Deskripsi Data HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Sebelum masuk ke tahap penghitungan, penulis akan mendeskripsikan mengenai statistik jurnal yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui tehnik dokumentasi, ketiga jurnal internasional memiliki 99 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.904 sitiran. Namun, jumlah yang sebenarnya dipergunakan dalam penghitungan adalah 95 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 1.862 sitiran. Jadi, selisih jumlah artikel yang tidak dipergunakan adalah sebanyak 4 artikel dan selisih jumlah sitiran yang tidak dipergunakan adalah sebanyak 42 sitiran. Adapun penyebaran jumlah artikel dan jumlah sitiran yang tidak dipergunakan pada ketiga jurnal, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel-3 : Data Jumlah Artikel dan Sitiran IJTME, IJEEE, dan IJPM Tahun 2007 No Nama Jurnal I S S U E Jumlah Data yang digunakan Jumlah Data yang tidak digunakan Artikel Sitiran Artikel Sitiran 1. IJTME Vol.14 1 7 105 1 - 2 6 120 - 1 3 6 112 - - 4 5 73 - - Total 23 410 1 1 2. IJEEE Vol.44 1 9 90 - - 2 10 58 3 24 3 7 83 - 3 4 8 93 - 6 Total 34 324 3 33 Universitas Sumatera Utara 3. IJPM Vol.37 1 10 239 - 3 2 10 329 - 1 3 10 293 - 3 4 8 267 - 1 Total 38 1.128 - 8 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa data yang digunakan dalam perhitungan pada masing-masing jurnal adalah sebagai berikut: • IJTME terdiri dari 23 artikel dan 410 sitiran • IJEEE terdiri dari 34 artikel dan 324 sitiran • IJPM terdiri dari 38 artikel dan 1.128 sitiran Jadi, total data yang akan digunakan dari ketiga jurnal untuk penelitian ini adalah 95 artikel dan 1.862 sitiran. Adanya sejumlah artikel yang tidak dipergunakan dalam penghitungan dikarenakan artikel tersebut tidak memiliki sitiran. Sedangkan banyaknya sitiran yang tidak dipergunakan dalam penghitungan dikarenakan beberapa sitiran tidak memiliki keterangan tahun terbit yang jelas. Selain itu terdapat juga sitiran yang memiliki keterangan tahun terbit, tetapi dilihat dari bentuk penulisan bibliografinya tidak diketahui jelas apakah bentuk dokumen tersebut adalah buku, jurnal, atau artikel. Oleh karena itu, data yang ditemukan seperti ini tidak akan dipergunakan dalam penghitungan. Untuk keterangan tahun terbit tertua dan tahun terbit termuda pada seluruh dokumen yang disitir dalam ketiga jurnal, dapat dilihat pada grafik berikut. Universitas Sumatera Utara Grafik-2 : Tahun Terbit Sitiran Tertinggi dan Tahun Terbit Sitiran Terendah IJTME Tahun 2007 DATA TAHUN TERBIT SITIRAN TERTINGGI DAN TAHUN TERBIT SITIRAN TERENDAH IJTME TAHUN 2007 1 2 3 4 5 6 7 1900 1920 1940 1960 1980 2000 2020 Tahun Terbit Sitiran Ju m lah S it ir an Grafik di atas menunjukkan bahwa pada jurnal IJTME tahun 2007, yang menjadi tahun terbit sitiran terendah adalah tahun 1922 dengan jumlah sitiran sebanyak 1 sitiran. Adapun tahun terbit sitiran yang paling banyak ditemukan dalam dokumen ini adalah tahun 2006 dengan jumlah sitiran sebanyak 6 sitiran. Sedangkan tahun terbit sitiran tertinggi pada jurnal ini adalah tahun 2007, dan hanya disitir sebanyak 3 kali. Grafik-3 : Tahun Terbit Sitiran Tertinggi dan Tahun Terbit Sitiran Terendah IJEEE Tahun 2007 DATA TAHUN TERBIT SITIRAN TERTINGGI DAN TAHUN TERBIT SITIRAN TERENDAH IJEEE TAHUN 2007 5 10 15 20 25 30 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020 Tahun Terbit Sitiran Ju m lah S it ir an 1939 1942 1964 1992 2005 2006 2007 1922 1956 1963 1965 2006 2007 Universitas Sumatera Utara Grafik di atas menunjukkan bahwa pada jurnal IJEEE tahun 2007, yang menjadi tahun terbit sitiran terendah adalah tahun 1939 dengan jumlah sitiran sebanyak 1 sitiran. Tahun terbit sitiran yang paling banyak ditemukan dalam dokumen ini adalah tahun 2005 dengan jumlah sitiran sebanyak 27 sitiran. Untuk tahun terbit sitiran tertinggi pada jurnal ini adalah tahun 2007, dan hanya disitir sebanyak 1 kali. Grafik-4 : Tahun Terbit Sitiran Tertinggi dan Tahun Terbit Sitiran Terendah IJPM Tahun 2007 DATA TAHUN TERBIT SITIRAN TERTINGGI DAN TAHUN TERBIT SITIRAN TERENDAH IJPM TAHUN 2007 10 20 30 40 50 60 70 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000 2010 Tahun Terbit Sitiran Ju m lah S it ir an Grafik di atas menunjukkan bahwa pada jurnal IJPM tahun 2007, yang menjadi tahun terbit sitiran terendah adalah tahun 1950 dengan jumlah sitiran sebanyak 1 sitiran. Tahun terbit sitiran yang paling banyak ditemukan dalam dokumen ini adalah tahun 2006 dengan jumlah sitiran tertinggi yaitu 60 sitiran. Sedangkan tahun 2007 yang merupakan tahun terbit sitiran tertinggi disitir sebanyak 19 kali. Pada ketiga grafik di atas, data yang membentuk sumbu horizontal x adalah tahun terbit sitiran terendah dan tahun terbit sitiran tertinggi yang terdapat pada issue 1, 2, 3 dan 4 dalam masing-masing jurnal. Sedangkan data yang membentuk sumbu vertikal y adalah jumlah sitiran pada tahun yang bersangkutan dalam masing-masing jurnal. 1950 1953 2007 1958 1951 2006 Universitas Sumatera Utara 4.2 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal for Technology in Mathematics Education Tahun 2007 4.2.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 Dalam penghitungan issue pertama dari IJTME tahun 2007 ini, terdapat 7 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 105 sitiran. Namun, pada artikel nomor 5 tidak memiliki referensi. Jadi total artikel yang dipergunakan dalam perhitungan issue ini adalah 6 artikel. Untuk jumlah sitiran tidak ada yang dikurangi karena memiliki keterangan tahun terbit yang lengkap dan jelas. Data lainnya adalah tahun terendah = 1965, dan tahun tertinggi = 2006. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2006 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1965 Jumlah sitiran = 105 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJTME issue 1 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 105 K = 1 + 3,322 . 2,021 K = 7,7 K = 8 B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2006 – 1965 R = 41 C. Penentuan Interval I = R K I = 8 41 I = 5,12 I = 5 Universitas Sumatera Utara Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJTME issue 1 seperti berikut: Tabel–4 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 1 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1965 - 1969 2 2 1970 – 1974 1 3 1975 – 1979 3 1980 – 1984 1 4 1985 – 1989 8 12 1990 – 1994 19 31 1995 – 1999 25 56 2000 – 2004 45 101 2005 - 2009 4 105 Total 105 2 n = 2 105 2 n = 52,5 Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1995-0,5 = 1994,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Md = Lmd + Fmd Jmd . i = 1994,5 + 25 31 5 , 52 − . 5 = 1994,5 + 0,86 . 5 Universitas Sumatera Utara = 1994,5 + 4,3 = 1998,8 Maka usia paro hidup issue 1 = 2006 – 1998,8 = 7,2 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan pertama dari IJTME tahun 2007 adalah 7,2 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 1998,8 yaitu sebanyak 49 sitiran 46,6 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 1998,8 sebanyak 56 sitiran 53,3 merupakan sitiran yang valid. 4.2.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 Dalam penghitungan issue kedua dari IJTME tahun 2007 ini, terdapat 6 artikel yang lengkap dengan jumlah sitiran sebanyak 121 sitiran. Namun, terdapat 1 sitiran yang tidak memiliki keterangan tahun yang jelas. Jadi, data dalam perhitungan issue ini adalah 6 artikel dengan jumlah sitiran = 120 sitiran. Data lainnya adalah tahun terendah = 1922, dan tahun tertinggi = 2007. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2007 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1922 Jumlah sitiran n = 120 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJTME issue 2 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 120 K = 1 + 3,322 . 2,079 K = 7,9 K = 8 B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2007 – 1922 R = 85 Universitas Sumatera Utara C. Penentuan Interval I = R K I = 8 85 I = 10,6 I = 11 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJTME issue 2 seperti berikut: Tabel–5 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 2 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1922 – 1932 1 1 1933 – 1943 1 1944 – 1954 1 1955 – 1965 1 1966 – 1976 1 2 1977 – 1987 4 6 1988 – 1998 35 41 1999 – 2009 79 120 Total 120 2 n = 2 120 2 n = 60 Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1999-0,5 = 1998,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Universitas Sumatera Utara Md = Lmd + Fmd Jmd . i = 1998,5 + 79 41 60 − . 11 = 1998,5 + 0,24 . 11 = 1998,5 + 2,64 = 2001,14 Maka usia paro hidup issue 2 = 2007 – 2001,14 = 5,86 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan kedua dari IJTME tahun 2007 adalah 5,86 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 2001,14 yaitu sebanyak 69 sitiran 57,5 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 2001,14 sebanyak 51 sitiran 42,5 merupakan sitiran yang valid. 4.2.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 3 Dalam penghitungan issue ketiga dari IJTME tahun 2007 ini, terdapat 6 artikel yang lengkap dengan jumlah sitiran sebanyak 112 sitiran. Jumlah sitiran tidak ada yang dikurangi, karena memiliki keterangan tahun terbit yang lengkap dan jelas. Data lainnya adalah tahun terendah = 1963, dan tahun tertinggi = 2006. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2006 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1963 Jumlah sitiran n = 112 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJTME issue 3 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 112 K = 1 + 3,322 . 2,049 K = 7,8 K = 8 Universitas Sumatera Utara B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2006 – 1963 R = 43 C. Penentuan Interval I = R K I = 8 43 I = 5,37 I = 6 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJTME issue 3 seperti berikut: Tabel–6 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 3 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1963 – 1968 2 2 1969 – 1974 1 3 1975 – 1980 3 6 1981 – 1986 6 1987 – 1992 17 23 1993 – 1998 22 45 1999 – 2004 58 103 2005 – 2010 9 112 Total 112 2 n = 2 112 2 n = 56 Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Universitas Sumatera Utara Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1999-0,5 = 1998,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Md = Lmd + Fmd Jmd . i = 1998,5 + 58 45 56 − . 6 = 1998,5 + 0,189 . 6 = 1998,5 + 1,134 = 1999,63 Maka usia paro hidup issue 2 = 2006 – 1999,63 = 6,37 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan ketiga dari IJTME tahun 2007 adalah 6,37 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 1999,63 yaitu sebanyak 50 sitiran 44,6 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 1999,63 sebanyak 62 sitiran 55,3 merupakan sitiran yang valid. 4.2.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 Dalam penghitungan issue keempat dari IJTME tahun 2007 ini, terdapat 5 artikel yang lengkap dengan jumlah sitiran sebanyak 73 sitiran, tanpa ada sitiran yang dikurangi. Data lainnya adalah berupa tahun terendah yaitu 1956, dan tahun tertinggi yaitu 2006. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2006 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1956 Jumlah sitiran n = 73 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJTME issue 4 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n Universitas Sumatera Utara K = 1 + 3,322 . Log 73 K = 1 + 3,322 . 1,863 K = 7,1 K = 7 B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2006 – 1956 R = 50 C. Penentuan Interval I = R K I = 7 50 I = 7,1 I = 7 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJTME issue 4 seperti berikut: Tabel–7 : Distribusi Frekwensi IJTME Tahun 2007 Issue 4 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1956 – 1962 1 1 1963 – 1969 1 2 1970 – 1976 1977 – 1983 3 5 1984 – 1990 9 14 1991 – 1997 25 39 1998 – 2004 28 67 2005 - 2011 6 73 Total 73 2 N = 2 73 2 N = 36,5 Universitas Sumatera Utara Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1991-0,5 = 1990,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Md = Lmd + Fmd Jmd . i = 1990,5 + 25 14 5 , 36 − . 7 = 1990,5 + 0,9 . 7 = 1990,5 + 6,3 = 1996,8 Maka usia paro hidup issue 4 = 2006 – 1996,8 = 9,2 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan keempat dari IJTME tahun 2007 adalah 9,2 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 1996,8 yaitu sebanyak 32 sitiran 43,8 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 1996,8 sebanyak 41 sitiran 56,1 merupakan sitiran yang valid. 4.2.5 Hasil usia paro hidup dokumen IJTME Tahun 2007 Berdasarkan pada hasil penghitungan seluruh issue di atas, diperoleh rata- rata usia paro hidup IJTME adalah 7,15 tahun. Hasil tersebut selanjutnya diukur dengan paro hidup ilmu matematika yaitu 10,5 tahun. Ini berarti bahwa usia paro hidup jurnal IJTME tahun 2007 sesuai dengan standar paro hidup bidang ilmu matematika di luar negeri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa informasi yang dimuat dalam IJTME tahun 2007 bersifat mutakhir. Universitas Sumatera Utara 4.3 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal of Electrical Engineering Education IJEEE Tahun 2007 4.3.1 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 1 Dalam penghitungan issue pertama dari IJEEE tahun 2007 ini, terdapat 9 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 90 sitiran. Jumlah sitiran tersebut tidak ada yang dikurangi karena keterangan tahun terbit pada seluruh sitiran lengkap. Dalam issue pertama ini juga diperoleh data tahun terendah adalah 1964 dan tahun tertinggi adalah 2006. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2006 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1964 Jumlah sitiran n = 90 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJEEE issue 1 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 90 K = 1 + 3,322 . 1,954 K = 7,49 K = 8 B. Penentuan Range R = Xn – X 1 R = 2006 – 1964 R = 42 C. Penentuan Interval I = R K I = 42 7 I = 6 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJEEE issue 1 seperti berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel–8 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 1 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1964 – 1969 3 3 1970 – 1975 2 5 1976 – 1981 7 12 1982 – 1987 8 20 1988 – 1993 15 35 1994 – 1999 20 55 2000 – 2005 33 88 2006 – 2011 2 90 Total 90 2 n = 90 2 2 n = 45 Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1994-0,5 = 1993,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Md = Lmd + Jmd Fmd . i = 1993,5 + 20 35 45 − . 6 = 1993,5 + 0,5 . 6 = 1993,5 + 3 = 1996,5 Universitas Sumatera Utara Maka usia paro hidup issue 1 = 2006 - 1996,5 = 9,5 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan pertama dari IJEEE tahun 2007 adalah 9,5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 1996,5 yaitu sebanyak 48 sitiran 53,3 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 1996,5 sebanyak 42 sitiran 46,6 merupakan sitiran yang valid. 4.3.2 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 2 Dalam penghitungan issue kedua dari IJEEE tahun 2007 ini, terdapat 13 artikel dengan jumlah sitiran awal sebanyak 82 sitiran. Setelah diteliti, diperoleh data bahwa artikel nomor 13, 14, dan 20 tidak memiliki referensi. Kemudian dari seluruh sitiran, terdapat 24 sitiran yang tidak memiliki keterangan tahun. Oleh karena itu, pada issue kedua ini data yang dihitung adalah 10 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 58 sitiran. Data lainnya yaitu tahun terendah adalah 1992 dan tahun tertinggi adalah 2007. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2007 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1992 Jumlah sitiran n = 58 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJEEE issue 2 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 58 K = 1 + 3,322 . 1,763 K = 6,8 K = 7 B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2007 – 1992 R = 15 Universitas Sumatera Utara C. Penentuan Interval I = R K I = 156 I = 2,5 I = 3 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJEEE issue 2 seperti berikut: Tabel–9 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 2 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1992 - 1994 4 4 1995 – 1997 3 7 1998 – 2000 1 8 2001 – 2003 10 18 2004 – 2006 39 57 2007 – 2009 1 58 Total 58 2 N = 58 2 2 N = 29 Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 2004-0,5 = 2003,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Universitas Sumatera Utara Md = Lmd + Jmd Fmd . i = 2003,5 + 29 18 39 − . 3 = 2003,5 + 0,282 . 3 = 2003,5 + 0,846 = 2004,34 Maka usia paro hidup issue 2 = 2007 – 2004,34 = 2,66 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan kedua dari IJEEE tahun 2007 adalah 2,66 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 2004,34 yaitu sebanyak 22 sitiran 37,9 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 2004,34 sebanyak 36 sitiran 62 merupakan sitiran yang valid. 4.3.3 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 3 Dalam penghitungan issue ketiga dari IJEEE tahun 2007 ini, terdapat 7 artikel dengan jumlah sitiran awal sebanyak 86 sitiran. Namun setelah diteliti pada seluruh sitiran terdapat 3 sitiran yang tidak memiliki keterangan tahun. Maka jumlah sitiran yang akan digunakan dalam penghitungan issue ketiga ini adalah sebanyak 83 sitiran. Selain itu, data lain yang diperoleh pada issue ini adalah bahwa tahun terendah adalah 1939 dan tahun tertinggi adalah 2005. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2005 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1939 Jumlah sitiran n = 83 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJEEE issue 3 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 83 K = 1 + 3,322 . 1,919 Universitas Sumatera Utara K = 7,3 K = 8 B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2005 – 1939 R = 66 C. Penentuan Interval I = R K I = 668 I = 8,25 I = 9 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJEEE issue 3 seperti berikut: Tabel–10 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 3 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1939 – 1947 1 1 1948 – 1956 1 1957 – 1965 1 2 1966 – 1974 2 1975 – 1983 2 4 1984 – 1992 8 12 1993 – 2001 42 54 2002 – 2010 29 83 Total 83 2 n = 832 2 n = 41,5 Universitas Sumatera Utara Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1993-0,5 = 1992,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Md = Lmd + Jmd Fmd . i = 1992,5 + 41,5 12 42 − . 9 = 1992,5 + 0,702 . 9 = 1992,5 + 6,318 = 1998,81 Maka usia paro hidup issue 3 = 2005 – 1998,81 = 6,19 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan ketiga dari IJEEE tahun 2007 adalah 6,19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 1998,81 yaitu sebanyak 39 sitiran 46,9 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 1998,81 sebanyak 44 sitiran 53 merupakan sitiran yang valid. 4.3.4 Penghitungan Usia Paro Hidup Issue 4 Dalam penghitungan issue keempat dari IJEEE tahun 2007 ini, terdapat 8 artikel dengan jumlah sitiran sebanyak 99 sitiran. Namun setelah diteliti, terdapat 6 sitiran yang tidak memiliki keterangan tahun. Sehingga jumlah sitiran yang digunakan dalam penghitungan issue ketiga ini berjumlah 96 sitiran. Data lainnya yaitu tahun terendah adalah 1942 dan tahun tertinggi adalah 2005. Secara rinci, dapat dijabarkan langkah-langkah penghitungan usia paro hidup sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Dik.: Tahun terbit sitiran tertinggi Xn = 2005 Tahun terbit sitiran terendah X 1 = 1942 Jumlah sitiran n = 90 Maka, proses penghitungan usia paro hidup IJEEE issue 4 adalah: A. Penentuan Kelompok Kelas K = 1 + 3,322 . Log n K = 1 + 3,322 . Log 93 K = 1 + 3,322 . 1,968 K = 7,5 K = 8 B. Penentuan Range R = Xn - X 1 R = 2005 – 1942 R = 63 C. Penentuan Interval I = R K I = 638 I = 7,8 I = 8 Selanjutnya berdasarkan data di atas, disusun tabel distribusi frekwensi untuk menghitung paro hidup usia dokumen yang disitir oleh artikel yang dimuat pada IJEEE issue 4 seperti berikut: Tabel–11 : Distribusi Frekwensi IJEEE Tahun 2007 Issue 4 Periode Tahun Terbit Referensi Frekwensi Sitiran Frekwensi Kumulatif 1942 – 1949 1 1 1950 – 1957 1 2 1958 – 1965 2 1966 – 1973 3 5 1974 – 1981 5 10 1982 – 1989 10 20 Universitas Sumatera Utara 1990 – 1997 28 48 1998 – 2005 45 93 Total 93 2 n = 932 2 n = 46,5 Misalkan bagian yang diberi tanda panah disebut sektor p, maka: sektor p : batas frekwensi kumulatif yang mengandung nilai 2 n atau dapat dikatakan, sektor x sebagai ukuran untuk mengerjakan rumus Lmd : batas bawah nyata dari periode tahun terbit pada sektor p Lmd = 1990-0,5 = 1989,5 Fmd : Selisih 2 n dengan frekwensi kumulatif di atas sektor p Jmd : Frekwensi sitiran yang asli pada sektor p Md = Lmd + Fmd Jmd . i = 1989,5 + 46,5 20 28 − . 8 = 1989,5 + 0,94 . 8 = 1989,5 + 7,52 = 1997,02 Maka usia paro hidup issue 4 = 2005 – 1997,02 = 7,98 tahun Dengan melihat hasil penghitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa usia paro hidup untuk terbitan keempat dari IJEEE tahun 2007 adalah 7,98 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sitiran yang dibawah tahun 1997,02 yaitu sebanyak 48 sitiran 51,6 dianggap usang, dan sitiran yang di atas tahun 1997,01 sebanyak 45 sitiran 48,3 merupakan sitiran yang valid. Universitas Sumatera Utara 4.3.5 Hasil usia paro hidup dokumen IJEEE Tahun 2007 Berdasarkan pada hasil penghitungan seluruh issue di atas, diperoleh rata- rata usia paro hidup IJEEE adalah 6,58 tahun. Hasil tersebut selanjutnya diukur dengan paro hidup ilmu fisika yaitu 4,5 tahun. Ini berarti bahwa usia paro hidup jurnal IJEEE tahun 2007 tidak sesuai dengan standar paro hidup bidang ilmu fisika di luar negeri. Hal tersebut mengindikasikan bahwa informasi yang dimuat dalam IJEEE tahun 2007 bersifat kurang mutakhir atau telah usang.

4.4 Usia Paro Hidup Dokumen International Journal of Psychiatry in Medicine IJPM Tahun 2007