BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran pernapasan akut ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Tingkat kejadian menurut kelompok umur balita diperkirakan
0,29 kejadian per anak setiap tahunnya di negara berkembang dan 0,05 kejadian per anak setiap tahunnya di negara maju. Di indonesia sekitar 10 juta kejadian
ISPA pada anak terjadi setiap tahunnya. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13 merupakan kasus berat dan memerlukan perawatan di rumah
sakit. Kejadian batuk dan pilek pada balita diperkirakan terjadi 2-3 kali per tahun. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas
40-60 dan rumah sakit 15-30 KemenKes R1, 2012. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan
menentukan keberhasilan pengobatan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri. Antibiotik yang digunakan secara tidak tepat dapat menimbulkan bahaya
bagi kesehatan, salah satunya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang ada. Selain itu tidak tertutup kemungkinan penggunaan obat-obat yang lain dapat
meningkatkan terjadinya Drug Related Problem DRP. Sehubungan dengan adanya DRP, setiap farmasis harus dapat mendeteksi, mengatasi, dan mencegah
masalah-masalah yang terjadi atau akan terjadi dalam pengelolaan dan penggunaan antibiotika Worokarti, 2005
Indonesia sebagai daerah tropis yang berpotensi menjadi daerah endemik dari beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman kesehatan
bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya peningkatan kasus maupun kematian akibat ISPA, misalnya pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh asap karena kebakaran hutan, gas buangan yang berasal dari sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah karena asap dapur,
asap rokok, perubahan iklim global antara lain perubahan suhu udara, kelembaban, dan curah hujan merupakan ancaman kesehatan terutama pada
penyakit ISPADaroham Mutiatikum, 2009. 1
Infeksi saluran pernafasan akut ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya,
faktor lingkungan dan faktor penjamuWHO, 2007. Infeksi saluran pernapasan atas akut ISPaA mengakibatkan kematian
pada anak dalam jumlah yang kecil. Di negara berkembang, otitis media merupakan penyebab ketulian yang masih dapat dicegah dan merupakan
kontributor yang signifikan bagi perkembangan dan masalah belajar anak. Selain itu, faringitis streptokokus dapat diikuti dengan demam rematik akut. Walaupun
kelompok usia utama yang diperhatikan untuk deteksi penyebab faringitis karena streptokokus untuk mencegah demam rematik akut adalah 5-15 tahun,
penanganan klinis yang sama juga sesuai untuk anak yang lebih muda karena kasus demam rematik dapat menyerang kelompok usia ini WHO, 2003.
Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Purwareja I Klampok Banjarnegara oleh Hapsari dan Astuti pada tahun 2007, menunjukan bahwa
penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah kotrimoksazol 86,7, sedangkan amoksisilin lebih sedikit 13,3. Kotrimoksazol lebih
banyak digunakan kerena merupakan antibiotik pilihan pertama yang diberikan untuk penderita ISPA, sedangkan amoksisilin merupakan antibiotik pilihan kedua
yang diberikan apabila kotrimoksazol tidak ada atau habisHapsari Astuti, 2007.
Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora angka kejadian ISPaA merupakan kejadian tertinggi 60 dari semua kunjungan pasien yang
berobat ke puskesmas terutama pada anak, sehingga mendorong peneliti untuk melakukan evaluasi lebih lanjut penggunaan antibiotik untuk penyakit ISPaA
dengan judul “Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut ISPaA di Puskesmas Kecamatan
Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah