Hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli.
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA
MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK
UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh: DIAN F. HSB.
050600134
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
(2)
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Tahun 2010
Dian F. Hsb.
Hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan pengalaman
karies anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli.
ix + 47 halaman.
Pemeliharaan kesehatan gigi anak umur 1-3 tahun bergantung pada orang tua,
terutama ibunya. Seorang ibu dijadikan panutan anaknya dan berperan menjaga
kesehatan mulut dan gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman karies dan
menganalisis hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli.
Penelitian dilakukan dengan observation crossectional. Populasi adalah ibu
yang memiliki anak berumur 1-3 tahun. Sampel berjumlah 100 orang ibu dan anak
umur 1-3 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan karies pada
rongga mulut anak lalu wawancara kepada ibu melalui pengisian kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan 75% anak mengalami karies. Berdasarkan uji
statitistik ditemukan ada hubungan antara peran ibu dengan pengalaman karies anak
umur 1-3 tahun. Ditemuka n hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan
(3)
seperti umur ibu, jumlah anak, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun.
Peran ibu serta faktor karies lainnya mempengaruhi cara ibu merawat rongga
mulut anak yang berdampak pada pengalaman karies anak. Maka peran ibu perlu
ditingkatkan melalui penyuluhan kepada ibu dan peningkatan sarana kesehatan.
(4)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, November 2010
Pembimbing Tanda tangan
1. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA ………. NIP. 195203141979022001
(5)
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 22 November 2010
TIM PENGUJI
KETUA : T. Hermina M, drg
ANGGOTA : 1. Taqwa Dalimunthe, drg., Sp.KGA
(6)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini telah
selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,
pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mempersembahkan rasa
hormat dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta,
ayahanda Z.Arifin Hasibuan dan ibunda Gusfiarni Lubis. Terima kasih untuk bang
Arief, bang Bahtera, bang Chandra yang telah banyak memberikan dorongan dan
semangat sejak awal kuliah hingga selesainya skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Taqwa Dalimunthe, drg.,Sp.KGA, selaku dosen pembimbing sekaligus Ketua
Departemen Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara. Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan
kesabaran untuk membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Nazruddin, drg., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
3. Wandania Farahanny, drg., selaku Pembimbing Akademik yang telah
(7)
4. Prof. Trimurni Abidin, drg.,M.Kes.,Sp.KG(K) selaku Kepala UPT Penelitian
FKG USU, Bapak Jalil (PUDEK I FKM) dan Drg.Essie yang telah sudi meluangkan
waktunya untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
5. Untuk sahabat penulis, Ayu, Devi, Nadzira, Ahmad Isa, Trissep atas
dukungan, saran, semangat yang diberikan selama masa kuliah dan dalam penulisan
skripsi ini.
6. Staff dan pegawai Departemen Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran
Gigi USU dan perpustakaan USU atas bantuannya kepada penulis.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap, semoga skripsi ini
dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan
ilmu dan masyarakat.
Medan, 22 November 2010
Penulis
(………..………)
Dian F. Hsb. NIM: 050600134
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……… v
DAFTAR ISI………. vii
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR LAMPIRAN ……… xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….… 4
Bab 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga……… 5
2.2 Peran Ibu terhadap Kesehatan Rongga Mulut Anak………. 7
2.3 Kerangka Teori……….. 16
2.4 Kerangka Konsep……….. 17
2.5 Hipotesis Penelitian……….. 17
Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian………. 18
3.2 Populasi dan Sampel………. 18
3.3 Variabel Penelitian……… 19
3.4 Definisi Operasional………. 20
(9)
3.7 Cara Pengumpulan Data……..………. 24
3.8 Pengolahan dan Analisis Data……….. 24
3.9 Jadwal Penelitian……….. 25
3.10 Anggaran Biaya Penelitian……….………. 25
Bab 4 HASIL PENELITIAN………. 27
Bab 5 PEMBAHASAN………….………. 36
Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN………... 41
DAFTAR PUSTAKA……….. 43
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Gambaran responden……… 27
2. Distribusi anak yang bebas karies berdasarkan jenis kelamin
dan umur anak... 28
3. Distribusi anak dengan pengalaman karies berdasarkan umur
dan jenis kelamin... 29
4. Distribusi dan uji statistik berdasarkan umur ibu dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun……… 29
5. Distribusi dan uji statistik berdasarkan jumlah anak dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun………. 30
6. Distribusi dan uji statistik berdasarkan pendidikan ibu dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun……….. 30
7. Distribusi dan uji statistik berdasarkan pekerjaan ibu dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun……….……... 31
8. Distribusi dan uji statistik berdasarkan penghasilan keluarga
dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun………. 31
9. Hasil pengisian kuisioner oleh responden……….... 33
10.Hasil analisis statistik antara hubungan peran ibu dengan
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara membersihkan gigi dan mulut anak umur 0-1 tahun... 12
2. Posisi lap to lap………... 13
3. Cara menyikat gigi dengan posisi bersebelahan………... 13
4. Cara menyikat gigi anak umur 3-6 tahun dengan posisi
berhadapan………... 14
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lembaran pemeriksaan gigi
2. Kuisioner orang tua
3. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian
4. Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent)
5. Surat keterangan izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi untuk Desa Paya Geli
6. Surat Persetujuan Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
7. Surat keterangan izin penelitian dari Desa Paya Geli
8. Surat keterangan telah selesai penelitian dari Desa Paya Geli
(13)
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Tahun 2010
Dian F. Hsb.
Hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan pengalaman
karies anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli.
ix + 47 halaman.
Pemeliharaan kesehatan gigi anak umur 1-3 tahun bergantung pada orang tua,
terutama ibunya. Seorang ibu dijadikan panutan anaknya dan berperan menjaga
kesehatan mulut dan gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman karies dan
menganalisis hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli.
Penelitian dilakukan dengan observation crossectional. Populasi adalah ibu
yang memiliki anak berumur 1-3 tahun. Sampel berjumlah 100 orang ibu dan anak
umur 1-3 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan karies pada
rongga mulut anak lalu wawancara kepada ibu melalui pengisian kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan 75% anak mengalami karies. Berdasarkan uji
statitistik ditemukan ada hubungan antara peran ibu dengan pengalaman karies anak
umur 1-3 tahun. Ditemuka n hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan
(14)
seperti umur ibu, jumlah anak, pekerjaan ibu dan penghasilan keluarga dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun.
Peran ibu serta faktor karies lainnya mempengaruhi cara ibu merawat rongga
mulut anak yang berdampak pada pengalaman karies anak. Maka peran ibu perlu
ditingkatkan melalui penyuluhan kepada ibu dan peningkatan sarana kesehatan.
(15)
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh yang sehat tidak terlepas dari rongga mulut yang sehat. Para ahli
mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan
umum. Walaupun demikian, banyak juga masyarakat yang tidak tahu bahwa rongga
mulut adalah organ yang berperan penting bagi kesehatan tubuh.1
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang
dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati peringkat keempat penyakit
termahal dalam pengobatan. Terdapat dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai
prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), prevalensi karies mencapai
90,05% sedangkan penyakit periodontal mencapai 96,58%. Disamping itu terdapat
beberapa kondisi lain di rongga mulut yang dapat mempengaruhi struktur rongga
mulut seperti kanker rongga mulut, erosi gigi, mulut kering atau xerostomia,
stomatitis, dan lain-lain.
Ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam kehidupan.
Semua perilaku ibu, cara mendidik anak dan kebiasaannya dapat dijadikan contoh
bagi anak. Kaum ibu paling berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan
kesehatan secara umum dan memelihara kesehatan gigi dalam keluarga secara
khusus.
1
(16)
Peranan seorang ibu dalam kesehatan gigi anak adalah sebagai motivator,
edukator dan fasilitator. Motivator adalah orang yang memberikan motivasi atau
mendorong seseorang untuk bertindak. Secara klinis, motivasi diperlukan untuk
mendapatkan kekuatan pada pasien yang mendapat perawatan. Motivasi didasari atas
suatu kebutuhan, tujuan dan tingkah laku yang khas. Sebagai edukator, seorang ibu
wajib memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarganya dalam menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai fasilitator, seorang ibu dapat
dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam memecahkan berbagai permasalahan
dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-hari.3
Pemeliharaan kesehatan gigi anak yang berumur di bawah lima tahun masih
bergantung pada orang tua, terutama kepada ibunya karena pada umumnya anak
mempunyai hubungan batin yang lebih dekat dengan ibunya. Kedekatan hubungan
batin ibu dengan anak telah dikemukakan oleh Fukuta bahwa perilaku ibu mengenai
kesehatan gigi dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan gigi dan gingiva
anak. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan anak baik, dapat diramalkan bahwa
status kesehatan gigi dan gingiva anaknya yang berumur di bawah lima tahun juga
baik.
Penelitian Holt RD, et al menunjukkan bahwa 69% dari anak yang ibunya
memberikan pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut di rumah ternyata
memperlihatkan bebas karies dan angka gingivitis lebih rendah dibandingkan anak
yang tidak menerima pendidikan kesehatan gigi dan mulut dari ibunya. Hasil 2
(17)
penelitian Soetiarto pada masyarakat di Tangerang, sikap dan praktek responden yang
menjawab benar tentang cara membersihkan gigi bayi adalah kurang dari 55%.
Pengalaman karies anak menunjukkan proses singkat dari pemaparan
faktor-faktor resiko, sedangkan karies orang dewasa menunjukkan hal yang sebaliknya.
Beberapa penelitian telah memfokuskan pentingnya hubungan tingkah laku kesehatan
mulut ibu dengan kondisi gigi anak mereka. Lebih lanjut ada beberapa penelitian
mengenai hubungan kondisi gingiva ibu ( sebagai ukuran dari tingkah laku kesehatan
mulut) dan pengalaman karies anak. Ibu harus membiasakan pada anak mereka untuk
mengubah kepribadian yang dibutuhkan untuk kebersihan dan kesehatan rongga
mulut.
2
4
Memandang pentingnya hal ini, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan peran ibu dengan pengalaman karies anak
umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli. Desa Paya Geli adalah salah satu dari 17 desa
yang berada di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Desa
ini merupakan desa swadaya yang mempunyai luas lebih 330,27 hektar yang
mempunyai batas-batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Desa
Lalang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Medan Krio, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Lalang, sebelah barat berbatasan dengan Desa Puji Mulyo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian
ini meliputi:
(18)
- Apakah ada hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut
dengan pengalaman karies anak 1-3 tahun di Desa Paya Geli?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu:
- Mengetahui pengalaman karies anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli
- Menganalisis hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan
pengalaman karies pada anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi masyarakat:
Mendapatkan gambaran mengenai sikap ibu sebagai pemelihara kesehatan
rongga mulut anak umur 1-3 tahun di Desa Paya Geli sehingga menjadi bahan
masukan kepada orang tua untuk anaknya.
Manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan:
- Sebagai penelitian pendahuluan bagi bidang kedokteran gigi anak.
- Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi program pemerintah
maupun swasta dalam hal kesehatan gigi dan mulut anak di Desa Paya Geli.
Manfaat kebutuhan klinis:
Sebagai bahan informasi dan peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
(19)
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan
kepribadian anak. Dalam hal ini, peranan ibu sangat menentukan dalam mendidik
anak. Ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam
kehidupannya. Perilaku, cara mendidik anak, dan kebiasaan ibu dapat dijadikan
contoh bagi anak.2 Selain itu, kedekatan fisik antara ibu dan anak dapat menampilkan
sikap ketergantungan anak lebih kepada ibu daripada ayah. Sebagian orang tua
memang tampak mampu menjaga kesehatan giginya dengan baik, tetapi banyak juga
yang gagal memelihara kesehatan gigi pada diri sendiri maupun untuk keluarga.
Kaum ibu paling berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara
umum dan khususnya dalam memelihara kesehatan gigi dalam keluarga.
Peranan seorang ibu dalam kesehatan gigi anak-anaknya adalah sebagai
motivator, edukator dan fasilitator. Motivator adalah orang yang memberikan
motivasi atau mendorong seseorang untuk bertindak. Secara klinis, motivasi
diperlukan untuk mendapatkan kekuatan pada pasien yang mendapat perawatan.
Motivasi didasari atas suatu kebutuhan, tujuan dan tingkah laku yang khas. Sebagai
edukator, seorang ibu wajib memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarganya
dalam menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai fasilitator, 2,3,5
(20)
seorang ibu dapat dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-hari.
Faktor-faktor yang erat kaitannya dengan perilaku kesehatan ibu adalah faktor
yang ada di dalam diri ibu dan faktor yang ada di luar diri ibu. Faktor yang ada di
dalam diri ibu terdiri atas umur ibu dan pendidikan formal ibu, sedangkan faktor
yang ada di luar diri ibu adalah jumlah anak, sosio-ekonomi, dan fasilitas kesehatan
gigi.
3
2
Anak dari ibu umur muda mempunyai tingkat karies lebih tinggi dibanding
anak dari ibu umur tua.6
Ibu dengan jumlah anak yang banyak dalam keluarga memerlukan lebih
banyak waktu untuk memperhatikan anak bila dibandingkan ibu dengan anak lebih
sedikit. Kesibukan tersebut akan mengakibatkan perhatian ibu mengenai kesehatan
gigi anaknya berkurang.7 Lebih tinggi pendidikan formal ibu, lebih rendah prevalensi
karies. Pendidikan formal ibu yang tinggi biasanya menjadikan perilaku ibu baik.
Pekerjaan ibu juga mempunyai pengaruh, yaitu semakin profesional pekerjaan
seseorang maka semakin rendah prevalensi karies.
Hasil penelitian menunjukkan status sosio-ekonomi dengan perilaku
kesehatan gigi mempunyai hubungan yang bermakna. Jika status sosio-ekonomi
rendah, ibu mempunyai banyak halangan dari segi material, sosial dan keuangan
sehingga memiliki kesulitan untuk merawat kesehatan diri dan anaknya. Makin tingi
status sosio-ekonomi keluarga, makin baik perilaku kesehatan gigi keluarga
tersebut.
8
(21)
2.2 Peran Ibu terhadap Kesehatan Rongga Mulut Anak
Kesehatan gigi anak perlu diperhatikan sedini mungkin. Pembentukan gigi
pada anak sudah dimulai sejak ia masih dalam kandungan. Umur bayi merupakan
waktu dimana bayi mulai menyesuaikan dengan lingkungan luar. Pengaturan
metabolisme dan pembentukan sistem pertahanan tubuh mulai terjadi. Pada umur
ini fase oral merupakan keadaan yang harus ditanggapi oleh orang tua dengan baik.
Kepuasaan pada anak akan makan dan minum sangat jelas terlihat. Oleh karena itu
proses pembentukan perilaku sudah dapat dimulai pada umur ini.
Karies terjadi bukan disebabkan karena suatu kejadian saja seperti penyakit
menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa
kurun waktu. Keyes dan Jordan (1960-an) menyatakan karies sebagai penyakit
multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya
karies. Empat faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor substrat (makanan),
agen (mikroorganisme), host (tuan rumah), dan waktu.
2,5,9
Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangan dan kolonisasi mikroorganisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan
lain yang aktif menyebabkan karies.
1
Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat, beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai
memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30
menit setelah makan. Saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses
remineralisasi. Namun apabila makanan dan minuman karbohidrat terlalu sering 1
(22)
dikonsumsi, enamel gigi tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan
remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.
Plak memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan dalam proses
inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri
atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. 1,10,11,12,13
Strepococcus mutans dan Lactobacillus ditemukan pada pembentukan plak
dan dihubungkan sebagai penyebab terjadinya proses karies. Sedangkan
Streptococcus mutans berperan dalam permulaan terjadinya karies, dan diakui
sebagai mikroorganisme penyebab utama karies karena mempunyai sifat asidogenik
dan asidurik (resisten terhadap asam).
1,10
Saliva dapat mempengaruhi proses terjadinya karies dalam berbagai cara
antara lain aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan
juga menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Selain itu difusi
komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH 1,11
dan fluor ke dalam plak dapat
menurunkan kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi gigi.
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah
terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel,
faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan
terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut
terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. 1,10
(23)
Secara umum, karies dianggap sebagai akibat penyakit kronis pada manusia
yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk bekembang menjadi suatu karies cukup bervariasi,
diperkirakan 6-48 bulan.
Pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan mulut penting dilakukan pada
anak sejak tahun pertama kelahiran (0-12 bulan). Kegiatan membersihkan plak dari
rongga mulut harus dimulai saat gigi pertama erupsi. 1
Kebersihan mulut yang buruk dapat menimbulkan karies pada anak,
menyebabkan terjadinya penumpukan plak pada supragingival dan subgingival. Pada
tumpukan plak terdapat mikroorganisme yang dapat merusak ekologi rongga mulut
yang menyebabkan iritasi dan pembengkakan jaringan gingiva 4,5
13,14,15
. Plak yang
tumbuh dan ketebalan yang dibentuk tergantung dari diet dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Jika diet terdiri dari maltosa dan glukosa, akan dijumpai plak gigi yang
tipis karena polisakarida yang dibentuk lebih sedikit.
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD), rongga mulut
ibu yang buruk mempunyai resiko tinggi dalam menjangkiti anak dengan bakteri
penyebab karies dan menambah resiko terjadinya karies dini. Maka AAPD
menganjurkan kepada para ibu agar selalu menjaga kebersihan rongga mulutnya dan
rongga mulut anak dengan cara kontrol diet, menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor, dan menggunakan obat kumur untuk mencegah penumpukan plak
yang dapat mempercepat membentuk karies.
10
Marinela Pasareanu, Dana Rotaru, dan Adriana Balan menyatakan bahwa
frekuensi menyikat gigi pada anak bergantung pada frekuensi menyikat gigi pada ibu. 16
(24)
Ibu dengan keadaan rongga mulut yang buruk mempunyai kemungkinan yang besar
tidak memperlihatkan kebersihan rongga mulut anaknya.
Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dapat
dilaksanakan orangtua terutama ibu pada umur ini adalah: 11
Penggunaan Sikat Gigi
Ada dua jenis sikat gigi, manual dan elektrik. Sikat gigi manual adalah sikat
gigi yang bisa digunakan sehari-hari dengan menggunakan tangan. Sikat gigi manual
terdiri atas kepala sikat, bulu sikat dan tangkai atau pegangannya.
Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval,
segitiga atau trapesium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda.
Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang, dan halus. Ukuran kepala
sikat maupun kekerasan bulu sikat berbeda dengan anak-anak. 1
1,16
Pemilihan sikat gigi
pada anak sebaiknya dipilih sikat gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang
mudah digenggam. Bulu sikatnya halus. Bagian kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau bagian dalam rongga mulut anak. Anak umur 1 sampai 5 tahun bisa
memakai sikat dengan 3 deret bulu. American Dental Association menganjurkan
ukuran maksimal kepala sikat gigi balita adalah 18×7 mm. Gantilah sikat gigi kalau
bulunya sudah tidak beraturan lagi atau mekar, karena dapat melukai gusi.
Pemakaian Pasta Gigi
1
Menurut Standar Nasional Indonesia kadar fluor dalam pasta gigi yang baik
untuk anak adalah 500-1000 ppm (SNI 16-4767-1998). Berdasarkan Peraturan
(25)
dengan 1500 ppm), jumlah ini sesuai dengan aturan Asean Cosmetic Directive
76/768/EEC Annex III Bagian I, aturan FDA Amerika Serikat, serta ISO 11609.
Jumlah rata-rata pasta gigi yang digunakan oleh anak-anak di bawah umur 7
tahun berkisar dari 0,4-1,4 miligram.
17
18
Perlu diperhatikan tertelannya pasta gigi oleh
anak kecil yang tidak kumur atau meludah dengan baik setelah menggosok gigi.
Orang tua harus diberitahu agar mengawasi anaknya membatasi jumlah pasta yang
diletakkan pada sikat gigi, kira-kira sebesar kacang polong kecil.1 Pasta akan
memberi kesegaran gigi dan mulut yang lebih optimal. Pasta gigi sekarang ini
memiliki variasi rasa dan warna yang beredar di pasaran, sehingga diharapkan
mengundang perhatian anak sehingga lebih tertarik dan rajin menyikat gigi.
Membersihkan Gigi
1,18
Gigi anak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Waktu menyikat gigi
sebaiknya dilakukan teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan
sebelum tidur malam.1 Untuk menyikat gigi secara teratur sebaiknya dilakukan lebih
dari 2 menit. Walau demikian, yang terpenting bukan lamanya waktu dalam menyikat
gigi, tetapi pembersihan gigi itu sendiri dari plak.9 Penyikatan gigi bertujuan untuk
menghindari plak. Plak dapat menyebabkan kerusakan gigi, misalnya karies.1,9,16,18
Pengendalian plak dapat mulai dilaksanakan terutama pada saat mulai erupsi
gigi sulung pertama. Tujuan pengendalian plak pada batita adalah menjaga flora oral
secara normal. Teknik pelaksanaannya yaitu dengan membalut sebatang kayu
berbentuk persegi atau lonjong dengan kain yang dibasahi. Kegiatan ini dilakukan
sepenuhnya oleh ibu, dilakukan satu kali dalam sehari. Selain itu dapat pula dengan
(26)
digosokkan pada gigi yang sedang erupsi dan secara lembut melakukan
pemijatan gingiva (gambar 1). Pemijatan gingiva bertujuan untuk melancarkan
peredaran darah dan merangsang erupsi gigi.9
Anak yang berumur 2 tahun, ibu harus melakukan penyikatan gigi anak
sebanyak satu atau dua kali sehari. Setelah anak dapat meludah dan bukan menelan,
gunakan pasta gigi sebesar kacang polong untuk mengurangi kemungkinan anak
tertelan pasta gigi yang berlebihan.
9
Gambar 1. Cara membersihkan gigi dan mulut anak umur 0 – 1 tahun.9
Posisi yang mudah untuk melakukan penyikatan gigi pada umur anak di
bawah tiga tahun adalah posisi lap to lap (gambar 2) . Pada posisi ini dua orang
duduk saling berhadapan dengan lutut saling bertemu. Anak diletakkan di atasnya
dengan posisi menghadap ke atas. Gerakan tangan dan tubuh ditahan oleh tangan
orang yang memangku, sementara orang yang satu lagi melakukan penyikatan
gigi. Teknik ini dapat dilakukan oleh satu orang, orang tua duduk di atas lantai
dengan kaki diluruskan. Kemudian kepala anak diletakkan diantara kedua paha,
(27)
dilakukan namun dapat memberikan hasil yang cukup baik di dalam melakukan
penyikatan gigi pada anak.9
Gambar 2. Posisi lap to lap.9
Anak di atas dua tahun sudah dapat mulai diajarkan cara menyikat gigi.
Pertama sekali, orang tua memberikan contoh pada anak cara menyikat gigi setelah
itu anak diminta untuk mengikutinya.9 Posisi yang mudah saat mengajarkan cara
menyikat gigi yaitu orang tua berdiri saling berdampingan di depan cermin.
Kepala anak disandarkan pada tangan orang tua. Dagu anak ditarik ke bawah
dengan menggunakan tangan tempat bersandarnya kepala anak (gambar 3).
Sedangkan tangan orang tua yang satu lagi memandu tangan anak untuk melakukan
penyikatan gigi.9,19
Gambar 3. Cara menyikat gigi dengan posisi Bersebelahan.9
(28)
Posisi lain yang juga dapat dilakukan adalah orang tua dan anak berdiri saling
berhadapan (gambar 4). Kemudian tangan orang tua memandu tangan anak untuk
melakukan penyikatan gigi. Kerugian posisi ini adalah kurangnya pengendalian
gerakan terhadap posisi anak.9
Gambar 4. Cara menyikat gigi anak umur 3 – 6 tahun dengan posisi berhadapan.9
Anak berumur 3 sampai 6 tahun, penyikatan gigi yang mudah dan dapat
dilakukan sendiri oleh anak adalah metode Fons. Penyikatan gigi dilakukan
dengan gerakan memutar pada gigi anterior maupun posterior.9 Pada umur ini anak
sudah dapat menyikat gigi sendiri namun masih perlu supervisi dari orang tua. Anak
sudah bisa diberikan pasta gigi yang mengandung fluor sebesar kacang polong pada
sikat gigi anak. Sebagai tambahan, dental floss sudah dapat digunakan oleh anak. Jika
daerah kontak interproksimal terlalu rapat, maka ibu yang harus melakukannya.
Kunjungan ke Dokter Gigi
4
American Academy of Pediatric Dentistry menyarankan agar kunjungan
pertama ke dokter gigi dimulai pada erupsi gigi pertama atau dimulai saat anak umur
(29)
menderita trauma pada gigi sebaiknya melakukan kunjungan ke dokter gigi lebih
awal dari perawatan dapat segera dilakukan.
Hubungan antara dokter gigi dan anak harus berupa hubungan yang
menyenangkan sejak semula. Makin cepat pembentukan hubungan ini pada
kehidupan anak, makin mudah untuk mendapat hubungan tersebut. Jadi, idealnya
dokter gigi harus memusatkan segenap perhatian terhadap usaha menjelaskan kepada
orang tua tentang pentingnya membawa anak umur pra sekolah secepat mungkin ke
dokter gigi. Kunjungan pertama ke dokter gigi merupakan upaya untuk
memperkenalkan anak dengan lingkungan dokter gigi (dokter gigi dan perawat gigi).
Oleh karena itu segala perawatan yang dilakukan sebaiknya tidak menimbulkan
rasa cemas dan takut pada anak.
1
Banyak di antara para ibu yang tidak menganggap perlu untuk menambal gigi
susu anaknya yang karies. Karena menganggap nanti akan tergantikan oleh gigi
permanen. Namun gigi susu yang dibiarkan berlubang dapat menimbulkan beberapa
masalah. Dapat menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan, karena gigi yang
berlubang tidak nyaman untuk dipakai mengunyah. Akibatnya makan tidak dikunyah
dengan sempurna, dan dapat mempengaruhi nutrisi bagi anak. Gigi susu yang
berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal prematur atau
terpaksa dicabut sebelum waktunya. Idealnya pada kondisi ini dibuatkan space
maintainer. Gigi susu berfungsi sebagai panduan bagi pertumbuhan gigi tetapnya.
Bila gigi tanggal prematur, pertumbuhan gigi tetap menjadi tidak teratur. 5,6,9
(30)
2.3 Kerangka Teori
Edukator Fasilitator
Penggunaan sikat gigi
Kunjungan ke dokter gigi Motivator
Membersihkan gigi
Peran ibu terhadap kesehatan rongga
mulut anak Peran ibu dalam kesehatan keluarga
Pemakaian pasta gigi
(31)
2.4 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun Peran Ibu
- Edukator - Motivator - Fasilitator
- Penggunaan sikat gigi - Pemakaian pasta gigi - Membersikan gigi
- Kunjungan ke dokter gigi
Karies Anak ??
Etiologi karies:
- Substrat
- Mikroorganisme - Host (gigi) - Waktu
(32)
Bab 3
METODE PENELITIAN
Jenis rancangan adalah observation crossectional dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut anak dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun.
3. 1 Jenis Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik multistage
random sampling.
Kriteria Inklusi :
a) Anak berumur 1-3 tahun
b) Keadaan kesehatan umum baik
c) Sudah ada gigi desidui anak yang erupsi sempurna (mahkota gigi mencapai
dataran oklusal)
d) Bersedia ikut penelitian
e) Disetujui oleh orang tua dengan pengisian informed consent
Kriteria Eksklusi :
a) Anak yang sedang sakit sehingga sulit diperiksa
b) Anak yang menolak untuk diperiksa dan tidak koperatif
(33)
Besar Sampel
Rumus besar sampel yang digunakan adalah:
(
)
21 2
2 Z Z SD
N X X α β − = −
Zα = deviat baku alfa (α), dengan kesalahan tipe I sebesar 5%. Maka Zα
Z
= 1, 645
β = deviat baku beta (β), dengan tipe kesalahan II sebesar 10 %. Maka Zβ
SD = standar deviasi gabungan dari penelitian terdahulu adalah 50,69.
= 1, 280
X
21
1 – X2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna (perbedaan rerata) dari
penelitian terdahulu adalah 2,86.
21
(
)
21, 645 1, 280 50, 69 2
2,86
N = −
= 83, 71 ≈ 84
Untuk menghindari drop out, 10 % dari sampel maka ditambahkan dari hasil
perhitungan besar sampel diatas. Maka besar sampel yang ditetapkan adalah sebesar
100 orang.
3.3 Variabel Penelitian
- Variabel bebas (faktor resiko) : peran ibu-ibu terhadap kesehatan gigi anak
- Variabel terkendali : umur anak, keadaan kesehatan umum baik,
dan sudah ada gigi susu yang erupsi sempurna
- Variabel tergantung : status karies def-t
- Variabel pendahulu : umur ibu, jumlah anak, penghasilan keluarga,
tingkat pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu.
(34)
Hubungan Antar Variabel
3.4 Definisi Operasional Peran Ibu
Peran ibu sebagai edukator, motivator dan fasilitator dalam membersihkan
rongga mulut anak :
i. Rongga mulut anak dibersihkan minimal sejak gigi susu erupsi.
ii. Peran ibu dalam membersihkan gigi dan mulut anak yaitu ibu membersihkan
rongga mulut anak dengan menggunakan kain atau handuk basah. Ibu juga
dapat memberikan contoh pada anak cara menyikat gigi setelah itu anak
diminta untuk mengikutinya.
iii. Frekuensi dan waktu ibu membersihkan gigi anak yaitu dua kali sehari, pagi
Variabel terkendali:
- Umur anak - Kesehatan umum
anak baik
Variabel pendahulu:
- Umur ibu - Jumlah anak
- Penghasilan keluarga - Tingkat pendidikan ibu - Pekerjaan ibu
Variabel tergantung:
Pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Variabel bebas (faktor resiko):
Peran ibu-ibu terhadap kesehatan gigi anak
Variabel tidak terkendali:
Kebersihan rongga mulut anak 1-3 tahun
(35)
iv. Kepemilikan sikat gigi yang baik pada anak yaitu sikat gigi ukuran anak (18 x
7 cm) dan bulunya halus.
v. Ibu memfasilitasi kesehatan rongga mulut anak dengan memberikan pasta
gigi khusus anak dengan ukuran sebesar kacang polong.
vi. Kunjungan pertama ke dokter gigi dimulai sejak umur 12 bulan. Tindakan
yang harus dilakukan apabila anak mengeluh sakit gigi atau mengalami karies
yaitu segera ke dokter gigi untuk diperiksa dan ditambal.
Peran ibu dalam membersihkan rongga mulut anak dan faktor yang
menyertainya (total skor = 19) dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu22
- Rendah : < 40% dari jumlah skor
:
- Sedang : 40%≤ skor ≤ 75% dari jumlah skor - Tinggi : > 75% dari jumlah skor
Indeks Karies
Penyebab karies yaitu bakteri, makanan dan minuman yang manis, rongga
mulut yang kotor dan waktu / lamanya gigi terpapar dengan resiko karies.
Pemeriksaan karies pada penelitian ini dilakukan pada masa gigi desidui. Indeks yang
digunakan dalam pemeriksaan ini adalah def-t yang dikeluarkan oleh WHO. Semua
gigi desidui diperiksa.
Indeks def-t (decayed exracted filled tooth), yaitu:
d : decayed = gigi yang mengalami karies dan belum ditambal
e : extracted = gigi dengan lesi karies yang tidak dapat dirawat atau
indikasi pencabutan dan gigi yang hilang tidak diperhitungkan.
(36)
t : tooth = satuan gigi desidui
WHO memberikan kategori dalam perhitungan DMF-T dan def-t berupa derajat interval sebagai berikut (Pine, 1997) :
- Sangat rendah : 0,0 – 1,1
- Rendah : 1,2 – 2,6
- Moderat : 2,7 – 4,4
- Tinggi : 4,5 – 6,5
- Sangat Tinggi : > 6,6
Umur Anak
Umur 1-3 tahun adalah umur yang diambil sebagai sampel penelitian sesuai
penanggalan kelahiran yaitu umur anak 1 tahun sampai 3 tahun 11 bulan yang gigi
desiduinya sudah erupsi mencapai dataran oklusal.
Kesehatan Anak
Seorang anak dikategorikan sehat adalah anak yang tidak mempunyai penyakit
sistemik seperti diabetes, asma, hipertensi, jantung, penyakit mental dan sebagainya.
Sosio-demografi
Sosio-demografi ibu dapat ditentukan melalui kategori seperti berikut:
Umur ibu23
- Muda : < 25 tahun :
- Sedang : 25-35 tahun
- Tua : > 35 tahun
(37)
- Sedikit : ≤ 2 anak Tingkat pendidikan25
- Rendah : Di bawah SLTA :
- Sedang : Tamat SLTA
- Tinggi : Tamat S1 ke atas
Tingkat ekonomi26
- Rendah : < Rp.965.000 /kapita/bulan :
- Tinggi : > Rp.965.000/kapita/bulan
Tingkat pekerjaan
- Tidak bekerja :
- Professional : Pegawai negeri/Pegawai swasta/Polisi/Dokter/ABRI
- Tidak professional : Petani/Buruh/Tukang/Pembantu Rumah Tangga
3.5 Tempat dan Waktu
Tempat : Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang
Waktu : 6 bulan
3.6 Alat dan Bahan
Alat:
- Sonde
- Pinset
- Kaca mulut
- Masker dan sarung tangan
(38)
Bahan:
- Alkohol 96%
- Antiseptik
- Kapas
3.7 Cara Pengumpulan Data
Setelah proposal penelitian selesai dan mendapat persetujuan, diperoleh
Ethical Clearence dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan
penelitian dimulai. Semua ibu yang memiliki anak umur 1-3 tahun diberikan surat
persetujuan pemeriksaan dan kusioner berstruktur untuk diisi dan dikembalikan
kepada peneliti. Setelah surat persetujuan pemeriksaan dan kuisioner dikembalikan,
dilakukan pemeriksaan pada rongga mulut anak yang memenuhi kriteria inklusi.
Identitas anak meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, umur dan alamat rumah
dicatat. Pemeriksaan karies pada mulut anak umur 1-3 tahun dilakukan pada setiap
gigi dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran
dengan penerangan senter mini. Jumlah gigi yang erupsi dan jumlah gigi yang karies
dicatat pada lembaran pemeriksaan.
3.8 Pengolahan dan Analisi Data
Kuisioner diperiksa yaitu semua isian telah dijawab oleh responden. Data
yang diperoleh dari kuisioner dipindahkan ke bagan kerja program SPSS (version 17)
dengan tujuan penelitian. Analisis data dilakukan dengan cara perhitungan,
(39)
karies anak umur 1-3 tahun dianalisis dengan menggunakan Oneway ANOVA dengan
5% tahap signifikan.
3.9 Jadwal Penelitian
3.10 Anggaran Penelitian
1. Bahan dan Alat
- Masker Rp. 50.000
- Sarung tangan Rp. 40.000
- Alkohol 96% dan antiseptik Rp. 40.000
- Kapas Rp. 10.000
- Sonde, pinset dan kaca mulut Rp. 250.000
2. Biaya penyiapan proposal
- Kertas kuarto 3 rim Rp. 100.000
NO KEGIATAN
WAKTU PELAKSAAN (bulan)
Mei Juni Juli Agustus September November 1 Persiapan
√
2
Pengumpulan
data √ √
3
Pengolahan
data √
4
Analisis data
√
5
Penulisan
laporan √ √
6
Seminar
√
7
Penjilidan dan
(40)
- Alat tulis (pulpen) 1 kotak Rp. 30.000
- Fotokopi Rp. 400.000
- Tinta printer Rp. 60.000
- Penelusuran literatur Rp. 100.000
- Biaya pengetikan Rp. 60.000
3. Biaya komunikasi Rp. 100.000
4. Biaya penjilidan dan penggandaan skripsi Rp. 500.000
5. Biaya seminar proposal dan sidang akhir Rp 300.00
6. Biaya tak terduga
Total : Rp.2.000.000
Rp. 300.000
(41)
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Desa Paya Geli yang berada di Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang. Pemeriksaan dilakukan pada 100 orang anak untuk
mencatat pengalaman karies lalu kuisioner diisi oleh ibunya. Hasil sampel tersebut
diperoleh data yaitu 15 orang berumur 1 tahun, 41 orang berumur 2 tahun, dan 44
orang berumur 3 tahun. Gambaran responden di desa ini, dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Gambaran responden
Kriteria Keterangan Jumlah % Umur anak 1 tahun
2 tahun 3 tahun 15 41 44 15 41 44 Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
50 50
50 50 Kelompok umur ibu Muda
Sedang Tua 7 83 10 7 83 10 Jumlah anak Banyak
Sedikit
15 85
15 85 Pendidikan ibu Tinggi
Sedang Rendah 4 63 33 4 63 33 Pendidikan bapak Tinggi
Sedang Rendah 7 70 23 7 70 23 Pekerjaan ibu Profesional
Tidak profesional Tidak bekerja 5 19 76 5 19 76 Pekerjaan bapak Profesional
Tidak profesional Tidak bekerja Lain-lain 13 84 0 3 13 84 0 3 Penghasilan keluarga Tinggi
Rendah
10 90
10 90
(42)
Berdasarkan pemeriksaan pada rongga mulut anak, didapati 25% anak bebas
karies. Anak umur 2 tahun merupakan kelompok umur tertinggi yang bebas karies
sebanyak 52%. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memiliki persentase
lebih tinggi dibanding perempuan sebanyak 52% (tabel 2).
Tabel 2. Distribusi anak yang bebas karies berdasarkan jenis kelamin dan umur anak
Sebanyak 75% anak di desa ini memiliki pengalaman karies. Anak yang
berumur 3 tahun memiliki pengalaman karies paling tinggi sebanyak 54,7%.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, anak perempuan memiliki persentase yang
lebih tinggi dibanding anak laki-laki sebanyak 50,7% (tabel 3).
Pengalaman karies Jumlah % Umur anak
- 1 tahun - 2 tahun - 3 tahun
9 13
3
34 52 12 Jenis kelamin
- Laki-laki - Perempuan
13 12
52 48
(43)
Tabel 3. Distribusi anak dengan pengalaman karies berdasarkan umur dan jenis kelamin
Ibu yang mempunyai anak dengan karies, dari golongan ibu dengan umur
muda 5,3%, umur sedang 85,3%, dan umur tua 9,3%. Berdasarkan uji statistik tidak
ada hubungan antara umur ibu dengan pengalaman karies anak (tabel 4).
Tabel 4. Distribusi dan uji statistik berdasarkan umur ibu dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Umur ibu
Jumlah
(orang) %
Pengalaman karies Mean Standard Deviasi Nilai Min Nilai
Max p - Muda - Sedang - Tua 4 64 7 5,3 85,3 9,3 7,25 8,87 8,42 1,50 5,62 6,57 6,00 1,00 2,00 9,00 20,00 19,00 0,820
Sebanyak 86,7 % ibu memiliki jumlah anak yang sedikit dalam keluarga,
sedangkan ibu yang memiliki banyak anak yaitu 13,3%. Tidak ditemukan hubungan
yang signifikan antara jumlah anak dalam keluarga dengan pengalaman karies anak
umur 1-3 tahun di desa ini (tabel 5).
Pengalaman karies Jumlah % Umur anak
- 1 tahun - 2 tahun - 3 tahun
6 28 41 8 37,3 54,7 Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan 37 38 49,3 50,7
(44)
Tabel 5. Distribusi dan uji statistik berdasarkan jumlah anak dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Jumlah anak
Jumlah
(orang) %
Pengalaman karies Mean Standard
Deviasi Nilai min Nilai max p - Banyak - Sedikit 10 65 13.3 86,7 7,70 8,90 5,43 5,57 2,00 1,00 17,00 20,00 0,356
Sebagian besar ibu tergolong pendidikan sedang yaitu 46,7%, ibu dengan
pendidikan rendah sebanyak 45,3% sedangkan ibu yang tergolong pendidikan tinggi
hanya 8%. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun ( p < 0,05) (tabel 6).
Tabel 6. Distribusi dan uji statistik berdasarkan pendidikan ibu dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Pendidikan Ibu
Jumlah
(orang) %
Pengalaman karies Mean Standard
Deviasi Nilai Min Nilai Max p - Tinggi - Sedang - Rendah 6 35 34 8 46,7 45,3 4,66 6,91 11,35 2,80 3,86 6,21 2,00 1,00 1,00 8,00 20,00 20,00 0,02
Ibu yang sehari-harinya tidak bekerja merupakan golongan yang terbesar di
desa ini sebanyak 73,3%, ibu yang bekerja tidak profesional 22,7% sedangkan tenaga
profesional hanya 4%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu
(45)
Tabel 7. Distribusi dan uji statistik berdasarkan pekerjaan ibu dengan pengalaman karies anak umur 1- 3 tahun
Pekerjaan ibu
Jumlah
(orang) %
Pengalaman karies Mean Standard
Deviasi Nilai min Nilai max p - Profesional
- Tidak profesional - Tidak bekerja
3 17 55 4 22,7 73,3 3,00 9,00 8,98 1,73 5,14 5,67 2,00 1,00 1,00 5,00 20,00 20,00 0,083
Status ekonomi di desa ini digambarkan berdasarkan besarnya penghasilan
keluarga, sebagian besar responden tergolong berpenghasilan rendah yaitu 96%,
sedangkan 4% tergolong keluarga dengan penghasilan tinggi. Berdasarkan uji
statistik tidak ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengalaman karies
anak umur 1-3 tahun (tabel 8).
Tabel 8. Distribusi dan uji statistik berdasarkan penghasilan keluarga dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Penghasilan keluarga Jumlah (orang) %
Pengalaman karies Mean Standard
Deviasi Nilai min Nilai max p - Tinggi - Rendah 3 72 4 96 5,66 8,87 4,04 5,57 2,00 1,00 10,00
20,00 0,393
Dari pengisian kuisioner yang dilakukan pada ibu sebagai responden
didapatkan hasil yaitu 89,3% ibu membantu anak menyikat atau membersihkan gigi
dan mulut, sedangkan 10,7% tidak membantu anak menyikat atau membersihkan
gigi.
Ibu yang membersihkan gigi anak pertama kalinya pada umur anak 1,5
sampai 3 tahun sebanyak 28%, pada umur 6 bulan sampai 1,5 tahun yaitu 25,3% dan
(46)
Alat yang dipakai oleh ibu untuk membersihkan rongga mulut anak pada awal
pertumbuhan gigi yaitu kain kasa/kapas/handuk sebanyak 41,3%, tidak dibersihkan
30,7% dan dengan jari yang dibasahi air yaitu 28%.
Ketika melakukan penyikatan gigi, ibu yang memperagakan terlebih dahulu
kemudian anak mengikuti sebanyak 57,3%. Ibu yang langsung menyikat gigi anak
sebanyak 22,7% dan ibu dengan cara yang tidak tentu yaitu 20%.
Hasil perolehan data peran ibu dalam menyikat gigi anak, 46,7% dari ibu di
desa ini melakukan pembersihan rongga mulut anak sebanyak dua kali sehari,
kadang-kadang 29,3% dan frekuensi satu kali sehari 26,7%.
Persentase waktu menyikat gigi anak paling banyak adalah saat mandi yaitu
62,7%, tidak tentu 21,3% dan pagi setelah sarapan yang diikuti malam sebelum tidur
sebanyak 16%.
Ibu yang memberi atau memiliki sikat gigi khusus untuk anak 85,3% dan
yang tidak memiliki sikat gigi khusus untuk anak 14,7%. Persentase penggunaan
pasta gigi khusus anak adalah 62,7% dan yang tidak sebanyak 8%.
Ibu juga memiliki peran ketika anak mengalami keluhan pada gigi dan mulut.
Sebanyak 60% ibu menyatakan bahwa anak mereka tidak pernah mengeluh sakit gigi
dan 40% pernah mengeluh sakit gigi. Ibu yang anaknya pernah mengalami keluhan
sakit gigi, 43,3% menyatakan bahwa ibu memilih untuk menolong anak dengan
berkumur air garam atau membeli obat pereda sakit di toko obat terdekat. Ibu yang
membawa ke puskesmas/dokter gigi/dan lain-lain yaitu 36,7% dan 20% ibu tidak
(47)
Faktor resiko yang berkaitan dengan ibu, diperoleh data 84% ibu melakukan
penyikatan gigi dua kali setiap harinya,, satu kali sehari 10,7% dan kadang-kadang
5,3%. Ibu yang melakukan penyikatan gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam
hari sebelum tidur sebanyak 62,7%, saat mandi 34,7% dan tidak tentu 2,7%. Hasil
pengisian kuisioner oleh responden dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil pengisian kuisioner oleh responden
Pengisian kuisioner Jumlah % Ibu membantu anak menyikat atau membersihkan gigi dan mulut
01. Ya 02. Tidak 67 8 89,3 10,7 Peran ibu dalam membersihkan gigi anak pertama kalinya
01. Umur 6 bulan - dibawah usia 1,5 tahun 02. Umur 1,5 tahun – 3 tahun
03. Sampai sekarang belum pernah disikat atau dibersihkan 19 21 11 25,3 28 14,6 Alat yang dipakai ibu untuk membersihkan rongga mulut anak pada awal
pertumbuhan gigi
01. Kain kasa/kapas/handuk 02. Jari yang dibasahi air 03. Tidak dibersihkan
31 21 23 41,3 28 30,7 Peran ibu dalam mengajari anak menyikat gigi
01. Memperagakan terlebih dulu, kemudian menyuruh anak mengikuti
02. Langsung menyikat gigi anak 03. Tidak tentu
43 17 15 57,3 22,7 20 Frekuensi ibu membersihkan rongga mulut anak dalam sehari
01. Dua kali 02. Satu kali 03. Kadang-kadang
35 20 22 46,7 26,7 29,3 Waktu ibu dalam menyikat atau membersihkan gigi anak
01. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur 02. Saat mandi
03. Tidak tentu
12 47 16 16 62,7 21,3 Ibu memberi anak sikat gigi khusus untuk anak
01. Ya 02. Tidak 64 11 85,3 14,7 Ibu menggunakan pasta gigi khusus anak-anak
01. Ya 02.Tidak 47 28 62,7 37,
(48)
Anak ibu yang pernah mengeluh sakit gigi 01. Ya 02. Tidak 30 45 40 60 Peran ibu jika anak mengeluh kesehatan gigi dan mulutnya
01. Membawa ke Puskesmas/Dokter gigi/dll 02. Kumur dengan air garam/memberi obat 03. Tidak melakukan tindakan apa-apa
11 13 6 36,7 43,3 20 Frekuensi ibu menyikat gigi
01. dua kali sehari 02. Satu kali sehari 03. Kadang-kadang 63 8 4 84 10,7 5,3 Waktu ibu dalam menyikat giginya
01. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur 02. Saat mandi
03. Tidak tentu
47 26 2 62,7 34,7 2,7
Perhitungan skor pada seluruh pertanyataan pada kuisioner didapati peran ibu
dengan kategori sedang ( 40% ≤ jumlah skor ≤ 75%) yaitu 46,7%. Sedangkan peran ibu kategori tinggi ( > 75% dari jumlah skor) 34,7 % dan ibu dengan peran rendah
(< 40% dari jumlah skor) 18,7%. Berdasarkan uji statistik, ditemukan ada hubungan
yang signifikan antara peran ibu dalam membersihkan rongga mulut anak dengan
pengalaman karies anak (p = 0.012). Peran ibu tinggi artinya ibu memiliki perilaku
yang baik atau berperan banyak dalam hubungannya merawat kebersihan rongga
mulut anak umur 1-3 tahun. Demikian sebaliknya, jika peran ibu yang rendah artinya
ibu tersebut memiliki perilaku yang buruk atau peran yang sedikit dalam merawat
(49)
Tabel 10. Hasil analisis statistik antara hubungan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Peran ibu
Pengalaman karies
p Jumlah
(orang) % Mean
Standard Deviasi - Tinggi
- Sedang - Rendah
26 35 14
34,7 46,7 18,7
3,88 8,89 17,43
2,21 3,14 3,29
(50)
BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pada anak umur 1-3 tahun di Desa
Paya Geli sebanyak 100 orang, anak dengan pengalaman karies sebanyak 75 % dan
25% anak bebas karies. Anak laki-laki dan perempuan pada sampel ini memiliki
persentase yang sama yaitu 50%.
Berdasarkan umur, diperoleh prevalensi karies pada anak umur 1 tahun
sebanyak 8%, 2 tahun 37,3%, 3 tahun 54,7% (tabel 3). Penelitian yang dilakukan oleh
Mohebbi ZS dkk di Tehran Iran (2005) pada anak umur 1-3 tahun menunjukkan
pengalaman karies anak bertambah dengan pertambahan umur.27 Penelitian yang
dilakukan oleh Mehejabeen R di Hubli India (2006) pada anak umur 3-5 tahun juga
menunjukkan adanya pertambahan pengalaman karies berdasarkan pertambahan
umur.
Berdasarkan jenis kelamin, anak laki-laki memiliki persentase bebas karies
lebih tinggi dibanding anak perempuan sebanyak 52% (tabel 2). Persentase
pengalaman karies anak perempuan lebih tinggi dibanding anak laki-laki sebanyak
50,7% (tabel 3). Penelitian yang dilakukan pada arab badui di Jerusalem oleh Livny
A pada anak berumur 1-3 tahun menunjukkan anak laki-laki memiliki pengalaman
karies lebih tinggi dibanding anak perempuan (13%). 28
29
Demikian pula penelitian
Palenstein WH di Myanmar (2006), hasilnya anak laki-laki memiliki pengalaman
(51)
Faktor resiko karies seperti kelompok umur, ibu pada kelompok umur sedang
sebesar 85,3% dan 9,3% kelompok umur tua dan kelompok umur muda sebesar 5,3%.
Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kelompok umur ibu dengan
indeks deft (p = 0,820) (tabel 4). Penelitian yang dilakukan oleh Tiano dkk di Brazil
juga tidak menunjukkan hubungan antara kelompok ibu berumur muda dengan tua
terhadap prevalensi karies anak batita (p = 1,000).31 Adapun penelitian yang
dilakukan oleh Budiharto (1998) di Jakarta, menunjukkan hasil yang berbeda. Umur
ibu berpengaruh terhadap perilaku ibu yaitu ibu yang umurnya lebih tua biasanya
mengakibatkan kurangnya peran atau perilaku ibu (p < 0,05).8 Penelitian yang
dilakukan oleh Mattila ML (2000) di Finlandia pada anak 5 tahun menunjukkan ada
hubungan antara umur ibu dengan pengalaman karies. Anak dari ibu yang berumur
muda memiliki pengalaman karies yang lebih rendah dibanding anak dari ibu yang
berumur tua ( p < 0, 001).
Pada penelitian ini, ibu yang memiliki anak berjumlah sedikit yaitu 86,7% dan
ibu dengan jumlah anak banyak dalam keluarga hanya 13,3%. Tidak ada hubungan
yang signifikan antara jumlah anak dengan indeks deft (p = 0,356) (tabel 5).
Penelitian yang dilakukan oleh N.Namal dkk di Turki (2009) pada anak umur 5-6
tahun memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda antara faktor jumlah anak dalam
keluarga.
32
33
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Livny A dkk pada anak
arab badui umur 1-3 tahun di Jerusalem.31 Terdapat hubungan yang signifikan antara
keluarga yang memiliki banyak anak dibandingkan keluarga dengan sedikit anak
(52)
banyak anak memiliki kesulitan dalam merawat masing-masing anak, kecukupan
fasilitas kesehatan pada keluarga terutama dalam menjaga kebersihan rongga mulut.
Dari hasil uji statistik ditemukan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan ibu dengan resiko karies (p = 0,02) (tabel 6). Persentase ibu kategori
berpendidikan rendah 45,3%, kategori berpendidikan sedang sebanyak 46,7%, dan
hanya 8% untuk ibu dengan kategori berpendidikan tinggi. Hal ini berarti semakin
tinggi tingkat pendidikan ibu maka resiko karies anak semakin rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Budiharto (1998) di Jakarta menunjukkan ada hubungan antara
pendidikan formal ibu dengan perilaku atau peran ibu dalam kesehatan keluarga (p <
0,05).
27
8
Tingkat pendidikan ibu dengan kategori rendah (maksimal lulus sekolah
dasar) sebanyak 2,4%, kategori sedang (SLTP/SLTA) sebanyak 84,5% dan kategori
tinggi (lulusan akademi) yaitu 13,1%. Distribusi seperti ini akan sangat membantu
pelaksanaan program pendidikan kesehatan gigi, sehingga lebih mudah dalam
menerima informasi baru. Menurut Tirhankar (2002), tingkat pendidikan merupakan
faktor terbesar kedua setelah faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi kebersihan
rongga mulut.25 Tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan,
sikap, dan perilaku hidup sehat. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih
tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan yang akan
mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.
Kriteria pekerjaan ibu diperoleh data yaitu ibu yang tidak bekerja yaitu 73,3%,
terdapat 22,7% ibu bekerja sebagai pekerja yang tidak profesional, hanya 4% yang
bekerja sebagai seorang profesional. Dari hasil statistik tidak ditemukan hubungan 25
(53)
penelitian berbeda diperoleh Peres MA di Brazil (2005) menunjukkan ada hubungan
yang antara pekerjaan ibu dengan pengalaman karies (p = 0,03).34
Untuk faktor sosial seperti jumlah penghasilan tiap bulan, didapati hasil
bahwa sebagian besar responden di desa ini tergolong berpenghasilan rendah
sebanyak 96%, sisanya 3% tergolong keluarga berpenghasilan tinggi. Dari hasil uji
statistik antara penghasilan keluarga dengan indeks deft tidak ditemukan hubungan
signifikan (p = 0,393) (tabel 8). Menurut Muhtehsen dkk (2008) menyatakan bahwa
status kesehatan rongga mulut tidak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi.
Penelitian Muhtehsen dkk. ini memperlihatkan keadaan sosial ekonomi menengah
memiliki kesehatan rongga mulut lebih buruk daripada keadaan sosial ekonomi
rendah atau tinggi.
Penelitian ini juga
membagi kategori ibu yang bekerja selama kehamilan berdasarkan lamanya bekerja
yakni 8-9 bulan, 1-7 bulan dan ibu tidak bekerja. Terdapat perbedaan pengalaman
karies pada anak dari ibu yang bekerja selama kehamilan dengan yang tidak bekerja.
35
Namun penelitian yang dilakukan oleh Budiharto (1998) di
Jakarta menunjukkan ada hubungan antara faktor sosial berupa penghasilan keluarga
dengan perubahan perilaku ibu (p < 0,05). Makin tinggi status ekonomi, keluarga
akan mampu membiayai pelayanan kesehatan gigi sesuai yang diinginkan.
Perbedaan peran ibu dalam membersihkan rongga mulut anak dibagi dalam
kategori peran ibu tinggi, sedang dan rendah. Ibu dengan peran yang tinggi
mengalami penurunan rata-rata indeks deft, sedangkan ibu berperilaku sedang dan
rendah, mengalami peningkatan pengalaman karies pada rongga mulut anak. Dari uji
statistik ditemukan ada hubungan yang signifikan antara peran ibu dengan indeks deft
(p = 0, 012) (tabel 10). Artinya, semakin tinggi peran ibu maka semakin baik perilaku 8
(54)
ibu dalam merawat kesehatan rongga mulut anaknya. Hasil penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan Saied MZ (2008) di Eropa yang menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara peran ibu dengan dengan deft anak (p = 0,001).36
Hasil ini mengungkapkan bahwa 69% dari anak-anak yang ibunya memberikan oral
health education di rumah memperlihatkan bebas karies daripada anak-anak yang
tidak dididik tentang kesehatan dan mulut oleh ibunya. Hal ini disebabkan karena ibu
(55)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat kesimpulan:
1. Pengalaman karies anak umur 1-3 tahun di desa ini yaitu 75% dan anak bebas
karies sebanyak 25%.
2. Prevalensi karies berdasarkan umur , diperoleh prevalensi tertinggi yaitu anak
berumur 3 tahun sebeesar 54,7%.
3. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi karies anak perempuan lebih tinggi
dibanding anak laki-laki pada umur 1-3 tahun yaitu 50,7%.
4. Tidak ada hubungan antara kelompok umur ibu dengan pengalaman karies
anak (p = 0,820).
5. Tidak ada hubungan antara jumlah anak ibu dalam keluarga dengan
pengalaman karies anak (p = 0,356).
6. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pengalaman karies anak
(p = 0,02).
7. Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pengalaman karies anak (p =
0,083).
8. Tidak ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan pengalaman karies
anak (p = 0,393).
9. Ada hubungan antara peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan
(56)
ibu memiliki perilaku yang baik atau berperan banyak dalam hubungannya
merawat kebersihan rongga mulut anak umur 1-3 tahun.
Saran
1. Perlu dibuat program tentang penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Desa
Paya Geli terutama penyuluhuhan kepada ibu-ibu di desa tersebut.
2. Diharapkan adanya sarana dan prasarana kesehatan gigi dan mulut yang lebih
memadai dan murah.
3. Diharapkan adanya tenaga medis dan asistennya guna menunjang kebutuhan
(57)
DAFTAR PUSTAKA
1. Sondang P, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press,
2008: 69-70
2. Lina N. Kosasi I. Perilaku ibu dalam pencegahan penyakit gigi anaknya di
kelurahan Gang Buntu Medan. Dentika Dental J 2007; 12(2): 133-139
3. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2 cetakan
1. Jakarta: EGC, 1998: 22,23,34
4. Dean JA, Hughes CV. Mechanical and chemotherapic home oral hygiene. In:
McDonald RE, Avery DR, Dean JA, Dentistry for the child and adolescent.
8th
5. PDGI Online. Perilaku ibu tentukan kesehatan gigi anak ed. St.Louis: Mosby, 2004: 210
6. Bartness J, Holt K. Promoting awareness, preventing pain: fact on Early
Childhood Caries (ECC), (2nd
7. Hallet K B, O’Rourke P K. Social and behavioral determinants of early
childhood caries. Aust Dent J 2003; 48(1): 27-33
ed) 2004. <http://www.mchoralhealth.org> (4
September 2009)
8. Budiharto. Kontribusi umur, pendidikan, jumlah anak, status ekonomi
keluarga, pemanfaatan fasilitias kesehatan gigi dan pendidikan kesehatan gigi terhadap perilaku ibu. J Dent Universitas Indonesia 1999; 6(1): 8-12
(58)
9. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini.
<http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi dosen.pdf> (
29 Agustus 2009)
10.Panjaitan M. Etiologi karies gigi dan penyakit periodontal. Medan: USU
Press, 1997: 17-21
11.Pasareanu M, Rotaru D, Balan A. The mother’s role in effecting and
supervising the early childhood oro-dental hygiene. J Prev Med 2008;
16(1-2): 116-124
12.Wilkipedia. Karies gigi.
September 2010)
13.American Dental Assosiation. ADA statement on early childhood caries.
14. Baker JS. Gingivitis. New York. 2008.
15.Hamzah SD. Terapi periodontal. Medan: USU PRESS, 2006: 15
16.Bumbaris M. American academy of pediatric dentistry releases new perinatal
and infant oral health guidelines. Chicago. 2009. <http://aapd.org> (Juli
2009)
17.PDGI Online. Kadar fluor pasta gigi untuk anak di Indonesia membahayakan.
18.Ranft L. Pediatric Dentistry: Dental Care for Children and Infants.
(59)
19.Douglass J M, Doughlass A B, Silk H J. A practical guide to infant oral healt.
Am Fam Physiciam 2004; 70: 2113-20, 212-2
20.Rosseno Y. Perawatan gigi anak, menjaga gigi anak tetap sehat.
21.Anggriana D, Musyrifah. Faktor pendorong motivasi orang tua merawatkan
gigi anak di klinik Fakultas Kedokteran Gigi Unair. Den J 2005; 38(1): 12-15
22.Nasution E. Faktor-faktor yang mempengaruh pemeliharaan gigi susu oleh
ibu. Majalah Info Kesehatan No.9 2005 Juni
23.Clarke J. College of registered dental hygienist of Alberta. Early childhood
carie : part 1. 2008.
<http://www.crdha.ca/Portals/0/Newsletters/inTouch_July08_web.pdf>
(27 Juni 2010)
24.Wan Salina WS. Nizam A. Naing L. The assotion of birth order and
sociodemographic factors with caries experience among adolescent in Tumpat. Archieves of orofacial sciences 2007; 2: 45-50
25.Pintauli S, Muler T. Hubungan tingkat pendidikan dan skor DMF-T pada
ibu-ibu rumah tangga berusia 20-45 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan.
Dentika Dental J 2004; 9(2): 78-83
26.Anggara PT. UMR/UMK propinsi Sumatera Utara, non sektor tahun 2010.
( 29 Januari 2010)
27.Mohebbi SZ. Early childhood caries and dental plaque among 1-3-year-olds
(60)
28.Mehejabeen R, Sudha P, Kulkarni S, Anegundi R. Dental caries prevalence
among preschool children of Hubli: Dharwad city. J Indian Soc Pedod Prev
Dent 2006; 19-22
29.Lyvny A, Assali R, Sgan-Cohen HD. Early childhood caries among a badoui
community residing in the eastern outskirts of Jerusalem.
30.Palenstein W H, Soe W, Hof M A. Risk factors of early childhood caries in
Southest Asian Population. J Dent Res 2006; 85: 85
31.Tiano AVP dkk. Dental caries prevalence in children up to 36 months of age
attending daycare centers in municipalities with different water fluoride content. J App Oral Sci. 2009; 17(1).
32.Mattila M-L, Rautava P, Soillanpa M, Paunio P. Caries in five-years-old
childrend and associations with family-realeted factors. J of Dent Res 2000;
79(3): 875-881
33.N. Namal, A.A. Yüceokur and G. Can. Significant caries index values and
related factors in 5–6-year-old children in Istanbul, Turkey. Eastern
Mediteranean Health Journal. 2009; 1(15)
34.Peres MA dkk. Social and biological early life influences on severity of dental
caries in children aged 6 years. Community Dent Oral Epidemiol 2005; 33:
53-63
35.Muhtehsen dkk. The relationship caries with oral hygiene status and extra
(61)
36.Saied-Moellemi Z, Virtanen J I, Ghofranipour F, Murtoma H. Influence of
mother’s oral health knowledge and attitudes on their children’s dental health. European Archiev Pediatr Dent 2008; 9 (2): 79-83 <htttp://www.modars.academia.edu/FazhollahGhofranipour/Papers/92670>
(27 Agustus 2009)
(62)
LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI
HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR
1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI
Tanggal pemeriksaan :
Nama ibu :
Nama anak :
Tanggal lahir :
Alamat :
Carta gigi:
Komponen per gigi
(63)
KUISIONER ORANG TUA
KEBERSIHAN RONGGA MULUT ANAK UMUR 1-3 TAHUN Tanggal pemeriksaan (tanggal/bulan/tahun): ………..
Nama ibu: ... Nama lengkap anak: ………… Jenis Kelamin: LK/PR
Tanggal lahir anak/umur : ………
Petunjuk pengisian: Lingkari jawaban pada nomor yang tersedia Mohon diisi dengan benar dan terima kasih atas kerjasamanya
STATUS SOSIO-DEMOGRAFI:
01. a. Pendidikan bapak 01. Tidak sekolah 02. Tamat SD 03. Tamat SLTP 04. Tamat SLTA
05. Akademik/ Perguruan Tinggi
b. Pendidikan ibu 01.Tidak sekolah 02. Tamat SD 03. Tamat SLTP 04. Tamat SLTA
05. Akademik/ Perguruan Tinggi
02. a. Pekerjaan bapak 01. Tidak bekerja
02. Pegawai negeri/TNI/polisi 03. Pegawai swasta
04. Pedagang/pengusaha/wiraswasta 05. Petani
06. Buruh/tukang/pembantu rumah tangga 07. dan lain-lain...(sebutkan)
b. Pekerjaan ibu 01. Tidak bekerja
02. Pegawai negeri/polisi 03. Pegawai swasta
04. Pedagang/pengusaha/wiraswasta 05. Petani
(64)
06. Buruh/tukang/pembantu rumah tangga 07. dan lain-lain...(sebutkan)
03. Total penghasilan keluarga (bapak dan ibu) per bulan: 01. < Rp.965.000
02. > Rp.965.000
03. Dan lain-lain... (sebutkan)
04. Umur ibu :
01. < 25 tahun 02. 25- 35 tahun 03. > 35 tahun
05. Jumlah anak dalam keluarga : 01. Satu anak
02. Dua anak 03. Tiga anak
04. Lebih dari tiga anak
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
06. Apakah ibu membantu anak menyikat gigi ?
01. Ya 02. Tidak
07. Pada umur berapa anak pertama kali dibersihkan giginya ? 01. Umur 6 bulan - dibawah umur 1,5 tahun
02. Umur 1,5 tahun – 3 tahun
03. Sampai sekarang belum pernah disikat atau dibersihkan
08. Dengan apa ibu membersihkan rongga mulut anak ? 01. Kain kasa/kapas/handuk
02. Jari yang dibasahi air 03. Tidak dibersihkan
(65)
02. Langsung menyikat gigi anak 03. Tidak tentu
10. Berapa kali dalam sehari ibu membersihkan rongga mulut anak ? 01. Dua kali
02. Satu kali 03. Kadang-kadang
11. Kapan saja ibu menyikat atau membersihkan gigi anak? 01. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur 02. Saat mandi
03. Tidak tentu
12. Apakah anak ibu memiliki sikat gigi khusus untuk anak?
01. Ya 02. Tidak
13. Apakah ibu menggunakan pasta gigi khusus anak-anak ?
01. Ya 02. Tidak
14. Apakah anak ibu pernah mengeluh sakit gigi ?
01. Ya 02. Tidak
15. Apa yang ibu lakukan jika anak mengeluh kesehatan gigi dan mulutnya? 01. Membawa ke Puskesmas/dokter gigi/dll
02. Kumur dengan air garam/memberi obat 03. Tidak melakukan tindakan apa-apa
(66)
FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN IBU
16. Berapa kali ibu menyikat gigi ? 01. dua kali sehari
02. Satu kali sehari 03. Kadang-kadang
17. Kapan saja ibu menyikat gigi ?
01. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur 02. Saat mandi
(67)
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi ibu!
Perkenalkan nama saya Dian Fadilah Hsb, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Universitas Sumatera Utara. Saya ingin memberitahukan kepada ibu bahwa saya sedang melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan
Peran Ibu dalam Membersihkan Rongga Mulut dengan Pengalaman Karies Anak Umur 1-3 Tahun di Desa Paya Geli”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana peran ibu terhadap kebersihan rongga mulut anak umur 1-3 tahun. Manfaat dari penelitian ini yaitu ibu bisa mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai peran ibu dalam kaitan menjaga kebersihan rongga mulut anak dan mendapatkan wawasan tentang kesehatan gigi.
Pemeliharaan kesehatan gigi anak yang berumur di bawah lima tahun masih bergantung pada orang tua, terutama kepada ibunya karena pada umumnya anak mempunyai hubungan batin lebih dekat kepada ibu. Perilaku ibu mengenai kesehatan gigi dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan gigi dan gusi anak. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan anak baik, dapat diramalkan bahwa status kesehatan gigi dan gusi anaknya yang berumur di bawah lima tahun juga baik.
Saya akan mencatat adentitas anak ibu (nama, jenis kelamin, dan umur). Kemudian saya akan melakukan pemeriksaan pada gigi anak ibu yaitu dengan menyuruh anak membuka mulut, memeriksa keadaan gigi anak dengan kaca mulut atau sonde. Sehingga gigi yang berlubang atau tidak, bisa terlihat dengan akurat. Status kesehatan gigi tersebut akan saya catat pada lembar pemeriksaan. Setelah itu ibu diminta untuk mengisi lembaran pertanyaan dengan melingkari salah satu jawaban yang tersedia.
Partisipasi anak ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela, tidak akan terjadi efek samping sama sekali. Apabila ibu ingin bertanya lebih lanjut atau selama penelitian berlangsung ada keluhan yang anak ibu alami, silakan menghubungi saya, Dian Fadilah Hsb (08982700920).
Demikian surat penjelasan dari saya. Atas kesediaan ibu dan pertisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
(68)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Setelah membaca semua keterangan tentang resiko, keuntungan dan hak-hak
saya/anak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul: “Hubungan Peran Ibu
dalam Membersihkan Rongga Mulut dengan Pengalaman Karies Anak Umur 1-3 Tahun di Desa Paya Geli”.
Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengizinkan anak saya
berpartisipasi dalam penelitian ini oleh peneliti Dian sebagai mahasiswa FKG USU,
dengan catatan apabila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak
membatalkan persetujuan ini.
Medan,……… 2010 Tanda tangan,
(……….) Orang tua ananda………
Alamat : ………
(69)
LAMPIRAN
Distribusi anak yang bebas karies berdasarkan umur dan jenis kelamin Pengalaman karies
Count Table N %
Umur Anak 1 tahun 9 36.0%
2 tahun 13 52.0%
3 tahun 3 12.0%
Jenis Kelamin Laki-laki 13 52.0%
Perempuan 12 48.0%
Distribusi anak dengan pengalaman karies berdasarkan umur dan jenis kelamin
Pengalaman karies
Count Table N % Mean Minimum Maximum
Standard Deviation
Umur Anak 1 tahun 6 8.0% 10.50 4.00 18.00 6.06
2 tahun 28 37.3% 7.11 1.00 17.00 4.43
3 tahun 41 54.7% 9.61 1.00 20.00 5.99
Jenis Kelamin
Laki-laki 37 49.3% 7.92 1.00 19.00 3.80
Perempuan 38 50.7% 9.55 1.00 20.00 6.78
Uji statistik berdasarkan umur ibu dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
(70)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Kelompok Umur Ibu 75 2.04 .383 1 3
Ranks
Kelompok
Umur Ibu N Mean Rank
Pengalaman karies
Muda 4 35.38
Sedang 64 38.64
Tua 7 33.64
Total 75
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square .396
df 2
Asymp. Sig. .820
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Kelompok Umur Ibu
Uji statistik berdasarkan jumlah anak dalam keluarga dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
(71)
Jumlah Anak N Mean Rank
Pengalaman karies
Banyak 10 32.10
Sedikit 65 38.91
Total 75
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square .851
df 1
Asymp. Sig. .356
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Jumlah Anak
Uji statikstik berdasarkan pendidikan ibu dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Pendidikan Ibu 75 2.37 .632 1 3
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square 12.537
df 2
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Pendidikan Ibu
(72)
Uji statistik berdasarkan pekerjaan ibu dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Pekerjaan Ibu 75 2.69 .545 1 3
Ranks
Pekerjaan Ibu N Mean Rank
Pengalaman karies
Profesional 3 11.00
Tidak Profesional 17 40.88
Tidak Bekerja 55 38.58
Total 75
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square 4.975
df 2
Asymp. Sig. .083
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Pekerjaan Ibu
(73)
Uji statistik berdasarkan penghasilan keluarga dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Penghasilan Keluarga 75 1.96 .197 1 2
Ranks
Penghasilan
Keluarga N Mean Rank
Pengalaman karies
Tinggi 3 27.50
Rendah 72 38.44
Total 75
Uji statistik berdasarkan peran ibu dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun
Descriptives
Pengalaman karies
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper Bound
Tinggi 26 3.8846 2.21498 .43439 2.9900 4.7793 1.00 10.00
Sedang 35 8.8857 3.14148 .53101 7.8066 9.9649 6.00 20.00
Rendah 14 17.4286 3.29835 .88152 15.5242 19.3330 7.00 20.00
Total 75 8.7467 5.53879 .63956 7.4723 10.0210 1.00 20.00
Test of Homogeneity of Variances
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square .730
df 1
Asymp. Sig. .393
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Penghasilan Keluarga
(74)
Pengalaman karies
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.090 2 72 .914
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Pengalaman karies Tukey HSD
(I) Peran Ibu
(J) Peran Ibu
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tinggi Sedang -5.00110* .74717 .000 -6.7892 -3.2130
Rendah -13.54396* .95665 .000 -15.8333 -11.2546
Sedang Tinggi 5.00110* .74717 .000 3.2130 6.7892
Rendah -8.54286* .91259 .000 -10.7268 -6.3589
Rendah Tinggi 13.54396* .95665 .000 11.2546 15.8333
Sedang 8.54286* .91259 .000 6.3589 10.7268
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
ANOVA
Pengalaman karies
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between groups (Combined) 1670.561 2 835.281 100.296 .000
Linear Term Unweighted 1669.293 1 1669.293 200.440 .000
Weighted Deviation
1614.605 1 1614.605 193.874 .000
55.956 1 55.956 6.719 .012
Within Groups 599.625 72 8.328
Total 2270.187 74
(75)
Tukey HSDa,,b
Peran Ibu N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Tinggi 26 3.8846
Sedang 35 8.8857
Rendah 14 17.4286
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 21.667.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
(1)
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Kelompok Umur Ibu 75 2.04 .383 1 3
Ranks
Kelompok
Umur Ibu N Mean Rank
Pengalaman karies
Muda 4 35.38
Sedang 64 38.64
Tua 7 33.64
Total 75
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square .396
df 2
Asymp. Sig. .820
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Kelompok Umur Ibu
Uji statistik berdasarkan jumlah anak dalam keluarga dengan
pengalaman karies anak umur 1-3 tahu
n
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Jumlah Anak 75 1.87 .342 1 2
(2)
Jumlah Anak N Mean Rank
Pengalaman karies
Banyak 10 32.10
Sedikit 65 38.91
Total 75
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square .851
df 1
Asymp. Sig. .356
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jumlah Anak
Uji statikstik berdasarkan pendidikan ibu dengan pengalaman karies
anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Pendidikan Ibu 75 2.37 .632 1 3
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square 12.537
df 2
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Pendidikan Ibu
(3)
Uji statistik berdasarkan pekerjaan ibu dengan pengalaman karies anak
umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Pekerjaan Ibu 75 2.69 .545 1 3
Ranks
Pekerjaan Ibu N Mean Rank
Pengalaman karies
Profesional 3 11.00
Tidak Profesional 17 40.88
Tidak Bekerja 55 38.58
Total 75
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square 4.975
df 2
Asymp. Sig. .083
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Pekerjaan Ibu
(4)
Uji statistik berdasarkan penghasilan keluarga dengan pengalaman karies
anak umur 1-3 tahun
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengalaman karies 75 8.7467 5.53879 1.00 20.00
Penghasilan Keluarga 75 1.96 .197 1 2
Ranks
Penghasilan
Keluarga N Mean Rank
Pengalaman karies
Tinggi 3 27.50
Rendah 72 38.44
Total 75
Uji statistik berdasarkan peran ibu dengan pengalaman karies anak umur
1-3 tahun
Descriptives
Pengalaman karies
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper Bound
Tinggi 26 3.8846 2.21498 .43439 2.9900 4.7793 1.00 10.00
Sedang 35 8.8857 3.14148 .53101 7.8066 9.9649 6.00 20.00
Rendah 14 17.4286 3.29835 .88152 15.5242 19.3330 7.00 20.00
Total 75 8.7467 5.53879 .63956 7.4723 10.0210 1.00 20.00
Test of Homogeneity of Variances
Test Statisticsa,b
Pengalaman karies
Chi-Square .730
df 1
Asymp. Sig. .393
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Penghasilan Keluarga
(5)
Pengalaman karies
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.090 2 72 .914
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Pengalaman karies Tukey HSD
(I) Peran Ibu
(J) Peran Ibu
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Tinggi Sedang -5.00110* .74717 .000 -6.7892 -3.2130
Rendah -13.54396* .95665 .000 -15.8333 -11.2546
Sedang Tinggi 5.00110* .74717 .000 3.2130 6.7892
Rendah -8.54286* .91259 .000 -10.7268 -6.3589
Rendah Tinggi 13.54396* .95665 .000 11.2546 15.8333
Sedang 8.54286* .91259 .000 6.3589 10.7268
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
ANOVA
Pengalaman karies
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between groups (Combined) 1670.561 2 835.281 100.296 .000
Linear Term Unweighted 1669.293 1 1669.293 200.440 .000
Weighted Deviation
1614.605 1 1614.605 193.874 .000
55.956 1 55.956 6.719 .012
Within Groups 599.625 72 8.328
Total 2270.187 74
Homogeneous Subsets
(6)
Tukey HSDa,,b
Peran Ibu N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Tinggi 26 3.8846
Sedang 35 8.8857
Rendah 14 17.4286
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 21.667.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.