Piida
dana
na Korupsi
Kor
orup
upsi Yogyakarta.
up
Yogyakart
rtaa.
rt
a.
dalam
menganalisis
kualitatif
Metode yang digunakan da
ala
lam
m m
enganalisis adalah deskripsif kua
ali
lita
taatiif
dengan
deng
de
ngan
ng
an alur berpikir deduktif, yaitu dimulai dari peraturan hukumnya
ya kkemudian
emud
em
udiian
ud
dibawa
diba
di
bawa
ba
wa kkedalam
ed
dal
alam
lam ppermasalahan
erma
er
massala
ma
salaha
hann yang
yang sebenarnya.
seb
ebeenar
enarny
nyaa. Sedangkan
Seda
Se
dang
da
ngkkan
kan kualit
kkualitatif
u itat
atif
at
if aadalah
dalah
menganalisis
hasil-hasil
penulisan
meng
gan
anal
a is
al
isiis pemaparan
pem
emaaparan hasil-hasi
sill penuli
si
liisan yang sudah
h ddisistematiskan
isis
is
istemaatiisk
skan tersebut
hukum
dengan cara yang didapat dari teori-teori
teeori-teori hu
ukum positif untuk dapat menjelaskan
ini
permasalahan penelitian hukum in
ni dalam
m bentuk
bentuk kalimat yang mudah dimengerti,
logis dan bersifat ilmiah.

Hasil dan Pembahasan
A. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Korupsi
Istilah korupsi berasal
beraasa
sall dari
darii perkataan
perka
kata
taan
ta
an latin “coruptio” atau “corruptus”
yang berarti kerusakan
kerus
eru akan atau kebobrokan. Pada
Pada mulanya pemahaman
masyarakat
kamus,
masyarak
kat tentang korupsii mempergunakan
mem
empe
perg
pe
rgun
rg
unak
un
a an bbahan
ak
ahan kamus
us,, ya
yyang
ng berasal dari
bahasa
Latin
“corruptio”
berarti
baha
haasa Yunani La
Lati
tiin “corru
pti
tio”
” yang be
bera
rart
ra
rtii perbuatan
rt
perrbuatan yang
pe
g tidak baik,
dapat
bermoral,
menyimpang
bburuk,
uruk, ccurang,
uran
ur
angg,
an
g, dap
apat
ap
at disuap, tidak bermoral
l, m
enyimp
m an
mp
angg dari kesucian,
kes
e ucian,
melanggar
Pengertian
me
ela
lang
ngggar
ng
ga no
norma-norma agama materiil, mental dan
n hhukum.
ukkum
um.. Pe
P
nggerrtian
tidak
ttersebut
te
rseebut
rs
ut merupakan pengertian yang sangat sederhana, yyang
a g ti
an
tida
dakk da
da
ddapat
paat
dijadikan
dija
di
jadi
diikan tolok ukur atau standar perbuatan korupsi.
tingkah
laku
yang
Korupsi dalam arti hukum, pengertian korupsi adalah tingka
ah la
aku
k yan
angg
an
men
nguntungkan kepentingan diri sendiri dengan merugikan orangg lain
n, oleh
h
menguntungkan
lain,
para
langsungg melanggar
hukum
pa
ara pejabat pemerintah
pem
mer
erin
inta
in
tahh yang
ta
ya
mela
me
lang
la
ngga
ng
garr batas-batas hu
ga
huk
kum atas
a as
at
sedangkan
menurut
tingkah laku tersebut, sedangk
kan m
enurut norma-norma pemerintah dapat
dapa
da
pat
pa
dianggap
bisnis
dian
di
angg
an
g ap korupsi apabila hukum dilanggar atau tidak dalam bisn
gg
snnis tindakan
tin
inda
daakan
tersebut
tercela.
ters
te
rseb
but aadalah
dalah
dal
lah te
terc
rcel
rc
elaa.
el
baruu dikenal
IIstilah
sttila
lahh korupsi
ko
d kenal se
di
sekitar tahun 1957,
1957
19
57,, bersamaan
57
b rsam
be
amaaan dengan
am
Militer
dikeluarkannya Pearturan Penguasa
Peenguasa
en
Mi
iliter No. PRT/PM/06/1957 tentang
Peraturan
Penguasa
pemberantasan korupsi, Peratu
tu
ura
r n Pe
enguasa Militer No. PRT/PM/08/1957
benda,
mengenai pemilikan harta bend
nda, ddan
nd
an Peraturan Penguasa Militer No.
PRT/PM/011/1957 mengenai penyitaan
penyita
t an dan perampasan barang.
barang Ada berbagai
bentuk kegiatan dalam gerakan anti korupsi berupa pemsangan pamflet
(selebaran-selebaran) dan gambar-gambar yang dipampang di tempat-tempat

ramai. Belakangan kasus-kasus korupsi merebak pula di sejumlah DPRD era
reformasi. Komisi Pemberantasaan Korupsi atau di singkat menjadi KPK adalah
tahun
2003
komisi yang dibentuk padaa ta
tah
hu 20
hun
003 uuntuk
ntuk
nt
u mengatasi, menanggulangi dan
korupsi
memberantas koru
ruppsi
ru
ps di Indonesia. Komisi ini didirikan
did
dir
irik
ikan
ik
a berdasarkan UndangRepublik
Indonesia
Nomor
Tahun
mengenai
Undang R
epublik Indonesi
ep
siia No
Nomo
morr 30
mo
3 T
a un 20022 me
ah
m
ngenai Komisi
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Korupsi
Pemb
ber
erantasan Ti
ind
ndak
ak P
idana K
orupsii4.
Faktor-faktor
F
akto
ak
torr-fakttorr terjadinya
to
terjjadinya korupsi adalah :
Keserakahan
a) Ke
Kes
se aka
sera
kahhan manusia,
melakukan
b) Faktor
Fakt
ktor ekonomi yang rendah mengakibatkan seseorang m
kt
e ak
el
kuk
ukan
a ttindak
an
inda
in
daak
pidana korupsi demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,
pi
sehari-hhari,
c) Kurangnya pengawasan dari instansi yang terkait, dan
d) Adanya faktor kesempatan atau peluang untuk melakukan tin
nd ppidana
ndak
idanaa
id
tindak
korupsi.
Faktor yang paling penting dalam
m ddinamika
in
namika korupsi adalah keadaan moral
al dan
dan
intelektual
korupsi
inte
in
tele
te
lektual para pemimpin masyarakat. Adapun akibat dari kor
le
rup
upsi
si ssebagai
ebag
eb
a ai
ag
berikut:
beri
be
r ku
ri
kut:
Berkurangnya
kepercayaan
pemerintah,
a)) Be
Berk
rkurangnya keper
rk
ercayaan
er
n tterhadap
erhadap pemeri
rint
ri
ntah
nt
ah,,
ah
b) Berkurangnya kewibawaan
kew
wibawaan pemerintah
pemerintah dalam masyarakat,
pendapatan
c) Menyusutnya pend
dapatan negara,
negara,
d) Rapuhnya keamanan da
ddan
n kketahanan
etahanan negara,
pribadi,
e) Perusakan mental priba
adi dan
f) Hukum tidak lagi dihormati.
4

http://www.kumpulansejarah.com/2013/05/menelusuri-sejarah-korupsi-di-indonesia.html,
diunduh pada hari Senin, 24 Februari 2014, Pukul 19.15.

B. Tinjauan Tentang Whistle-Blower Dalam Proses Perkara Pidana
Whistle-Blower adalah seseorang yang memberikan laporan atau
suatu
tindak
kesaksian mengenai sua
uaatu ti
inddak pidana kkepada
ep
pad
adaa aparat penegak hukum, dapat
dipahami sebagai
sebag
gai saksi pelapor,
pelap
por
o , namun dia juga termasuk
k se
ssebagai
bagai tersangka atau
tindak
ikut terlibat
terliiba
bat dalam
m tind
nddak
a pidana
pid
dan
anaa tersebut
ters
te
rsseb
ebut
ut dan
dan
a kesaksian
kes
e ak
aksian yangg di
ddilaporkan
laporkan yang
pertama
kali,
sehingga
dengan
laporan
tersebut
mengungkapkan
pert
rttama
am kali
lii, se
sehing
ngga
ng
ga den
nga
g n la
lapo
pora
po
rann te
ra
ters
rseb
e ut dapat
dapat
ap m
engu
en
g ngkaapk
pkan suatu
yang
ti ak ppidana
tindak
idan
id
anaa ya
an
ang terjadi. Whistle-Blowerr merupakan
meruppak
akan aalat
latt pe
la
ppenting
nting dalam
melawan
kejahatan
pidana
korupsi.
me
ela
lawa
wann ke
wa
eja
jahatan terorganisir seperti dugaan tindak pidan
na ko
oruups
psi.
i. Sebagai
Seb
bag
agai
orang
dalam
informasi
dia
oran
or
ang da
an
alam yang menjadi bagian dari lingkungan tempat infor
orma
or
maasi yyang
angg di
an
ia
bocorkan,
modus
bocork
bo
rkkan, tentulah sangat faham mengenai apa dan bagaimana mod
oddus kkejahatan
ejah
ej
ahatan
ah
an
aparat
yang
g selama ini terbungkus rapi dan bersifat rahasia bagi publik
k dan apa
paaraat
hukum.
hhu
kuum.
perundang-undangan
Whistle-Blower
Dalam peraturan pe
eru
rund
n an
ngg-uunddangan Indonesia Whistle-Bl
low
ower
er
seringkali
seri
se
r ngkali disamakan dengan pelapor. Dalam prakteknya dibedakan
an aantara
ntaara
nt
Whistle-Blower
dengan
pelapor
informan.
Perbedaan
Whis
Wh
istl
is
tlee-Bl
tl
Blow
ower
ow
er de
deng
ngan
ng
a ppara
araa pe
ar
pela
lapo
la
por da
po
dann in
info
form
fo
rman
rm
a .P
erbbeda
er
beda
daan
an uutamanya
tama
ta
many
ma
nyaa ad
ny
adalah
para
whistle-blower
memberikan
kesaksiannya
pa
ara
r wh
whis
istl
is
tlee-bl
tl
blow
wer tidak akan
n membe
b rika
kan kesaksia
ka
iann
nnya
nn
y kkee mu
ya
muka
ka ppersidangan
ersidangan
er
kesaksiannya
(peradilan), jadi jika ia memberikan
membeerik
eri an kes
esak
a siannya ke muka persidangan maka
statusnya menjadi saksi5.
memegang
Whistle-Blower memega
ang
n peran dalam membongkar bermacam
kejahatan, mal adminitrasi
adminitrasi, kecurangan,
mispelanggaran hukum atau kejahatan
kecurangan mis
manajemen, salah pengurusan, kelalaian yang memiliki dampak yang merugikan
5

http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/1024/bab1-2.pdf?sequence=3, diunduh
pada hari Selasa, 25 Februari 2014 Pukul 14.00 WIB.

bagi publik. Whistle-Blower tidak hanya dikenal dalam pengungkapan tindak
pidana tetapi perbuatan curang lainnya baik yang merugikan masyarakat (public
sector) maupun perusahaann ((private
privatte sector)
pri
secttorr) da
ddalam
lam perkara perdata, perburuhan,
lingkungan
kesehatan, lingkun
ngan
gan hidup, dan lain-lain6.

Perlindungan
Whistle-Blower
C. Pe
erl
rlin
indungan Hukum
Huk
ukum
um Bagi
Baggi Wh
W
istl
is
tlee-Bl
B ow
Bl
ower
e
er
Sesuai
skripsi
Sesu
Se
suai
su
ai ddengan
enggan latar belakang masalah ddalam
en
alam
al
am bbab
ab I skr
rip
psi
s ini,
problematika
prob
oble
ob
lema
le
m ti
ma
tika
kaa yang sering dihadapi seorang Whistle-Blower
Whistle-Blow
werr adalah
ada
dala
lahh whistlela
whis
isstl
t eblower
minimnya
blow
bl
o err ini
ow
ini belum mendapatkan apresiasi yang baik, minim
mn a dukungan,
mnya
duk
ukun
ungann,
un
perlindungan
memadai
per
pe
rlin
ndungan apalagi penghormatan atau penghargaan yang mema
m
emaada
daii ba
bbagi
gii
mereka
mere
eka 7 . Keberadaan Whistle-Blower merupakan peran penting yang ddapat
apaat
ap
memutus
me
m
mutus rantai dari tindak pidana korupsi dan mafia hukum, sehingga
sehin
nggga sangat
sangaat
at
Whistle-Blower
harus
mendapatkan
hukum.
wajarr jika Wh
hisstl
tlee-Blower
Bl
haru
ha
russ mendap
ru
pat
atkkan
kan pe
pperlindungan
rllin
indu
dung
du
ngan
ng
a hukum
m. Adanya
ya 2
berikut:
(dua) alasan perlunya perlindungan hhukum
ukum bagi Whistle-Blower, sebagai be
uk
eri
riku
kutt:
ku
seorang
Whistle-Blower
a) se
seor
oran
or
angg Wh
Whis
istl
tllee Bl
B ower itu berperan
an sebagai
seb
ebag
ag
gai ppelapor
elap
el
apor
ap
or yang
yan
ng berani
berrani
be
melaporkan
suatu
pidana
korupsi,
melapo
p rk
rkan
an adanya
ada
dany
nyaa suat
ny
attu dugaan
duggaan
du
gaa ttindak
inda
in
dakk pi
da
pida
dana
da
n korup
na
psii, da
dann yang
melibatkan
meli
me
liba
li
batk
ba
tkan

dirinya,

maka
maka

seeorang
seeorang

Whistle-Blower
Whistle-Bl
Blow
Bl
ower
ow
er

itu

perlu

mendapatkan apresiasi; ddan
an
b) seorang Whistle-Blower yang berperan
berperan membongkar adanya jaringan
organisasi kejahatan luar biasa
biaasaa (extraordinary crime). Seorang Whistlebi
Blower mendapat
ancaman, bbaik
dirinya
maupun kkeluarganya,
Bl
d
ik bbagii di
i
l
6

A.H.Semendawai,Op. Cit.,
A.H.Semendawai,Perlindungan Saksi dan Korban sebagai Whistleblower dalam Lingkup
Pengawasan Internal Kementerian atau Lembaga, bahan paparan, http://www.slideshare.net ,
yang diunduh pada hari Senin, 24 Februari 2014, Pukul 19.00 WIB
7

sehingga keselamatan Whistle-Blower sebagai saksi yang melaporkan
atau

mengadukan

sangat

terancam

maka

perlu

mendapatkan

perlindungan khususs dari
darii pemerintah.
pemerin
inta
tahh.
ta
h.
Adapun 3 (tiga) urgensi
urrgens
gen i yang bisa diungkapkan pentingnya
pent
ntin
in
ngn
gnya bentuk perlindungan
Whistle-Blower
dalam
Indonesia,
hukum bagi
gi W
histle-Blower da
ala
lam
m si
ssistem
stem
st
em pperadilan
errad
a il
ilan Indones
siaa, ya
yyaitu
itu :
Pertama,
sistem
Pert
rtam
rt
ama, perlindungan
peerl
rlin
i dung
in
nggan
a bbagi
agii whistle-blower
whhisstl
tlee-bl
blow
bl
ower
ow
er da
dalam si
sis
stem peradilan
per
erad
a ilan ddii Indonesia
diperlukan
belum
menjamin
sepenuhnya
ddi
p rluk
pe
ukan
uk
an kkarena
arenaa undang-undang yang ada belu
um me
enj
njam
amin
am
in sepen
nuh
u nya
perlindungan
perl
rlin
rl
indu
in
dung
du
ngan
an
n bagi Whistle-Blower;
Kedua,
Indonesia
Kedu
Ke
d a, perlindungan bagi Whistle-Blower dalam sistem peradilan
du
peradilaan
an di In
Indo
done
do
n siia
sangat
Whistle-Blower
dan
sang
sa
ngat
at penting untuk menjamin keselamatan bagi Whistle-B
Blow
wer da
an
keluarganya;
kelua
arganya;
Ketiga,
Whistle-Blower
saksi
sangat
Keti
tiga
ti
ga, peran Wh
his
istl
tlee-Bl
tl
Blow
wer se
ssebagai
bagai saks
si kunci
kunc
ku
n i at
atau
au ssaksi
aksi pengungkap
pengung
ngkkap sang
ng
ngat
at
dibutuhkan, apalagi dibongkarnya kkasus-kasus
assus-kasus besar korupsi di Indonesia bberkat
erka
er
kat
ka
bantuan
bant
ba
ntua
nt
uann dari Whistle-Blower8.
ua
Bentuk-bentuk
Be
ent
ntuk
uk-b
uk
-ben
-b
entu
tukk perlindungan
tu
perl
rlin
rl
indu
in
d nggan hukum
huk
ukum
um yang
yan
ng diberikan
diibe
beri
rika
ri
kann oleh
ka
olleh Pengadilan
Pen
ngadilan
sebagai
Whistle-Blower,
bagi seorang yang berperan seb
bagai Wh
his
i tle-Blower, yaitu :
a) Memberikan penghargaan
an
n berupa pperinganan
eringanan ancaman hukuman pidana.
diberikan
Besarnya peringanan yangg diberik
kan
n ini ditentukan dari hasil musyawarah
para hakim,
b) Dalam masa penahanan Pengadilan
Pen
ngadi
ga ilaan memberikan tempat atau ruangan yang
berbagai
nyaman dan terhindar dari berb
rbaagai macam ancaman, dan
rb
c) Pada saat proses pemeriksaan
n tahap interogasi terhadap whistle-blower
dilakukan dengan menjaga harkat dan martabatnya, diperlakukan secara
baik dan tidak semena-mena.

8

Ibid.

Berdasarkan uraian terkait penjelasan dan pendapat dari narasumber
tersebut di atas, maka bentuk perlindungan yang tepat bagi Whistle-Blower
dalam penyelesaian perkara
pidana
raa ttindak
inddakk pi
in
ida
d na kkorupsi
o upsi adalah :
or
a) Perlindungan
an rrepresif
epresif
Bentuk
represif
Benttuk perlindungan re
epr
pres
e if iini
es
ni bberupa
e up
er
upaa antisipasi dari
dar
arii segala tindakan
atau
at resiko yang
yang tidak
tidak diinginkan,
dii
iingiinka
k n, dengan
den
nga
gann memanfaatkan
mem
me
manfaatkan llembaga
e baga atau
em
badan
baada
dann ya
yang
n ttelah
elah
el
ah ada melalui fungsi dan
dan ke
kkewenangan
weena
nang
ngan
ng
an darii le
lembaga
tersebut,
ters
te
rseebut
rs
ut,, misalnya, adanya Lembaga Perlindungan Saksi
Saks
Sa
ksii dan
daan Korban
Korb
Ko
r an dan
adanya
adan
an
nya Whistle-Blower system oleh Kementerian Pendayagunaan
Pendayag
agun
ag
unaa
aann Aparatur
aa
Aparat
Apar
atuur
Negara
Negara dan Reformasi Birokrasi;
b) Perlindungan preventif
Bentuk perlindungan preventif ini berupa pembentukan
peraturan
n per
rat
aturan
an
n
perundang-undangan
perundang-unnda
dang
ngan
ng
an ssecara
ecara khusus untuk
ec
unt
ntuk
uk mengatur
men
enga
gatur perlindungan
ga
perlindunggan terhadap
terhada
dapp
da
Whistle-Blower;
c) Perlindungan fisik dan psikis
Bentuk
fisik
psikis
B ntukk pperlindungan
Be
erli
er
lind
li
ndun
nd
unga
un
gan fi
fisi
siik da
dann ps
psik
ikis
ik
is iini
ni dapat
dap
apat
at bberupa
erup
er
u a:
up
1)) Penahanan
dilakukan
penyelidikan,
Pena
Pe
naha
na
hanan yang dil
ha
lak
a ukan ddari
ari tahap peny
nyel
ny
elid
el
idik
ikan
n, ppenyidikan,
enyidikan,
penuntutan dan sa
sampai
proses
am
ampai
pros
osses pelaksanaan hukuman pidana,
Pengadilan memberikan
memberiika
k n tempat
temp
mp
pat atau ruangan yang nyaman dan
terhindar dari berbagai anca
aancaman;
n aman;
2) Tahap interogasi seorang Whistle-Blower diperlakukan dengan baik
dan tidak semena-mena, serta menjaga harkat maupun martabatnya;
dan

d) Perlindungan hukum
Bentuk perlindungan hukum ini dengan cara pemberian reward
(penghargaan) berupa
pa kkeringanan
eringanan hu
eri
hhukuman
kuma
ku
m n dan Hakim dapat memberikan
terhadap
penilaian te
erh
rhad
adap Whistle-Blower dianggap ttidak
idak
id
a terdapat hal-hal yang
ak
memberatkan,
misalnya,
kasus
Prayitno
memb
mber
mb
eratkan, misalnya
a, ppada
a,
adaa ka
ad
kasu
suss Ag
su
Agus
us Condro Pr
ray
yit
itno yang awalnya
hukuman
ddivonis
i
hukuuma
mann penjara
p njara selama
pe
sellama 1 (satu)
(satu
tu
u) tahun
tahu
ta
hunn 6 (enam) bbulan
hu
ulan
ul
a dikurangi
menjadi
(satu)
me
enj
njad
adii 1 (sat
ad
atu)
u) ttahun
ahun 3 (tiga) bulan dan Hakim
Haki
Ha
k m memberikan
memb
me
mber
mb
e ikan ppenilaian
er
e ilaian
en
bahwa
hal-hal
bahw
ba
hwaa te
hw
terdakwa Agus Condro Prayitno dianggap tidak
tid
i ak
k terdapat
ter
erda
dapa
da
pat ha
pa
all hal
yang
ng “memberatkan”.

Kesimpulan
Kesi
Ke
imp
pulan
Berdasarkan latar belakang masalah, hasil penelitian dan pembahasan,
pembahaasa
sann,
maka
m
aka dapat disimpulkan bahwa :
agumentasi
perlindungan
Whistle-Blower,
1) Ada2 (dua)
(du
duua) ag
agum
umen
um
enta
en
tasi
ta
si pperlunya
errlu
lunya pe
erl
rliindu
induung
ngan
an hhukum
uku
uk
kum ba
bbagi
gi Whistle-Blow
wer
er,
sebagai berikut:
seorang
Whistle-Blower
berani
a)) se
seor
oran
or
angg Wh
an
Whis
istl
is
tlee-Bl
tl
e-Bl
Blow
o er itu berperan
beerp
rper
eran
er
an sebagai
seb
ebag
agai
ag
ai pelapor
pel
elap
apoor yyang
ap
angg be
an
ber
rani
melaporkan
suatu
dugaan
pidana
me
mela
lapo
la
pork
po
rkan
rk
an adanya
ada
dany
nyaa su
ny
suat
atuu du
at
duga
gaan
an
n ttindak
inda
in
dakk pi
da
pida
dana
da
na kkorupsi,
orup
or
upsi
up
si,, da
si
dann yang
Whistle-Blower
melibatkan dirinya, maka seeorang Whistle-Bl
Blower itu perlu
Bl
apresiasi;
mendapatkan apresias
si; dan
Whistle-Blower
b) seorang Whistle-Blowe
er yangg berperan
er
berperan membongkar adanya jaringan
organisassi kejahatan luar
lu
uarr biasa (extraordinary crime), di mana
seorang Whistle-Blower mendapat ancaman, baik bagi dirinya maupun
keluarganya, sehingga keselamatan Whistle-Blower sebagai saksi yang

melaporkan sangat terancam maka perlu mendapatkan perlindungan
khusus dari pemerintah.
Whistle-Blower
2) Bentuk perlindungan yang
yanng
ya
ng ttepat
epatt bbagi
agii Wh
ag
W
istle-Blower dalam penyelesaian
perlindungan
tindak pidana
pidan
na korupsi adalah : perlindunga
gaan represif; perlindungan
preventif;
fisik
psikis;
preven
en
nti
tif;
f; perlindungan fi
fisi
sikk da
dann ps
psik
ikis
ik
i ; da
is
ddan
n perlindungan
perlindunggan hukum.

Daftar
Daft
ftaar
ft
ar Pustaka
ka
Buku
B
uku
ku
u:
Abdul
Haris
Wagiman,
Betty
Ab
Abdu
dull Ha
du
H
riis Semendawai, S.H., LL.M., Ferry Santoso, Wahyuu Wa
agi
gima
man,
ma
n Bet
ettty
t
Itha
haa Omas, Susilaningtias, Syahrial Martanto Wiryawan, 22011,
0 1,, Memahami
01
Mema
Me
maha
ma
ham
mi
Pusat.
Whistleblowerr Lembaga Perlindungaan Saksi dan Korban, Jakarta
Wh
Jak
a arta
ta P
usat
us
a.
Chaerudin,
Fadillah,
S.H.,MH,
Cha
Ch
aeruddin, S.H.,MH, Syaiful Ahmad Dinar, S.H.,MH, Syarif Fadilla
lah, S
la
.H.,.,.,MH
.H
M ,
Tindak
Pidana
22008,
008, Strategi Pencegahan Dan Penegakan Hukum Tin
nd k P
ndak
idan
id
anna
Korupsi, PT Refika Aditama, Bandung.
Darwan
Korupsi,Penerbit
Citra
Darwa
an Prinst, 2002, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,Pen
nerbit C
itrra
Aditya Bakti, Bandung.
Evi
Ev
vi Ha
Hartanti, 2005, Tindak Pidana Korupsi, Edisi Kedua, Penerbit Sinar
Siina
narr Grafika,
Grafik
ka,
Jakarta.
MH.,2012,
Firman Wijaya, S.h, MH.,2012
2, Whistle
Whis
Wh
i tlee Blower
Bloower dan Justice Collaborator Dalam
Bl
Daala
lam
m
Perspektif Hukum, Penerbit Penaku,
Pen
enak
aku, Jakarta.
Igm
Ig
m Nurdjana, S.H., Drs .,M.Hum., Dr, 2010, Sistem Hukum Pidana dan
daan Bahaya
Baha
Ba
hayya
ha
Laten
Korpusi
Mafia
Hukum”,
Late
La
tenn Korp
te
pus
usii “Perspektif
“P
Per
ersp
sppektif Tegaknya Keadilan
Kea
eadi
dila
di
lann Melawan
la
Melawa
Me
wann Ma
wa
Mafi
fiaa Hu
fi
Huku
kum
ku
m”,
Penerbit
Pustaka
Pene
Pe
neerb
rbit
it P
usta
us
taka
ta
ka Pelajar,
Pel
elaj
ajar
aj
ar,, Yogyakarta.
ar
Yogy
Yo
g ak
gy
kar
arta
ta..
ta
S.H.,Drs.,
Teguh
Prasetyo,
S.H.,Msi.,
Igm
Ig
m Nurdjana,
N rdja
Nu
jana,, S.
S.H.
H.,,Dr
H.
Drs.
s.,, M.Hum.,Dr,
M.Hu
M.
Hum.
m.,D
,Dr,
,D
r, T
eguhh P
eg
rase
ra
s ty
yo, S
. .,Msi., dan
.H
dan Sukardi,
Sukkardi,
Su
S.H.,M.Hum,
Logging
S
S.H.
.H.
H.,M
,M.H
.Hum
Hum
m, 2008, Ko
Korupsii Dan
Daan Illegall Lo
L
gggin
ingg Dalam
Dallam
Da
lam Sistem
Desentralisasi,
Yogyakarta.
Dese
De
sent
se
ntra
nt
ralisasi, Pustaka Pelajar,
Pela
lajar, Y
la
og
ogyakarta.
Juniver Girsang, S.H., M.H.,Dr,
M.H.,Drr, 2012,
2 12, AB
20
ABUSE OF POWER, Penyalahgunaan
Kekuasaan Aparat Penegak
Peneg
gak Hukum
m Dalam Penanganan Tindak Pidana
Korupsi, JG Publishing, Jakarta.
Jak
a arta.
X.,
Kansil,
Kansil, C. S. T,. Suarif Arifin, F. X
., Kans
nssil, ST. Cristine, 2003, Bersih dan Bebas
KKN,
N Jakarta.
Pedoman Penulisan Skripsi, 2011, Universitas
Uni
niversitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas
Hukum.
St. Harum
Pudjiarto.
RS., Politik
Pemberantasan
Tindak
S
H
P dji
RS
P l k Hukum
H k Undang-Undang
U d
U d
P
b
T
d k
Pidana Korupsi Di Indonesia, Uniiversitas Atma Jaya Yogyakarta.

Website
http://www.muhammad-darwis.blogspot.com/20010/10/ngah-darwispperlindungan-saksi-dan-korban.html
g
http://www.statushukum.com/perlindungan-hukum.html
http://www.statushukum.com
m/p
/peerl
erli
lindungand
n hu
huku
k m.html
http://4iral0tus.blogspot.com
http://4iral0tus.blogspot.
t.co
t.
com
co
m
http://m.hukumonline.com
http://m.hukumonli
ine
ne.ccom
http://www.politik.kompasiana.com/2012/04/11/whistleblower-pahlawan-atauhttp://www.polit
itik
it
ik.kompasiana.
ik
a..com/2012/04/11/whistleblow
ow
wer
e -pahlawan-ataupengkhianat-454038.html
pengkhianatt--454038.html
45
http://w
http://www.radarsukabumi.com/?p=24909
www.radarsuka
ww
kabu
ka
buumi
mi.c
. om/?
/?p=
/?
p=24
2 90
24
9 9
http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/1024/bab1http:/
//r
/rep
e ositor
orry.
y.wi
w dy
yatam
atama.acc.id/
d/bi
bits
bi
tstr
ts
trea
tr
eam/
ea
m/ha
m/
hand
ndle/103
03664/102
03
0224/
4/ba
b b12.pdf?sequence=3
2.pd
pdf?sequ
pd
quuen
ence
ce=3
ce
=3
hhttp://kspprincipiumfhuns.blogspot.com
ttp:/
:///k
/ sp
sppr
prin
pr
inciipiiumfhuns.blogspot.com
in
um
http://www.statushukum.com/perlindungan-hukum.html
http
p:/
://w
/www
/w
w .ssta
tatushukum.com/perlindungan-hukum.html

Peraturan
Pera
Pe
r tu
ra
turran Perundang-undangan
Undan
ng-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang
K
Ki
tab Undang-Undang
Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab
Undan
Un
ng-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
Undang-Undang
Unda
dang
da
ng-Undang Re
ng
epu
publ
blik
bl
ik Indonesia
Indonesia Nom
omor
om
or 331
1 Tahun 1999
99 Tenta
ang
Undang-Undang
Republik
Nomor
Tentang
Pemberan
an
nta
tasa
sann Ti
sa
Tind
ndak
nd
ak P
id
dan
a a Ko
orups
rups
psii. L
emba
em
bara
ara
rann Ne
N
gara Nomor 1140,
400,
Pemberantasan
Tindak
Pidana
Korupsi.
Lembaran
Negara
om
mor 3874
Tambahan Lembaran Negara N
Nomor
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Un
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan
Perrub
ubah
ahaan
ah
Atas
Tindak
A as Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
At
Pemberanttas
asaan
an T
in
ndak
Pidana
Nomor
Pida
Pi
dana
na Korupsi.
Kor
orup
upsi
si.
i Tambahan
Tamb
Ta
mbah
mb
ahan
ah
an Lembaran
Lembara
raan Negara
Nega
Ne
gara
ga
ra Republik
Repub
ubli
bli
likk Indonesia
Indo
In
done
one
nesi
siaa No
si
Nom
mor
4150
41150
Undang-Undang
Republik
Nomor
Tahun
Komisi
Unda
Un
dang
da
ng-U
ng
-U
Unddan
angg Re
Repu
publ
pu
blik
bl
ik IIndonesia
ndon
nd
o es
esia
ia N
om
mor 330
0 Ta
Tahu
hunn 20
2002
02 ttentang
enta
en
tanng
ta
ng K
omisi
Pemberantasan
Tambahan
Negara
P mber
Pe
mb
beran
anta
tassan
ta
sa Korupsi. T
am
ambahan
n Lembaran
Lembaran Neg
gar
araa Republik
R puubl
Re
blik
ik IIndonesia
ndonesia
Nomor 4250
Undang-Undang Republik Indonesia
Indonnesia Nomor
orr 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
Saksi dan Korban. Tambahan
Lembaran
Tambah
han
a Lemba
aran Negara Republik Indonesia Nomor
4635
Surat Edaran Mahkamah Agung
Nomor
g Nom
mor 4 Tahun 2011 Tentang Tentang
Tindak
Perlakuan Bagi Pelapor Tinda
dak Pi
da
Pidana (Whistleblower) dan Saksi Pelaku
(Justice
Collaborator))
(
Collaborator
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Indoone
n sia Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Tata
Cara Perlindungan Terhadap Saksi Dan Korban Dalam Pelanggaran Hak
Asasi Manusia.