Ruang Lingkup dan Obyek Jaminan Fiducia Kedudukan Para Pihak Dalam Fiducia

42 Unsur-unsur jaminan fidusia adalah: a. Adanya hak jaminan; b. Adanya objek, yaitu benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan. Ini berkaitan dengan pembebanan jaminan rumah susun; c. Benda menjadi objek jaminan tetap berada dalam penugasan pemberi fiducia; dan d. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur.

2. Ruang Lingkup dan Obyek Jaminan Fiducia

Dengan lahirnya Undang-Undang Jaminan Fiducia, yaitu dengan mengacu pada pasal 1 butir 2 dan 4 serta pasal 3 Undang-undang Jaminan Fiducia, dapat dikatakan bahwa yang menjadi objek Jaminan Fiducia adalah benda apapun yang dapat dimiliki dan dialihkan hak kepemilikannya. Benda itu dapat berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, terdaftar maupun tidak terdaftar, bergerak maupun tidak bergerak, dengan syarat bahwa benda tersebut tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atau Hipotek sebagaimana dimaksud dalam pasal 314 Kitab Undang-Undang Dagang Jis pasal 1162 dst. Kitab Undang-undang perdata. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Undang- Undang Jaminan Fiducia, maka dapat diharapkan bahwa nantinya Jaminan 43 Fiducia akan menggantikan FEO dan cessi jaminan atas piutang-piutang zekerheidcessie van schukdvorderingen, fiduciary assigment of receivables yang dalam praktek pemberian kredit banyak digunakan.

3. Kedudukan Para Pihak Dalam Fiducia

Di muka telah disinggung bahwa telah terjadi pergeseran dalam perkembangan fiducia mengenai kedudukan para pihak. Pada zaman Romawi kreditor penerima fiducia berkedudukan sebagai pemilik atas barang yang difudiciakan. Tetapi sekarang penerima fiducia hanya berkedudukan sebagai pemegang jaminan saja. Ini berarti pada zaman Romawi penyerahan hak milik pada fiducia cum creditore terjadi secara sempurna juga. Konsekwensinya sebagai pemilik ia bebas berbuat kehendak hatinya atas barang tersebut. Namun berdasarkan fides penerima fiducia berkewajiban mengembalikan hak milik itu jika pemberi fiducia melunasi utangnya. Mengenai hal ini Dr. A. Veenhoven menyatakan bahwa hak milik itu sifatnya sempurna yang terbatas karena tergantung syarat tertentu. Untuk fiducia, hak miliknya tergantung pada syarat putus ontbindende voorwaarde. Hak miliknya yang sempurna baru lahir jika pemberi fiducia tidak memenuhi kewajibannya. Pendapat tersebut sebenarnya belum jelas terutama yang menyangkut kejelasan kedudukan penerima fiducia selama syarat putus tersebut belum terjadi. 44 Dalam perkembangannya kedudukan penerima fiducia seperti yang diatur dalam hukum Romawi tersebut menimbulkan silang pendapat di antara para ahli hukum, khususnya jika berkaitan dengan hukum jaminan yang melarang penerima jaminan menjadi pemilik dari barang dijaminkan tersebut. Mengenai hal ini dapat dilihat Keputusan Mahkamah Agung nomor 1500 KSip1978 yang mengadili perkara Bank Negara Indonesi melawan Fa. Megaria yang menetapkan bahwa kedudukan kreditor pemegang fiducia bukan sebagai pemilik seperti halnya dalam jual beli. Ini berarti penyerahan hak milik kepada kreditor dalam fiducia bukanlah suatu penyerahan hak milik dalam arti sesungguhnya seperti halnya dalam jual beli, sehingga kewenangan kreditor hanya setaraf dengan kewenangan yang dimiliki seseorang yang berhak atas barang-barang jaminan.

4. Pendaftaran Jaminan Fiducia

Dokumen yang terkait

Kajian Hukum Atas Lelang Terhadap Barang Jaminan Fidusia Kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Leasing (Studi Pada PT. Summit Oto Finance Cabang Medan)

11 159 147

Tinjauan Yuridis Terhadap Nasabah Yang Melakukan Pembiayaan Bermasalah Dalam Perjanjian Murabahah Pada Perbankan Syariah (Studi Pada : BRI Syariah KCI.S.Parman Medan)

4 71 114

ANALISA HUKUM PEMBEBANAN JAMINAN FIDUCIA DAN AKIBAT HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT JATIM CABANG BANYUWANGI

0 25 14

ANALISA HUKUM PEMBEBANAN JAMINAN FIDUCIA DAN AKIBAT HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT JATIM CABANG BANYUWANGI

0 4 14

TINJAUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN FIDUSIA OLEH DEBITUR (Studi Kasus di Bank Perkreditan Rakyat BKK Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten).

0 0 14

PELAKSANAAN BATAS KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN DALAM LEMBAGA FIDUCIA PELAKSANAAN BATAS KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN DALAM LEMBAGA FIDUCIA (Studi Pada Perjanjian Fiducia di BRI Cabang Boyolali).

0 0 10

PENDAHULUAN PELAKSANAAN BATAS KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN DALAM LEMBAGA FIDUCIA (Studi Pada Perjanjian Fiducia di BRI Cabang Boyolali).

0 1 15

EKSEKUSI JAMINAN FIDUCIA MELALUI PENARIKAN DAN PENJUALAN BARANG JAMINAN UTANG PADA PT. BANK BUKOPIN CABANG PADANG.

0 1 12

PELAKSANAAN JAMINAN FIDUCIA DALAM KAITANNYA DENGAN PERJANJIAN KREDIT PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG.

0 0 7

PERJANJIAN PEMBIAYAAN DENGAN PENYERAHAN HAK MILIK SECARA FIDUCIA

0 0 54