h. Identifikasi kumarin
Sebanyak + 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml kloroform. Corong yang diberi lapisan kapas yang
telah dibasahi dengan air dipasag pada mulut tabung, kemudian dipanaskan selama 30 menit, setelah dingin disaring. Filtrat diuapkan
dengan cawan penguap hingga kering, sisa ditambah air panas 10 ml, dinginkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
0,5 ml amoniak 1 . Diamati dibawah sinar UV 366 nm, flouresensi biru atau hijau menunjukkan adanya kumarin.
4.3.2. Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak daun jambu biji Psidium guajava L. menggunakan metode ekstraksi cara dingin dengan cara maserasi dan
memakai etanol 70 sebagai pelarut. Ekstraksi cara dingin memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total, yaitu memperkecil
kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil yang terdapat pada sampel. Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi
dengan ekstraksi cara dingin, walaupun ada beberapa senyawa yang memiliki keterbatasan kelarutan terhadap pelarut pada suhu ruangan
Heinrich et al, 2004. Metode maserasi dipilih karena prosesnya mudah, peralatan yang digunakan lebih sedikit dan sederhana, dan tidak
memerlukan keahlian khusus Green, 2000. Sedangkan etanol 70 digunakan karena etanol umum digunakan pada ekstraksi total.
Keuntungan penggunaan etanol ini adalah sebagaian besar senyawa lipofilik dan polar dapat terekstraksi Heinrich et al, 2004.
Daun jambu biji yang sudah dibuat derajat halus dimasukkan dalam gelas piala besar dan diberi etanol hingga seluruh simplisia
terendam. Pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2,5 cm diatas permukaan serbuk Harbone, 1996, Depkes RI, 1996. Proses maserasi
dilakukan selama 3 jam sambil diaduk. Lalu disaring menggunakan kapas untuk menyaring ampas. Proses ini dilakukan berulang-ulang
hingga tidak ada lagi senyawa yang terekstrak yang ditandai dengan warna pelarut yang jernih. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan, disaring
dengan menggunakan kertas saring dan diuapkan etanolnya hingga didapat ekstrak etanol yang kental.
4.3.3. Optimasi dan penentuan Na CMC
Tabel 2. Formula optimasi Na CMC pada gel gigi
Bahan Formula
1 2
3 4
Ekstrak Daun Jambu Biji 2,0
2,0 2,0
2,0
Na CMC 4,0
6,0 8,0
10
Kalsium Karbonat 40
40 40
40 Gliserin
15 15
15 15
Larutan Sorbitol 10
10 10
10 Na-Lauril Sulfat
2,0 2,0
2,0 2,0
Minyak Permen 0,75
0,75 0,75
0,75 Nipagin
0,1 0,1
0,1 0,1
Nipasol 0,01
0,01 0,01
0,01 Na-Meta Bisulfit
1,0 1,0
1,0 1,0
Aquadest sampai dengan ml 100
100 100
100
Na CMC dikembangkan terlebih dahulu dalam air panas dengan cara menaburkannya diatas air, lalu didiamkan selama + 15 menit agar
memudahkan dalam proses pembuatan, setelah itu aduk kuat-kuat secara constant sehingga basis gel berhasil dibuat homogen.
Setelah itu, CaCO
3
dimasukkan kedalam basis gel tersebut, diaduk hingga homogen bersama basis gel M1. Dalam lumpang yang terpisah,
Gliserin dicampurkan bersama dengan sorbitol dan Ekstrak daun jambu biji M2. Na Lauril sulfat dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum
dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya M3. M2 Ekstrak+Gliserin+Sorbitol dicampurkan kedalam M1Na
CMC+CaCO
3
, diaduk hingga homogen.Setelah itu, ditambahkan M3 Na lauril sulfat+air, diaduk perlahan hingga homogen. Nipagin, Na
Metabisulfit, dan minyak permen ditambahkan setelah semua massa M1+M2+M3 tercampur homogen, diaduk perlahan-lahan hingga semua
bahan, tercampur homogen. Dalam optimasi formula ini, konsentrasi dari Na CMC
dimodifikasi dari mulai 4 hingga 10, lalu dari masing-masing modifikasi tersebut, didapatkanlah konsentrasi optimal dari Na CMC
yang cocok sebagai basis gel formula sediaan ini.
4.3.4. Optimasi dan penentuan CaCO