Pendidikan dan Pelatihan LANDASAN TEORI

Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan upaya yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga professional kepelatihannya dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi. 21 Begitu juga menurut Vethzal Rivai, bahwa pelatihan adalah sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktik dibandingkan dengan teori. 22 2. Fungsi dan tujuan pendidikan dan pelatihan Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan, Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 21 Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005 hal 10 22 Veihzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004 hal ,226 Sedangkan tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai. Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis.

C. Manasik Haji

1. Pengertian Manasik Sedangkan Pengertian Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yaitu antara tanggal 8 sampai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahunnya. Hukum Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu mengerjakanya sekali seumur hidup. Ibadah haji mempunyai berbagi macam yaitu sebagai berikut: a. Haji Tamattu. Ialah seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu menyelesaikan umrahnya dengan melaksanakan thawaf umrah, sai umrah kemudian bertahallul dari ihramnya dengan memotong pendek atau mencukur rambut kepalanya, lalu dia tetap dalam kondisi halal tidak ber-ihram hingga datangnya hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.

b. Haji Qiran yaitu seorang berihram untuk melak-sanakan umrah dan

haji secara bersamaan, atau dia berihram untuk umrah, lalu ber- ihram untuk haji sebelum memulai thawaf-nya, kemudian ia memasuki kota Makkah dan tetap pada ihramnya hingga selesai melaksanakan manasik hajinya sampai tanggal 10 Dzulhijjah, dan wajib baginya untuk menyembelih hadyu.

c. Haji Ifrad yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah

haji saja, dia tidak bertahallul dari ihramnya, kecuali setelah melempar jamroh aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, dan tidak ada kewajiban menyembelih hadyu baginya. 2. Fungsi Manasik Haji Menurut A.Latif hasan fungsi manasik adalah a. Agar calon jama’ah haji mampu memahami semua informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, peetunjuk kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan ibadah haji ditanah suci. b. Agar jama’ah haji dapat mandiri dalam melaksanakan ibadah haji baik secara pribadi maupun dalam regu atau rombongan. c. Agar para jama’ah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah hai baik menta, fisik, kesehatan, maupun petunjuk perjalanan ibadah yang lain. 23 23 A.Latif Hasan dan Nidjam Ahmad. Manajemen Haji. Hal 18 3. Tujuan Manasik Haji A.Latif juga mengemukakan bahwa tujuan manasik haji adalah