Merencanakan Roda Gigi Perancangan Mesin Mixer

Dik: x = 0,121 y = ...? x 1 = 0,1 y 1 = 0,99 y 2 = 0,97 Sehingga: = = = -0,02 x 0,21 = y - 0,99 y = 0,99 – 0,0042 y = 0,9858 K θ = 0,9858 Sehingga, N = 1 = P o = P o = 0,1892 kW Jadi, kapasitas daya yang ditransmikan P o = 0,1892 kW

3.6.5. Merencanakan Roda Gigi

Sebelum perancangan Roda Gigi, lebih awal kita rancangan poros roda gigi agar sesuai dengan kekkuatan dan kondisi yang kita inginkan. Perancangan poros roda gigi ini juga berguna untuk perancangan bantalan yang akan dipakai untuk media untuk mengurangi gaya gesek yang terjadi pada poros, agar poros dapat tahan lama dan dapat bekerja secara optimal. Universitas Sumatera Utara a b Gambar 3.7 Perancangan Poros Roda Gigi sebagai Pereduksi Putaran a Roda gigi besar b Roda gigi Kecil Momen puntir yang direncanakan pada poros roda gigi dapat dihitung dengan rumus : P d = ............................................ Sularso, hal 7 Dimana : T = momen puntir rencana kg . mm P d = daya perencanaan = 0,1892 KW n 1 = putaran normal = 1680 rpm Jadi : 0,1892 = 0,1892 = 189,2 = 19297 = T175,84 T = T = 153,14 kg.mm Universitas Sumatera Utara Diameter poros motor yang direncanakan d s adalah 9 mm, sehingga untuk mencari tegangan geser yang diijinkan τ a kgmm 2 untuk pemakaian umum pada poros dapat dihitung dengan cara : d s = ................................................... Sularso, hal 7 dimana : = Faktor koreksi yang dipilih adalah 3 = Faktor koreksi yang dipilih adalah 2,3 = momen puntir d s = diameter poros motor τ a = tegangan geser yang diijinkan sehingga, 9 mm = τ a = τ a = 7,3923 kgmm 2 maka, d s = d s = d s = d s = 8,8 mm Jadi poros yang direncanakan sangat aman digunakan karena lebih kecil dari yang dirancang. Sehingga kita dapat menghitung tegangan geser τ kgmm 2 dari bahan poros motor yang direncanakan adalah : τ = = = Universitas Sumatera Utara τ = 1,146 kgmm 2 Menghitung besarnya kekuatan tarik bahan poros untuk pemakaian umur pada poros dapat diperoleh dengan cara: τ a = dimana : τ a = tegangan geser yang diijinkan = kekuatan tarik bahan poros = faktor keamanan yang diambil 5,6 = faktor keamanan yang diambil 1,3 jadi, τ a = = 7,3923 kgmm 2 x 5,6 x 1,3 = 53,816 = 54 kgmm 2 Maka bahan poros yang dirancang adalah SF 50, dengan kekuatan tarik = 54 kgmm 2 . Gambar 3.8 Bagian – bagian Roda Gigi Untuk menentukan diameter lingkaran jarak roda gigi : Di mana d 1 = Diamter lingkar jarak roda gigi penggerak mm Universitas Sumatera Utara d 2 = Diamter lingkar jarak roda gigi penerus mm ɑ = Jarak sumbu poros mm ɑ = m d 1 = d 2 = Mencari d 1 mm d 1 = = = d 1 = 7,42 mm Mencari d 2 mm d 2 = = = d 2 = 44,57 mm Untuk menentukan jarak bagi lingkar tmm maka diameter lingkaran jarak: 2,5887 mm Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan jarak bagi normal t e mm dan jarak bagi diameter lingkaran t adalah : d g = d cos α dimana, d g = diameter lingkaran dasar d = diameter lingkaran jarak bagi α = sudut PO 1 I 1 = sudut PO 2 I 2 nilai α = 20º untuk batang gigi dasar untuk gigi berkedalaman penuh jadi, d g = d cos α d g = 7,42 cos 20º d g = 6,972 mm Dengan mendapatkan nilai d g , kita dapat menghitung nilai dari jarak bagi normal t e mm dimana, t e = cos α t e = d g t e = 6,972 t e = 2,4324 mm Untuk menentukan diameter luar : dimana, d k1 = z + 2 m d k1 = 9 + 2 0,8 d k2 = 54 + 2 0,8 d k1 = 8,8 mm d k2 = 44,8 mm d k1 = 9 mm d k2 = 45 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 3.9 Batang Gigi Dasar Untuk menentukan kedalaman pemotong puncak gigi H dapat dihitung sebagai berikut : H = 2 m + dimana, H = kedalaman puncak m = modul = kelonggaran puncak Agar profil pahat dapat memotong kelonggaran puncak, harus dipertinggi dengan = 0,25 m. sehingga, = 0,25 m = 0,25 0,8 = 0,2 mm jadi, H = 2 m + H = 2 0,8 + 0,2 H = 1,8 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 3.10 Gigi dipandang sebagai balok kantiliver dengan kekuatan seragam Dari analisa gambar 6.12 Sularso 1987, Hal 223, kita dapat menentukan nilai dari “ perbandingan kontak ”. = dimana, Z = panjang lintasan kontak t e = jarak bagi normal = perbandingan kontak Dimana jarak Z adalah panjang lintasan dari K 2 K 1 , dapat ditulis dengan cara: Z = K 2 M 2 + M 2 M 1 + M 1 K 1 Z = 0,4 . t e + 0,6 . t e + 0,4 . t e Z = 0,4 . 2,4324 + 0,6 . 2,4324 + 0,4 . 2,4324 Z = 0,9729 + 1,45944 + 0,972 Z = 3,4057 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 3.11 Perbandingan Kontak a Garis tekan b titik Pembebanan c Jumlah Gigi yang berkaitan sehingga, = = = 1,399 = 1,4 Untuk menentukan harga gaya tangensial dapat dihitung dengan cara : F t = dimana, P d = daya rencana v = kecepatan keliling F t = gaya tangensial Untuk menentukan kecepatan keliling, v = v = v = 0,7736 jadi, f = Universitas Sumatera Utara F t = F t = F t = 34,80 kg Untuk menentukan nilai lemis Y, kita dapat menghitungnya dengan cara : Y = dimana, h = 1,6 mm l = 1,7 mm m = 0,8 sehingga ; Y = Y = Y = 0,313 Untuk menentukan tegangan lentur pada roda gigi dapat dihitung dengan cara: F t = . b . m . Y F t = . 7 . 0,8 . 0,313 34,80 = . 1,7518 = = 19,85 Untuk menetukan Effisiensi total roda gigi dapat dihitung dengan tahapan sebagai berikut : - Effisiensi Transmisi Universitas Sumatera Utara ɳ R = dimana: ɳ R = effisiensi transmisi roda gigi z 1 = zumlah roda gigi penggerak z 2 = zumlah roda gigi yang digerakkan ɳ R = = = = = 0,981 = 98,1 - Effisiensi Mekanis ɳ Max = ɳ R x ɳ bantalan dimana: ɳ Max = Effisiensi Mekanis ɳ R = Effisiensi Transmisi ɳ bantalan = Effisisensi Bantalan 95 ɳ R = 98,1 x 95 = 0,981 x 0,95 = 0,93195 ɳ Max = 93,195 - Kerugian Daya Pg = P max – 1 - ɳ max Universitas Sumatera Utara Dimana: Pg = Kerugian Daya Pmax = Daya Maksimum 0,1865 kw ɳ Max = Effisiensi Mekanis Pg = 0,1865 1 – 0,93195 = 0,1865 0,06805 = 0,0126 kw - Effisiensi Total ɳ total = 100 = 100 = = 93,24 Gambar 3.12 Gambar 3 dimensi Roda Gigi

3.6.6. Merencanakan Bantalan pada Roda Gigi