12
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Menurut  Assary  2001  dalam  studi  kasus  penetiannya  tentang  analisis pendapatan  usahatani  dan  pemasaran  komoditi  jahe  di  Desa  Kalapanunggal,
Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat menyatakan bahwa  usahatani  Jahe  di  Desa  Kalapanunggal  pada  musim  tanam  1999  sebagian
besar merupakan hasil panen yang kurang baik yaitu rata-rata 8.560 kg per hektar, lebih  rendah  dibandingkan  dengan  produktivitas  rata-rata  di  tingkat  Kabupaten
Sukabumi yaitu 9.000 kg per hektar Hal ini disebabkan pada musim 1999 terjadi kemarau panjang dan terserang penyakit busuk rimpang. Dengan hasil per hektar
8.560  kg,  dan  jahe  dijual  dengan  harga  rata-rata  Rp  2.000kg,  sehingga penerimaan  petani  untuk  1  ha  luas  lahan  sebesar  Rp  17.120.000.  Berdasarkan
hasil analisis dapat diperoleh gambaran bahwa nilai biaya tunai yang dikeluarkan petani  unuk  menanam  Jahe  per  1  ha  sebesar  Rp  9.821.343  dan  biaya  tidak  tunai
sebesar  Rp  1.357.093.  Sehingga  total  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  petani  untuk menanam  1  hektar  Jahe  sebesar  Rp  11.178.436.  Sehingga  pendapatan  usahatani
yang  diperoleh  petani  atas  biaya  tunai  sebesar  Rp  7.298.657,  sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 5.941.564.
Menurut  Ermiati  2010  dalam  studi  kasus  penelitiannya  tentang  analisis kelayakan  dan  kendala  pengembangan  usahatani  jahe  putih  kecil  di  Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang menyatakan bahwa harga jual rimpang basah jahe yang berlaku pada tingkat petani saat penelitian dilaksanakan, sebesar Rp 1.000,-
kg, dengan  total  biaya  Rp  929.981,- dan  produksi  rimpang  sebanyak  1.570  kg memberikan  sum-bangan  pendapatan  kepada  petani  sebesar  Rp  640.019,-panen
atau sebesar Rp 53.335,-bulan Menurut Setyawan 2001 dalam dalam studi kasus penelitiannya tentang
keragaan usahatani  jahe  gajah  dan  peluang  pengembangannya  di  Desa  Tiris Kecamatan  Tiris  Kabupaten  Probolinggo  menyatakan  bahwa  dengan  analisis
tabulasi diperoleh rata-rata RC rasio sebesar 2,07 yang berarti usaha tani jahe di Desa  Tiris  Kecamatan  Tiris  Kapubaten  Probolinggo  adalah  efisien.  Hal  ini
disebabkan karena produksi jahe gajah yang baik didukung oleh iklim dan potensi ala  secara  optimal.  Agar  dapat  meningkatkan  nilai  RC  ratio,  maka  petani  harus
dapat menekan serendah mungkin biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut  Styawan  Menurut  Setyawan  2001  dalam  dalam  studi  kasus
penelitiannya tentang
keragaan usahatani
jahe gajah
dan peluang
pengembangannya  di  Desa  Tiris  Kecamatan  Tiris  Kabupaten  Probolinggo menyatakan  bahwa  faktor—faktor  yang  dianggap  berpengaruh
terhadap pendapatan  Y  usahatani  jahe  gajah  di  Desa  Tiris,  Kecamatan  Tiris,  Kabupaten
Probolinggo  meliputi:  X
1
mutu  produksi,  X
2
produksi,  X
3
manajemen produksi,  X
4
manajemen  pemasaran,  X
5
biaya  produksi,  X
6
harga,  dan  X
7
luas lahan, variabel lain yang tidak diamati dianggap stabil. Nilai F hitung lebih besar  dari  F  tabe;  0,05  sebesar  1279,098.  Dapat  dikatakan  bahwa  secara
keseluruhan faktor-faktor pendapatan berpengaruh terhadap pendapatan pada taraf kepercayaan  95.  Nilai  koefisien  determinasi  R
2
sebesar  0,9995  berarti pendapatan  Y  dipengaruhi  oleh  variasi  dari  X
1
mutu  produksi,  X
2
produksi, X
3
manajemen  produksi,  X
4
manajemen  pemasaran,  X
5
biaya  produksi,  X
6
harga, dan X
7
luas lahan sebesar 99,95, sedangkan 0,05 dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Menurut  Fauzi  2012,  dalam  studi  kasus  penelitiannya  tentang  analisis efisiensi,  daya  saing  dan  strategi  pengembangan  usahatani  kunyit  Curcuma
Domestica  Val.  di  Desa  Regunung  Kecamatan  Tengaran  Kabupaten  Semarang, penelitian  ini  menggunakan  analisis  SWOT  menyatakan  bahwa  kekuatan  utama
usahatani  kunyit  di      Desa  Regunung  yaitu  aktifnya      kegiatan  kelompok  tani. Sedangkan  kelemahan  utama  yaitu  terbatasnya        permodalan.  Peluang  utama
adalah  permintaan  kunyit  yang  terus  meningkat  dan  ancaman  terbesar  yaitu permainan  harga  kunyit  oleh  pedagang.  Prioritas  yang  strategi  yang  dihasilkan
adalah  memberikan  pendidikan  dan  pelatihan  kepada  petani  dalam  pengelolaan keuangan, pasca panen serta penyadaran akan pentingnya ikut kelompok tani.
2.2 Karakteristik Jahe