Dalam menghitung nilai erosivitas R yaitu dengan menggunakan persamaan Soemarwoto1991 bahwa nilai R = 0,41 x H
1,09
dimana H = curah hujan tahunan. Dasar menggunakan persamaan ini karena di Indonesia data hujan
yang tersedia hanyalah data yang diperoleh dari Ombrometer. Dengan penggunaan alat ini hanya tercatat data jumlah hujan tahunan. Sama halnya
dengan pengukuran curah hujan di BMKG Medan, nilai curah hujan pada stasiun curah hujan pancur batu hanya menghasilkan besar curah hujan tahunan dalam
mmthn. Sedangkan menurut persamaan Lenvain DHV,1989 untuk mencari nilai R dengan menggunakan persamaan : R= 2,21 P
1,36
dimana nilai erosivitas didasarkan pada penggunaan data curah hujan bulanan dari beberapa tempat di
Jawa sehingga nilai nya agak berbeda sedikit. Nilai R dapat dilihat pada Lampiran 19.
b. Nilai erodibilitas K
Erodibilitas menunjukkan resistensi kepekaan partikel terhadap pengelupasan dan transportasi partikel tanah-tanah tersebut oleh adanya energi
kinetik air hujan. Besarnya nilai erodibilitas pada lahan tanaman jagung ditentukan oleh karakteristik tanah seperti tekstur tanah, struktur tanah, kandungan
bahan organik, dan kecepatan permeabilitas tanah. Pada lahan tanaman jagung diperoleh kandungan M sebesar 2448. Dalam
harkatnya tekstur tanah pada lahan tanaman jagung adalah clay loam atau lempung berliat. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 21. Dengan tekstur
tanah lempung berliat memberi gambaran bahwa aliran permukaan pada tanah liat
Universitas Sumatera Utara
lebih besar sehingga kemampuan mengikis dan mengangkut butir-butir hujan akan jauh lebih banyak daripada mengalir diatas permukaan pada tanah berpasir.
Semakin besar nilai M maka nilai kepekaan terhadap erosi akan semakin besar juga.
Struktur tanah juga berpengaruh terhadap nilai erodibilitas. Pada penelitian ini diperoleh struktur tanah pada lahan tanaman jagung yaitu granular halus.
Biasanya agregat tanah pada granular tidak lebih dari 2 cm. Semakin besar nilai koefisien struktur tanah maka tanah akan semakin peka terhadap erosi. Harkat dari
struktur tanah disajikan pada Lampiran 21. Adapun jenis tanah dalam penelitian adalah merupakan jenis tanah
Andepts dengan nilai faktor kedalaman tanah 1,0. Tanah ini dibentuk dalam bahan abu volkan dam mempunyai horison A. Adapun ciri tanah horison A yaitu warna
coklat tua, tekstur liat, struktur granular sedang, lemah, agak pekat, batas horison nyata dan berombak. Kebanyakan Andosol baik untuk pertanian karena menyerap
air banyak. Semakin banyak air terserap ke dalam tanah maka besar laju erosi dapat berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra dkk 1988
bahwa pada tanah jenis Andosol dimanfaatkan untuk bertanam padi, sayuran, palawija, teh, kopi dan pinus. Derajat kesuburan kimiawi rendah diperbaiki
dengan penambahan bahan kapur. Faktor yang juga berpengaruh yaitu kandungan bahan organik. Dari hasil
analisis diperoleh C-organik tanah sebesar 0,7 sehingga bahan organiknya menjadi 1,2 . Bahan organik termasuk rendah karena tanahnya lempung berliat.
Sesuai pernyataan Utomo 1988 bahwa bahan organik tanah baru berfungsi sebagai pengikat tanah setelah mengalami penguraian. Penguraian bahan organik
Universitas Sumatera Utara
dipercepat apabila dalam tanah terdapat kehidupan, yaitu jasad mikro. Jadi walaupun di dalam tanah tersedia bahan organik tetapi bila tidak ada jasad mikro
maka bahan organik tersebut tidak banyak manfaatnya untuk tanah. Nilai bahan organik rendah yaitu 1,2 sehingga membuat nilai erodibilitasnya tinggi.
Di lahan tanaman jagung diperoleh nilai permeabilitasnya sebesar 94,824 cmjam. Ini menunjukkan bahwa permeabilitas pada lahan tanaman jagung besar
dengan harkat 1. Perhitungan permeabilitas dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan bor tanah dengan metode diagonal pada 5 buah titik
pengeboran. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 22. Dari hasil pengamatan di lapangan dalam prediksi erosi tanah, diperoleh bahwa laju permeabilitas tanah
dengan kepekaan tanah terhadap erosi berbanding terbalik. Semakin besar permeabilitas tanah maka kepekaan tanah terhadap erosi semakin kecil karena air
dengan mudah terserap ke dalam tanah.
c. Faktor Topografi LS