Teori Analisis Regresi Linier
tersebut. Efisiensi fisik usaha mengukur banyaknya hasil produksi output yang dapat diperoleh dari sati kesatuan input Mubyarto, 1995.
Efisien atau tidaknya suatu usaha agroindustri ditentukan oleh besar kecilnya hasil dan besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk mendapat hasil itu.
Efisiensi suatu agroindustri biasa ditentukan dengan menghitung per cost ratio yaitu imbangan antara penerimaan usaha agroindustri dengan total biaya
produksinya Soekartawi, 1995. Menurut Sudarsono 1992 dalam suatu perusahaan, usaha untuk
meningkatkan efisiensi umumnya dihubungkan dengan biaya yang lebih kecil untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan biaya tertentu akan mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak. Ini berarti, biaya pemborosan ditekan sampai sekecil mungkin dan sesuatu yang memungkinkan untuk mengurangi biaya ini
dilakukan demi efisiensi. Lambannya reaksi perusahaan pada usaha peningkatan efisiensi, dapat dipengaruhi dari berbagai hal yang terdapat dalam perusahaan.
Reaksi yang kelihatannya kurang seirama dengan usaha peningkatan efisiensi itu, merupakan akibat keadaan perusahaan yang terjebak dan terpaku dengan mesin
dan peralatan yang ada, ketergantungan pada masukan, upaya manajemen yang statis dan hambatan pemberian keputusan yang terikat pada birokrasi organisasi
yang ada. Dengan cara menghitung per cost ratio merupakan imbangan antara penerimaan usaha agroindustri dengan total biaya produksinya.
Efisiensi usaha dalam menghasilkan produk dipengaruhi oleh total penerimaan dan total biaya yang digunakan dalam satu kali produksi. Dimana
semakin besar total penerimaan dari suatu usaha maka semakin efisien dan menguntungkan. Untuk mengetahui tingkat efisiensi, maka analisis yang
digunakan adalah RC ratio. Tidak efisien dan tidak menguntungkan