Manajemen Produksi Siaran Televisi

c. Pengarahan Empat bagian penting dalam memberikan fungsi pengarahan yang dilakukan pemimpin terhadap para karyawannya, keempat fungsi tersebut antara lain: 1. Motivasi 2. Komunikasi 3. Kepemimpinan 4. Pelatihan d. Pengawasan Fungsi pengawasan dalam media massa meliputi persiapan suatu standar kuantitas dan kualitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan atau organisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan terciptanya citra yang positif. 13 Robert J. Mockler 1972 memberi definisi yang hampir senada seputar pengawasan. Pengawasan ialah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik. Membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. 13 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation Media Komunikasi, h, 2 – 3. Produksi televisi berbeda dengan manajemen produksi pada umumnya, sebab televisi adalah hasil perpaduan antara seni dan teknologi. Hasil produksi tidak dilihat dari fisiknya saja, yaitu kaset atau CD atau seluloid tapi dari isi atau kandungan yang ditangkap penontonnya. Manajemen Produksi televisi mengurusi hal yang juga berhubungan dengan usaha penciptaan atau kreativitas, artistik, teknologi dan manusia. Hal-hal yang bisanya dilakukan dalam proses produksi televisi adalah : a. Merancang produk yaitu menetapkan produk sesuai keinginan atau rencana yang ditetapkan. b. Merancang proses pembuatan atau produksi Routing, semua aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang telah ditetapkan seperti waktu dan biaya. c. Merencanakan Material, menentukan atau menetapkan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang telah ditetapkan. d. Menjadwalkan Proses Pembuatan Produksi, menetapkan dan mengatur waktu yang diperlukan bagi proses produksi. e. Membagi Pekerjaan dalam pembuatan produksi sesuai bidang dan kemampuan masing-masing. f. Menyerahkan Pekerjaan atau Dispatching, menyerahkan pekerjaan yang telah ditetapkan kepada yang memiliki kemampuan atau bidangnya. g. Melacak Kemajuan, setiap waktu harus diketahui kemajuan atau jalannya produksi apakah sesuai rencana yang telah ditetapkan. h. Merevisi rencana apabila ada kekeliruan atau tidak dapat diwujudkan dan segera diperbaiki. Stasiun televisi pada umumnya memiliki studio dan peralatan sendiri yang dapat digunakan untuk memproduksi program. Fasilitas yang biasanya sudah tersedia pada stasiun penyiaran televisi dan dapat digunakan untuk memproduksi program adalah studio, kamera, peralatan editing serta para personilnya. Seluruh fasilitas ini, tidak boleh dibiarkan begitu saja namun harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk memproduksi berbagai program. Departemen pemberitaan news department stasiun televisi merupakan bagian yang paling sering menggunakan studio dan segala peralatannya itu. Stasiun televisi memiliki personil pemberitaan seperti reporter dan juru kamera yang memproduksi berita setiap harinya. Mereka digaji untuk meliput berbagai peristiwa yang bernilai berita. Pada stasiun televisi skala kecil, bagian pemberitaan terkadang menjadi satu dengan bagian program. Namun pada stasiun televisi skala menengah dan besar, pada umumnya bagian pemberitaan menjadi bagian yang terpisah dari bagian program. Bagian pemberitaan merupakan unit otonom yang memiliki kewenangan sendiri untuk mengatur diri sendiri. Dengan kata lain, direktur program televisi tidak memiliki kewenangan atas bagian pemberitaan. Bagian pemberitaan televisi tidak dapat bekerja sendiri atau hanya mengandalkan reporter atau juru kameranya sendiri dalam mencari berita. Bagian pemberitaan juga memanfaatkan informasi yang berasal dari media massa lainnya misalnya surat kabar atau kantor berita seperti Reuters, Associated Fotographer Press, AFP, stasiun televisi lain misalnya CNN yang belakangan ini telah menjadi referensi utama untuk berita-berita internasional. Stasiun televisi juga kerap menggunakan gambar dari video amatir untuk keperluan produksi program berita. Keberhasilan bagian pemberitaan stasiun televisi, banyak tergantung kepada reporter dan juru kamera yang ada di lapangan serta korlip di ruang redaksi yang mengarahkan mereka, namun demikian kemampuan produser dan eksekutif produser dalam menyusun program juga tak kalah pentingnya. Stasiun televisi membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak, begitu pula dalam organisasi redaksi pemberitaan yang semuanya bekerja sebagai suatu tim. Pada kenyataannya memang dibutuhkan banyak orang untuk menayangkan suatu program berita. Fungsi setiap orang itu, seperti mata rantai atau bagian dari mata rantai yang panjang. Struktur organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari: reporter, juru kamera, koordinator liputan korlip, produser, eksekutif produser, dan direktur pemberitaan. 14

C. Ruang Lingkup Televisi

1. Pengertian Televisi

Kata televisi terdiri dari kata “tele” dan “visi”. Tele dalam bahasa Yunani mempunyai arti “jarak” sedangkan visi dalam bahasa latin mempunyai arti “citra atau gambar”. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. 15 Tidak dipungkiri lagi, dewasa ini televisi merupakan media massa yang sangat populer di tengah masyarakat. Ia ada hampir disemua tempattempat umum, kantor, rumah bahkan kamar pribadi. Oleh 14 http:tugasmanajemenmedia.blogspot.com, Modul 7,8,9 Manajemen Media Penyiaran. 15 Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, Cet ke-1, h. 1. karena itu, setiap berita yang disampaikan melalui media televisi akan sangat mudah sampai ke tengah kalangan masyarakat. Televisi kini telah menjadi kotak ajaib yang secara khusus berada di ruangan rumah yang merupakan produk teknologi yang memiliki sebutan sebagai “jendela dunia” selain internet. 2. Sejarah Singkat Televisi Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan Wiliam Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melaui kabel Heibert, Ungrait, Bohn, 1975: 283. Televisi sebagai pesawat dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 presiden Franklin D. Roosevelt tampil dilayar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika muali pada 1 September 1940. 16 3. Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya surat kabar dan radio siaran, yakni memberikan informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak 16 Elvinaro, Ardianto, dkk., Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, cet. Ke-1, h. 135-136. menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 17

D. Program

1. Pengertian Program

Program merupakan faktor yang mendukung keberhasilan finansial suatu stasiun penyiaran televisi. Program dalam stasiun penyiaran televisi adalah penentu audiens dimana dengan sebuah program menarik, maka akan menarik banyak audiens untuk menyaksikan program tersebut. Dengan kata lain bahwa pendapatan dan keuntungan stasiun penyiaran sangat dipengaruhi oleh programnya. Program dapat disamakan dengan produk atau barang goods atau pelayanan services yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini adalah audiens dan pemasang iklan. 18 Secara teknis penyiaran televisi, program televisi television programming diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari horizontal programming dan dari jam ke jam vertical programming setiap harinya. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemprograman. 19 Secara estimologis, kata program berasal dari bahasa inggris Programme yang berarti acara atau rencana. 20 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998, Program 17 Ibid, h. 137. 18 Morissan, Media Penyiaran dan Strategi Mengelola Televisi Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005, cet. I, h. 200. 19 Soenarto, RM. Program Televisi : Dari Penyusunan Sanpai Pengaruh Siaran Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007, h. 1. 20 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005, cet. I, h. 97. adalah acara. Maksudnya ialah, program seperti pertunjukan siaran, pagelaran, dan sebagainya. Atau sebuah rencana mengenai asas serta usaha yang akan disiarkan di televisi. 21

2. Jenis-Jenis Program

Menurut Morissan jenis program dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu : 22 program informasi, adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberitahukan tambahan pengetahuan informasi kepada khalayak. Program informasi dapat dibagi menjadi 2 katageori yaitu berita keras dan berita lunak. Sedangkan berita keras dan lunak juga memiliki beberapa sub kategori yang mengisi masing-masing berita tersebut sehingga menjadi sebuah program informasi yang dapat menambah pengetahuan para audience. a. Berita Keras Hard News, adalah segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audience secepatnya. Dan didalam berita keras terdapat beberapa cara menyajikan berita tersebut, yaitu : 1. Straight News, suatu berita singkat tidak detail yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. 2. Feature, adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik. 21 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet. I, h. 207. 22 Morissan, Manajemen Media Penyiaran dan Strategi Mengelola Radio dan Televisi Tangerang: Ramdina Prakasa, 2005, cet. I, h. 208 – 220.