Analisis Manajemen Risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Medan

(1)

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) Tbk SBU DISTRIBUSI WILAYAH III MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DESSY KARTIKA F KOTO NIM 122101086

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DESSY KARTIKA FITRI KOTO NIM : 122101086

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PT

PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU DISTRIBUSI WILAYAH III MEDAN

TANGGAL :………..2015 DOSEN PEMBIMBING

Nip:195804271985032002 Dra.Marhayanie, M.Si

TANGGAL :…………2015 KETUA PROGRAM STUDI

Nip: 197411232000122001 Dr. YeniAbsah, SE, M.Si

TANGGAL :…………2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Nip: 195604071980021001


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi Robbil Alamin.

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan rahmatnya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul : Analisis Manajemen Risiko Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) tbk SBU Distribusi wilayah III Medan.

Tugas Akhir ini dilakukan guna memennuhi salah satu syarat pemenuhan kurikulum dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Dipoma III manajemen Keuangan Universitan Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing penilisan tugas akhir ini.

4. Bapak Yosviandri selaku General Manajer di PT.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk SBU Distribusi Wilayah III Medan.

5. Kedua orang tuasayatercintaAyahandaRusdi KotodanIbundaLasmaida Siregardanseluruh keluarga yang telahbersusahpayahmendidik, membesarkandanmembimbingpenulishinggasaatini,

sertatelahmemberikandukungan, perhatian,cinta, dankasih saying dandoa yang diberikansepanjangwaktu yang tiadahentidanmemberikan bantuan material kepadapenulisdapatmenyelesaikandanmenyusunTugas Akhirini.


(4)

4

6. Kepada adik-adik ku Dwi Putri Ramadhani, Cindy Laurenza Hasanah, Arif Tanzil

Dan kepada tante Kristina Siregar dan Augusni Siregar yang telah memberikan semangat.

7. Untukteman-teman D-III Manajemen Keuangan 2015 yang tidakbisasayasebutkansatupersatuterimakasihbuatdukungan kalian.

8. Dan temanseperjuangan saya Maya Amelia Koto, Jessica Lestari, Khairunnisa Nasutiondan Zahara Julita Putri Ginting terimakasihbuatpengertiannya, candatawadansupportnyamudah-mudahankitasuksessemuaya. Amin.

9. Buat seseorang yang selalu menemani dan membantu menyelesaikan Tugas akhir ini, akhirnya kita wisuda sama-sama heheheheehehehheheheheh.

10. Dalamkesempataninipenulisjugainginmengucapkanterimakasihkepadasem uapihak yang telahmembantudanmemberikandukungan, penulisucapkanterimakasih.

Penulismenyadaribahwapenyusunan Tugas

Akhirinibelumsempurnabaikpenulisanmaupunisikarenaketerbatasankemampuanpe nulis.Olehkarena itu, penulis mengharapkankritikdan saran yang sifatnyamembangundaripembacauntukpenyempurnaan Tugas Akhir ini.Akhir kata

penulismengharapkansemoga Tugas Akhir

inidapatmemberikanmanfaatbagipembacasekaliansebagaipenambahilmupengetahu anmaupunsebagailiteratur.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Medan, 2015

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR . ... i

DAFTAR ISI . ... iii

DAFTAR GAMBAR . ... v

DAFTAR TABEL . ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang masalah. ... 1

B. Perumusan Masalah. ... 3

C. Tujuan Penulisan. ... 3

D. Manfaat Penulisan. ... 3

BAB II PROFIL PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK A. Sejarah PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk . ... 4

1. Sejarah Ringkas. ... 4

2. Landasan Hukum. ... 5

3. Visi, Misi, danNilai-nilai Budaya PT. PGN . ... 6

4. Perilaku Utama Insan/Pekerja PT. PGN . ... 8

B. Strategi danTujuan Perusahaan . ... 11

1. Strategi Perusahaan . ... 11

2. Tujuan Perusahaan . ... 11

C. StrukturOrganisasi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk . 12 D. Job Description (Deskripsi Tugas) . ... 14

E. Jaringan Usaha atau Kegiatan. ... 20

1. Kegiatan Usaha Distribusi. ... 20

2. Kegiatan Usaha Transmisi. ... 22

F. Kinerja Usaha Terkini . ... 23

G. Galeri Logo PGN . ... 27

BAB III PEMBAHASAN A. PengertianManajemenRisiko . ... 28

B. Tahapandalammanajemenrisiko . ... 30

C. KebijakanManajemenRisiko . ... 31


(6)

2. Kriteria Penilian Risiko . ... 34

D. OrganisasiManajemenRisiko ... . 37

1. Pronsip-prinsip Satuan Kerja Manajemen Risiko . ... 37

2. Perandan Tanggung Jawab. ... 39

E. ImplementasiManajemenRisikoPerusahaan …..……… ... .44

F. Penanggulangan Risiko ……… .... 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...48

B. Saran...49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sturktur Organisasi ... 13 Gambar 2.2 Logo lama PT PGN ... 27 Gambar 2.3 Logo Baru PT PGN ... 27


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pencatatan saham ...26

Tabel 3.1 Kriteria Dampak Risiko ...34

Tabel 3.2 Kriteria Kemungkinan Terjadinya Risiko...35


(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, yang meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di dalamnya, antara lain mengenai kapan, karena apa kejadian itu terjadi. Dimana ketidak pastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malah harus diperhatikan secara cermat.

Risiko itu sendiri adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian dan dapat menimbulkan dampak bagi pencapaian tujuan organisasi. Kebutuhan untuk mengelola risiko, yaitu risiko kredit dan risiko pasar dilembaga perusahaan dan asuransi sudah menjadi perhatian yang serius. Sejak Basel II (Basel Capital Accord II) dalam perannya sebagai regulator dan pengawas perbankan di Indonesia mulai di sosialisasikan dan diwajibkan bagi lembaga perusahan, mulailah dikenal jenis risiko yang jauh lebih luad dari pada risiko kredit dan risiko pasar yaitu risiko operasional. (Djojosoedarso, 1999)

Risiko operasional yaitu potensi terjadinya kerugian karena kesalahan manusia atau kegagalan proses dan pengendalian dalam operasinal sehari hari. Pengelolaan risiko opersional bertujuan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang telah atau hampir terjadi yang disebabkan karena kurang memadai atau tidak memadai atau tidak berfungsinya proses proses internal, faktor kesalahan manusia, kelemahan sistaem dan teknologi atau berbagai faktor eksternal yang


(10)

dapat berpengaruh negatif terhadap operasional perusahaan. Manajemen risiko merupakan salah satu element penting dalam menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta menngkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dialamin perusahaan. Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan mengelola resiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolan resikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari opersionalnya.

Dalam mencapai tujuannya, Perusahaan menghadapi berbagai kemungkinan kejadian-kejadian yang dapat muncul. Kejadian kejadian tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pencapain tujuan Perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu penerapan kerangka kerja terintegrasi yang mencakup hal hal strategis maupun hal hal operasional dalam segala tingkatan dan fungsi yang terkait dengan lingkungan usaha Peusahaan yang dapat membantu Perusahan mengelola kemungkinan dan dampak atas kejadian kejadian berdampak negatif yang dapat dialami oleh perusahaan.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, semua orang (khususnya pengusaha dalam hal ini PT Perusahaan Gas Negara) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimumkan.Dengan landasan pemikiran diatas, mendorong keinginaan penulis untuk membahas bagaimana manajemen risiko pada suatu perusahaan. Untuk itu


(11)

penulis memilih judul “Analisis Manajemen Risiko Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Medan”

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana tahapan dan kebijakan manajemen risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ?

2. Bagaimana penanggulangan risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tahapan dan kebijakan manajemen risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

2. Untuk mengetahui Penanggulangan risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis, diharapkan dapat mengembangkan dan memperluas wawasan pengetahuan yangberkaitan dengan manajemen risiko.

2. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat memberikan pencapaian tujuan perusahaan, melalui implementasi manajemen risiko yang optimal sehingga seluruh risiko yang dapat mengganggu pencapaian tujuan dapat diantisipasi.

3. Bagi Pembaca, diharapkan dapat dijadikan referensi dan penelitian penelitian selanjutnya sejenis, khususnya berkaitan dengan analisis manajemen risiko.


(12)

BAB II

PROFIL PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk

A. Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk 1. Sejarah Ringkas

PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik Negara yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Enthoven & Co. Kemudian pada tahun 1950, oleh pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Overzeese Gas en Electriciteit (NV OGEM). Namun pada tahun 1985, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan firma tersebut dan mengubah nama menjadi Penguasa Perusahaan Peralihan Listrik dan Gas (P3LG) seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PGN). Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah No.27 tahun 1984, perseroan berubah status hukumnya dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah No.37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 489 tanggal 30 Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji SH. Seiring dengan perubahan satus perseroan berubah menjadi perusahaan terbuka, anggaran dasar


(13)

perusahaan diubah dengan Akta Notaris No.5 dari fathiah Helmi SH tanggal 13 November 2003, yang antara lain berisi tentang perubahan struktur permodalan. Perubahan ini telah disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No.C-26467 HT.01.04 Th 2003 tanggal 4 November 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No.94 Tambahan No. 11769 tanggal 24 November 2003.

Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh penyataan efektif dari badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000saham dari inventasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham perseroan dan 820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS” .

2. Landasan Hukum

Adapun landasan hukum perusahaan menggunakan berbagai peraturanperundangan antara lain:

a. PP No.19/1965 Dasar Hukum Pendirian.

b. UU Migas No.22 Tahun 2001. Dengan telah disahkannya UU Migas, maka kerangka hukum bisnis migas di indonesia mengalami perubahan yang signifikan, tidak hanya terjadi di sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir dimana perusahaan melakukan kegiatan usahanya saat ini.


(14)

c. Menteri kehakiman No: C2-7729.HT.01.01.Th 96 Tanggal 31 Mei 1996 tentang Pengesahan badan hukum.

d. Persetujuan Menteri Kehakiaman atas Akta Perubahan Anggaran Dasar No. C-19905 HT.01.04 Th.99 Tanggal 10 Desember 1999.

e. Undang-Undang RI No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

f. Undang-Undang RI No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. g. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance padan Badan Usaha Milik Negara. 3. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha dimasa depan, PGN telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang dianut perusahaan kedalam suatu budaya perusahaan. Berikut adalah Visi, Misi dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

Visi PGN :

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

Misi PGN:

Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholders melalui:

a. Penguatan bisnis inti dibidang ransportasi niaga gas bumi dan pengembangannya.

b. Pengembangan usaha pengelolaan gas.

c. Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri gas.


(15)

d. Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan mengembangkan usaha lainnya.

Nilai-Nilai Budaya PGN (ProCISE) : a. Profesionalisme/Profesionalisme.

b. Penyempurnaan Terus Menerus/continous Improvement. c. Integritas/integrity.

d. Keselamatan.

Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insan perusahaan sebagai landasan dan acuan bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Perusahaan mendefinisikan budaya perusahaannya dalam lima asa yang disingkat dengan SMILE.

S= Stastisfaction (kepuasan)

M=Morale (semangat juang)

I=Integrity (integritas)

L=Leadership (kepemimpinan)

E=Enterpreneurship (kewirausahaan)

SMILE juga menjadi pedoman dasar bagi insan Perusahaan untuk melaksankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam mengelola perusahaan.

Manfaat Budaya Perusahaan terhadap Pekerja

a. Memberikan imbalan dan sanksi administratif yang lebih objektif

b. Lebih terjaminnya kebutuhan dalam mengemukakan pendapat dan saran kepada atasan.


(16)

d. Menimbulkan rasa kebanggaan dan rasa memiliki terhadap Perusahaan e. Membentuk jiwa kebersamaan (esprit de corps) sehingga akan

menumbuhkan semangat sinergitas yang tinggi.

4. Perilaku Utama Insan/Pekerja PT.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk a) Professinalisme (Profesinalisme)

1) Kompeten di Bidangnya Setiap insan PGN berprilaku :

a. Memberikan hasil kerja terbaik dengan didukung kompetensi yang memadai

b. Senantiasa meningkatkan kompetensi diri sesuai tuntutan pekerjaan c. Berani menyampaikan gagasan/pendangan konstruktif sesuai

dengan bidang keahlian yang dimiliki 2) bertanggung jawab

setiap insan PGN berprilaku

a. Selalu berkerja tuntas serta bertanggung jawab atas tindakan yang diambil

b. Berani mengambil keputusan sesuai tanggung jawab dan wewenang yang diberikan

c. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien

b) Penyempurnaan Terus Menerus/ Continuous Improvement 1) Kreatif dan Inovatif


(17)

Mampu mengantisipasi adanya peluang dan perubahan lingkungan usaha. Mampu mengidentifikasikan dan mengembangkan peluang penyempurnaan guna mengoptimalkan proses kerja yang lebih efektif dan efisien.

Senantiasa berupaya mencari terobosan-terobosan baru yang bernialai tambah.

2) Adaptif Terhadap Perubahan Setiap insan PGN berperilaku :

a. Mampu melihat manfaat perubahan baik bagi diri sendiri, unit kerja dan perusahaan.

b. Berkomitmen untuk beradaptasi terhadap perubahan.

c. Berinisiatif untuk melaksanakan perubahan yang dimiliki nilai tambah.

c) Integritas/Integrity

1) Jujur, Terbuka, dan Berpikir Positif Setiap insan PGN berperilaku:

a. Selalu berkata danbertindak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (sesungguhnya)

b. Selalu mengutamakan kepentingan perusahaan dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan benturan kepentingan

c. Selalu terbuka terhadap masukan, pendapat dan kritik 2) Disiplin dan Konsisten


(18)

a. Selalu mematuhi kebijakan, sistem, prosedur dan ketentuan lainnya yang berlaku

b. Teguh dalam memegang prinsip sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku

c. Selalu melaksanakan komitmen yang sudah disepakati d) Keselamatan Kerja/ Safety

1) Mengutamakn Keselamatan danKesehatan Kerja Setiap insan PGN berperilaku:

a. Selalu mematuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja

b. Senantiasa memelihara seluruh sumber daya perusahaan dalam rangka menjaga kelangsungan usaha perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Mengambil tindakakn preventif untuk memastikan tingkat keselamtandan kesehatan kerja.

2) Peduli Lingkungan Sosial dan Alam Setiap insan PGN berperilaku:

a. Peka dan peduli terhadap situasi dan kondisi perubahan lingkungan b. Selalu berperan aktif dan berkontribsi terhadap perbaikan

lingkungan alam dan lingkungan sosial disekitar wilayah operasi. e) Pelayanan Prima / Excellent Service

1) Mengutamakan Kepuasan Pelanggan Setiap insan PGN berprilaku:

a. Memahami betul kebutuhan dan harapan pelanggan b. Selalu melayani dengan tulus, ramah dan santun


(19)

c. Selalu memberikan pelayanan terbaik bahkan melampaui harapan pelanggan

2) Proaktif dan Ceapt Tanggap Setiap insan PGN berperilaku:

a. Selalu proaktif dalam mengidentifikasi kebutuhan spesifik pelanggan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan

b. Selalu cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan pelanggan B. Strategi dan Tujuan Perusahaan

1. Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pengembangan infrastuktur jaringan pipa transmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan unbudling dan open access.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 1994 sebagai berikut:

1) Mengembangkan dan menafaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2) Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.


(20)

C. Struktur Organisasi

Pembuatan struktur organisasi dalam suatu perusahaan mutlak harus dilakukan oleh pemimpin perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpah tindih (over lapping). Struktur organisasi yang telah dibuat akan membantu memberikan pengertian yang jelas dengan pembagian tugas yang ada dalam perusahaan itu dan setiap pekerja mengetahui dari mana sumber pemerintah dan kepada siapa seseorang itu bertanggung jawab.

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang efektif diantarunit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai. Oleh karena itu, struktur organisasi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada dapat optimal.

Struktur organisasi pada PT Perusahaan Gas Negara merupakan struktur organisasi garis dan staf, yang mencerminkan tanggung jawab dan wewenang secara vertikal serta hubungan antar bagian secara horizontal.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengatur pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentudan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur organisasi SBU Distribusi pada gambar 2.1 dibawah ini:


(21)

STRASI UMUM KEUAN GAN DAN SDM ENJINE RING DAN PEMBA NGUNA N OPERAS I DAN PEMELII HARAA N ITERGRI TAS JARING AN DAN K3PL INTERG RITAS JARING AN MANAJ EMEN GAS LOGISTI K KEUAN GAN PERENC ANAAN DAN LAYANA N ENJINE RING ADMINI STRASI UMUM SUMBE RDAYA MANUS IA PERENC ANAAN DAN PENGEN DALIAN OPERASI KDPL WORKS HOP STRUKT UR ORGAN ISASI SBU DISTRIB USI GENERA L MANAG ER - PENGEN DALIAN KINERJA - HUKUM DAN HUMAS PENJUA PERENC PEMBA NGUNA N LAYANA AREA AREA AREA Gamba r 2.1 struktu r organis asi Sumbe r PT PGN


(22)

D. Job Description (Deskripsi Tugas)

Berikut adalah uraian pekerjaan (job Description) untuk setiap departemen pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk

1) General Manager

Fungsi General Manager :

General Manager mempunyai fungsi menyelenggarakan kegiatan usaha

distribusi gas bumi melalui jaringan pipa gas sesuai perkembangan usaha dan kebijakan yang ditetapkan Direksi.

Tugas General Manager:

a. Menetapkan, mengendalikan dan mengelola Rencana kerja dan Anggaran. b. Mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jaringan pipa gas

serta fasilitas penunjangnya.

c. Mengendalikan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

d. Mengendalikan pengelolaan kegiatan penjualan dan layanan pelanggan. e. Mengendalikan pengelolaan kegiatan K3PL dan integritas jaringan.

2) Departemen Keuangan dan SDM

Fungsi Depaertemen Keuangan SDM:

Departemen keuangan dan SDM mempunyai fungsi memastikan pengelolaan keuangan, SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan secara optimal.


(23)

Tugas Departemen Keuangan dan SDM:

a. Mengelola Rencana Kerja dan Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan keuangan dan SDM serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Memastikan terintegrasinya rencana kerja antar satuan kerja didalam departemen keuangan dan SDM, maupun dengan satuan kerja yang lain didalam organisasi SBU.

c. Melakukan koodinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja antar satuan kerja didalam departemen keuangan dan SDM.

d. Mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan dan SDM.

e. Memastikan pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan. 3) Dinas keuangan

Fungsi Dinas Keuangan:

Dinas keuangan mempunyai fungsi memastikan pengelolaan kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, pembendaharaan, akutansi, perpajakan serta pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Tugas Dinas Keuangan:

a. Mengelola penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) SBU serta menyusun usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

b. Melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RKA SBU secara berkala. c. Melakukan koordinasi, pengawasan serta evaluasi aktiva dan kewajiban. d. Dropping kekantor pusat.

e. Mengelola dan mengendalikan kegiatan serta administrasi penerimaan dan pembayaran dana atas transaksi keuangan perusahaan dilingkungan SBU.


(24)

4) Seksi Anggaran

Fungsi Seksi Anggaran:

Seksi anggaran mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan penyusunan dan pengendalian atas pelaksanaan dan penyusunan laporan pencapaian RKA SBU.

Tugas Seksi Anggaran:

a. Mengkoordinir pembuatan usulan RKA SBU.

b. Menyusun RKA untuk masing masing Pusat Biaya/Unit Kerja SBU sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan.

c. Menyusul usulan otorisasi pelaksanaan RKA SBU.

d. Menyusun otorisasi pelaksanaan RKA SBU sesuai dengan otorisasi yang telah ditetapkan oleh Direksi untuk masing-masing Pusat Biaya/Unit Kerja. e. Melaksanakan evaluasi, monitoring dan pengendalian terhadap pelaksanaan

RKA SBU secara berkala. 5) Seksi Perbendaharaan

Fungsi Seksi Perbendaharaan:

Seksi perbendaharaan mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian Perbendaharaan SBU.

Tugas Seksi Perbendaharaan:

a. Melaksanakan dan mengendalikan verifikasi keabsahan dokumen penerimaan dan dokumen permintaan pembayaran.


(25)

b. Melaksanakan dan mengendalikan atas penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan.

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi transaksi pembayaran dan penerimaan dana.

d. Melaksanakan evaluasi kebutuhan dana SBU dan pengajuan dropiing ke Kantor Pusat.

e. Melakukan pengelolaan dan monitoring rekening bank SBU. 6) Seksi Akutansi

Fungsi Seksi Akutansi :

Seksi akutansi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akutansi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan.

Tugas Seksi Akutansi :

a. Menerima, mencatat serta mengklarifikasikan transaksi keuangan.

b. Melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja lain yang terkait, untuk memastikan ketersediaan data yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan.

c. Melakukan koodinasi, memonitor, dan mengevaluasi pengelolaan pencatatan aset tetap.

d. Menyusun dan mengevaluasi laporan keuangan.


(26)

7) Seksi TJSL

Fungsi Seksi TJSL :

Seksi TJSL mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

Tugas Seksi TJSL :

a. Membuat rencana dan melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan.

b. Membuat laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

8) Dinas SDM

Fungsi Dinas SDM :

Dinas SDM mempunyai fungsi memastikan pelaksanaan kegiatan manajemen SDM SBU dapat mendukung produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Tugas Dinas SDM :

a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan administrasi SDM.

b. Mengelola perencanaan dan pengadaan tenaga kerja.

c. Melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan pengembangan SDM.


(27)

d. Melaksanakan pengaturan penempatan pekerja melalui proses mutasi dan rotasi, serta mengevaluasi usulan promosi.

e. Memastikan ketetapan waktu dan keakuratan pelaksanaan administrasi SDM, remunerasi dan database kepegawaian.

9) Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM

Fungi Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

Seksi pembinaan dan pengembangan SDM mempunyai fungsi melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia.

Tugas Seksi Pembinaan dan Pengembangan SDM :

a. Melakukan koordinasi pembuatan rencana kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

b. Memfasilitasi kegiatan pemetaan potensi individu yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat.

c. Melakukan analisa kesenjangan kompetensi.

d. Melakukan koordinasi usulan rotasi/mutasi dan promosi pekerja.

e. Melakukan koordinasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pemenuhan kerja.

10)Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial

Fungsi Seksi Remunerasi dan Hubungan Industri :

Seksi Remunerasi dan Hubungan Insdustri mempunyai fungsi melaksankan kegiatan administrasi SDM dan membina hubungan industrial antara


(28)

pekerja dengan perusahaan serta memastikan penerapan peraturan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ada.

Tugas Seksi Remunerasi dan Hubungan Industrial :

a. Menyusun usulan RKAP khususnya biaya pekerja, biaya jasa outsorcing dan biaya lain yang terkait.

b. Mengevaluasi pelaksanaan pembayaran fasilitas (benefit) pekerja. c. Melakukan monitoring administrasi dan pelayanan pensiunan. d. Melakukan evaluasi data lembur, potongan, dan kehadiran pekerja. e. Melakukan pelayanan duka cita pekerja.

E. Jaringan Usaha/Kegiatan

Sebagai penyedia Utama Gas dan Bumi, PGN memiliki dua bidang usaha distribusi (penjualan)dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar diseluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegiatan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa transmisi dari sumber-sumber gas ke penggunaan industri.

1. Kegiatan Usaha Distribusi

PGN mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan. Kegiatan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 81% dari total pendapatan yang diperoleh pada tahun 2011. PGN merupakan pelaku uatama dalam kegiatan usaha distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar


(29)

Cirebon, Surabaya, Palembang, Medan, Batam dan Pekanbaru yang didukung oleh jaringan pipa distribusi sepanjang 3.097 km dengan kapasitas sebesar 831 MMSCFD. Pasokan gas dan kontrak pembelian sebelum diperlakukan UU Migas No.22/2001, PGN memperoleh pasokan gas bumi terutama dari Pertamina DOH Cirebon dan BP Muara Karang untuk memenuhi kebutuhan pasar gas bumi diwilayah distribusi Jawa bagian Barat. Sedangkan untuk wilayah dstribusi Jawa bagian Timurmemperoleh pasokan gas bumi dari EMP Kangean dan Lapindo Brantas, untuk wilayah distribusi Sumatera bagian Utara memperoleh pasokan gas bumi dari pertamina DOH Pangkalan Brandan. Setelah diberlakukan UU Migas Bumi secara langsung dari produsen gas bumi antara lain Pertamina, BP Indonesia, Lapindobrantas, ConocoPhilips dan Ellipse. Kontrak pembelian gas bersifat jangka panjang antara 10 tahun sampai 20 tahun. Perjanjian gas bumi jangka panjang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan pasokan gas bumi secara lebih pasti agar kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan dapat terpenuhi dengan lebih baik. Dalam rangka penetrasi pasar kewilayah yang menjadi target perusahaan, maka daerah layanan pasar dibagi menjadi tiga wilayah distribusi, sebagai berikut :

a. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat yang terdiri dari Jakarta, Banten, Karawang, Bogor, Cirebon, Palembang dan Bandung.

b. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur yang terdiri dari Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mogokerto, dan Pasuruan-Probolinggo serta Semarang dan makasar.

c. SBU Distribusi III, Sumatera Bagian Utara yang terdiri dari Medan, Batam dan Pekanbaru.


(30)

d. SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa.

Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transpotasi Gas Indonesia, mengelola bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Grissik-Duri dan Grissik-Singapura. Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliansi.

a. PT Tanspotasi Gas Indonesia: transmisi gas bumi.

b. PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM): telekomunikasi.

c. PT PGN Solution: kontruksi, engineering, operation, maintenance.

d. PT Nusantara Regas: terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung.

e. PT Saka Energi Indonesia: kegiatan dibidang hulu.

f. PT Gagas Energi Indonesia: kegiatan dibidang hilir.

g. PT Gas Energi Jambi: Perdagangan, kontruksi dan jasa.

h. PT Banten Gas Synergi: jasa, transportasi, perdagangan dan pertambangan (afiliansi).

i. PT PGN LNG Indonesia: bisnis LNG dan terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung.

2. Kegiatan Usaha Transmisi

Kegiatan usaha transmisi meliputi transportasi gas bumi dari lapangan gas milik produsen melalui jaringan pipa transmisi bertekan tinggi ke stasiun penyerahan pembeli. Dalam kapasitasnya sebagai pengangkut gas bumi dari produsen ke konsumen, PGN memperoleh pendapatan jasa transportasi (Toll Fee). Khususnya untuk melayani PLN Panaran (Batam), selain mendapat jasa transportasi, perusahaan bertindak sebagai penjualan gas bumi.


(31)

PGN mengoperasikan jaringan pipa transmisi sepanjang 1.074 km dengan kapasitas sebesar 887 MMSCFD dan tingkat utilisasi sebesar 54% kapasitas ini mewakili sekitar 47% pangsa pasar kegiatan usaha transmisi di Indonesia. Jangkauan layanan transmisi PGN meliputi ruas Duri dan Grissik-Singapura dilakukan oleh anak perusahaan PGN yaitu PT Transportasi Gas Indonesia (Trangapindo).

F. Kinerja Usaha Terkini

PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal.

Kinerja usaha PGN adalah transporter, distributor dan trader dibidang gas bumi. Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi yang menghubungkan sumber-sumber gas kekonsumen akhir atau ke stasiun penerima di jaringan distribusi. Sebagai distributor PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa distribusi yang menghubungkan stasiun penerima dengan konsumen akhir yaitu kepada pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Tugas utama PGN dibidang distribusi adalah untuk meningkatkan pemanfaatan energi melalui pendayagunaan gas bumi sebagai substitusi BBM. Sebagai trader PGN melaksanakan pembelian gas dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan Rumah Tangga, Komersial dan Industri melalau jaringan pipa.

Pada tahun 2013 merupakan momentum penting bagi PGN dalam upaya memperkuat posisi sebagai perusahaan energi kelas dunia. Selain terus


(32)

membangun dan mengembangkan infrastruktur gasbumi didalam negeri, PGN juga mulai berinvestasi kesektor hulu di gas. Langkah ini merupakan upaya PGN untuk memastikan bahwa pasokan gas bumi akan terus meningkat dan digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Sepanjang tahun 2013, kinerja PGN tetap solid dan mengalami pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Secara finansial, PGN meraih total pendapatan sebesar US$ 3 miliar atau tumbuh 16%dari pada tahun 2012 senilai US$ 2,5 miliar. Aset PGN juga tumbuh dari US$ 3,9 miliar (2012) menjadi US$ 43 miliar. Sedangkan ekuitas PGN melonjak dari US$ 2,3 miliar menjadi US$ 2,7 miliar.

Secara operasional, kegiatan usaha distribusi PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD, meningkatkan daripada tahun 2012 sebanyak 807 MMSCFD. Dibisnis transmisi, melalui anak perusahaan yaitu PT Tansportasi gas Indonesia, gas yang disalurkan turun tipias dari 877 MMSCFD ke 854 MMSCFD di tahun 2013. Penurunan gas oleh usaha transmisi ini disebabkan oleh berhentinya penyaluran gas ke PLN Medan akibat ketiadaan pasokan gas dan penurunan penyerapan gas oleh oftaker Singapura.

Gas yang disalurkan PGN terbukti telah memberikan banyak manfaat keoada sektor usaha dan perekonomian Indonesia. Contohnya, usaha distribusi gas PGN menyalurkan gas bumi sebanyak 827 MMSCFD atau setara 145 ribu barel minyak per hari ke sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga, maka nilai penghematan yang dihasilkan dengan menggunakan gas bumi


(33)

mencapai sekitar Rp 55 triliun per tahun dibandingkan dengan menggunakan minyak.

“Dengan biaya energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, tentunya sektor usaha akan memiliki daya saing yang tinggi dan menciptakan multiplier effect yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Karena itu sebagai BUMN, PGN akan terus mendukung dan mewujudkan program konversi energi ke gas bumi melalui pembangunan infrastruktur gas bumi terintegrasi diberbagai wilayah di Indonesia,”. Sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan gas bumi di Indonesia, pada tahun 2014 PGN telah menyiapkan investasi untuk membangun infrastruktur gas bumi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mulai dari sektor industri, komersial, UMKM dan rumah tangga.

Berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang akan dibangun PGN tahun ini di antaranya adalah : Pembangunan Pipa Gas Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I, Pembangunan sambungan gas rumah tangga dalam rangka program PGN Sayang Ibu sebanyak 1 juta sambungan gas, serta pembangunan 16 SPBG dan MRU di Indonesia.

Direktur Keuangan PGN tahun ini PGN telah menyiapkan anggaran untuk pengembangan usaha mencapai sekitar US$ 1,25 miliar. Sebanyak US$ 200 juta digunakan untuk membangun infrastruktur gas bumi terintegrasi senilai US$ 200 juta, US$ 400 juta untuk bisnis di sektor LNG dan US$ 650 juta untuk investasi di sektor hulu.

“Dengan fundamental yang sangat solid, PGN memiliki ruang yang cukup leluasa untuk membiayai ekspansi bisnis. Karena itu PGN akan terus


(34)

memaksimalkan setiap peluang untuk mendorong percepatan pemanfaatan gas bumi diberbagai segemen pelanggan.

1. Saham PGN

Seiring dengan gencarnya privatisasi BUMN di indonesia, maka pemerintah melakukan penjualan saham perdana PT Perusahaan Gas Negara (Tbk) pada tanggal 05 Desember 2003. PGAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp. 500,- per saham dengan harga penawaran RP. 1.500,- Per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesiaa (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003.

Pada pertengahan Januari 2007, informasi keterlambatan komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ dari manajemen PGN menjadi penyebab utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar 23% dalam satu hari. Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan kecurigaaan bahwa PGN dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek tersebut yang harusnya sudah operasi pada Desember 2006, tapi tertunda hingga Januari 2007 dan tertunda lagi hingga Maret. Akibatnya PGN dikenakan denda oleh Pertamina sebesar US$ 15.000 per hari sejak 1 November 2006. Pada tahun 2011, komposisi saham pemerintah mencapai 57% dan sisanya publik sebanyak 43%.

Tabel 2.1 Sejarah Pencatatan Saham PGAS

No. Jenis Pencatatan Jumlah Saham Tanggal


(35)

02 Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 3.024.691.000 03 Konversi MSOP I (2004 s.d 2006) 215.637.305 04 Koversi MSOP II (2006 s.d 2007) 3.261.500

05 Konversi ESOP I (2008) 53.551.388

06 Pemecahan Saham (Stock Split) 18.373.748.772 04 Agustus 2008 07 Konversi Dana Proyek Pemerintah (2009) 1.274.322.231

G. Galeri Logo

Pada tahun 2011, PGN melakukan perubahan logo dan corporate identity-nya

Gambar 2.3

Logo baru PT Perusahaan Gas Negara Gambar 2.2


(36)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Pengetian Manajemen Resiko

Istilah (risk) Resiko memiliki berbagai definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Manajemen resiko juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang terstruktur atau metodolgi dalam upaya mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian Resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mengatasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya. Dalam manajemen resiko, strategi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini antara lain dengan memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu.

Pengertian resiko menurut para ahli:

1. Pengertian manajemen resiko menurut Djohanputro (2008) manajemen resiko merupakanproses terstruktur dan sistematis dalam menmgidentifikasi, mengukur, memetakan,mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan resiko.

2. Pengertian manajemen resiko menurut Siahaan (Manajemen Resiko PT Elex Media Computindo. Jakarta. 2007) manajemen resiko adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen resiko, menggunakan metode


(37)

3. Pengertian resiko menurut Smith (1990) manajemen resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah Resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

4. Pengertian manajemen resiko menurut Australia/New Zealand Standards (1999). Manajemen resiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis dalam mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengendalikan, mengawasi, dan mengkomunikasikan Resiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi atau proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen resiko ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi Resiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi resiko tersebut. 5. Pengertian manajemen resiko menurut William. Manajemen resiko

juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.

6. Pengertian manajemen resiko menurut Fahmi (2010). Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagi permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprenhensif dan sistematis.


(38)

Manajemen resiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, tuntutan hukum, kebakaran maupun kematian). Manajemen resiko keuangan pada sisi lainnya, sangatlah fokus pada resiko yang bisa dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.

B. Tahapan dalam Manajemen Resiko

Menetapkan konteks adalah menetapkan parameter dasar dimana suatu resiko harus dikelola dan meyiapkan pedoman untuk membuat keputusan yang lebih rinci dalam proses manajemen resiko. Konteks tersbut termasuk lingkungan internal dan eksternal organisasi dan tujuan aktivitas manajemen resiko.

1. Menetapkan konteks eksternal

Langkah ini menentukan lingkungan eksternal dimana organisasi beroperasi dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya antara lain: lingkungan sosial budaya, regulasi (perkembangan), kompetisi, pasar keuangan dan lingkungan politik serta stakeholder eksternal.

2. Menetapkan konteks internal

Sebelum aktivitas manajemen resiko disetiap level dimulai, maka perlu memahami suatu organisasi antara lain meliputi :

a. Struktur

b. Kapabilitas sumber daya seperti manusia, sisterm, proses, modal. c. Target dan sasaran serta strategi untuk mencapainya.


(39)

C. Kebijakan Manajemen Risiko

1. Framework Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko yang berlaku di PGN mengacu kepada COSO-ERM Intergrated Framework yang merupaka common practice di dunia bisnis dan industri. COSO-ERM mengaur semua aktivitas yang ada diseluruh tingkat manajemen dari tingkat atas sampai bisnis unit perusahaan yang terdiri dari delapan komponen dari COSO-ERM Intergrated Framework dapatdilihat dalam diagram dan penjelasan sebagai berikut ini :

a. Lingkungan internal (internal evironment)

Lingkungan internal mencakup arahan dari perusahaan yang dapat mempengaruhi kesadaran stakeholders akan risiko-risiko yang dihadapi dan juga merupakan dasar bagi pelaksanaan ERM. Faktor lingkungan internal meliputi filosofi manajemen risiko, Risk appetite, pengawsan oleh komisaris, integritas, kode etik dana kopetensi sumber daya manusia, penugasan wewenang dan tanggung jawab, pengaturan dan pengembangan sumber daya manusia.

b. Penetapan tujuan (objectif Setting)

Perusahaan menetapkan suatu tujuan pada tingkat strategis, dimana akan menjadi suatu dasar dalam penetapan tujuan yang berhubungan dangan opersional, laporan dan kepatuhan. Penentuan tujuan merupakan suatu prasyarat untuk mengidentifikasi kejadian, penilaian risiko, dan menentukan strategi penanganan trehadap risiko. 4 tujuan harus dipertimbangkan meliputi tujuan strategis, operasional, laporan keuangan dan kepatuhan. Dalam kaitan tersebut, perusahaan menetapkan risk


(40)

appatiteyang menunjukan seberapa besar risiko yang dapat diterima sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan stratergi Perusahaan (cost vs benefit).

c. Pengidentifikasian kejadian (Event Idntifikasi)

Dalam tahapan ini, satuan kerja mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi memperngaruhi perusahaan dalam menjalankan strategi untuk mencapai tujuan. Satuan kerja dapat menggolongkan dan menghubungkan kejadian-kejadian yang trindentifikasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara kejadian-kejadian tersebut dan juga dapat mengidentifikasi peluang dan risiko dengan baik.

d. Penilaian risiko (Risk Assessment)

Dalam tahapan ini, satuan kerja melakukan penilaian terhadap risiko yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya untuk mengetahui seberapa jauh pengaruhnya terhadap usha pencapian tjuuan perusahaan. Satuan kerja menggunkan metode kualitatif, kuantitatif atau kombinasi unutk menilai kejadia-kejadian dari sisi risiko bawaan (inherent tisk) dan risiko sisa (risidual risk) dengan mempertimbangkan kemungkinan (likelihoode) dan dampak (impact) dari risiko itu.

e. Penanganan risiko (Risk Response)

Dalam tahapan ini, Perusahaanmenetapkan bagai mana menangani risiko yang teridenifikasi. Adapun strategi didalam menangani risiko yaitu menghindari risiko, mengurangi risiko, membangi risiko dan menerima risiko. Dalam menentukan strategi, perusahaan harus mempertimbangkan


(41)

pengaruh dari kemungkinan dan dampak risiko, toleransi risiko dan evaluasi terhadap biaya dan keuntungan dari strategi yang ada.

f. Aktivitas pengendalian (Control activties)

Dalam tahapan ini, perusahaan mengidentifikasi aktivitas-aktivtas pengendalian yagn dapat bersifat pencegahan (preventive), penemuan

(detective), manual, komputerisasi dan pengendalian oleh manajemen.

Aktivitsa pengendalian dapat dikategorikan berdasarkan tujuan-tujuan perusahan (yaitu strategis, opersional, pelaporan dan kepatuhan). Aktivitas pengendalian dapat berupa pemberian persetujuan, kewenangan vertifikasi, rekonsiliasi, pengkajian kinerja operaional, kemaanan asset dan pemisahan tugas.

g. Informasi dan komunikasi (information & communication)

Informasi yang didapatkan dari internal maupun eksternal akan dikumpulkan dan disebar luaskan dalam Perusahaan. Perusahaan menciptakan suatu alur komunikasi yang efektif didalam lingkungan Perusahaan dimana informasi mengalir dari manajemen atas kebawah, bawah keatas ataupun antar satuan kerja.

h. Pemantauan (monitoring)

Pemantauan dan peninjauan secara berkesinambungan perlu dilakukan beriringan dengan tahpan-tahapan manajemen risiko lainnya untuk mengetahui fungsi risiko masish berjalan efektif. Evaluasi awal yang telah dilakukan dapat menjadi tidak relevan (kadarluarsa) apa bila terdapat perubahan perubahan informasi dan lingkungan bisnis. Pemantauan dapar dilakukan dengan cara pemantauan yang


(42)

berkelanjutan(on goingmonotoring activities) atau evaluasi terpisah (separate evaluation).

2. Kriteria Penilaian Risiko

Penilaian risiko menggunakan kriteria-kriteria yang berdasarkan dampak risiko dan memungkinan terjadinya risiko yang kemudian menghasilkan Risk Rating yang dapat dipakai untuk menentukan prioritas penanganan risiko. a. Kriteria Dampak Risiko

Tabel 3.1 Kriteria Dampak Risiko:

Dampak

Dampak Kategori ringan

Ringan/minor Moderat/moderate Berat/major Fatal/catastrophic 1. Finansial <IDR 10 miliyar IDR 10-15 miliyar IDR 50-200

miliyar

IDR>200 miliyar 2. Reputasi Dampak minimal

terhadapatreputasi peruahaan Publisitasnegatif dimedia cetak/elektronik skala regional Publisitas negatif dimedia cetak/elektronik skala national • Publisitasnegatif pada headline dimedia cetak/elektronik skala national • Publisitas negatif

pada media 3. Hukum. Perundang-undangan, dan kebijakan internal perusahaan • Pelanggaran ringan yang memerlukan perhatian manajemen • Keterlambatan laporan ke instansi terkait • Pelanggaran berat namun dapat diatasi dalam kondisi normal • Teguran/benda dari regulator • Litigasi oleh

pihak ke-3 • Pelanggaran serius yang mengakibatka n penyelidikan oleh regulator • Perijinanuntuk beberapa kegiatan Perusahaan tidak dapat diperoleh

• Pelanggaran fatal yang mengakibatkan penyelidikan secara mendalam oleh regulator • Pencabutan ijin

usaha/penghentian operasi perusahaan

4. Lingkungan Kerusakan lokal dalam radius < 1 km2;weeks impact

Kerusakan ringan dalam 1 kejadian radius 1-10 km2; moonths impact

Kerusakan berat dalam radius 10-50 km2; years impact

Kerusakan fatal dalam radius > 50 km2; permanent impact 5. Keselamatan Terjadi near miss

incident Memerlukan penanganan medis Mengakibatkan cacat tetap Mengakibatkan kematian


(43)

b. Kriteria Kemungkinan Terjadinya Risiko

Kriteria kemungkinan terjadinya risiko ditetapkan sebagaimana pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Kemungkinan Terjadinya Risiko Kemunkinan

1. Hampir pasti/

almost certain

>90 % akan terjadi dalam satu (1) tahun

2. Sering/ likely Antara 50-90% akan terjadi dalam waktu satu (1) tahun

3. Mungkin/ possible Antara 10-50% akan terjadi dalam waktu sati (1) tahun

4. Jarang/ rare <10% akan terjadi dalam aktu satu (1) tahun Sumber : PT. PGN Tahun 2009

c. Tingkat Prioritas Penanganan Risiko

Berdasarkan dampak dan kemungkinan terjadinya suatu risiko, risk raingdapat dibagi menjadi “ekstrim”,”sedang”, dan “rendah” yang selanjutnya kriteria Risk Rating ditetapkan sebagaimana pada Tabel 3.3 dibawah ini:

Tabel 3.3 Kriteria Risk Rating Prioritas penganan

1. Ekstrime a) Keputusan penanganan risiko oleh direktu terkait dalam waktu 3 hari kerja setalh risiko terinedntifikasi dan disetujui.

b) Pemantauan pelaksanaan penanganan dilakuka setiap bulan.

2. Tinggi a) Keputusan penangnan risiko oleh direktur terkai/pejabat satu tingakta dibawah direktur dalam waktu 10 hari kerja setelah risiko terindentifikasi dan disetujuin.

b) Pemantuan pelaksanan penanganan dilakukan setiap 3 bulan.

3. Sedang a) Keputusan penanganan risiko oleh pejabat satu tingkat dibawah Direktur terkait dalam 30 hari kerja setelah teridentifikasi dan disetujui.

b) Pemantauan pelaksanaan dilakukan setiap 3 bulan 4. Rendah Dimonitor melalui prosedur rutin


(44)

D. Organisasi Manajemen Risiko

1. Prinsip-prinsip satuan kerja manajemen risiko

Sesuai dengan kebutuhan, maka satuan kerja manajemen risiko harus memenuhi beberapa persyaratan prinsip sebagai berikut:;

a. Bersih (Clean), dimana harus terjadi perbedaan yang jelas antara satuan kerja manajemen risiko terhadap unit satuan kerja, maupun antara satuan satuan kerja manajemen risiko terhadap satuan pengawasan intern (SPI). Satuan kerja manajemen risiko adalah subyek pengawasan unit audit (auditee). Perbedaan ini dijelaskan sebagai berikut :

1) Satuan Kerja Manajemen risiko tidak berfungsi sebagai unit pengawasan (oversight) dan atau unit audit dalam tata kelolan Perusahaan, dan dengan demikian tidak berhak melakukan Risk-based Audit (RBA).

2) Satuan Kerja Manajemen Risiko tidak berfungsi sebagai unit bisnis langsung, dengan demikian tidak berhubungan langsung dengan Pelanggan dan dengan Pihak ketiga lainnya, kecuali pada kondisi tertentu seperti penanganan pinjaman non-tunai yang macet lebih dari batas waktu risiko-risiko kritis apabila menutut adanya hubungan langsung dengan pihak ketiga (termasuk Pelanggan); yang keduanya diatur mekanismenya oleh Direksi;

3) Satuan Kerja Manajemen Risiko, sebagai audtie, ikut bertanggung-jawab terhadap konsistensi dan akurasi pelaksana Sistem Manajemen Risiko yang diterapkan, dari waktu-ke-waktu.


(45)

b. Ramping, efisiensi dan efektif (Lean), dimana satuan Kerja Manajemen Risiko menghindarkan diri dari potensi menimbulkan internal yang tidak effisiensi, sember daya manusia yang tidak kompeten, dan adanya masalah lain yang dinilai/ depersepsikan akan memberikan beban tambahan bagi Perusahaan.

2. Peran dan Tanggung jawab

Pihak-pihak yang relative terkait dalam penerapan manajemen risiko sihingga penerapannya dapat berjalan lebih efektif, antara lain meliputi:

a. Komisaris, bertanggung jawab memberi pengawasan dan supervise terhadap manajemenrisiko Perusahaan dengan:

1) Meninjau dan memberikan masukan terhadap efektifitas manajemen risiko yang ditetapkan manajemen di Perusahaan;

2) Melakukan evaluasi dan memberi masukan terhadap risk appetite perusahaan;

3) Meninjau gambaran risiko Perusahaan dan membandingkannya risk appetite perusahaan;

4) Melakukan evaluasi terhadap risiko risiko yang segnifikan dan apakah manajemen telah menaggapinya dengan tepat.

b. Direksi/ Manajemen Senior, mempunyai peranan dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Memegang tanggung jawab (akuntabel)dalam penanganan/ pengendalian risiko Perusahaan (strategic risk) serta menetapkan kebijakan manajemen risiko;


(46)

2) Memantau, membimbing dan memberikan arahan kepada manajemen dalam penerapan manajemen risiko serta menjamin kecukupan alat bantu, sistem dan sumber daya dalam keberhasilan pelaksana manajemen risiko;

3) Menetapkan dan mengkaji tujuan strategis, strategi, framework, visi dan misi manajemen risiko, struktur organisasi manajemen risiko, risk appetite, risk tolerance, dan budaya risiko serta pengalokasian sumber daya secara periodic;

4) Melakukan monitoring implementasi manajemen risiko dan memfasilitasi mitigasi risiko proses owner serta melakukan evaluasi atas kebijakan-kebijakan manajemen risiko;

5) Memastikan bahwa pelaksanaa framework manajemen risiko telah melalui proses audit intern yang independent, efektif, dan lengkap;

c. Satuan Kerja Manajemen Risiko mempunyai peranan dan tanggung jawab sabagai berikut:

1) Menyusun pedoman/ kebijakan dan strategi Manajemen risiko yang komperhensif secara tertulis. Mengkaji dan memcerikan masukan kepada Direksi/ Manajemen Risiko terkait kebijakan dan strategi manajemen risiko sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih tinggi dengan mempetimbangkan perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas usaha perusahaan secara segnifikan.

2) Meningkatnya awareness (kesadaran) atau pemahaman terhadap proses manajemen risiko untuk memastikan bahwa aktivitas bisnis Perusahaan


(47)

sejalan dengan strategi manajemen risiko secara keseluruhan melalui pelatihan yang memadai;

3) Memastikan bahwa Satuan/ Unit Kerja terlibat secara aktiff dan mendukung pengelolaan risiko yang sejalan dengan frameworak dan kebiajakan yang ditetapkan melalui koordinasi dan fasilitas proses manajemen risiko di setiap Satuan/ Unit Kerja;

4) Membangun sistem deteksi dini, system respon dan program mitigasi risiko untuk risiko-risiko kritis Perusahaan, berdasarkan kepada temuan risiko kritis (critical risk) yang ada;

5) Melakukan analisa dan menyelesaikan isu risiko yang tidak biasa dipecahkan pada tingkat Satuan/ Unit Kerja atau memerlukan otoritas Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk penyelesaiannya dan melaporkannya kepada Direksi;

6) Memantau proses pelaporan mengenai hasil dari proses manajemen risiko dari setiap Satuan/ Unit Kerja;

7) Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi, anataralain meliputi komunikasi yang memadai tentang frameworkmanajemen risiko Perusahaan;

d. Risk Owner mempunyai peranan dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan tujuan Satuan/Unit Kerjanya secara berkala. Tanggung jawab ini mencakup identiikasi, penilaian, penanganan, pemantauan, pengendalian danpelaporan risiko yang terkait dengan pencapaian tujan daru Suatu/ Unit Kerjanya dengan menerapkan teknik-teknik dan metodelogi manajemen risiko. Manajer


(48)

Senior juga memastiakan kepatuhan terhadap kebiajakan manajemen risiko.

2) Menjaga agar tingkat risiko setelah dikendalikan (residual risk) selalu berada dibawah batas tolerasni risiko (risk tolerance) yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikanpenerapan dan memantau status dari (rencana) penanganan risiko aktifitas pengendalian), serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sesuai dengan kebutuhan;

3) Memantau dan menyampaikan laporan profil risiko di Satuan/ unit kerja secara berkala kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk kemudian diteruskan kepada Direksi, termasuk didalamnya hasil pengkajian terhadap usulan aktivitas dan atau produk baru untuk membangun awareness dari Direksi;

4) Pada beberapa Satuan/ Unit Kerja dimana terdapat posisi middle-level manajemen dengan tanggung jawab yang dinilai cukup besar, maka posisi tersebut dapat menjalankan peran sebegai owner risk.

e. Risk Champion Team tim/ task force manajemen risiko di setiap satuan/unit kerja) mempunyai peranan dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Menjalankan fungsi manajemen risiko dengan cara melakukan koordinasi, dan memfasilitsi kegiatan manajemen risiko identiikasi, penilaian, penanganan, aktivitas pengendalian/ mitigasi, komunikasi, dan pemantauan yang dilakukan oleh unit kerja (risk owner).

2) Melakukan pemantauan atas besarnya biaya pengendalian risiko (cost of risk) yang dibuat oleh Satuan/Unit Kerja dan menetapkan metode untuk


(49)

pengukuran efisiensi dan effektifitas biayapengendalian risiko tersebut dibandingkan dengan hasil yang dicapai;

3) Dengan persetujuan dari owner risk, melaporkan pelaksanaan manajemen risiko disatuan/ unit kerjanya kepada Satuan Manajemen Risiko secara perisodik, untuk kemudian diteruskan kepada Direksi. 4) Dalam pelaksannanya, penugasan RCT bisa dilakukan oleh personel

khusus yang merangkap dari tergantung dari beban pekerjaan dan kebutuhan organisasi.

f. Satuan Pengawasan Internal (SPI) mempunyai peranan dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas internal Perusahaan, SPI melakukan fungsi audit terhadap seluruh komponen Perusahaan dengan menggunakan metode audit berbasis risiko (Risk–based Audit) berdasarkan hasil/laporan dari Satuan Kerja Manajemen Risiko.

2) Melakukan evaluasi dan memberikan usulan perbaikan terhadap kecukupan dari proses manajemen risiko Perusahaan, termasuk didalamnya evaluasi terhadap kewajaran laporan keuangan, efektifitas dan efiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan.

g. Eksternal auditor mempunyai peranan dan tanggung jawab sebagai berikut: 1) Memberikan pendapat yang independent kepada manajemen, Direksi,

dan komisaaris perusahaan yang dapat memberikan kontribusi untuk perusahaan dalam pencapaian tujuan pelaporan keuangan eksternal, serta tujuan lainya;


(50)

2) Memberitahukan perusahaan atas penemuan audit, informasi analisa dan rekomendasi dan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Menyampaikan temuan-temuan terkait dengan kelemahan risiko manajemen dan pengendalian yang menjadi perhatian auditor dan memberikan rekomendasi perbaikan.

E. Implementasi Manajemen Risiko Perusahaan

1. Keterkaitan Manajemen Risiko Perusahaan Dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Stategi Jangka Panjang dan Rencana Usaha Perusahaan

a. Sesuai dengan visi manajemen risiko perusahaan bahwa proses manajemen risiko Perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen Perusahaan secara keseluruhan, sehingga time frame proses manajemen risiko Perusahaan sejalan dengan time frame proses manajemen Perusahaan yang terkait, khususnya proses perencanaan Perusahaan.

b. Risiko-risiko yang muncul sebagai akibat dari strategi Perusahaan sebelum strategi tersebut dijadikan suatu keputusan harus melalui proses manajemen risiko Perusahaan yang dikoordinir oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dengan melibatkan unit-unit yang terkait; c. Risiko-risiko yang berasal dan kegiatan fungsi-fungsi Satuan Kerja

yang terdapat dalam Perusahaan, risk profile tahunan mejadi masukan bagi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Strategi Jangka Panjang dan Rencana Usaha Perusahaan.


(51)

2. Hubungan antara Pedoman Manajemen Risiko dan Pedoman Lainnya

a. Sistem Manajemen Risiko harus selalu disesuaikan dan diselaraskan (align) dengan beberapa pengaturan proses bisnis yang ditunjukan dalam Pedoman Lainnya, baik yang spesifik berupa Pedoman Pengendalian Risiko yang dimiliki masing-masing Satuan Kerja, maupun Pedoman lain yang dijadikan acuan dalam berbagai aktivitas operasional Perusahaan.

b. Fungsi manajemen risiko di Satuan Kerja bertugas untuk melakukan evaluasi hubungan keterkaitan dan keselarasan dimaksud adalah 6 (enam) bulan sekali. Dalam hal terdapat pokok-pokok pengaturan yang berbeda antara Pedoman Manajemen Resiko dan Pedoman lain. Maka fungsi manajemen risiko di Satuan Kerja harus mengajukan usulan perubahan yang diperlukan guna mendapatkan persetujuan Direksi. c. Ketentuan dalam butir b tersebut diatas harus dilaksankan paling lambat

dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah pedoman ini ditetapkan 3. Batasan Enterprise Risk Management

Penerapan pedoman ini hanya memberikan reasonable assurance kepada Direksi dan Manajemen dalam pengelolaan rsiko untuk mencapai tujuan Perusahaan mengingat dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut:

a. Penilaian subjektif dalam mengambil keputusan b. Kelalaian (human failures)

c. Kolusi dalam melakukan dan menutupi kesengajaan dalam memanipulasi laporan atau informasi finansial


(52)

d. Pertimbangan cost vs benefit dalam merespon risiko

e. Manajemen override terhadap kebijakan dan prosedur operasi. F. Penanggulangan Risiko

Pada pokoknya ada dua pendekatan/cara yang digunakan suatu manager risiko dalam menanggulangi risiko yang dihadapi perusahaannya, yaitu :

1. Penanganan risiko (risk control)

Dalam pendekatan dengan penanganan risiko (Risk Control) ada beberapa alat atau metode yang dapat digunakan, antara lain :

a. Menghindari

Mengindari suatu risiko (murni) adalah menghindarkan harta kepada, orang atau kegiatan dari exposure, dengan cara antara lain:

1) Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung risiko, walaupun hanya sementara.

Seperti dilarang merokok diarea konstruksi, dilarang membawa korek api dan peralatan lainnya yang menibulkan api

2) Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan yang diketahui yang mengandung risiko.

Seperti membatalkan membeli barang barang yang berharga murah, setelah mengetahui bahwa barang tersebut adalah barang selundupan. b. Mengendalikan kerugian (lost control)

1)Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian.

Dengan program pencegahan kerugian adalah berusaha untuk mengurangi atau kalau bisa menghilangkan kesempatan terjadinya kerugian. Sedang program pengurangan kerugian bertujuan untuk


(53)

mengurangi potesil dari suatu kerugian. Program pengendalian kerugian kebanyakan merupakan gabungan antara program pengurangan kerugian dan program pencegahan kerugian.

Seperti kesempatan kerugian karena kebakaran dapat dikurangi dengan kontruksi yang menggunakan bahan anti api.

2)Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya Ada dua macam pendekatan dalam program ini, yaitu pendekatan

engineering dan pendekatan hubungan kemanusiaan.

Seperti memperbaiki pipa pipa yang tidak memenuhi syarat, untuk mencegah kebocoran gas dan pemeriksaan bahan-bahan untuk mencegah terjadinya konstruksi bangunan yang tidaak memenuhi syarat bahan-bahan yang berkualitas jelek.

c. Memisahkan

Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko yang sama dengan cara menbah banyaknya “independent exposure unit”, sehingga probabilitas kerugiannya dapat diperkecil. Maksud dari pemisahan adalah untuk mengurangi jumlah kerugian akibat suatu peril.

Seperti alat berat yang dimiliki PT PGN harus disimpan dengan baik agar mengurangi terjadinya kebakaan.

d. Kombinasi atau pooling

Kombinasi atau pooling adalah menambah banyaknya expoure unit yang dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil.


(54)

Seperti PT PGN memperbanyak alat beratnya agar probabilitas terjadinya kecelakaan diperkecil.

e. Menghindari risiko

Menghidari risiko dapat dilakukan denga cara :

Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan ke pada pihak lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau kontrak. Seperti : PT PGN menyerahkan pengangkutan produknya kepada perusahaan transport, bertujuan untuk memindahkan risiko dalam pengangkutan kepada perusahaan transport.

2. Pembiayaan risiko (risk financing)

Dalam penggulangan risiko dengan membiayai risiko menggunakan metode yaitu :

a. Pemindahan risiko melalui asuransi

Asuransi merupakan salah satu bagian dari proses pengelolaan risiko yang terutama diperuntukan bagi perlilndungan terhadap risiko dari kondisi kerugian atau kerusakan. Atas perlindungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi ini PGN membayarkan sejumlah premi. Perusahaan asurasni memberikan perlindungan asuransi yang mencakup jenis-jenis asuransi sebagai berikut :

1) Operasional jaringan pipa

Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi selama operasional jaringan pipa.

2) Property all risk

Perlindungan asuransi atas kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul atas properti maupun peralatan fisik milik PGN.


(55)

3) Comperhensive General Liability (CGL)

Suatu perlndungan asuransi atas timbulnya risiko tanggungjawab hukum dari aktivitas bisnis yang dilakukan PGN (kecuali dinyatakan secara khusus kewajiban mana yang tidak dilindungi berdasarkan klausula tertentu dalam polis).

4) Kecelakaan diri

Perlindungan asuransi atas kematian dari karyawan yang diakibatakan oleh kecelakan atau kematian normal, termasuk perlindungan untuk cacat tetap. 5) Kendaraan

Asuransi yang secara khusus memberi perlindungan terhadap potensi kerugian atau kerusakan akibat dari peristiwa kecelakaan berkendaraan dijalan dan atas kewajiban kepada pihak ketiga yang mungkin ada dalam peristiwa kecelakan tersebut.

6) Marrine hull

Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi pada kapal sehubungan dengan risiko bahaya marrine hull di laut.

7) Directors dan officers (D&O) liability

Suatu polis atau biaya mempertahankan diri dalam hal Direksi dan pejabat dituntut atas suatu tindakan bersalah dimana mereka ada dipihak perushaan. Namun sebaliknya, segala tindakan bersalah disengaja dilakukan tidak dilindungi dalam asuransi D&O ini.


(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan memperhatikan seluruh uraian teoritas yang telah dikemukakan dan praktek yang dijumpai pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU distribusi wilayah III Medan serta analisis dan evaluasi yang ada maka pada bagian ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap perlu.

A. Kesimpulan

1. Penanggulangan risiko pada PT.PGN dilakukan dengan cara menghindarinya, mengendalikan, memisahkan, melakukan kombinasi atau pooling dan memindahkannya. Penanggulangan risiko tersebut dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan perusahaan tanpa mengalami kerugian atau kegagalan.

2. PT. PGN menggunakan metode pemindahan risiko melalui asuransi. Penggunaan asuransi diperuntukkan bagi perlindungan terhadap risiko dari kondisi kerugian atau kerusakan.

3. Dalam menghadapi risiko PT.PGN telah memiliki organisasi manajemen risiko yang telah memenuhi persayaratan prinsip. Adanya organisasi maka risiko ditangani kepada pihak yang lebih memahami dan lebih mengerti dalam penanggulangan risiko tersebut.

4. Dalam rangka menghadapi lingkungan usaha yang cepat berubah, manajemen menetapkan kebijakan tentang manajemen risiko yang


(57)

tertuang dalam pedoman manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko yang efektif akan menjamin kelangsungan, pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan.

5. Setiap pengambilan keputusan disemua tingkat dillingkukan PGN memahami dan mengelola risiko secara efektif sehingga dapat memberikan kepastian yang lebih besar kepada para stakeholder dan mendapatkan informasi tentang risiko bisnis yang lebih baik untuk mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan value bagi perusahaan.

6. Setiap kegiatan dan pengambilan keputusan, khususnya yang dinilai signifikan, dikaji dan dikelola risikonya dalam suatu kerangka kerja berbasis COSO dan risk owner yang bertanggung jawab untuk menyusun strategi penanganan risikonya.

7. Penanganan risiko dilakukan dengan prinsip efektivitas dan efisiensi. 8. Proses pengambilan keputusan memerhatikan semua aspek risiko yang

terdapat dalam kerangka risiko perusahaan (PGN Risk Framework) 9. Pengambilan keputusan yang terkait alokasi sumberdaya akan

dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian risiko. B. Saran

Adapun saran yang bisa bermanfaat dan bisa jadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan guna mengembangkan usahanya dimasa yang akan datang:

1. Sebagai perusahaan gas, resiko kebakaran pada PT.PGN sangat tinggi sehingga setiap tahunnya harus mengadakan latihan mencegah dan


(58)

menangani kebakaran pada para karyawannya secara bergilir untuk menjaga keselamatan para karyawan dan mengurangi kerugian yang akan ditanggung PT.PGN sendiri.

2. Pengelolaan manajemen risiko yang baik tercermin dari perencanaan dan pengawasan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan pengecekan rutin seperti pengecekan karyawan yang membawa rokok, membawa benda-benda tajam, PT. PGN harus memperhatikan hal-hal kecil yang dapat menimbulkan risiko besar, agar penanganan risiko bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta Burhan. 2011. Sejarah singkat PT.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Jakarta Gas Negara. 2009. Pedoman dan Prosedur Operasi Kommite Manajemen Risiko. Jakarta

Dunil, Z, Bank Auditing: Risk Based Audit Dalam Pemerikasaan Perkreditan

Bank Umum, Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia, 2005.

E. Elias, Jimmy, Peranan Manajemen RisikoStrategik DalamMendukung Good

Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis Vol.23 No.3 Tahun 2004.

Tampubolon, Robert, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial), Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.


(1)

Seperti PT PGN memperbanyak alat beratnya agar probabilitas

terjadinya kecelakaan diperkecil.

e. Menghindari risiko

Menghidari risiko dapat dilakukan denga cara :

Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan ke pada pihak

lain, yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau kontrak.

Seperti : PT PGN menyerahkan pengangkutan produknya kepada perusahaan

transport, bertujuan untuk memindahkan risiko dalam pengangkutan kepada

perusahaan transport.

2. Pembiayaan risiko (risk financing)

Dalam penggulangan risiko dengan membiayai risiko menggunakan metode

yaitu :

a. Pemindahan risiko melalui asuransi

Asuransi merupakan salah satu bagian dari proses pengelolaan risiko yang

terutama diperuntukan bagi perlilndungan terhadap risiko dari kondisi kerugian

atau kerusakan. Atas perlindungan yang diberikan oleh perusahaan asuransi ini

PGN membayarkan sejumlah premi. Perusahaan asurasni memberikan

perlindungan asuransi yang mencakup jenis-jenis asuransi sebagai berikut :

1) Operasional jaringan pipa

Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi selama

operasional jaringan pipa.

2) Property all risk

Perlindungan asuransi atas kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul


(2)

3) Comperhensive General Liability (CGL)

Suatu perlndungan asuransi atas timbulnya risiko tanggungjawab hukum

dari aktivitas bisnis yang dilakukan PGN (kecuali dinyatakan secara

khusus kewajiban mana yang tidak dilindungi berdasarkan klausula

tertentu dalam polis).

4) Kecelakaan diri

Perlindungan asuransi atas kematian dari karyawan yang diakibatakan oleh

kecelakan atau kematian normal, termasuk perlindungan untuk cacat tetap.

5) Kendaraan

Asuransi yang secara khusus memberi perlindungan terhadap potensi

kerugian atau kerusakan akibat dari peristiwa kecelakaan berkendaraan

dijalan dan atas kewajiban kepada pihak ketiga yang mungkin ada dalam

peristiwa kecelakan tersebut.

6) Marrine hull

Perlindungan asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi pada kapal

sehubungan dengan risiko bahaya marrine hull di laut.

7) Directors dan officers (D&O) liability

Suatu polis atau biaya mempertahankan diri dalam hal Direksi dan pejabat

dituntut atas suatu tindakan bersalah dimana mereka ada dipihak

perushaan. Namun sebaliknya, segala tindakan bersalah disengaja


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan memperhatikan seluruh uraian teoritas yang telah dikemukakan

dan praktek yang dijumpai pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

distribusi wilayah III Medan serta analisis dan evaluasi yang ada maka pada

bagian ini penulis mengambil beberapa kesimpulan dan memberikan saran yang

dianggap perlu.

A. Kesimpulan

1. Penanggulangan risiko pada PT.PGN dilakukan dengan cara

menghindarinya, mengendalikan, memisahkan, melakukan kombinasi

atau pooling dan memindahkannya. Penanggulangan risiko tersebut

dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan perusahaan tanpa mengalami

kerugian atau kegagalan.

2. PT. PGN menggunakan metode pemindahan risiko melalui asuransi.

Penggunaan asuransi diperuntukkan bagi perlindungan terhadap risiko

dari kondisi kerugian atau kerusakan.

3. Dalam menghadapi risiko PT.PGN telah memiliki organisasi

manajemen risiko yang telah memenuhi persayaratan prinsip. Adanya

organisasi maka risiko ditangani kepada pihak yang lebih memahami

dan lebih mengerti dalam penanggulangan risiko tersebut.

4. Dalam rangka menghadapi lingkungan usaha yang cepat berubah,


(4)

tertuang dalam pedoman manajemen risiko. Penerapan manajemen

risiko yang efektif akan menjamin kelangsungan, pertumbuhan dan

keberhasilan perusahaan.

5. Setiap pengambilan keputusan disemua tingkat dillingkukan PGN

memahami dan mengelola risiko secara efektif sehingga dapat

memberikan kepastian yang lebih besar kepada para stakeholder dan

mendapatkan informasi tentang risiko bisnis yang lebih baik untuk

mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan value bagi

perusahaan.

6. Setiap kegiatan dan pengambilan keputusan, khususnya yang dinilai

signifikan, dikaji dan dikelola risikonya dalam suatu kerangka kerja

berbasis COSO dan risk owner yang bertanggung jawab untuk

menyusun strategi penanganan risikonya.

7. Penanganan risiko dilakukan dengan prinsip efektivitas dan efisiensi.

8. Proses pengambilan keputusan memerhatikan semua aspek risiko yang

terdapat dalam kerangka risiko perusahaan (PGN Risk Framework)

9. Pengambilan keputusan yang terkait alokasi sumberdaya akan

dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian risiko.

B. Saran

Adapun saran yang bisa bermanfaat dan bisa jadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan dalam mengambil keputusan guna mengembangkan usahanya dimasa

yang akan datang:

1. Sebagai perusahaan gas, resiko kebakaran pada PT.PGN sangat tinggi


(5)

menangani kebakaran pada para karyawannya secara bergilir untuk

menjaga keselamatan para karyawan dan mengurangi kerugian yang akan

ditanggung PT.PGN sendiri.

2. Pengelolaan manajemen risiko yang baik tercermin dari perencanaan dan

pengawasan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan

pengecekan rutin seperti pengecekan karyawan yang membawa rokok,

membawa benda-benda tajam, PT. PGN harus memperhatikan hal-hal

kecil yang dapat menimbulkan risiko besar, agar penanganan risiko bisa


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta

Burhan. 2011. Sejarah singkat PT.Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk. Jakarta

Gas Negara. 2009. Pedoman dan Prosedur Operasi Kommite Manajemen Risiko. Jakarta

Dunil, Z, Bank Auditing: Risk Based Audit Dalam Pemerikasaan Perkreditan Bank Umum, Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia, 2005.

E. Elias, Jimmy, Peranan Manajemen RisikoStrategik DalamMendukung Good Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis Vol.23 No.3 Tahun 2004. Tampubolon, Robert, Risk Management (Manajemen Risiko): Pendekatan

Kualitatif Untuk Bank Komersial), Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero), Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara

10 273 122

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut

2 70 172

Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap Perusahaan Serta Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. SBU Distribusi Wilayah II Sumbagut Distrik Medan

1 40 115

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Komersial Di PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara

0 0 16

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Komersial Di PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara

0 0 2

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Komersial Di PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara

0 0 5

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Komersial Di PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara

0 0 14

Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Komersial Di PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara

0 0 2

BAB II PROFIL PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk A. Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk - Analisis Manajemen Risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Medan

1 4 24

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) TBK SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut

0 1 12