Lahirnya Suatu Jual Beli Hak dan Kewajiban Penjual, dan Pembeli

52 Hilman Hadikusuma 40 Chairuman Pasaribu-suhrawardi K. Lubis mengemukakan : “Menurut pengertian Syari’at, yang dimaksud dengan jual beli adalah : pertukaran harta atas dasar saling rela. Atau :Memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan yaitu berupa alat tukar yang sah”. menjelaskan ketentuan sebagaimana dalam pasal- pasal KUHPerdata tersebut tidak sesuai dengan transaksi jual beli menurut hukum adat, oleh karena jual beli dalam hukum adat belum tentu mengenai peralihan hak milik, tetapi juga hak pakai atau hak menguasai saja, seperti halnya dalam transaksi tanah. Menurut hukum adat pengertian jual beli disebut juga dengan jual tunai, jual hutang, jual titip, jual pesan dan jual sewa. 41

B. Lahirnya Suatu Jual Beli

Jadi yang dimaksud dengan muamalat adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat dengan cara yang ditentukan, seperti jual beli, sewa-menyewa dan pinjam-meminjam. Pada pasal 1458 KUHPerdata dikatakan suatu persetujuan jual beli dianggap sudah berlangsung antara pihak penjual dengan pembeli, apabila mereka telah menyetujui dan bersepakat tentang “Keadaan benda” dan “harga” barang tersebut, sekalipun barangnya belum diserahkan dan harganya belum bibayarkan. Pasal 1458 KUHPerdatamenyatakan : “Jual beli itu dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelahnya orang-orang itu mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan 40 Hilman Hadikusuma, Op. Cit., halaman 104. 41 Chairuman Pasaribu-Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Sinar Grafika, 1996, halaman 33. 53 harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar”. Cara serta terbentuknya suatu perjanjian jual beli, dapat terjadi secara “openbarterbuka” seperti yang terjadi pada penjualan atas dasar eksekutorial atau yang biasa disebut dengan excutotiale verkoop. Penjualan eksekutorial, meski dilakukan melalui “lelang” dimuka umum oleh seorang pejabat kantor lelang. Akan tetapi cara dan bentuk penjualan eksekutorial yang bersifat umum itu, jarang terjadi. Penjualan demikian harus memerlukan keputusan pengadilan. Jual beli yang terjadi dalam lalu lintas kehidupan masyarakat sehari-hari adalah jual beli antara “tangan ketangan”, yaitu jual beli yang dilakukan antara penjual dengan pembeli tanpa ada campur tangan pihak resmi, dan tidak perlu dimuka umum.

C. Hak dan Kewajiban Penjual, dan Pembeli

Hak dan kewajiban seorang penjual dan pembeli menurut KUHPerdata adalah : 1. Hak Penjual. Hak penjual yang diatur dalam KUHPerdatayaitu : a. Hak atas harga barang yang dijualnya. b. Hak penjual untuk menuntut barang bergerak yang dijualnya secara tunai untuk dikembalikan kepadanya, bila dalam waktu 30 hari setelah penyerahan pembeli belum melunasinya Pasal 1145 KUH- Perdata. Hak ini disebut dengan hak reklame. 54 2. Kewajiban penjual. Kewajiban penjual diatur mulai dari Pasal 1473 KUHPerdatayang menyatakan penjual wajib menegaskan dengan jelas untuk apa ia mengikat diri dalam persetujuan jual beli. Segala janji yang tidak terang dan dapat diberikan berbagai pengertian, harus ditafsirkan untuk kerugiannya. Pada pasal 1474 KUHPerdatamerumuskan dua kewajiban pokok dari penjual, yaitu : a. Kewajiban penjual menyerahkan barang. b. Kewajiban penjual memberi pertanggungan atau jaminan vrijwaring. Ad.a. Yang dimaksudkan dengan penyerahan barang yang bergerak kecuali yang tidak bertubuh dilakukan dengan penyerahan nyata feitelijke levering atau Kewajiban penjual menyerahkan barang. Kewajiban penjual menyerahkan barang-barang diatur dalam Pasal 1475 sampai dengan pasal 1484 KUHPerdata. Yang dimaksudkan dengan penyerahan barang adalah setiap tindakan untuk memindahkan barang yang dijual oleh penjual ke dalam kekuasaan dan kepunyaan si pembeli. Tindakan penyerahan yang dilakukan oleh penjual, maka si pembeli mendapat hak milik atas barang yang dimaksud Pasal 1475 KUH- Perdata. Buku kedua dalam KUHPerdatamengenal 3tiga jenis benda, maka penyerahan barangpun mengenal tiga cara yaitu : 1. Penyerahan benda bergerak kecuali yang bertubuh. 55 dengan penyerahan kunci-kunci bangunan dimana benda-benda tersebut berada Pasal 612 KUH-Perdata. Penyerahan tidak perlu dilakukan dengan akta autentik, dan tanah dengan dilakukan akta yang dibuat oleh P.P.A.T. Pejabat Pembuat Akta Tanah. 2. Penyerahan benda tidak bergerak. Yang dimaksudkan dengan penyerahan benda tidak bergerak dilakukan dengan akta autentik, dan tanah dengan dilakukan akta yang dibuat oleh P.P.A.T. Pejabat Pembuat Akta Tanah. 3. Penyerahan piutang atas nama dan pihak lainnya. Yang dimaksud dengan penyerahan piutang dan hak lainnya dengan akta notaris cessie harus diberitahukan kepada debitur, atau secara tertulis disetujui dan diakuinya Pasal 613 KUHPerdata. Adapun ketentuan lain tentang penyerahan suatu barang yang diatur dalam Pasal 1476 KUHPerdata dengan Pasal 1482 KUHPerdatasepanjang pihak penjual dan pembeli tidak memperjanjikan lain. Pasal 1476 KUHPerdata menyatakan : “Biaya penyerahan dipikul oleh si penjual, sedangkan biaya pengambilan dipikul oleh si pembeli, jika tidak telah diperjanjikan sebaliknya”. Pasal 1477 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Penyerahan harus terjadi ditempat dimana barang yang terjual berada pada waktu penjualan, jika tentang itu tidak telah diadakan persetujuan lain”. 56 Pasal 1478 KUHPerdatamenyatakan bahwa : “Si perjual tidak diwajibkan menyerahkan barangnya, jika si pembeli belum membayar harganya, sedangkan si penjual tidak telah mengizinkan penundaan pembayaran kepadanya”. Pasal 1480 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Jika penyerahan karena kelalaian si penjual tidak dapat dilaksanakan, maka si pembeli dapat menuntut pembatalan pembelian, menurut ketentuan-ketentuan Pasal 1266 dan 1267”. Pasal 1481 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Barangnya harus diserahkan dalam keadaan di mana barang itu berada pada waktu penjualan. Sejak waktu itu segala hasil menjadi kepunyaan si pembeli”. Pasal 1482 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Kewajiban menyerahkan suatu barang meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya serta dimaksudkan bagi pemakaiannya yang tetap, beserta surat-surat bukti milik, jika ada”. Kemudian dalam Pasal 1483 KUHPerdata telah memberi penjelasan sebagai aturan mengenai suatu penyerahan yang wajib dilakukan secara keseluruhan, kalau hal itu tidak ditentukan atas persetujuan kedua belah pihak, dengan perincian yang diatur mulai dari Pasal 1484 sampai dengan Pasal 1488 KUHPerdata. Terjadinya gugatan penjual dengan pembeli untuk menambah harga kelebihan atau gugatan pembeli terhadap penjual untuk mengurangi harga atas kekurangan barang maupun tuntutan pembatalan jual beli, hanya dapat dimajukan 57 dalam tempo satu bulan sesudah terjadinya penyerahan. Lewat dari tenggang satu bulan tersebut, hak menggugat gugur, karena dianggap telah lampau waktu Pasal 1489 KUHPerdata. Ad.b. Adanya tuntutan pihak ketiga atas benda tersebut walaupun di dalam ketentuan Pasal 1491 dan 1492 KUHPerdata ditentukan bahwa si penjual berkewajiban menanggung atas penggunaan barang yang dijualnya, tetapi di Kewajiban penjual memberi pertanggungan atau jaminan vrijwaring. Kewajiban seorang penjual memberi pertanggungan atau jaminan vrijwaring barang yang dijualnya diatur dalam Pasal 1491 sampai dengan Pasal 1492 KUHPerdata. Pasal 1491 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Penanggungan yang menjadi kewajiban si penjual terhadap si pembeli, adalah untuk menjamin dua hal, yaitu pertama penguasa benda yang dijual secara aman dan tenteram, kedua terhadap adanya cacat-cacat barang tersebut yang tersembunyi, atau yang sedemikian rupa hingga menerbitkan alasan untuk pembatalan pembeliannya”. Pasal 1492 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Meskipun pada waktu penjualan dilakukan tiada dibuat janji tentang penanggungan, namun si penjual adalah demi hukum diwajibkan menanggung si pembeli terhadap suatu penghukuman untuk menyerahkan seluruh ataupun sebahagian benda yang dijual kepada seorang pihak ketiga, atau terhadap beban- beban yang menurut keterangan seorang pihak ketiga dimilikinya atas benda tersebut dan yang tidak diberitahukan sewaktu pembelian dilakukan”. 58 dalam Pasal 1493 KUHPerdata ditentukan bahwa pihak-pihak yang bersangkutan dapat memperjanjikan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut dapat diperluas ataupun diperingankan, bahwa si penjual dapat dibebaskan sama sekali dari kewajiban menanggung. Dan hal ini dibahas oleh ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1494 dan Pasal 1495 KUHPerdata. Pasal 1494 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Meskipun telah diperjanjikan bahwa si penjual tidak akan menanggung suatu apapun, namun ia tetap bertanggung jawab tentang apa yang berupa akibat dari sesuatu perbuatan yang dilakukan olehnya, segala perjanjian yang bertentangan dengan ini adalah fatal”. Pasal 1495 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman untuk menyerahkan barang yang dijual kepada seorang lain, diwajibkan mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila si pembeli pada waktu pembelian dilakukan mengetahui tentang adanya penghukuman untuk menyerahkan barang yang dibelinya, atau jika ia telah membeli barangnya dengan pernyataan akan memikul sendiri untung- ruginya”. Dalam Pasal 1496 KUHPerdata menetapkan bahwa apabila dijanjikan penanggungan, atau apabila tidak terdapat perjanjian mengenai hal tersebut, si pembeli berhak menuntut dari si penjual, di dalam hal adanya penghukuman untuk menyerahkan barang yang dibelinya kepada orang lain yaitu : 59 1. Pengembalian harga pembelian. 2. Pengembalian hasil-hasil, apabila hasil tersebut harus diserahkan pada si pemilik sejati yang menuntut penyerahan. 3. Biaya-biaya yang dikeluarkan berhubung dengan gugatan si pembeli untuk ditanggung, begitu pula biaya yang telah dikeluarkan oleh penggugat asal. 4. Penggantian kerugian besrta biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya sekedar itu telah di bayar oleh si pembeli. Akan tetapi bilamana seorang pembeli tidak mengikut sertakan penjual dalam perkara gugatan pihak ketiga termasuk di atas, sedangkan penjual sebenarnya dapat membuktikan berdasarkan alasan-alasan yang cukup kuat untuk membantah semua dalil pihak ketiga penggugat sehingga gugatan itu akan ditolak oleh pengadilan, maka segala risiko kalah perkara menurut Pasal 1503 KUHPerdata harus dipikul oleh si pembeli sendiri. Tentang adanya cacat tersembunyi, dapat disimpulkan dalam Pasal 1504 KUHPerdata menyebutkan bahwa cacat itu harus mengakibatkan barang yang bersangkutan tidak dapat dipergunakan menurut sifat dan tujuannya, atau mengurangi penggunaan barang tersebut, sehingga apabila si pembeli mengetahui cacat tersembunyi tidak akan membelinya atau hanya akan membelinya dengan harga yang lebih rendah. Dalam Pasal 1505 KUHPerdata menetapkan bahwa apabila cacat tersebut dapat dilihat, sehingga pembeli sendiri dapat mengetahuinya, maka si penjual tidak diwajibkan untuk menanggungnya. 60 Si penjual harus memberi jaminan mengenai tidak adanya cacat tersembunyi pada barang yang dijualnya walaupun ia tidak mengetahuinya, kecuali bilaman dalam perjanjian jual beli ia dibebaskan dari pemberian jaminan Pasal 1506 KUHPerdata. Pasal 1507 KUHPerdata menetapkan bahwa di dalam hal termaksud dalam Pasal 1504 KUHPerdata dan Pasal 1506 KUHPerdata, pembeli dapat memilih antara pengembalian sebagian dari harganya, sebagaimana akan ditetapkan oleh hakim, setelah mendengar ahli-ahli tentang hal itu. Apabila si penjual telah mengetahui adanya cacat tersembunyi yang tidak diberitahukannya kepada pembeli maka pihak penjual akan menuntut si pembeli di muka pengadilan harus mengembalikan kepada pembeli harga pembelian dibantah dengan ganti rugi biaya dan bunga. Selanjutnya bilamana si penjual tidak mengetahui adanya cacat tersembunyi, si penjual hanya diwajibkan mengembalikan harga pembelian dan mengganti kepada si pembeli biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelenggarakan pembelian dan penyerahan, sepanjang biaya-biaya itu telah dikeluarkan oleh si pembeli Pasal 1508 dan Pasal 1509 KUHPerdata. 4. Hak pembeli Hak si pembeli yang diatur dalam KUHPerdataantara lain : a. Mendapatkan jaminan dari penjual mengenai kenikmatan dan ketentraman serta tidak adanya cacat tersembunyi pada barang yang dibelinya Pasal 1504 KUHPerdata. b. Hak untuk menunda pembayaran harga barang apabila pembeli terganggu menikmati barang yang dibelinya Pasal 1516 KUHPerdata 61 5. Kewajiban pembeli Kewajiban utama bagi seorang pembeli adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat yang sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian Pasal 1513 KUHPerdata. Bilamana hal itu tidak ditetapkan dalam perjanjian maka menurut Pasal 1514 KUHPerdata pembayaran dilakukan di tempat dan pada saat penyerahan barang. Jika tidak ada ketentuan mengenai penyerahan, maka penyerahan dilakukan di tempat di mana barang berada pada saat perjanjian jual beli dibuat. Jika hal lainnya pembayaran dilakukan di tempat tinggal kreditur berdasarkan Pasal 1393 ayat 2 KUH-Perdata. Pasal 1515 KUHPerdata merumuskan si pembeli, biarpun tidak ada suatu janji yang tegas, diwajibkan membayar bunga dari harga pembelian, jika barang yang dijual dan diserahkan memberi hasil atau lain pendapatan.

D. Sifat Perjanjian Jual Beli