Mengkategorikan data Menentukan keabsahan data Menafsirkan data

bermakna. Dimana data yang disusun secara satuan meliputi pemanfaatan kredit oleh pedagang kaki lima disekitar Jalan Jawa Jember, meliputi: 1. Jenis subjek memiliki usaha, sudah berkeluarga, dan melakukan pinjaman kredit. 2. Faktor pendorong prosedur yang mudah, jangka waktu kredit yang fleksibel, syarat yang mudah dan ada batasan untuk meminjam dan tanpa agunan. 3. Jenis pemanfaatan kepentingan produksi, kepentingan konsumsi, dan kepentingan investasi.

3.7.4 Mengkategorikan data

Data dari hasil wawancara dan observatsi tersebut dikategorikan, di kelompokkan atau diklasifikasikan sesuai indikator yaitu, pemanfaatan kredit oleh pedagang kaki lima disekitar Jalan Jawa Jember.

3.7.5 Menentukan keabsahan data

Penelitian ini untuk menentukan keabsahan data digunakan teknik triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada tahap ini, perlu adanya triangulasi, yaitu pemeriksaan dengan sumber lainnya yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, hal ini dicapai dengan jalan: - Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; - Membandingkan apa yang dikatakan orang dengan apa yang dikatakan pribadi; - Membandingkan isi wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Moleong, 2010:327 Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari pedagang kaki lima disekitar Jalan Jawa Jember yang menjadi subjek penelitian dengan teknik yang sama.

3.7.6 Menafsirkan data

Selanjutnya diberikan analisis atau penafsiran secara deskriptif agar dapat dipahami dan lebih bermakna. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moleong 2001:3, pengertian analisis deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. 39

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagai tindak lanjut penelitian yang telah dilakukan, data-data yang diperoleh dalam penelitian perlu dianalisis dan dibahas sehingga dapat menghasilkan sebuah penelitian dan menjelaskan hal-hal yang ingin dijelaskan. Beberapa hal yang berkaitan dengan hasil penelitian akan disajikan lebih lanjut dalam pembahasan di bawah ini. 4.1 Data Pelengkap 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Jember merupakan sebuah Kabupaten yang berada di Propinsi Jawa Timur Indonesia, memiliki luas 3.293,34 km2 yang terletak pada posisi 111,30 – 113,45’ BT dan 8,00’ – 8,30 LS. Secara administratif Kabupaten Jember terdiri atas 31 kecamatan dan 248 daerah pedesaankelurahan, terdapat kecamatan kota yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, kecamatan Kaliwates, Kecamatan Sumbersari dan Kecamatan Patrang. Kecamatan Sumbersari yang menjadi lokasi objek dalam penelitian ini, karena di Kecamatan Sumbersari terdapat banyak sektor formal terutama Kampus Universitas Jember yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang, terutama mahasiswamahasiswi yang kuliah di Universitas Jember. Sehingga para pelaku sektor informal yaitu pedagang kaki lima PKL juga mengikuti pola persebaran sektor formal itu sendiri, dengan begitu para konsumen akan dengan mudahnya untuk menjangkau segala aktivitasnya, mulai dari pergi kekampus dan untuk membeli kebutuhan sehari-harinya. Letak yang cukup strategis berada di sekitar kampus Universitas Jember yaitu Jalan Kalimantan, Jalan Mastrip, Jalan Riau, Jalan Jawa dan Jalan Sumatra, namun dari kelima jalan yang memiliki tingkat strategis yang cukup tinggi yakni Jalan Jawa, karena di daerah Jalan Jawa terdapat banyak sektor Formal, mulai dari perkantoran, sekolah, cafe, restoran, pertokoan dan di sekitar daerah Jalan Jawa terdapat banyak rumah kost, Sehingga hal inilah yang menjadikan daerah Jalan Jawa memiliki tingkat kepadatan pelaku sektor informal yang cukup tinggi.