12
BAB III UPACARA SEBELUM PERNIKAHAN ADAT BETAWI
3.1. Ngedelengin
Ngedelengin adalah upaya mencari atau membangun misi dan visi antara seorang lelaki dengan seorang perempuan dalam rangka rumah tangga. Ada dua
cara Ngedelengin, yaitu pertama adalah ngintip dan kedua adalah mak comblang.
3.1.1. Ngintip
Ngintip adalah proses Ngedelengin yang dilakukan sendiri oleh sang jejaka. Dahulu di daerah tertentu ada kebiasaan menggantungkan
sepasang ikan bandeng di depan rumah seorang gadis, bila si gadis ada yang naksir. Pekerjaan menggantung ikan bandeng ini dilakukan seorang pemuda,
tentu ini awal dari Ngedelengin.
3.1.2. Mak Comblang
Mak comblang yaitu seorang perempuan yang berumur dan memiliki kelihaian cukup apik dalam menangkap sasaran yang benar-benar
cocok dengan pesanan. Mak comblang adalah orang pintar dalam arti yang sebenarnya pandai menjual dagangan. Seorang mak comblang biasanya
punya akses yang luas. Sedemikian luasnya sehingga apa-apa yang dikemukakannya cukup absah, bahkan 95 akurat tentang orang-orang di
luar kampungnya sendiri. Ia sudah punya daftar keluarga mana saja yang memiliki anak perawan dan siapa saja yang punya pengaruh di dalam
Universitas Sumatera Utara
13 keluarga tersebut. Seorang mak comblang yang bertugas biasanya memang
mendapat syarat utama dan tidak bisa diabaikan adalah ketaatan beribadah dan kemampuan mengurus rumah. Sejak mak comblang menyatakan
kesediaan melaksanakan tugas, maka saat itulah sebenarnya dimulai apa yang disebut acara Ngedelengin yang sesungguhnya. Mak comblang mulai
berkunjung ke rumah keluarga yang menjadi sasaran. “Ngomong-ngomong mana anak kita?”. Begitu biasanya mak comblang mengarahkan obrolan.
Sesuai adat betawi, dengan pertanyaan mak comblang itu, ibu si gadis wajib memanggil putrinya untuk menemui mak comblang. Gadis ini bisa
dicalonkan sebagai menantu dari orang yang memberinya tugas. Ia wajib memberikan uang sembe langsung kepada gadis yang di hadapannya. Uang
sembe memang sudah disiapkan oleh orang yang menugasinya. Uang sembe adalah uang salaman mak comblang kepada si gadis di
dalam amplop atau angpau. Uang sembe sifatnya tidak mengikat, hanya tanda sebagai perkenalan saja. Uang sembe akan terus diberikan mak
comblang kepada si gadis setiap datang. Ini berlangsung sampai tercapainya kesepakatan untuk meningkatkannya dari Ngedelengin ke acara melamar.
Jika karena sesuatu dan lain hal pihak keluarga lelaki tidak sependapat dengan mak comblang, Pada kedatangan kedua mak comblang wajib
menyatakan pembatalan dengan segala kemampuannya sehingga tidak mengecewakan pihak si gadis. Dalam Ngedelengin bukan tidak mungkin
terjadi dua atau tiga mak comblang yang datang untuk seorang gadis yang sama. Jika hal ini terjadi, tiap mak comblang punya kesempatan sama untuk
mencoba merebut hati si gadis dan orangtuanya. Jadi,seorang gadis akan
Universitas Sumatera Utara
14 banyak sekali menerima uang sembe Ngedelengin karena uang itu tidak
mengikat. Jika penentuan ngelamar tiba, mak comblang akan jadi juru bicara perihal kapan dan apa saja yang akan jadi bawaan ngelamar.
Sesungguhnya mak comblang orang yang dihormati dalam masyarakat Betawi.
3.2. Ngelamar