Analisis produksi siaran berita televisi :prose produksi siaran berita reporter minggu di trans TV

(1)

ANALISIS PRODUKSI SIARAN BERITA TELEVISI

(Proses Produksi Siaran Program Berita

Reportase Minggu Di Trans Tv)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh

Nurhasanah

NIM:

107051102311

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh : Nurhasanah NIM : 107051102311

Pembimbing,

Drs. Sunandar, MA NIP : 19620626 199403 1 002

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ANALISIS PRODUKSI SIARAN BERITA TELEVISI (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 24 Maret 2011 Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota

Drs. Study Rizal, LK, MA Ade Rina Farida, M. Si.

NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19770513 200701 2018

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. Jumroni, M. Si. Rubiyanah, MA

NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19730822 199803 2 001

Pembimbing

Drs. H. Sunandar, M. Ag. NIP. 19620626 199403 1 002


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 24 Maret 2011


(5)

ABSTRAK

Nurhasanah (107051102311)

Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)

Televisi merupakan media massa yang saat ini banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Oleh karenanya, demi memenuhi kebutuhan masyarakat, stasiun televisi menyediakan program news

yang memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Trans Tv misalnya, dengan salah satu program newsnya, Reportase Minggu yang memberikan sajian news yang ringan dan juga beberapa informasi terkini yang terangkum dalam segmen Reportase Utama.

Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana proses produksi berita yang dilakukan redaksi Reportase Minggu? Serta siapa saja yang berperan dalam proses produksi beritanya?

Berita diproduksi melalui proses yang bertahap yang meliputi pencarian berita dan pengumpulan bahan-bahan berita. Kemudian bahan berita yang telah diliput, ditulis dalam naskah. Kemudian naskah yang telah rapi akan didubbing.

Setelah itu dilakukan proses editing dan selanjutnya hasil akhir editing akan diserahkan pada control room untuk dioperasikan oleh beberapa kru pada saat

live. Saat itulah berita akan sampai pada penonton di rumah.

Metodologi penelitian di sini menggunakan paradigma kualitatif dengan model deskriptif. Penulis tidak menguji hipotesis, dan hanya menjelaskan dan menggambarkan secara kualitatif sebuah proses produksi berita pada program Reportase Minggu di Trans tv. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Semua data itu kemudian akan dianalisa dengan mengacu pada kerangka teori.

Proses produksi sebuah berita yang melalui beberapa tahap itu sesuai dengan Teori Arus Berita milik Bass. Teori yang menyatakan bahwa dalam memproduksi berita melalui dua tahap yang saling berkaitan. Tahap pertama terjadi ketika para pencari berita membuat “berita kasar” menjadi atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi “hasil akhir” (sebuah siaran berita).

Dengan melakukan penelitian dan pencarian data melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa redaksi Reportase Minggu melalui proses untuk menyampaikan beritanya pada masyarakat. Sesuai dengan teori Bass, tahap pertama yaitu penentuan tema dan ide oleh produser. Kemudian, pencarian bahan berita oleh tim liputan yang ditugaskan oleh korlip. Selanjutnya, reporter menulis naskah dari bahan berita yang diliput. Setelah naskah diedit oleh produser, maka dilakukan dubbing. Selanjutnya, gambar liputan yang dicapture ke komputer dan hasil dubbingan naskah telah diproses, maka seluruhnya siap diedit. Hasil akhir editing akan dipreview oleh produser. Jika sudah disetujui, maka akan diprint ke dalam bentuk kaset video atau data yang dikirim ke server. Di ruang control room lah, video itu dioperasikan untuk sampai ke televisi pemirsa. Itu dilakukan saat siaran live yang dikomando oleh seorang program director.


(6)

i

Puji sukur, Alhamdulillah hanya bagi Sang Maha Penguasa Alam, Allah SWT. Hanya dengan limpahan rahmat, nikmat, serta kebaikanNya lah skripsi ini dapat diselesaikan.

Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, Sang Revolusioner dan mujahid sejati, pembawa kedamaian, penyebar ilmu, penangkis kejahiliyahan. Semoga kebaikan, rasa cinta kasih dan hakikat kehidupan yang disampaikan beliau akan terus memberi kesegaran pada kehidupan manusia.

Penulis sadari, selama penulisan karya ilmiah ini banyak sekali pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak. Terima kasih penulis ucapkan kepada mereka yang telah berperan dalam penulisan ini. Baik melalui doa, bimbingan, dukungan, maupun terlibat langsung dalam memberikan informasi, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Terima kasih kepada:

1. Orang tua, yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis. Melalui doa, nasihat, kesabarannya membimbing, bahkan keringat kerja kerasnya sehingga mampu menguliahkan penulis hinga selesai.

2. Umi dan Alm. Abah, yang telah berbesar hati menjadi orang tua kedua bagi penulis, serta senantiasa mendukung lewat doa dan nasihatnya yang tak pernah berhenti.

3. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Arief Subhan, MA., Pembantu Dekan Bidang


(7)

ii

Akademik, Drs. Wahidin Saputra, MA., Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. M. Mahmud Jalal, MA., dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Drs. Study Rizal LK, MA.

4. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Rubiyanah, MA serta Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, Ade Rina Farida, M.Si. Terima kasih telah banyak membantu dan mendukung penulis.

5. Dosen pembimbing, Drs. Sunandar, MA, yang senantiasa membimbing dan membantu penulis menemukan solusi permasalahan dan menambah banyak informasi dalam menulis skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk semua ilmunya yang sangat bermanfaat bagi penulis, bahkan sangat bermanfaat sampai akhir penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

8. Redaksi Reportase Minggu Trans Tv, Mba Yuli, Mba Ayu, Mba Fia, Mba Irene, Mas Ivan, Mas Zulhaq, dan seluruh kru Reportase Minggu yang bersedia memberikan bantuan, dukungan, serta informasi pada penulis. 9. Keluarga Besar H. Hafidz. Tante, Om, saudara sepupu, terima kasih yang

tak terhingga untuk kasih sayang, dukungan, serta nasihat kalian. Aku cinta kalian.

10.Adik2 ku tersayang, terima kasih dukungannya.

11.Aa Salim Firdaus, yang selalu mendukung dan mendoakanku.

12.Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah, Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2007. Terima kasih untuk kebersamaanya. Tak ada yang dapat


(8)

iii

13.Sahabat-sahabat di kampus, Nunu, Nia, Tya, Lola, dan Silvi, terima kasih untuk “perlombaan” menuju kesuksesan serta kebersamaannya.

14.Teman-teman Kost Annida, Arya, Dewi, Neng, Anis, Indah. Terima kasih untuk semua dukungannya. Aku akan terus merindukan kebersamaan kita. 15.Teman-teman VOC (Voice Of Communication), Alfi, Nunu, Nissa, Abda,

Angel, Dini, Tika, K’ Fitrah, K’ Dani, K’ Ina, K’ isna, Teh Nenk, dan seluruh anggota lainnya yang tidak penulis sebutkan, namun tetap, terima kasih untuk kalian semua yang ikut memberi dukungan dan semangat kebersamaan.

16.Semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak. Tanpa menyebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak yang membacanya.

Jakarta, 24 Maret 2011


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...7

E. Metodologi Penelitian ...7

F. Tinjauan Pustaka ...10

G. Sistematika Penulisan ...12

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Model Komunikasi Bass (Arus Berita) ...14

B. Proses Produksi ...15

C. Pengertian Siaran ...21

D. Program Berita (news) di Televisi ...22

E. Televisi ...24

1. Pengertian Televisi ...24

2. Sejarah Televisi ...25


(10)

v

1. Pengertian Berita ...31

2. Jenis-Jenis Berita ...32

3. Nilai Berita ...34

4. Format Berita ...37

5. Kaidah Berita ...43

BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM REPORTASE MINGGU A. Trans Tv...46

1. Sejarah berdirinya Trans Tv ...46

2. Visi dan Misi Trans Tv ...49

3. Logo Trans Tv ...50

4. Struktur Organisasi Trans Tv ...50

5. Program Acara Trans Tv ...51

6. Penghargaan Trans Tv ...55

B. Program Berita Reportase Minggu ...60

1. Latar Belakang Program Berita Reportase Minggu ...60

2. Profil Reportase Minggu ...62

3. Redaksi Reportase Minggu ...63


(11)

vi

BAB IV ANALISIS PROSES PRODUKSI SIARAN PROGRAM BERITA REPORTASE MINGGU DI TRANS TV

A. Pelaksanaan Produksi Reportase Minggu di Trans Tv ...67 B. Teori Arus Berita (Bass) dalam Proses Produksi Berita Reportase

Minggu di Trans TV ……….82

C. Analisis Produksi Berita Reportase Minggu di Trans Tv ………93 D. Kendala dan Pendukung dalam Proses Produksi Berita Reportase

Minggu di Trans Tv ………98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...105 B. Saran ...109

DAFTAR PUSTAKA ...111


(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh.1 Melalui media massa dalam bentuk cetak maupun elektronik, program maupun informasi gencar disajikan dalam bentuk yang dikemas secara menarik. Media massa lah yang menjadi sumber kebutuhan informasi masyarakat dewasa ini.

Karena media sangat berpengaruh bagi kehidupan, maka perlu diketahui bagaimana media massa bekerja. Beberapa diantaranya yang perlu direnungkan, melalui media massa, setiap orang mengetahui hampir segala sesuatu diluar lingkungan mereka. Warga yang berpengetahuan dan aktif sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media massa berjalan dengan baik. Setiap orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan seseorang hanya sampai kepada orang-orang di sekitarnya.2

1

BurhanBungin, SosiologiKomunikasi, cet.ke-3. (Jakarta: KencanaPrenada, 2008),h . 72.

2

John Vivian, TeoriKomunikasi Massa (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2008), h.5.


(13)

2

Media massa saat ini yang ikut berperan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat luas adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian dan kehidupan manusia. Bahkan bagi beberapa orang, tv dianggap sebagai teman dan sebagai cerminan perilaku masyarakat. Tak dapat dipungkiri, salah satu jenis media massa ini mampu menghipnotis para penikmatnya dengan sajian berbagai acara dan informasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya, tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu stasiun tv kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun tv. Dengan demikian, stasiun tv tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola tv kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. 3

Media massa biasanya dianggap sebagai penyampai informasi. Inti dari fungsi media sebagai penyampai pesan informasi adalah berita (news).4 Menurut pakar komunikasi, JB Wahyudi, berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dari sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak

3

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Bandung: Kencana, 2008), h. 2.

4


(14)

dipublikasikan melalui media massa periodik.5 Berbagai keadaan di luar lingkungan bisa diakses masyarakat melalui media massa dengan sajian program beritanya.

Tidak salah jika salah satu program acara yang menjadi andalan stasiun televisi di Indonesia adalah program berita. Stasiun televisi berkompetisi merebut audiens dengan menyajikan program berita yang tentunya dikemas dan disajikan semenarik mungkin. Disini lah tempat diproduksinya berbagai informasi yang diharapkan mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Sebagaimana suatu perusahaan, stasiun televisi memiliki struktur organisasi yang sama seperti perusahaan lain pada umumnya. Dengan satu departemen khusus, yakni depertemen atau bagian pemberitaan, segala hal yang berkaitan dengan proses produksi siaran berita diatur.

Sebagian besar stasiun televisi membentuk bagian pemberitaan sebagai departemen yang terpisah dari bagian program. Bagian pemberitaan biasanya diketuai seorang manajer atau direktur pemberitaan yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan stasiun televisi. Head and Sterling (1982) mengatakan: “This separation (news) from entertainment programming arises

because of the timely natureof news.” (Pemisahan bagian pemberitaan dari bagian hiburan disebabkan sifat berita yang sangat terikat oleh waktu).6

Salah satu stasiun televisi yang memiliki program berita sebagai andalannya yaitu Trans Tv. Melalui pengamatan sehari-hari, stasiun televisi

5

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita (PT Indeks, 2006), h. 4.

6


(15)

4

Trans Tv memfokuskan penyajian berbagai programnya dalam bentuk hiburan. Namun, dari sekian banyak program acara hiburan milik Trans Tv, terdapat salah satu program berita yaitu Reportase. Reportase merupakan program bulletin berita milik Trans Tv yang hadir 4 kali sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam. Program berita Reportase terdiri dari banyak jenis, salah satu diantaranya adalah Reportase Minggu.

Reportase Minggu adalah program buletin dari divisi news Trans TV yang tayang tiap Minggu sore. Menariknya, pada Reportase Minggu, kumpulan news yang terdiri dari berbagai bentuk feature disajikan secara menarik dan berbeda. Bahkan presenternya menyampaikan informasi dengan melakukan perjalanan wisata. Sehingga, informasi berbagai feature menarik yang disampaikan akan semakin terasa santai dan lebih ringan.

Reportase Minggu berbeda dengan Reportase yang disajikan pada pagi, siang, sore dan malam di Senin-Jum’at yang lebih menitikberatkan pada berita “hard news”. Reportase Minggu disuguhkan dengan suasana lebih santai yang mengalir melalui informasi-informasi feature menariknya dari berbagai daerah.

Reportase Minggu menyampaikan berbagai liputan feature yang menarik, unik, edukatif dan informatif yang sesuai dengan akhir pekan. Dengan penyampaiannya secara khas, unik dan akrab membuat Reportase Minggu menjadi liputan yang sangat menarik untuk dilihat. Reportase Minggu juga tetap menyampaikan perkembangan terbaru yang menyangkut masalah


(16)

politik, ekonomi dan sosial budaya yang disampaikan dalam segmen Reportase Utama.7

Dengan tagline “Lebih Dekat dan Berbeda”, program berita Reportase Minggu berusaha menyajikan program beritanya dengan format yang berbeda dengan program berita di stasiun televisi lainnya. Dengan dua presenternya yang menyampaikan informasi dengan berjalan-jalan di luar studio atau lokasi menarik di berbagai daerah, Reportase Minggu menyuguhkan berbagai informasi berita yang memiliki unsur keunikan, berbeda, dan tentunya lebih dekat dengan kehidupan masyarakat. Dengan penyampaian yang lugas, informasi unik dan berbeda itu disampaikan pada masyarakat luas, bahkan masyarakat kalangan manapun bisa menikmatinya.

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.8

Oleh karena itu, mengingat pentingnya mengetahui langkah-langkah produksi dalam suatu produksi acara berita, termasuk program berita Reportase Minggu di Trans Tv, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran

Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)”

7“Reportase Minggu,” a

rtikel diakses pada 24 November 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Reportase_(Trans_TV)

8


(17)

6

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mempermudah dalam penyusunan, maka penelitian ini akan dibatasi pada permasalahan bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv dilaksanakan. Mulai dari bagaimana berita di peroleh hingga siap siar. Serta faktor apa saja yang manjadi pendukung serta kendala dalam proses produksi beritanya.

2. Rumusan Masalah

Penelitian ini bermaksud mengupas permasalahan utama untuk dianalisa, yaitu:

a. Bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv dilaksanakan serta siapa saja yang berperan di dalamnya?

b. Apa saja kendala serta pendukung dalam proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana proses produksi berita pada program Reportase Minggu dilaksanakan serta siapa saja yang terlibat di dalamnya.

2. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala serta pendukung dalam proses produksi berita Reportase Minggu di Trans Tv.


(18)

D. Manfaat Penelitian

1. Akademis

Penelitian ini membantu pembaca untuk lebih mengetahui pemaparan teori mengenai proses produksi berita. Bagaimana sebuah siaran, berita khususnya, melalui beberapa tahap agar bisa tayang sebagai sebuah program berita secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang jurnalistik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi siaran berita.

2. Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menemukan dan menginformasikan mengenai proses dalam sebuah produksi siaran berita secara menyeluruh. Dalam hal ini proses penyajian program berita Reportase Minggu di Trans Tv.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Paradigma atau pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis atau model deskriptif. Penulis menguraikan serta mendeskripsikan bagaimana proses produksi berita pada program Reportase Minggu di Trans Tv. Pendekatan kualitatif ini


(19)

8

menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan beberapa data yang nantinya membantu penulis dalam penulisan skripsi. Salah satu teknik yang dilakukan adalah melalui observasi. Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan pada objek yang akan diteliti secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai fakta dan data yang diperoleh lewat pengamatan nantinya akan dikumpulkan untuk menarik sebuah informasi.

b. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pihak redaksi Reportase Minggu, yaitu produser pelaksana, koordinator liputan, kameramen, reporter, editor, dan program director. Teknik yang digunakan adalah tehnik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya, namun tetap terarah pada masalah penelitian yang diangkat.


(20)

c. Dokumentasi

Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, naskah, dokumen ataupun arsip-arsip yang terkait dengan pembahasan penelitian ini.

Dari dokumentasi tersebut, nantinya penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan tertulis sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi yang terkait dengan permasalahan penelitian.

3. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menjelaskan bagaimana produksi siaran berita yang dilaksanakan pada program berita Reportase Minggu di Trans Tv. Mulai dari bagaimana berita di peroleh, hingga siap siar.

Penulis melaporkan data dengan memberi gambaran mengenai proses produksi program Reportase Minggu di Trans Tv. Sebagai sumber data, penulis melakukan observasi langsung dan tidak langsung dan wawancara dengan tim redaksi Reportase Minggu. Data yang diperoleh dari observasi dan wawancara akan dideskriptifkan secara kualitatif dengan didukung data-data yang didapat dari berbagai dokumen, literatur serta data-data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Maka, penulis mendapatkan jawaban penelitian dengan menganalisa data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan mengacu pada kerangka teori.


(21)

10

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah stasiun televisi Trans Tv. Sedangkan objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah proses produksi salah satu program berita di Trans Tv, yaitu Reportase Minggu.

5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lokasi program berita Reportase Minggu diproduksi, yaitu di Gedung Trans Tv, Jl. Kapten P. Tendean no. 12-14A, Jakarta 12790.

6. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, diambil referensi dari beberapa pustaka dan menggunakan pendekatan teori tertentu untuk memperkuat dan mempertajam analisa. Penelitian dengan judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)” ini terinspirasi dari beberapa skripsi yang telah ada sebelumnya.


(22)

Pertama, skripsi karya Yefhy Ardiyanti, mahasiswa Jurnalistik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2005 dengan judul “Analisis Deskriptif Produksi Program Warta Pemilu Di TVRI”, yang membahas bagaimana sebuah program berita dalam periode pemilu di produksi. Yefhy mengangkat masalah bagaimana sebuah program berita dalam periode tertentu (masa pemilu) diprogram, sedangkan penulis lebih menitik beratkan pada berita yang secara rutinitas diproduksi.

Skripsi karya Irham Maulana dari universitas yang sama, dengan judul skripsi “Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV One” juga menginspirasi penulis dalam mengambil judul dan pembahasan. Irham menitikberatkan pada produksi program berita yang diproduksi secara live

dengan format talkshow, sedangkan penulis membahas pembuatan suatu program berita yang secara rutin diproduksi dengan format penyajiannya, presenter berjalan-jalan di suatu daerah, yang juga di segmen akhirnya disajikan live dengan lokasi di studio.

Ketiga, skripsi milik Pessi Andayani yang berjudul “Analisis Produksi Program Pemberitaan Dunia Dalam Berita di TVRI” yang secara khusus membahas produksi program berita Dunia Dalam Berita pada “ Thailand: prime Minister “. Sedangkan penulis lebih mengkhususkan pada pembahasan produksi berita secara keseluruhan (umum).

Dan terakhir, skripsi milik Wahyu Hidayat, mahasiswa jurusan Ilmu Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) dengan judul “Proses Penyajian Berita Lintas Peristiwa di Televisi Pendidikan Indonesia”. Selain


(23)

12

menjadi pembanding, skripsi ini juga memberi tambahan masukan kepada penulis dalam melengkapi skripsi yang penulis susun.

Melalui tinjauan pustaka ke perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan IISIP, juga menelusuri situs di internet, skripsi dengan judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Studi Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv)” belum pernah diteliti sebelumnya. Meskipun penulis terinspirasi dari keempat skripsi sebelumnya yang telah disebutkan diatas, namun seluruh skripsi ini memliki objek dan subjek penelitian yang berbeda, meski tak bisa disangkal keempatnya memberikan banyak masukan untuk penulis dalam melakukan penelitian.

Selain skripsi-skripsi di atas, buku Teknik Produksi Program Televisi karya Fred Wibowo memberi sumbangan besar dalam ide penulisan skripsi ini. Pemaparan mengenai berbagai hal yang harus dipikirkan secara matang dalam produksi seperti materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi membantu penulis untuk menjelaskan mengenai apa saja yang perlu diperhatikan dalam produksi program berita.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, terbagi ke dalam lima bab yang memiliki pembahasan masing-masing. Kelima bab itu adalah sebagai berikut:


(24)

Bab I, pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan sistematika penulisan.

Bab II, kajian teoritis, berisi penjelasan teori arus berita milik Bass, proses produksi, pengertian siaran, tentang berita yang meliputi pengertian berita, jenis berita, nilai berita, format berita televisi, dan kaidah berita televisi. Seputar hal mengenai televisi, meliputi pengertian televisi, sejarah televisi, perkembangan televisi, serta televisi sebagai media massa. Terakhir subbab mengenai program berita (news) di televisi.

Bab III, gambaran umum Trans Tv dan program Reportase Minggu, berisi mengenai Trans Tv yang meliputi sejarah berdirinya Trans Tv, visi dan misi Trans Tv, logo Trans Tv, struktur organisasi Trans Tv, program acara Trans Tv dan beberapa penghargaan Trans Tv yang pernah diraih. Juga berisi mengenai program berita Reportase Minggu yang meliputi, latar belakang program berita Reportase Minggu, profil Reportase Minggu, redaksi Reportase Minggu dan makna dari tagline “Berbeda dan Lebih Dekat”.

Bab IV, pelaksanaan produksi program Reportase Minggu Trans Tv serta proses produksi berita Reportase Minggu di Trans TV, peran redaksi dalam produksi berita, dan faktor pendukung dan kendala dalam produksi berita Reportase Minggu.

Terakhir bab V, yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang berisi paparan jawaban dari hasil penelitian secara menyeluruh. Dan berisi saran dari hasil penelitian yang telah ditemukan.


(25)

14

BAB II

KAJIAN TEORITIS

B. Model Komunikasi Bass (Arus Berita)

Teori Bass menjelaskan proses pencarian dan pengumpulan bahan berita atau proses produksi sebuah berita sebagai berikut:

Tindakan gatekeeping yang paling penting terjadi di dalam organisasi pemberitaan, dan bahwa prosesnya dapat dibagi dalam dua tahap: perolehan berita dan pengolahan berita, seperti pada gambar berikut:

Tahap I Tahap II

Misal: penulis, Misal: redaksi juruwarta copy reader editor lokal penterjemah

Bass menjelaskan tahap pertama terjadi ketika para pencari berita membuat “beritakasar” (peristiwa, pidatodan konferensi pers) menjadi “copy berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi “hasil akhir” (sebuah surat kabar atau sebuah siaran berita) yang disiarkan kepada umum.1

1

DennisMcQuail, Model-Model Komunikasi. AlihBahasaPutuLaxmanPendit (Jakarta: UniPrimas, 1985), h. 110.


(26)

C. Proses Produksi

Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti geraknya, jalannya, kemajuan, berhasil, perkara; berasal dari procession (bahasa Inggris) yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan suatu produk. Sedangkan produksi adalah barang yang dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa.2

Setiap media massa pasti memiliki program yang akan disampaikan kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan televisi yang memiliki beragam program untuk disuguhkan ke tengah khalayak luas. Program-program yang akan disuguhkan itu sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya terbentuk satu program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses dibuatnya program di televisi biasa disebut dengan proses produksi. Dimana maksud dari proses produksi adalah sekumpulan tindakan, pembuatan atau pengolahan yang terarah dan teratur untuk menghasilkan sebuah produk atau program.

Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk ditayangkan di televisi. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian, dan berbagai peralatan serta dukungan biaya.

Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),

2

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998), h. 701-703.


(27)

16

biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.

1. Materi Produksi

Adalah barang atau material yang akan diproduksi menjadi sebuah tayangan yang layak siar dan layak jual sekaligus. Materi produksi dapat berupa apa saja, seperti kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.

2. Sarana Produksi

Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Ada tiga tiga pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.

3. Biaya Produksi

Seorang produser harus memikirkan sejauh mana biaya produksi itu untuk memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau stasiun televisi.


(28)

4. Organisasi Pelaksana Produksi

Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan dengan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana produksi yang serapi-rapinya. Suatu organisasi pelaksana produksi yang tidak disusun dengan rapi akan menghambat jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan uang. Dalam hal ini, produser dapat dibantu dengan asisten produser, Ia mendampingi dalam mengendalikan organisasi. 3

Pada divisi pemberitaan, secara umum organisasi pelaksana produksi terdiri dari direktur pemberitaan, produser, asisten produser, koordinator liputan, kameramen, editor, pengarah program, dan penyiar berita.

5. Tahap Pelaksanaan Produksi

Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), yaitu;

a. Pra-Produksi (perencanaan dan persiapan)

Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut: 1) Penemuan Ide

Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

3


(29)

18

2) Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan

crew. Selain estimasi biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

3) Persiapan

Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan, dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.

b. Produksi (pelaksanaan)

Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew

mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan

(shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat becerita. Selain sutradara, penata cahaya dan suara juga mengatur dan bekerja agar gambar dan suara bisa tayang dengan baik.

c. Pasca-Produksi (penyelesaian dan penayangan) Pasca-produksi memiliki beberapa langkah, yaitu:


(30)

1) Editing offline dengan teknik analog

Setelah shooting selesai, penulis skrip membuat logging yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan

shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment.4 Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini, hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil editing offline dirasa cukup, maka dibuat editing script. Di dalam naskah editing,

gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untu memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.

2) Editing online dengan teknik analog

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting

asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

4


(31)

20

3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara)

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online

sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling manggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini sudah selesai, secara menyeluruh produksi juga selesai. Setelah produksi selesai, biasanya diadakan preview.

4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier:

Editing non-linier aatau editing digital adalah editing yang menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging

memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing

atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar ke pita menjadi file.

Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar

shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render, dapat dilakukan

screening. Setelah semuanya dirasa memuaskan, boleh dikatakan

editing offline selesai. Bahan offline dalam computer langsung dibuat menjadi online.


(32)

5) Editing online dengan teknik digital:

Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligus

mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas

broadcast sandart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian dari pekerjaan di stasiun televisi. 5

D. Pengertian Siaran

Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.6

Penyiaran merupakan dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Tak hanya dapat dinikmati sebagai tontonan atau didengarkan, penyiaran merupakan lahan bisnis yang menggiurkan dan bisa mencapai keuntungan yang besar jika program yang disiarkan dinikmati khalayak.

5

Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 39.

6

FOKUSMEDIA, Undang-undang Penyiaran dan Pers (Bandung: Fokusmedia, 2005), h. 4.


(33)

22

Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi.7

Siaran juga berarti mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar yang dapat didengar dan atau dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran dengan / tanpa alat bantu.

Media massa seperti televisi dan radio memiliki berbagai program yang disajikan kepada masyarakat luas melalui kegiatan penyiaran, baik di studio maupun di luar studio. Dengan proses siaran itu, berbagai program mampu disuguhkan ke tengah khalayak penikmatnya.

E. Program Berita (news) di Televisi

Tidak dapat disangkal bahwa dalam media komunikasi, baik cetak maupun audio-visual, kehadiran informasi atau berita merupakan faktor yang sangat penting. Informasi dan berita memang menjadi tujuan utama dari media komunikasi. Ia berada di posisi teratas dalam skala prioritas media dibandingkan dengan pendidikan atau hiburan sebagai tujuan-tujuan lain. Seiring dengan perkembangan wacana mengenai teknologi komunikasi yang semakin berkembang pada masyarakat modern, informasi dan berita menempati posisi yang sangat strategis. Ia menjadi salah satu kebutuhan yang paling mendesak untuk segera dipenuhi pada masa kini.8

7

Drs. Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h. 2.

8

Tim Redaksi LP3ES, Jurnalisme Liputan6 SCTV: Antara Peristiwa dan Ruang Publik


(34)

Untuk memenuhi sifat keingintahuan manusia terhadap berbagai hal yang terjadi di sekelilingnya, televisi bersaing menyajikan program-programnya. Melalui berbagai jenis program yang disajikan itu, pengelola stasiun televisi mengeksplorasi rasa keingintahuan masyarakat untuk menarik sebanyak mungkin audien. Salah satu program andalan televisi dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat luas adalah program berita (news). Program informasi (news) di televisi memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memeberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang „dijual’ kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan) misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal, atau dengan siapa saja.9

Televisi dengan tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Dengan sifatnya yang immediaty, media televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya.10

Untuk berita di televisi, para redaksi harus mengusahakan secara baik dalam menyajikan pendapat dari narasumber yang relevan secara langsung dan orisinal. Dalam menyusun berita pada media televisi, reporter dituntut untuk memiliki keterampilan dan kemampuan dalam mengombinasikan uraian

9

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta: Kencana, 2008), h. 25.

10

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 59.


(35)

24

fakta, pendapat, dan penyajian pendapat yang relevan dari narasumber secara dinamis dan lebih variatif sesuai dengan arah uraian dan ketentuan.

F. Televisi

1. Pengertian Televisi

Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari suatu tempat yang berjarak jauh.11

Pendapat lain menyebutkan, televisi dalam bahasa Inggris disebut

television. Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) dan vision

(bahasa Latin); yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan melihat (vision). Jadi televisi berarti melihat dengan jauh.12

Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang keduanya termasuk media cetak.13

11

Sutisno. P.C.S., Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio (Jakarta: PT Grasindo, 1993), h. 1.

12

Sunarjo Djoenaesih S, Himpunan Istilah Komunikasi, cet ke-2. (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 125.

13

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar


(36)

2. Sejarah Televisi

Tidak diragukan lagi, bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar, karena itu peranannya sangat luar biasa. Sejak munculnya Acta Diurna

(Pengumuman Pemerintah) dan Acta Senata (Pengumuman Senat) di kerajaan Romawi Kuno saat Pemerintah Julius Caesar, tahun 59 SM, para ahli menilai bahwa hal tersebut merupakan cikal bakal adanya penyebaran informasi melalui tulisan.14

Selanjutnya muncul teknologi terbaru dalam hal cara mencetak dengan huruf lepas yang ditemukan pada tahun 1423 serta penemuan mesin pembuat kertas pada abad ke-18. Selanjutnya media radio ikut memainkan peran dalam dunia informasi sejak seorang ilmuwan bernama Dane menyatakan pada tahun 1802 bahwa pesan dapat dikirim melalui kawat beraliran listrik dalam jarak pendek.

Seiring perjalanan waktu dan semakin pesatnya perkembangan teknologi, muncullah media massa yang disebut televisi. Kemunculannya memberikan warna baru dalam dunia informasi di dunia. Peranannya tak kalah penting dengan media sebelumnya, surat kabar dan radio.

Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudan disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe.

14

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 3.


(37)

26

Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi elektris.15

Keterangan lainnya yaitu dalam buku Empat Windu TVRI

disebutkan, televisi merupakan media temuan orang-orang Eropa. Perkembangan pertelevisian di dunia sejalan dengan kemajuan teknologi elektonika yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh Wiliam Socley dan kawan-kawan pada tahun 1946.

Transistor yang dibuat dengan pasir silicon di California, amerika Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang berfungsi sebagai penghantar listrik bebas hambatan. Transistor ini sanggup menggantikan fungsi tabung (vacuum tube) yang diciptakan oleh Lee De Fores pada tahun 1912.

Selanjutnya pada tahun 1923, Vladimir Katajev Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun 1930 Philo T. Farnsworth menciptakan sistem televisi. Penemuan dasar televisi ini terus berkembang sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan televisi mekanik. Hal ini dibuktikan ketika di New York World’s Fair tahun 1939 dipamerkan pesawat televisi berukuran 8x10 inci. Dan pertama kalinya gambar televisi mulai terlihat tahun 1920 di Amerika Serikat.16

15

Ibid., h. 4.

16

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 7.


(38)

3. Perkembangan Televisi

Penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi telah mendorong terus berkembangnya media elektronik. Berbagai kemajuan dan perubahan terjadi dalam percepatan yang semakin meningkat. Sejak ditemukannya radio dan televisi hitam putih dibutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi pada perkembangan berikutnya, mulai dari TV berwarna sampai pada penemuan teknologi komunikasi interaktif lewat internet, misalnya, perubahannya menjadi sangat cepat.17

Seperti yang telah diketahui, televisi mulai diperkenalkan pada

public pada acara pameran dunia tahun 1939, ketika berlangsungnya World’s Fair di New York, Amerika Serikat, tetapi Perang Dunia II telah mnyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada saat itu di seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja, tetapi kemudian disebabkan suasana yang mengizinkan dan teknoligi yang berkembang pesat, jumlah studio/pemancar tv meningkat dengan hebatnya.18

Perkembangan televisi tidak hanya di Amerika saja, tetapi juga di Inggris (1924). John Logle Baird mendemonstrasikan televisi pada tahun 1924. BBC, yang merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia, mencoba-coba mengadakan siaran sejak tahun 1929. Selanjutnya, setelah perang usai, mengiringi pembangunan berbagai gedung-gedung yang

17

Asep Saiful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 95.

18


(39)

28

hancur serta perbaikan segala aspek, badan-badan siaran televisi juga muncul di Negara-negara lain. Di Perancis, Jerman Barat, Nederland, Belgia, Luxemburg, Italia, Denmark, Austria, Swedia, Switzerland, dan negara lainnya. Televisi juga berkembang di Asia, yakni di Indonesia dan Republik China (1962), Jepang (1953), Philipina (1953), Muangthai (1955), Singapura (1963), dan kemudian disusul Malaysia.

Siaran televisi pertama kali di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1962, ketika Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Saat itu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, namun siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Sementara puncak ketenaran (booming) televisi di Indonesia sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder atau alat pemancar.19 Saat ini, di Indonesia sudah mengudara satu televisi pemerintah, yakni TVRI, dan beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, MetroTV, Trans TV, Trans7, TVOne, Global TV, serta stasiun televisi lokal seperti O Channel, JakTV, CTV Banten, dan lain-lain.

Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Perkembangan televisi swasta Indonesia saat ini justru tidak sehat bagi demokrasi, terutama bila dilihat dari perspektif kepentingan publik. Stasiun siaran swasta Indonesia kini memiliki kekuatan luar biasa. Salah satu kondisi yang kurang memperoleh perhatian

19


(40)

namun sebenarnya sangat vital dalam sistem penyiaran Indonesia adalah fakta bahwa selama lima stasiun televisi swasta dan stasiun televisi publik memiliki jangkauan siaran nasional.20

4. Televisi Sebagai Media Massa

Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya untuk membawa penonton kelokasi kejadian dengan meggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan denagan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat kepada penonton. Dikatakan bahwa gambar dapat bercerita jauh lebih banyak dibandingkan kata-kata.

Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang keduanya termasuk media cetak.21

Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Media ini mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke

20

Direktorat Publikasi Pemerintah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional, Sistem Komunikasi Indonesia: Suatu Bunga Rampai, h. 64.

21

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar


(41)

30

setiap rumah para pemirsa di manapun mereka berada.22 Selain itu, media ini juga menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat memuaskan.

Penyebaran informasi melalui media massa, baik cetak, elektronik, maupun online, seperti surat kabar, televisi, radio, film, dan internet telah membentuk pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupannya.23 Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Abdul Muis, salah seorang pakar komunikasi, dalam tulisannya di majalah Analisis CSIS (1991): “… kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi menghadirkan aneka ragam saluran (media) yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam kejadian.”24

Akibat perkembangan teknologi komunikasi massa, dalam hal ini televisi akan memberikan pengaruh-pengaruh (dampak) dalam kehidupan manusia. Dampak atau efek komunikasi tersebut dapat dilihat dari setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, yang menerima pesan-pesan dari suatu sumber berita.25

Secara umum, media massa dengan berbagai program, pesan atau tulisan yang disuguhkannya, termasuk juga media televisi memiliki fungsi-fungsinya terhadap masyarakat, yaitu memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi masyarakat melalui kendali atau kontrol sosial.

22

Ibid., h. 40.

23

Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007), h. 136.

24

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi (Rineka Cipta, 1996), h. 1-2.

25


(42)

G. Berita

1. Pengertian Berita

Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey Journalism) menyatakan bahwa:

“Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.”

Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III (Holt-Reinhart &Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan: “Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.”26

Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis, berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut.27

Ada pula sebuah pernyataan sederhana, yaitu: sebuah berita sudah pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita. Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu

26

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 2.

27

A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 64.


(43)

32

memiliki unsur-unsur yang mempunyai „nilai berita’ atau nilai jurnalistik dan disebarluaskan kepada khalayak.28

Banyak para ahli lainnya yang mendefinisikan sebuah berita dengan beragam pendapat. Dari sekian macam pengertian itu, belum ada satupun definisi mengenai berita yang dapat dijadikan patokan secara mutlak. Namun, sebagai pegangan, pengertian berita dapat dikemukakan seperti berikut:

Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat atau ide terbaru yang aktual, benar, penting atau menarik bagi khalayak dan disebar luaskan melalui media massa periodik seperti surat kabar, televisi, radio, maupun media online atau internet.

2. Jenis-Jenis Berita

- Jenis berita berdasarkan jenis peristiwa dan penggalian data

1) Hard News (berita berat) artinya berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok, maupun organisasi. Berita tersebut misalnya mengenai mulai diberlakukannya suatu kebijakan atau peraturan baru pemerintah.

2) Soft News (berita ringan) seringkali disebut dengan feature, yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan dan mengherankan pemirsa. Misalnya

28

Jani Yosef, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat kabar yang Profesional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 22.


(44)

tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang atau masyarakat kecil yang mendapatkan undian milyaran rupiah.

3) Investigative Reports (laporan penyelidikan atau investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Penyajian berita ini membutuhkan waktu lama dan tentu akan menghabiskan energi reporternya. 29

- Jenis berita berdasarkan sifat kejadiannya

1) Berita diduga, artinya peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokal karya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah.

2) Berita tak terduga, artinya peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan, dan tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam, pesawat dibajak, anak-anak sekolah disandera, atau terjadi ledakan bom di pusat keramaian.30

- Jenis berita berdasarkan lokasi kejadian

1) Berita yang terjadi di tempat tertutup ( indoor news )

Berita tentang sidang kabinet, seminar, pengadilan, berlangsung di tempat tertutup. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita ringan

29

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 40-42.

30

A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 66.


(45)

34

(soft news), karena berita tersebut tidak sampai mengguncangkan perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat.

2) Berita yang terjadi di tempat terbuka ( outdoor news )

Berita tentang kerusuhan, bencana alam, peperangan, terjadi di tempat terbuka. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita berat (hard news).31

- Jenis berita berdasarkan isinya

Ditinjau dari segi cakupan isinya, berita terdiri dari berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan sebagainya.32

3. Nilai Berita

Nilai pada berita adalah kriteria umum yang dapat dijadikan acuan oleh para jurnalis untuk memilih dan memutuskan berbagai fakta yang dianggap pantas dijadikan berita dan mana yang lebih baik untuk diangkat. Dengan kriteria umum nilai berita, reporter dapat dengan mudah dalam mendeteksi dan menentukan peristiwa mana saja yang harus diliput dan dilaporkan. Begitu juga untuk editor, kriteria umum nilai berita membantu editor untuk mempertimbangkan, memilih dan memutuskan berita terbaik dan terpenting untuk dipublikasikan pada khalayak lewat media massanya.

31

Ibid., h. 66-67.

32


(46)

Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing (1980: 6-17) menunjuk pada Sembilan hal. Menurut pakar lain terdapat dua hal lain yang juga termasuk kriteria umum nilai berita. Jadi, terdapat 11 nilai berita secara umum, yaitu:33

1) Keluarbiasaan (Unusualness)

News is unusualness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam pandangan jurnalistik, berita merupakan suatu peristiwa yang luar biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya.

2) Kebaruan (Newness)

News is new. Berita adalah semua yang terbaru. Semua hal yang baru apapun namanya, pasti memiliki nilai berita.

3) Akibat (Impact)

News has impact. Berita adalah sesuatu yang berdampak luas.S uatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya.

4) Aktual (Timeliness)

News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Aktual berarti menunujuk pada peristiwa yang baru atau yang

33

A.S. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 81-91.


(47)

36

sedang terjadi. Media massa harus memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan masyarakat.

5) Kedekatan (Proximity)

News is nearby. Suatu pernyataan atau pendapat yang terjadi di dekat khalayak, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional dapat menarik perhatian penonton, pendengar, dan pembaca.34

6) Informasi (Information)

News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian.

7) Konflik (Conflict)

News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsure atau sarat dengan dimensi pertentangan.

8) Orang Penting (Public Figure, News Maker)

News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting, ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting, terkemuka, dimanapun selalu dibuat berita.

9) Kejutan (Surprising)

News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

10)Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)

34

Jani Yosef, To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat kabar yang Profesional (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 30.


(48)

News is interesting. Kadang-kadang suatu peristiwa tidak menimbulkan efek berarti pada seseorang atau masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya.

11)Seks (Sex)

News is sex. Berita adalah seks, seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi sumber berita.

4. Format Berita

Dalam dunia televisi dikenal sejumlah istilah yang terkait dalam format yang digunakan dalam suatu berita. Kelompok istilah ini melihat pada format yang berbeda digunakan untuk jenis berita yang berbeda. Salah satu tantangan yang dihadapi pengelola berita adalah mencari cara atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita.

Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu cara bagaimana satu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita dalam suatu program berita televisi. Suatu format dipilih tentunya karena terdapat alasan untuk itu. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk yaitu:


(49)

38

1) Reader ( RDR ).

Sebuah cara paling dasar menyajikan berita. Presenter di studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung. Format seperti ini hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat program berita masih “on air”. Tentu saja belum ada gambar yang

tersedia karena tim liputan belum dikirim ketempat kejadian tetapi informasi yang penting itu harus segera dilaporkan setidaknya pada fakta-fakta dasarnya saja. Dengan demikian, Reader merupakan fomat berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar (video). Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa penting dan mendadak belum ada videonya. Dikenal istilah lain setelah Reader seperti “berita copy” dan “invision only” yang memiliki pengertian yang sama dengan reader.

Laporan dalam format reader dapat dimulai dengan kata-kata: “Berita yang baru saja kami terima….” Format berita reader ini biasanya diakhiri dengan kata-kata:” kami akan menyampaikan perkembangan selanjutnya segera setelah kami merima informasi terakhir.”

2) Voice Over (VO).

Sering disingkat dengan sebutan VO saja yang mana naskah berita untuk VO dibacakan oleh presenter. Format VO menyajikan video atau gambar pendek (biasanya sekitar satu menit) yang diiringi dengan kata-kata penyiar. Format biasa ini digunakan untuk menceritakan sebuah topik dalam waktu yang singkat. VO adalah


(50)

format berita dengan video yang keseluruhan narasinya melalui intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil di depan kamera (on-cam) setelah itu muncul gambar berita namun suara presenter tetap terdengar mengiringi gambar.

Dalam format ini presenter muncul didepan kamera untuk membacakan intro (kata-kata yang diucapkan oleh presenter untuk mengantarkan sebuah berita). Istilah lain untuk intro adalah lead atau kepala berita) dan diikuti oleh pemutaran gambar video yang biasanya berlangsung sekitar 45 detik sementara suara si presenter atau VO terdengar membaca berita mengiringi gambar.

3) Reader Sound on Tape (RDR SOT).

Format berita Reader Sound on Tape (RDR SOT) terdiri dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul

soundbite on tape (SOT) dari narasumber berita. SOT adalah cuplikan suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang dengan narasumber. Istilah lain SOT adalah sync (baca “sing”). SOT sebaiknya diusahakan pendek dan fokus sehingga bisa membantu memberikan efek dramatis dari berita yang dibacakan sebelumnya. Dalam intro presenter menjelaskan nama sumber dan informasi singkat SOT-nya, namun tidak boleh sama persis (Parroting) dengan SOT-nya. Format berita semacam ini sering disebut dengan Reader SOT. Format berita semacam ini sering disebut dengan Reader SOT.


(51)

40

4) Voice Over-Sound on Tape (VO/SOT).

Format berita ini merupakan gabungan antara format VO dan SOT yang mana VO mengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan SOT adalah bagian pernyataan sumber yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa (event) atau isu bersangkutan.

5) Reader-Grafis (RDR-GRF).

Format berita reader-grafis (RDR-GRF) biasanya digunakan jika sebuah berita penting baru saja terjadi dalam stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk mengambil gambar dan merekamnya dalam kaset video. Untuk menggantikan gambar video yang belum ada maka digunakan ilustrasi berupa grafis. Pada banyak kasus terutama jenis berita bencana maka grafis yang dibutuhkan adalah berupa peta yang menujukan di mana lokasi bencana itu terjadi. Grafis dapat pula muncul dalam bentuk foto seseorang, misalnya dalam menyampaikan berita bahwa seseorang yang terkenal meninggal dunia atau mengundurkan dari suatu jabatan.

Dalam format berita grafis, pertama-tama presenter muncul membacakan intro (lead berita) dan kemudian muncul gambar grafis sementara suara presenter terdengar membacakan kelanjutan berita tersebut.

6) Paket (Package/PKG).

Paket adalah laporan berita lengkap dengan narasi (voice over)


(52)

seorang pengisi suara atau dubber yang biasanya adalah reporter atau penulis berita (writer). Dengan kata lain, format berita paket (package)

adalah format berita yang bersifat komprehensif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara (dubber). Jadi berbeda dengan format VO dimana narasi dibacakan oleh presenter di studio.

Biasanya rata-rata durasi sebuah paket dalam suatu program berita adalah 1,5 hingga 2,5 menit. Tentu saja ada paket yang berdurasi lebih lama, misalnya 5 menit atau bahkan 30 menit untuk sebuah laporan khusus.

Dalam sebuah paket biasanya mengandung bagian-bagian sebagai berikut: gambar, narasi, suara alami, kutipan langsung narasumber, grafis dan laporan reporter di depan kamera (stand up). Paket selalu dimulai dengan presenter membacakan intro.

7) Laporan Langsung (Live).

Jika suatu peristiwa yang mengandung berita masih berlangsung sementara program berita masih “on air”, maka stasiun

televisi dapat menyampaikan berita dengan format laporan langsung

(live report). Hal ini dimungkinkan karena komunikasi dapat dilakukan melalui hubungan satelit atau microwave. Dalam format seperti ini presenter akan langsung berbicara dengan reporter yang berada di lokasi yang sedang meliput suatu peristiwa; seperti pertemuan politik yang penting atau sebuah kebakaran besar dan peristiwa penting


(53)

42

lainnya. Format seperti ini disebut juga sebagai format dua arah (two way). Laporan langsung akan dimulai dengan layar yang terbagi dua memperlihatkan presenter distudio pada bagian kiri layar dan reporter dari lokasi berita pada bagian kanan layar.

Jika stasiun televisi atau reporter tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan laporan langsung secara visual, maka presenter dapat mewawancarai reporter dari lokasi melalui telepon yang dikenal dengan istilah laporan langsung melalui telepon live by phone (LBP). Dalam format seperti ini presenter akan tampil bersama dengan grafis yang memperlihatkan foto reporter yang sedang menyampaikan laporan atau sebuah peta atau gambar lokasi yang sudah terkenal di mana si reporter menyampaikan laporannya.

Dalam suatu laporan langsung, narasumber tidak selalu harus reporter tetapi bisa saja salah seorang yang benar-benar terlibat dalam berita, yang tentu saja akan memberikan kredibilitas yang lebih baik daripada sekedar laporan wartawan. Durasi bagi suatu laporan langsung tidak terbatas dan bergantung terhadap peristiwa itu sendiri

8) Breaking News.

Berita yang sangat penting dan harus disiarkan, bila memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut.

Breaking news merupakan berita tidak terjadwal karena dapat terjadi kapan saja. Misalnya: berita-berita kecelakaan besar, serangan teror, bencana alam yang mengancam keselamatan jiwa, kerusuhan massa yang berdampak luas, keputusan politik dan ekonomi yang sangat


(54)

penting dan berdampak pada hidup orang banyak, perang dan pemecahan rekor dunia seperti bidang olahraga, film, dan musik. Durasi breaking news mulai dari dua menit hingga tak terbatas.

9) Laporan Khusus.

Berita dengan format paket, lengkap dengan narasi dan

soundbite dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat dan analisis mereka. Biasanya merupakan laporan panjang yang komprehensif mengenai berbagai peristiwa atau isu seperti politik, hukum, kriminal, dan bencana (sering disebut dengan current affair). Laporan khusus biasanya disajikan dalam program tersendiri diluar program berita karenanya memiliki durasi panjang (30 menit atau lebih). 35

5. Kaidah Berita

Televisi merupakan media massa pandang dengar, artinya siaran televisi dapat dilihat dan didengar sekaligus. Sebagai media audio visual, maka siaran televisi harus memadukan unsur gambar, naskah, dan suara. Ketiga unsur tersebut harus sinkron dan saling terkait. Begitu pun dalam berita televisi, terdapat tiga kaidah yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Kaidah Gambar (video)

Gambar merupakan unsur pertama dalam berita televisi. Selain itu, gambar merupakan kekuatan utama dalam berita televisi, karena gambar ikut berbicara bahkan kadang lebih berbicara dari naskah dan

35


(55)

44

audio. Agar gambar dalam berita televisi itu menarik, ada beberapa unsur yang harus dimiliki, yakni:

1. Aktualitas, adalah gambar berita televisi yang ditampilkan dalam berita harus aktual atau paling baru.

2. Sinkronisasi, yakni gambar berita televisi harus sinkron dengan peristiwa yang diinformasikan, antara naskah dengan gambar harus sesuai.

3. Simbolis, yakni gambar simbolis berarti bukan gambar sesungguhnya dalam berita, tetapi hanya menggambarkan kejadian yang diberitakan. Hal ini dikarenakan gambar yang sesungguhnya sulit didapat.

4. Ilustrasi, adalah gambar berita yang dibuat atau direkayasa berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambar yang aktual, sinkron, dan simbolis tidak tersedia.

5. Dokumentasi, yakni dokumen gambar yang kadangkalanya diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting, sementara gambar yang aktual, sinkron, dan simbolis tidak tersedia.

6. Estetika, yaitu gambar berita televisi harus bersifat estetis, agar enak dipandang, kemudian gambar yang dihasilkan fokus, komposisinya bagus, dan warna yang didapat jelas.

b. Kaidah Naskah

Naskah berita televisi sebagaimana naskah berita pada umumnya harus memenuhi unsur 5W+1H. Ada dua bentuk penyajian


(56)

naskah berita yaitu: a) naskah reading adalah naskah berita yang seluruh isinya, mulai dari lead sampai tubuhnya dibaca oleh presenter. b) naskah voice over adalah naskah berita yang leadnya dibaca presenter sedangkan tubuhnya di dubbing.

c. Kaidah Suara (audio)

Audio atau suara dalam berita televisi sangatlah penting, disamping gambar dan naskah. Suatu berita biarpun ada naskah dan gambarnya, tetapi tidak ada suara, maka berita tersebut tidak akan jelas maksudnya. Selain gambar dan naskah, audio juga merupakan salah satu unsur pada berita televisi, jadi apabila salah satu dari unsur tersebut tidak ada, maka bukan berita namanya. Ada dua unsur audio dalam berita televisi, yaitu: 1. Atmosfer, adalah suasana dari suatu peristiwa yang gambarnya diberitakan. 2. Narasi, adalah suara reporter baik berdasarkan naskah yang dibaca maupun melaporkan tanpa naskah dan suara narasumber yang diwawawancarai.36

36


(57)

46

BAB III

GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM REPORTASE MINGGU

A. Trans Tv

1. Sejarah Trans Tv

PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans Tv) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation, yang juga merupakan pemilik dari Trans7. Trans Tv memperoleh siaran pada bulan Oktober 1998. Trans Tv menyiarkan program yang bertajuk Trans Tune-In, program ini dikemas dengan gaya radio untuk memperkenalkan Trans Tv pada masyarakat. Mulai 1 Desember 2001, Trans Tune-In berganti dengan Transvaganza, seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans Tv. Setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan oleh tim antar departemen pemerintah, maka sejak 15 Desember 2001, Trans Tv memulai siaran secara resmi. Penambahan jam tayang secara bertahap ini akan memuncak pada tanggal 1 Maret 2002, saat Trans Tv mulai siaran penuh, yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jum’at. Pada September, Trans Tv mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali hari Sabtu yaitu 24 jam nonstop.

Mulai Selasa, 12 Juli 2005 hingga enam bulan ke depan, dikeluarkan Peraturan Menteri Menkominfo No. 11/P/M. Kominfo/7/2005, dimana dalam peraturan menteri tersebut diberlakukan pembatasan jam siar hingga jam 01.00 dan mulai kembali siaran jam 05.00.


(1)

108

komunikasi bernama “intercom”, Ia menyampaikan instruksi pada kru lain. Termasuk floor director, kepanjangtanganannya di studio yang bertanggung jawab terhadap urusan penayangan di studio.

Semua berita yang disiarkan adalah hasil editing seluruh materi berita atau tapingan yang sudah diedit. PD dan kru produksi di studio dan di control room hanya bertugas menyiarkan dan menayangkannya.

Dalam proses produksi berita di Reportase Minggu, redaksi memiliki berbagai hal yang menjadi kendala serta pendukung terlaksananya proses produksi.

Kendala dalam proses produksi pada umumnya terbagi ke dalam dua bagian, teknis dan non teknis. Dari segi teknis biasanya meliputi kerusakan alat-alat produksi ataupun permasalahan yang timbul dari kesalahan-kesalahan teknis alat pada saat proses produksi. Sedangkan dari segi non teknis berupa jalinan komunikasi yang tidak seimbang dan tidak terjalin dengan baik. Hal itu akan mengganggu jalannya proses produksi.

Faktor pendukung sendiri juga terdiri dari dua hal, taknis dan non teknis. Segi teknis ditandai dengan ketersediaan alat-alat produksi yang sudah sangat memadai. Apalagi alat-alat tersebut sudah memiliki standart broadcast. Yaitu alat-alat yang sudah memiliki kemampuan bekerja baik untuk sebuah proses produksi berita di sebuah stasiun televisi. Untuk segi non teknis juga berkaitan dengan komunikasi yang terjalin antar kru pemberitaan. Komunikasi yang terjalin dengan baik


(2)

akan menjadi pendukung kelancaran proses produksi berita di Reportase Minggu.

B. Saran

Selama melakukan penelitian, penulis memiliki banyak hal sebagai bahan pengalaman. Dari banyak hal yang penulis temukan kemudian akan muncul beberapa saran untuk beberapa pihak terkait yang mungkin dapat digunakan sebagai masukan agar menjadi lebih baik.

1. Meski disajikan dalam bentuk soft news, sebaiknya program tersebut menayangkan informasi yang mendidik dan menambah wawasan masyarakat. Sehingga dapat ikut berkontribusi demi kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat.

2. Sebaiknya menghindari tayangan berita yang memperlihatkan dengan jelas sebuah aksi kekerasan, pembunuhan, atau aniaya bahkan bernilai pornografi.

3. Hendaknya semua kru yang bertugas memproduksi berita dengan mengacu pada kode etik seorang jurnalis.

4. Hendaknya setiap kendala dalam proses produksi dapat ditangani dan disikapi dengan baik, hingga berita tetap bisa disiarkan dengan baik pula. Lebih baik lagi jika kendala bisa diatasi secara bertahap dan berangsur menjadi pendukung proses produksi.

5. Hendaknya pendukung dalam proses produksi dapat tetap dipertahankan, sehingga proses produksi bisa tetap berjalan dengan lancar.


(3)

110

6. Sebaiknya para kru tetap melakukan ibadah di sela-sela tugasnya sebagaimana menjadi kewajiban utama disamping tugas mencari dan memproduksi berita.

7. Hendaknya penonton siaran berita ini memiliki sikap kritis, sehingga bisa menilai mana informasi yang benar dan mana yang dikonstruksi secara berlebihan.

8. Hendaknya iklan yang ditayangkan saat segmen commercial break selaras dengan visi misi program berita ini. Artinya selektif dari tayangan-tayangan pornografi, pornoaksi dan kekerasan.

9. Hendaknya pembaca karya tulis ini tidak menjadikan tulisan ini sebagai satu-satunya acuan. Tetapi bisa dilengkapi dan bahkan dibandingkan dengan karya tulis lainnya.


(4)

111 A. Buku

Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.

Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada, 2008. Direktorat Publikasi Pemerintah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional, Sistem

Komunikasi Indonesia: Suatu Bunga Rampai.

FOKUSMEDIA. Undang-undang Penyiaran dan Pers. Bandung: Fokusmedia, 2005.

Harahap, Arifin S. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita. PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006.

HM, Zaenuddin. The Journalist. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Iskandar Muda, Deddy. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Rineka Cipta, 1996.

McQuail, Denis. Model-Model Komunikasi. Alih Bahasa Putu Laxman Pendit. Jakarta: Uni Primas, 1985.

Muhtadi, Asep Saiful. Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.

Mulyana, Dedi. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan IlmuSosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya, 2004. Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008.

P.C.S., Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio. Jakarta: PT Grasindo, 1993.

Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007.

Sumadiria, A.S. Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media, 2006.


(5)

112

Sunarjo, Djoenaesih S. Himpunan Istilah Komunikasi. Yogyakarta: Liberty, 1983. Suprapto, Tommy. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo,

2006.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1998.

Tim Redaksi LP3ES. Jurnalisme Liputan6 SCTV: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta: Pustaka LP3ES, 2006.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Wibowo, Fred. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus, 2007. Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Grasindo, 2000.

Yosef, Jani. To Be Journalist: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

B. Internet

Arismunandar, Satrio. “Peran Riset Di Divisi News Trans Tv. ” Artikel

diakses pada 17 Februari 2011 dari

http://satrioarismunandar6.blogspot.com.

“Reportase Minggu.” artikel diakses pada 24 November 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Reportase_(Trans_TV)

Research and Development Trans Tv. “Logo Trans Tv.” Diakses pada 7 Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/

Research and Development Trans Tv. “Sejarah Program News Trans Tv.” Diakses pada 11 Februari 2011 dari http://www.transtv.co.id/

C. Hasil Wawancara

Wawancara pribadi dengan Asni Rahayu, Program Director Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 20 Februari 2011.


(6)

Wawancara pribadi dengan Irene Iriawati, Koordinator Liputan Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 13 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Ivan Kurnia, Reporter Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 13 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Reni Sofia, Editor Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 20 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Yuli Juanda, Produser Pelaksana Program Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 10 Februari 2011.

Wawancara pribadi dengan Zulfikar Haq, Kameramen Reportase Minggu Trans Tv, Jakarta, 13 Februari 2011.