2. TX Buffer, digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan
dikirim ke port serial. 3.
Baudrate Divisor Latch LSB, digunakan untuk menampung byte bobot rendah untuk pembagi clock pada IC USART agar didapat baudrate yang
tepat. 4.
Baudrate Divisor Latch MSB, digunakan untuk menampung byte bobot rendah untuk pembagi clock pada IC USART sehingga total angka
pembagi adalah 4 byte yang dapat dipilih dari 0001h sampai FFFFh. Berikut adalah tabel angka pembagi yang sering digunakan :
Tabel 2.7 Angka Pembagi
2.4.3 Kontrol Aliran Flow Control
Jika kecepaan pengiriman baudrate data dari DTE ke DCE misal dari komputer ke modem lebih cepat dari pada transfer data dari DCE ke DTE modem ke modem
maka cepat atau lambat kehilangan data akan terjadi karena buffer pada DCE akan mengalami overflow. Untuk itu diperlukan sistem flow control untuk mengatasi
masalah tersebut. Ada 2 macam kontrol aliran flow control yaitu secara hardware dan secara software.
Kontrol aliran flow control secara software atau yang sering disebut dengan Xon karakter ASCII 17 dan Xoff karakter ASCII 19. DCE akan mengirimkan Xoff
ke komputer untuk memberitahukan agar komputer menghentikan pengiriman data jika buffer pada DCE telah penuh. Jika buffer telah kembali siap menerima data DCE
akan mengirimkan karakter Xon ke komputer dan komputer akan melanjutkan pengiriman data sampai data terkirim semua. Keuntungan kontrol aliran flow control
ini adalah hanya diperlukan kabel sedikit karena lewat saluran TXRX.
Universitas Sumatera Utara
Kontrol aliran flow control secara hardware atau sering disebut dengan RTSCTS menggunakan dua kabel untuk melakukan pengontrolan. Komputer akan
menset saluran Request to Send RTS jika akan mengirimkan data ke DCE. Jika buffer di DE siap menerima data, maka DCE akan membalas dengan menset saluran
Clear to Send dan komputer akan mulai mengirimkan data. Jika buffer telah penuh, maka saluran akan direset dan komputer akan menghentikan pengiriman data sampai
saluran diset kembali. Untuk mengirim dan menerima data dari port serial, diperlukan program
software yang bisa dibuat dengan Delphi atau Visual Basic misalnya, atau bisa juga menggunakan HyperTerminal yang merupakan program bawaan Windows. Tampilan
HyperTerminal dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 2.12 Tampilan HyperTerminal
Gambar 2.13 Pemilihan Port Serial Masukkan nama koneksi lalu tekan OK, maka akan muncul kotak dialog untuk
mengatur port yang digunakan pilih COM1 atau COM2 bergantung pada konfigurasi
Universitas Sumatera Utara
komputer yang digunakan dan tekan tombol OK. Kemudian akan muncul kotak dialog COM1 Properties Gambar 2.9 yang berfungsi mengatur baudrate, jumlah bit
data, bit stop dan kontrol aliran Flow Control. Baudrate 2400 bps, bit data dan bit paritas None, bit stop 1 dan Flow Control None. Setelah itu HyperTerminal siap
digunakan.
Gambar 2.14 Pengaturan Port Serial
2.4.4 Koneksi Ke RS232 Port