Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

Sri Rohmawati, 2013 Peran Instruktur Dalam Menumbuhkan Motivasi Warga Belajar Pada Pelatihan Kewirausahaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Motivasi belajar pelatihan kewirausahaan Omrod dalam Eko 2012 : 233 menguraikan tentang motivasi belajar ialah sebagai berikut: Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik. Simamora 1999:345, “Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan si kap seseorang.” Kewirausahaan menurut Drucker Mustofa Kamil, 2010 : 118 mengemukakan bahwa „Kewirausahaan akan tampak menjadi sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya.‟ Motivasi belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah bagaimana motivasi dapat tumbuh pada diri warga belajar melalui pelatihan kewirausahaan di PKBM Misykatul Anwar.

E. Instrumen Penelitian

Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian ialah kualitas instrumen penelitian. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan suatu instrumen penelitian yang tepat untuk mendapatkan data yang diperlukan. “Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran.” Eko, 2012 : 51. Sedangkan menurut Sugiyono 2010 : 102, ”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Sri Rohmawati, 2013 Peran Instruktur Dalam Menumbuhkan Motivasi Warga Belajar Pada Pelatihan Kewirausahaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen dalam penelitian sosial secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah instrumen non tes berupa observasi, wawancara dan tringulasi. Langkah-langkah menyusun instrumen penelitian non tes menurut Eko 2012 : 127 ialah sebagai berikut : 1. Menetapkan variabel yang akan diteliti 2. Merumuskan definisi konseptual 3. Menyusun definisi operasional 4. Menyusun kisi-kisi instrumen 5. Menyusun butir-butir instrumen Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut : a. Observasi Observasi menurut Ngalim Purwanto Basrowi, 2009 : 93 ialah “Metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.” Begitu pula seperti yang diungkapkan oleh Eko 2012 : 47, observasi diartik an sebagai “Pengamatan dan pencatatan secaar sistematik terhadap unsur- unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian.” Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut : 1. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan. 2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi. 3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan. 4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya. Sri Rohmawati, 2013 Peran Instruktur Dalam Menumbuhkan Motivasi Warga Belajar Pada Pelatihan Kewirausahaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Wawancara Wawancara interview menurut Eko Putro 2012 : 41 merupakan “Suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. ” Wawancara memiliki tujuan yang pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam tiga golongan besar seperti yang dijelaskan oleh Sutrisno Eko, 2012 : 41 yaitu : 1. Sebagai metode primer Bilamana wawancara dijadikan sebagai satu-satunya alat pengumpul data. 2. Sebagai metode pelengkap Jika digunakan sebagai alat untuk mencari informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain. 3. Sebagai kriterium Digunakan untuk mengecek kebenaran data yang telah diperoleh dengan metode lain. Wawancara yang peneliti lakukan untuk mengumpulkan data kepada pengelola, instruktur dan warga belajar sebagai peserta didik. Hal ini dikarenakan dari mereka pula data yang diperoleh dan harus sesuai dengan apa yang terjadi saat pelaksanaan pelatihan di lapangan. Jenis wawancara yang peneliti ambil ialah wawancara tidak terstruktur, sebagaimana diungkapkan oleh Eko 2012 : 42 bahwa “Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara bebas, dimana pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.” Tujuan menggunakan wawancara tidak terstruktur agar responden dapat mengemukakan pendapatnya secara terbuka dan mendalam. Berikut ini merupakan langkah-langkah wawancara menurut Sugiyono 2010 : 322, yaitu 1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, 3. Mengawali atau membuka alur wawancara, 4. Melangsungkan alur wawancara, 5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, Sri Rohmawati, 2013 Peran Instruktur Dalam Menumbuhkan Motivasi Warga Belajar Pada Pelatihan Kewirausahaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, 7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. c. Triangulasi Menurut Moleong 2006:49, triangulasi adalah “Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. ”

F. Teknik Pengumpulan Data