Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral

Adanya napas dan jantung yang berhenti merupakan periode dini suatu kematian yang disebut juga mati klinis. Tanda napas dan jantung berhenti adalah sebagai berikut : 10,11,14 1. Hilangnya kesadaran dalam waktu 10-20 detik 2. Henti nafas atau megap-megap yang muncul setelah 15-30 detik 3. Terlihat seperti mati dengan warna kulit pucat sampai kelabu. 4. Pupil dilatasi dalam waktu 45 detik setelah jantung berhenti. 5. Tidak teraba denyut arteri besar, yaitu arteri femoralis dan arteri karotis pada orang dewasa, atau arteri brakialis pada bayi atau anak kecil. Tanda ini muncul segera setelah jantung berhenti.

3.2.1 Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral

Pemeriksaan Ekstra Oral Pemeriksaan di luar rongga mulut yakni pada leher dan kepala merupakan pemeriksaan awal yang bermanfaat. Luka pada wajah dicatat mengenai lokasi, panjang, dan kedalamannya serta kemungkinan terlibatnya struktur di bawah luka seperti arteri, saraf, dan glandula saliva kelenjar ludah. Bagian yang mengalami abrasi dan kontusi dicatat. Edema fasial diobservasi dan dievaluasi karena ini bisa merupakan tempat yang terkena benturantrauma atau merupakan tanda adanya kerusakan struktur di bawahnya misalnya hematom, fraktur atau keduanya. 4,7,19 Pada wajah bagian tengah dilakukan pemeriksaan dengan melakukan palpasi, yang dimulai dari atas hingga ke bawah. Pemeriksaan dimulai dari aspek medial dari cincin supraorbital secara bilateral. Tulang nasal dan sutura nasofrontalis dipalpasi secara bersamaan kanan dan kiri. Palpasi diteruskan ke arah lateral menyilang cincin Universitas Sumatera Utara supraorbital menuju sutura zigomatikofrontalis. Jaringan lunak yang menutupinya digeser dan sutura dipalpasi apakah terjadi kelainan atau tidak. Cincin infraorbital dipalpasi dari medial ke lateral untuk mengevaluasi sutura zigomatikomaksillaris. Bagian-bagian yang mengalami nyeri tekan menunjukkan adanya fraktur atau trauma pada saraf. Arkus zigomatikus dipalpasi bilateral dan diamati apakah terdapat tanda-tanda asimetri. Vestibulum nasi juga diperiksa karena bisa terjadi pergeseran septum, dan adanya perdarahan atau cairan rhinorrhea. 4,7,19 Mandibula perlu dievaluasi posisinya terhadap maksila, apakah tetap di garis tengah atau terjadi pergeseran ke arah lateral. Pergerakan mandibula juga dievaluasi dengan jalan mengintruksikan pasien melakukan gerakan-gerakan tertentu. Semua gerakan diperhatikan pada semua arah dan kemudian jarak inter insisal dicatat. Pada fraktur subkondilus tertentu, bisa dijumpai adanya nyeri tekan yang amat sangat atau kaput mandibula tidak terdeteksi. Tepi inferior dan posterior mandibula dipalpasi mulai dari prosesus kondilaris sampai ke simfisis mandibula. Adanya nyeri tekan dan kelainan kontinuitas pada saat pemeriksaan, sebaiknya menjadi perhatian. 4,7,10, 20 Pemeriksaan Intra Oral Pemeriksaan trauma pada rongga mulut meliputi pemeriksaan jaringan lunak dan jaringan keras serta pemeriksaan adanya pembengkakan dan laserasi. Trauma pada rongga mulut yang berhubungan dengan trauma maksilofasial bervariasi mulai dari fraktur mahkota dan akar gigi sampai avulsi gigi dari soketnya, serta laserasi mukosa di rongga mulut dan bibir. Pemeriksaan oklusi gigi geligi juga dilakukan pada pasien yang mengalami trauma maksilofasial karena fraktur rahang dapat menyebabkan gigi sulit untuk oklusi maloklusi. Setiap gigi yang ada harus dilakukan pemeriksaan, apakah Universitas Sumatera Utara setiap gigi tersebut goyang atau memiliki tanda-tanda fraktur atau subluksasi, juga kemungkinan adanya gigi atau protesa yang patah sebaiknya dapat dikeluarkan. 22 Trauma pada rongga mulut sering menimbulkan perdarahan. Pemeriksaan intra oral tidak dapat dilakukan bila daerah tersebut tertutup darah. Bila pasien sadar dan tidak dirawat di rumah sakit, dapat diberikan larutan obat kumur. Namun biasanya dokter gigi harus membersihkan darah yang membeku dengan menggunakan kapas atau kain kasa steril. 4,5,7,9,19 Pada pemeriksaan mandibula, palpasi dilakukan pada bagian sulkus lingualis dan bukalis dengan hati-hati, karena kemungkinan adanya pergeseran tulang. Daerah yang diduga fraktur diraba dengan ibu jari dan telunjuk diletakkan di kedua sisi yang diduga mengalami fraktur. Pasien dapat juga diintruksikan untuk menggerakkan mandibula semaksimal mungkin sehingga rasa sakit yang terjadi diobservasi. 4,5,7,9,19

3.2.2 Pemeriksaan Radiologi