Pengaruh Unsur-Unsur Paduan Pada Ketahanan Karat Dan Besi Struktur Baja Tahan Karat

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pemilihan Baja Tahan Karat.

Salah satu cacat pada penggunaan baja adalah terjadinya karat, yang biasanya dicegah dengan menggunakan pelapisan dan pengecatan. Baja tahan karat adalah semua baja yang tidak dapat berkarat. Baja ini digolongkan secara metalurgi menjadi baja tahan karat austenit, baja tahan karat ferit, baja tahan karat martensit, dan baja tahan karat tipe pengerasan presipitasi.

2.1.1 Pengaruh Unsur-Unsur Paduan Pada Ketahanan Karat Dan Besi

Jika Cr dipadukan pada besi diatas 12-13 , karat yang berwarna merah tidak terbentuk, karena oleh adanya oksigen diudara terjadi permukaan yang stabil permukaan pasif. Oleh karena itu baja yang mengandung unsur tersebut dinamakan baja tahan karat. Kalau baja mengandung lebih dari 17 Cr akan terbentuk suatu lapisan yang stabil. Karat dari lasan baja tahan karat 17 Cr sering terjadi disebabkan karena presipitasi karbida Cr pada batas butir dan oksidasi Cr dari permukaan karenanya lapisan permukaan menjadi kekurangan Cr yang mengurangi ketahanan karatnya. Kalau Ni dipadukan pada besi, kehilangan berat yang disebabkan korosi didalam asam berkurang dan ketahanan korosi bisa diperbaiki. Baja tahan karat adalah baja paduan yangmemanfaatkan keefektifan unsur paduan tersebut seperti Cr dan Ni dan dapat dibagi menjadi sistim Fe-Cr dan Fe-Cr-Ni. Yang pertama termasuk Universitas Sumatera Utara dalam baja martwensit dan ferit dan yang terakhir baja tahan karat austenit. Biasanya Mo, Cu, dsb. Ditambahkan pada baja ini untuk memenuhi maksud tertentu pada penggunaan.

2.1.2 Struktur Baja Tahan Karat

Unsur Cr menjadi komponen utama pada baja tahan karat, diagram fasa Fe-Cr ditunjukkan pada diagram dibawah. Cr dapat larut dalam besi memperluas daerah α ferit. Dalam baja dengan 12 Cr pada temperature diatas 900 ºC terjadi fasa γ austenit. Dalam paduan yang nyata, C dan N juga terkandung, jadi fasa γ duiperluas kedaerah yang mempunyai Cr lebih tinggi. Baja tahan karat 12 Cr biasa dipakai, diaustenitkan dari 900 sampai 1000 ºC tergantung kadar C nya, dan dicelup dingin pada minyak. Sehingga mempunyai struktur martensit menjadi baja tahan karat. Pada diagram dibawah, Baja 18 Cr seharusnya mempunyai fasa α dimulai dari temperature pembekuan sampai pada temperature kamar, tetapi karena sebenarnya mengandung 0,003-0,10 dan 0,01-0,02N, maka kira-kira diatas 930 ºC terbentuk fasa γ. Oleh karena itu perlakuan panas untuk mendapat fasa α dilakukan dibawah 850 ºC, baja itu dinamakan baja tahan karat ferit. Universitas Sumatera Utara Sumber : Lit. 1 Hal. 102 Gambar 2.1 Diagram fasa Fe-Cr

2.1.3 Jenis baja tahan karat.