Peran sungai terhadap interaksi sosial di sekitar aliran sungai Cidurian Kampung Kabagusan desa kecamatan Curug Bitung kabupaten Lebak Banten

PERAN SUNGAI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DI SEKITAR
ALIRAN SUNGAI CIDURIAN KAMPUNG KEBAGUSAN DESA MAYAK
KECAMATAN CURUG BITUNG LEBAK BANTEN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Bintang Tresna Prihartini
NIM. 109015000158

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013/1435 H

i


ABSTRAK
Bintang Tresna Prihartini. Peran Sungai Terhadap Interaksi Sosial Di Sekitar Aliran
Sungai Cidurian Kampung Kabagusan Desa Mayak Kecamatan Curug Bitung Kabupaten
Lebak Banten. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sungai terhadap interaksi sosial disekitar
aliran sungai cidurian kampung kabagusan desa mayak kecamatan curug bitung lebak banten.
berdasarkan masalah yang diamati adalah sejauh mana peran sungai terhadap interaksi sosial
pada masyarakatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara. Pemeriksaan dan pengecekan data
dalam menguji credibility dan transferability penelitian ini menggunakan teknik triangulasi
metode, dengan menyesuaikan studi dokumentasi, teknik wawancara dan pendalaman observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sungai mempunyai peran penting terhadap interaksi
sosial dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena kurangnya hubungan sosial pada masyarakat
kampung kabagusan, sehingga sungai mempunyai peran tersendiri untuk menjadi bagian dari
proses interaksi sosial. Karena dengan adanya sungai cidurian penduduk kampung kebagusan
dapat melakukan proses interaksi sosial sebagaimana agar terjalinnya hubungan sosial yang baik.

Kata Kunci: Peran, Sungai, Interaksi Sosial.


v

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Solawat beserta salam
senantiasa tercurah pada baginda Rasulallah SAW. Alhamdulillah Hirobbil
„alamin atas limpahan rahmat serta karunia-Nya yang tiada batas penulis akhirnya
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Sungai Terhadap Interaksi
Sosial Di Sekitar Aliran Sungai Cidurian Kampung Kabagusan Desa Mayak
Kecamatan Curug Bitung Lebak Banten” ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan,
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang

menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Ceceng Lomri (alm) yang selalu
menjadi motivasi saya walaupun beliau telah tiada. Dan Ibu Sultonah,
ibunda tercinta yang senantiasa memberikan do’a, motivasi dan dukungan
baik moril dan materil kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
terimakasih banyak mamah untuk semua perjuanganmu selama ini. Maaf
jika teteh belum bisa menjadi anak kebanggaan. Tapi teteh selalu berusaha
untuk menjadi anak yang sholehah buat mamah. Terimakasih untuk kasih
sepanjang masanya. Semoga ini bisa menjadikan sedikit kebahagiaan
dalam hidup mamah. I love you soo much mom.
3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Ibu Nurlena Rifa’i. P.hD

vi

4. Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd dan
Sekertaris jurusan, Bapak Syarifpulloh., M.Si, yang telah tulus dan ikhlas
memberikan bimbingan, bantuan serta motivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak Syaripulloh M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan pengarahan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Asep Supriadi selaku Sekretaris Desa yang sudah banyak
membantu dan mempermudah saya memberikan izin penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi ini.
7. Terimakasih banyak yang tak hingga pula kepada sahabat-sahabatku
tercinta “Necis”, Eka Putri Awwalun Nisa, yang sangat berjasa dari mulai
awal hingga akhir, menemani berkeliling-keliling PU mencari refrensi,
menjadi motivator kegalauan hati. Untuk abangku satu-satunya Arif
Rahman Hakim, terimaksih banyak atas semua bimbingannya dan sudah
menjaga saya selama diperantauan ini. Herlinda Yuspita, yang selalu
mengajarkan tentang kata “Yakin” dan „Percaya diri”. Neneng Suwartini,
yang selalu sabar untuk semua pertanyaan-pertanyaan saya ketika bingung.
Faizah, yang sudah mengajarkan saya sabar. Terimakasih untuk kalian
semua sudah hadir dalam hidup saya, menemani, menjaga, dalam suka dan
duka. Sungguh tak ada kata yang lebih indah selain dari kata
„Persahabatan” kita. Terimakasih untuk kasih sayang tulus selama
persahabatan kita. Semoga persahabatan kita dapat terus terjalin sampai
kakek nenek dan tak lekang oleh waktu.
8. Untuk Aa Azkia Muharom Albantani terimakasih banyak atas motivasi
dan bantuannya selama ini. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi

kita dalam merengkuh keberkahannya yang hakiki dalam ikatan suci.
9. Terimakasih juga unuk teman-teman Himpunan Mahasiswa Banten
(HMB) yang selalu memberikan semangatnya.
10. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan pendidikan IPS angkatan
2009 yang sudah banyak memberikan informasi-informasi pentingnya.

vii

11. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih atas
doa dan bantuannya.
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti
untuk mendapatkan sebuah kebanggaan dengan gelar S.Pd. semoga setelah ini
saya dapat mempertanggungjawabkan apa yang telah didapat dikampus tercinta,
dengan pengamalan serta keikhlasan untuk mengamalkannya di bumi pertiwi,
Amin.

Jakarta, 14 Januari 2014

Bintang Tresna Prihartini
NIM. 109015000158


viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ………………………………. .................

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI………………….

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………………. .....

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH…………………… .............

iv


ABSTRAK ……………………………………………………………… ...

v

KATA PENGANTAR ………………………………………………… .....

vi

DAFTAR ISI ................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….. .

xii


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

A. Latar Belakang ...................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................................

6

C. Pembatasan Masalah ..........................................................................

6

D. Perumusan Masalah ...........................................................................

7


E. Tujuan Penelitian ................................................................................

7

F. Manfaat Penelitian ..............................................................................

7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR .......

9

A. Peran ...................................................................................................

9

B. Sungai .................................................................................................

10


C. Interaksi Sosial ...................................................................................

20

D. Peran Sungai terhadap Interaksi Sosial ..............................................

37

E. Kerangka Berfikir ...............................................................................

38

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................

41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................


41

B. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................................

42

C. Metode Penelitian ...............................................................................

43

D. Penelitian Relevan ..............................................................................

44

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................

45

F. Instrumen Penelitian ...........................................................................

51

G. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................

54

H. Analisis Data ......................................................................................

55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................

59

A. Gambaran Umum Desa Mayak dan Kampung Kebagusan................

59

B. Sejarah Singkat Kampung Kebagusan ...............................................

67

C. Cerita Sungai Cidurian .......................................................................

69

D. Peran Sungai terhadap Interaksi Sosial di DAS Cidurian ..................

71

BAB V PENUTUP ........................................................................................

73

A. Kesimpulan ........................................................................................

73

B. Saran-saran .........................................................................................

74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

75

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

79

x

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen penelitian .......................................................

51

Tabel 3.2

Nama-nama Informan Penelitian ..................................................

52

Tabel 4.1

Nama-nama Struktur Organisasi Desa Maya ................................

59

Tabel 4.2

Jumlah RT dan RW di Desa Mayak ……………………………..

60

Tabel 4.3

Jarak Tempuh ……………………………………………………. 61

Tabel 4.4

Sumber Penghidupan Di Kampung Kabagusan …………………. 63

Tabel 4.5

Luas Panen anen,rata-rata Hasil Perhektar dan Produksi padi Sawah
Di Desa Mayak ………………………………………………………… 63

Tabel 4.6

Perkebunan Produksi Buah-Buahan Di Desa Mayak …………….

Tabel 4.7

Sarana Transportasi Jalan Di Desa Mayak ………………………. 64

Tabel 4.8

Kondisi Jalan di Desa Mayak ……………………………………. 65

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Uji Referensi

Lampiran 2

Dokumentasi

Lampiran 3

Monografi Desa

Lampiran 4

Pedoman Wawancara

Lampiran 5

Pedoman Observasi

Lampiran 6

Data Responden

Lampiran 7

Data Hasil Wawancara

Lampiran 8

Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

Lampiran 9

Surat Izin Penelitian Dari Desa

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Lebak merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi
Banten. Luas wilayah kabupaten Lebak 304.47. dengan jumlah penduduk 1.204.095
jiwa (BPS Kab. Lebak). Secara adminsitratif, kabupaten Lebak terdiri dari 28
kecamatan, 340 desa, dan 5 kelurahan. Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Masyarakat di Kabupaten Lebak yang diperoleh

berdasarkan

Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susennas ) dengan 3 indikator, yaitu: Indikator Harapan Hidup,
Indikator Pendidikan dan Indikator Daya Beli. Secara umum karakter masyarakat di
kabupaten Lebak dapat menerima hal-hal baru yang menunjang pembangunan
ekonomi, antara lain adanya penanaman modal dari dalam maupun luar negeri,
dengan persyaratan yang dilibatkan dalam menjalankan kegiatan.1
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan kelurahan adalah
wilayah kerja lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah kerja kecamatan.
Jumlah desa dan kelurahan di kabupaten Lebak pada tahun 2008 sebanyak 340 desa
dan 5 Kelurahan yang tersebar di 28 Kecamatan. Perlu diketahui bahwa pada tahun
2006, jumlah desa/kelurahan di kabupaten Lebak sebanyak 315 desa dan 5 kelurahan.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan volume kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, maka dikeluarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 1 Tahun 2008 mengenai pemekaran 25

1

Dishubkominfo Provinsi Banten, http://bantenprov.go.id/read/page-detail
wilayah/4.html, diakses pada tanggal 11 April 2013.

/peta-

2

desa di kabupaten Lebak yang pada akhirnya jumlah desa/kelurahan berjumlah 340
desa dan 5 kelurahan.2
Desa menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1979, menyatakan desa adalah
wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai satu kesatuan masyarakat
yang mempunyai organisasipemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Republik
Indonesia.3 Sedangkan menurut undang-undang no. 22 tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah menyebutkan bahwa “istilah desa disesuaikan dengan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat seperti; Nagari, Kampung, Huta, Bori, dan
Marga”.4
Masing-masing desa mempunyai ciri-ciri tersendiri terutama perilaku anggota
masyarakatnya. Secara umum desa mempunyai hak untuk mengatur rumah tangganya
sendiri dalam arti desa mampu membiayai kegiatan-kegiatan rutin dan pembangunan
serta mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat desanya.
Berdasarkan tingkat perkembangannya desa di Indonesia dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu desa swadaya, dimana pada kegiatan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-harinya mereka masih bersifat tradisional. Desa swakarya
adalah desa yang keadaannya sudah mulai meningkat dibandingkan desa swadaya,
mulai dari pekerjaannya yang mulai beragam, mulai tidak terisolasi, dan mulai
memanfaatkan fungsi lembaga-lembaga yang ada di desa. Sedangkan desa
swasembada adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang
ada di desa secara optimal.5
Kampung Kabagusan desa Mayak kecamatan Curug Bitung kabupaten LebakBanten adalah bagian dari Provinsi Banten, yang merupakan sebuah kampung dimana
2

BP2KBMPD Kabupaten Lebak Provinsi Banten,
http://www.lebakkab.go.id
/index.php?pilih=hal&id=27
3
Undang-undang Republik Indonesia, Tentang Pemerintahan Desa, (Nomor 5 Tahun 1979),
h.2.
4
Undang-undang Refublik Indonesia, Tentang Pemerintah Daerah, (Nomor 22 tahun 1999).
5
Syamsir salam,dkk. Sosiologi Pedesaan, (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2008), h. 41.

3

terdapat aliran sungai yang alirannya menjadi perbatasan antara kabupaten Bogor
Jawa Berat dan kabupaten Lebak Banten. Sungai ini dinamakan oleh penduduk
setempat dengan sebutan “Cidurian”. Sungai Cidurian ini merupakan salah satu
sumber pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat mempunyai arti dan peran yang
besar, salah satunya

terhadap interaksi sosial pada masyarakat setempat. Aliran

sungai tersebut dijadikan tempat mencuci pakaian, mencuci piring dan sebagai
pemunuh kebutuhan pertanian dan yang lainnya. Di sinilah biasanya masyarakat
setempat secara tidak langsung melakukan interaksi, baik antara inidividu satu
dengan yang lain, maupun individu dengan kelompok.
Desa menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman
diarea pedesaan (rural). Di Indonesia, desa adalah pembagian wilayah administrative
di Indonesia dibawah kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Desa.6
Menurut Bintarto, desa adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis, politik, dan budaya di suatu wilayah
dalam hubungan dengan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. Dalam
kehidupan sehari-hari, desa sering disebut dengan istilah “kampung”, yaitu suatu
daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dan dihuni oleh sekelompok
masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian di bidang agraris. Suatu daerah
dikatakan desa, jika masih memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah
lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian Direktorat Jenderal Pembangunan Desa
(Dirjen Bangdes), desa memiliki empat ciri yaitu :
1) Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar.
2) Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris).
3) Hubungan antar warga desa masih sangat akrab.
4) Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
Pola keruangan desa menurut pengertian lama, kehidupan masyarakat
pedesaan dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut :
6

Ramdani Wahyu, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), h. 207

4

1) Desa dan masyarakat memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan alam.
2) Iklim dan cuaca mempunyai pengaruh besar terhadap petani sehingga warga
desa banyak tergantung pada perubahan musim.
3) Keluarga desa merupakan unit sosial dan unit kerja.
4) Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar.
5) Kegiatan ekonomi mayoritas agraris.
6) Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban.
7) Proses sosial di desa umumnya berjalan lambat.
8) Warga desa pada umumnya berpendidikan rendah.7
Seperti halnya yang telah dikemukakan diatas, kampung kabagusan desa Mayak
kecamatan Curug Bitung kabupaten Lebak adalah masyarakat yang masih
menggantungkan kehidupannya pada alam, juga sangat memperhatikan hubungan
sosial mereka dimana daerah aliran sungai (DAS) ini sangat berperan penting dalam
kehidupan mereka.
Pada umumnya masyarakat mencuci dan mandi di sungai disebabkan karena
mereka tidak memiliki kamar mandi atau sumur di rumah mereka. Ada juga
kebiasaan dari masyarakat yang sudah memiliki kamar mandi, sumur bahkan pompa
air, tetapi masih melakukan kegiatan tersebut di sungai. Kalau kita melihat tindakan
dan perilaku masyarakat tersebut, sangatlah tidak bisa dikaji dan ditelusuri dengan
akal murni kita. Apabila ditinjau dari segi medis, perilaku mereka sangatlah tidak
sehat. Tetapi bila ditinjau dari segi sosiologis, mereka melakukan kegiatan mandi
dan mencuci di sungai tersebut disebabkan karena sungai merupakan pusat terjadinya
pola-pola hubungan sosial. Fenomena inilah yang terjadi di kampung Kabagusan desa
Mayak kecamatan Curug Bitung kabupaten Lebak-Banten dikarenakan sungai yang
biasa disebut Cidurian inilah mereka dapat berinteraksi dengan individu lain serta
mengekspresikan diri mereka. Daerah tepian sungai merupakan wilayah yang sangat
subur dimana alirannya menjadi pembatas antara kabupaten Lebak dan kabupaten
7

Op.cit, hal 155.

5

Bogor. Sungai Cidurian mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat serta menjadi agen penting untuk saling berinteraksi dengan masyarakat
setempat.
Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya
mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. 8 Sedangkan
menurut Herbert Spencer masyarakat adalah “suatu organisme berevolusi menurut
pertumbuhan manusia seoerti tubuh yang hidup, masyarakat bermula seperti kuman
yang berasal dari massa yang dalam, segala hal dapat di bandingkan dengan massa itu
dan sebagian di antaranya akhirnya dapat didekati”.9
Manusia mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya semenjak dia
dilahirkan ke dunia. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi
setiap manusia sehingga dia akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya,
seperti untuk diterima orang lain, untuk menjadi anggota satu kelompok, diakui, dan
seterusnya. Definisi lain menyatakan bahwa masyarakat dapat didefinisikan sebagai
kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap dirinya sebagai satu kesatuan sosial.10
Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru
akan terjadi apabila manusia dalam hal ini orang perorangan atau kelompokkelompok manusia bekerja sama.11 Pada masyrakat kampung Kabagusan, mereka
melakukan pergaulan hidup untuk menghasilkan sebuah interaksi ketika melakukan
kegiatan disekitar aliran sungai Cidurian. Dalam hubungan antara seorang manusia
dengan manusia lainnya, resonansi mempunyai arti yang penting sekali. Resonansi
sebagai jawaban timbal balik dari perasaan-perasaan dan kecenderungan,

8

Wawan Setiadi, Pengertian Masyarakat, http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/03/
pengertian-masyarakat.html, diakses pada Rabu, 23 Januari 2013.
9
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008), cet. Pertama, h. 156.
10
Op. cit, h. 74
11
Elly Setaiadi, ilmu Sosial Budaya Dasar, (Jakarta: Prenada Media Group 2008), hal. 90

6

mempertalikan sesama manusia dan ikut menyebabkan meluasnya “aku’ menjadi
“kita”.12
Dilihat dari permasalahan diawal latar belakang yang telah dikemukakan,
dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang hidup dalam suatu
masyarakat tentu tidak akan mampu hidup menjadi seorang yang individu untuk
bertahan hidup. Tentunya manusia akan selalu membutuhkan bantuan orang lain
sebagai mahluk sosial salah satunya adalah manusia atau individu membutuhkan
teman untuk berinteraksi dengan individu lainnya dalam kehidupan. Dengan adanya
pemasalahan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi berjudul
“PERAN SUNGAI TERHADAP INTERAKSI DI SEKITAR ALIRAN SUNGAI
CIDURIAN (Studi Kasus Interaksi Sosial Pada Masyarakat Kampung
Kabagusan Desa Mayak Kecamatan Curug Bitung Kabupaten Lebak)”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang di atas, masalah yang dapat teridentifikasi yaitu kurang
adanya interaksi antar warga masyarakat jika mereka sedang tidak berada di sungai
Cidurian Kampung Kabagusan Desa Mayak Kecamatan Curugbitung Kabupaten
Lebak Banten.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas serta untuk
memudahkan pembahasan dalam skripsi ini dan juga untuk menjaga agar penelitian
lebih fokus dan terarah, serta tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran maka
masalah yang diteliti dibatasi pada :
a) Peran sungai bagi masyarakat kampung Kabagusan desa Mayak kecamatan
Curugbitung Kabupaten Lebak.

12

P.J. Bouman, ilmu Masyarakat Umum, (Jakarta: Pustaka Sardjana), hal. 31

7

D. Perumusan Masalah
Berdasaarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang
akan dikaji pada penelitian ini yaitu:
Bagaimana hubungan antara peran sungai dengan interaksi sosial masyarakat
disekitar aliran sungai Kampung Kabagusan Kecamatan Curug Bitung Kabupaten
Lebak Banten?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini mempunyai tujuan
untuk mengetahui peran sungai terhadap interaksi di sekitar aliran Sungai Cidurian
Kampung Kabagusan Desa Mayak Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak
Banten.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat setempat lebih
mengetahui Peranan sungai terhadap interaksi sosial bagi mereka.
2. Setelah diadakannya peelitian ini diharapkan masyarakatnya bisa menjaga
kebersihan daerah aliran sungai
3. Bagi penulis dapat memberikan pengalaman berharga dan menambah ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang sosiologi.
4. Bagi mata pelajaran sosiologi tentunya tidak akan lagi dipandang sebagai
suatu mata pelajaran yang membosankan, melainkan menjadi mata pelajaran
yang menantang karena kita dapat terjun langsung ke lapangan.
5. Bagi jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial menambah khazanah
pemikiran kita untuk tidak bosan-bosannya menggali ilmu untuk bisa
mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Peran
Ada beberapa makna dari peran, jika kita telisik lebih jauh lagi maka kita
akan banyak mendapatkan makna dari kata “peran”. Kata peran dapat kita
jelaskan satu persatu, salah satunya dapat dijelaskan dengan melihat beberapa
terjemahan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna yang Pertama,
suatu penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula dipinjam
dari keluarga drama atau teater yang hidup subur pada jaman Yunani
Kuno (Romawi). Dalam arti ini, peran menunjuk pada karakteristik yang
disandang untuk dibawakan oleh seseorang aktor dalam sebuah pentas
drama. Kedua, suatu penjelasan yang menunjuk pada konotasi ilmu sosial,
yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang
ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial.
Ketiga, suatu penjelasan yang lebih bersifat operasional, menyebutkan
bahwa peran seorang aktor adalah suatu batasan yang dirancang oleh
aktor lain, yang kebetulan sama-sama berada dalam satu
“penampilan/unjuk peran (role performance.13
Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada
seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun
secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran
yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang
lain menyangkut peran-peran tersebut.
Sedangkan Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin ( 1994;768 )
dalam buk “ensiklopedia manajemen“ mengungkap sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen
2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik
yang ada padanya
13

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.854

8

9

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.14
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan
merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang
usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 (dua)
variabel yang merupakan hubungan sebab akibat.
Fungsi peran disini digantikan bukan kepada manusia atau posisi manusia.
Peran disini diartikan lebih kepada fungsi fisik yaitu peran sungai terhadap
interaksi sosial masyarakat kampung Kabagusan desa Mayak kecamatan Curug
Bitung kabupaten Lebak-Banten.

B. Sungai
1. Pengertian Sungai
Manusia sebagai mahluk hidup yang tentunya tidak dapat lepas dari peran air
sebagai salah satu kebutuhan pokok bagi keberlangsungan hidup, Keberadaan air
menjadi salah satu wujud kekuasaanNya. Air dapat berupa laut, danau, dan juga
sungai. Berbicara tentang sungai maka tidak dapat dipisahkan dengan daerah
aliran sungai dimana daerah aliran sungai merupakan jalan yang membawa sungai
tersebut kepada batas muaranya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ sungai aliran yang besar
(biasanya buatan alam) itu dapat dilayari kepedalaman. Bawah tanah airan sungai
yang mengalir melaui ruang antara yang sangat besar, seperti gua yang
bersambungan”.15
Berbicara tentang sungai maka berkaitan pula dengan daerah aliran
sungai menurut UU no. 7 tahun 2004, “Daerah aliran sungai (DAS)
merupakan ruang di mana sumber daya alam, terutama, vegetasi, tanah
dan air, berada dan tersimpan serta tempat hidup manusia dalam
memanfaatkan sumberdaya alam tersebut untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebagai wilayah daerah aliran sungai juga dipandang sebagai
ekosistem dari daur air sehingga DAS didefinisikan sebagai suatau
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-

14

Solid Converter Pdf. tt

15

Op.cit, h. 1356

10

anak sungainya.. yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut
secara alami. Batas didarat merupakan pemisah topografi dan batasdilaut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan”.16
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tata ruang sumber daya alam
salah satunya adalah daerah aliran sungai yang berfungsi sebagai tempat bertahan
hidup bagi mahluk hidup yang ada di dunia, termasuk untuk bertahan hidup
manusia.
Selanjutnya dijelaskan oleh Sistem Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai,Kementrian Kehutanan Badan Penelitian Kehutanan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi.
“Daerah aliran sungai yang dipandang sebagai ekosistem tata air dan
digunakan sebagai unit pengelolaan sumber daya alam vegetasi, tanah
dan air yang rasional, merupakan wilayah daratan dengan batas alam
berupa punggung-punggung bukit sehingga tidak selalu bisa berhimpitan
dengan batas adminitrasi pemerintahan. Dengan demikian perbedaan
batas wilayah tersebut tidak perlu dipertentangkan tetapi perlu ditata
keselarasannya, agar keterkaitan antar wilayah adiministrasi dalam
satuan DAS bisa terhubung secara serasi melalui jalinan daur hidrologi.
Penggunaan Das sebagai satuan wilayah pengelolaan adalah untuk
memberikan pemahaman secara rasional dan obyektif bahwa setiap
kegiatan yang dilakukan disuatu tempat (on site) dibagian hulu DAS
memiliki dampak atau implikasi ditempat lain (off site) dibagian hilir
DAS. Atau sebaliknya bahwa pemanfaatan sumber daya alam diwilayah
hilir merupakan hasil dari daerah hulu yang secara daerah otonomi atau
administrasi berbeda wilayah pengelolaannya”.17
Dapat disimpulkan bahwa selain merupakan ekosisitem yang sangat
penting bagi kehidupan mahluk hidup, daerah aliran sungai perlu ditata
keselarasannya agar daerah aliran sungai dapat berfungsi dengan baik. Jika sudah
berfungsi dengan baik maka daerah aliran sungai hulu tengah dan hilir pun dapat
berfungsi dengan baik pula.

16

UU no. 7 tahun 2004, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, tentang Sungai, no. 38
tahun 2011
17
Paimin, dkk, Sistem Perencanaan Pengelolaan daerah Aliran Sunga,Kementrian
Kehutanan Badan Penelitian Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan
Rehabilitasi, (Bogor : Pusat penelitian pengembangan konservasi dan rehabilitasi, 2012), hal. 5

11

seperti yang dikemukakan oleh Chay Asdak bahwa “ dalam mempelajari
ekosistem DAS, daerah aliran sungai biasanya dibagi menjadi daerah
hulu, tengah dan hilir. Secara biogeofisik daerah hulu das dicirikan oleh
hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah konservasi, mempunyai
kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan
lereng besar, bukan merupakan deaerah banjir, pengaturan pemakaian
air ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi umumnya merupakan
tegakan hutan. Sementara daerah hilir DAS, dicirikan sebagai berikut:
daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, merupakan daerah
kemiringan lereng yang kecil, pada beberapa tempat merupakan daerah
banjir atau genangan, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh
bangunan irigasi, dan jenis vegetasi didominasi hutan.18
Seperti yang dijelaskan pula dalam jurnal penelitian bahwa “Ekosistem
DAS merupakan satu unit kesatuan ekologis yang paling mantap. dalam
ekosistem DAS berbagai tata guna lahan, bentuk geomorfologi, flora dan fauna,
bangunan fisik serta manusia dan aktifitasnya bersama-sama menyusun kesatuan
ekosistem tersebut.19
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sungai
merupakan jalan air alami yang mengalir menuju samudera, danau atau laut, atau
ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana
mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan
melalui sungai, air hujan yang turun di daratan dapat mengalir ke laut atau
tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan
kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan penghujung
sungai dimana sungai bertemu laut yang dikenal sebagai muara sungai. Sungai
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air dan limpasan bawah
tanah.

18

Chay Asdak, hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2002), cetakan kedua, h.11
19
Sodikin, NATURALIS-Journal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, (Program studi pasca Sarjana, Universitas Bengkulu, 2012)

12

Seperti dijelaskan oleh Lisenly bahwa “DAS sebagai suatu hamparan
wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit)
yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama kelaut
atau ke danau.20
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan secara sederhana,
bahwa Daerah Aliran Sungai adalah sebuah kawasan yang menampung,
menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh diatasnya kesungai utama
yang bermuarake danau atau ke laut. sungai sangat mempunyai peran penting
dalam keidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari manusia, terutama
pada masyarakat yang sangat bergantung terhadap keberadaan sungai. Sebelum
mencapai badan air lainnya, terlebih dahulu air meresap ke dalam tanah. Air hujan
yang turun pun jatuh ke tanah, kemudian mengalir melalui sungai lalu terbawa
sampai ke muara sungai. Sungai bermula dari mata air yang mengalir ke beberapa
anak sungai. Kemudian anak – anak sungai itu bergabung membentuk sungai
utama. Ujung dari perjalanan sungai tersebut adalah muara sungai. Daerah aliran
sungai akan bisa digunakan dan dimanfaatkan ketika masyarakat mampu menjaga
kebersihan sekitar daerah aliran sungai untuk kelangsungannya.
Sungai mempunyai debit aliran air yang dapat dibedakan menjadi tiga:
a) Sungai Permanen
Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun
relatif tetap stabil dan tidak dipengaruhi oleh musim.
b) Sungai Periodik
Sungai periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak dan bisa juga meluap, sedangkan pada musim kemarau airnya
kecil atau menyusut.
c) Sungai Episodik

20

Rahmat Pujatmiko, Efektifitas Forum Das dalam Membantu Kelembagaan
Pengelolaan Das(Studi kasusu forum komunikasi DAS Cidanau di provinsi Banten), Program
Magister (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007), h. 19

13

Sungai Episodik yang aliran airnya ada hanya di musim hujanadalah
sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak.
Daerah aliran sungai terdapat bagian hulu, tengah, dan hilir. Dimana
bagian-bagian tersebut mempunyai peranannya masing.
1. Bagian Hulu Daerah Aliran Sungai
Hulu sungai atau kepala sungai adalah bagian sungai yang letaknya
paling jauh dari muara, tempat suatu sungai bermula, dan tempat sumbersumber airnya berlokasi. Hulu atau hulu-hulu sungai ini bisa jadi memiliki
nama yang lain daripada sungai utamanya. Seperti diketahui, sebuah
sungai biasanya terbentuk dari beberapa anak sungai, yang masing-masing
anak sungai akan terbentuk dari beberapa anak cabang lagi dan seterusnya,
yang secara keseluruhan membentuk suatu daerah aliran sungai. Pada
bagian hulu inipun terdapat aliran air yang deras serta batu-batu yang
besar.
Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS,
kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
2. Bagian Tengan Daerah Aliran Sungai
Pada bagian ini aliran air sudah agak tenang, batu-batuan juga
sudah tidak besar lagi dan erosi yang terjadi ke samping/horizontal.
DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial
dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air,
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah,
serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk,
dan danau.
3. Bagian Hilir Daerah Aliran Sungai
DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial

14

dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas
air,kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk
kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
Dari berbagai penjelasan diatas peneliti berkesimpulan bahwa
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu daerah yang dibatasi atau
dikelilingi oleh garis ketinggian di mana setiap air yang jatuh di
permukaan tanah akan dialirkan melalui satu induk dan dialirkan melalui
anak sungai. Anak sungai-sungai inilah yang nantinya membagi aliran
sungai kepada anak-anak sungai lainnya atau dengan kata lain sungai dapat
bercabang. Setelah dialirkan maka sungai akan menacapai titik alirannya
pada suatu desa dan kota. Sungai kemudian terdapat bagiannya antara
hulu, tengah dan hilir. Daerah hulu berperan sebagai konservasi dan
pelindung. Dimana bagian hulu sangat berpengaruh terhadap bagian
tengah dan hilir. Daerah aliran sungai memiliki fungsi yang hampir sama
yaitu sebagai kebutuhan kelangsungan hidup manusia. hanya saja bagian
hulu sebagai induk dari sungai bagian tengah dan hilir, dimana debit
sungainya masih deras dan bersih, karena rata-rata bagian hulu terdapat di
hutan dan belum dekat lokasinya dengan rumah penduduk. Sedangkan
bagian tengah debit aliran sudah tidak begitu deras. Bagian tengah
biasanya sudah terdapat pemukiman berupa pedesaan. Dimana sungai
merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk melakukan berbagai macam
aktifitas karena masyrakat masih sangat mengandalkan atau bergantung
pada sungai untuk mencuci,mandi, dan sebagai alat pertanian. Pada bagian
hilir biasanya sungai sudah termasuk pada pencemaran. Dimana sungai
terdapat dipinggiran kota. Selain itu sungai sudah mulai adanya erosi yang
akan berpengaruh besar terhadap sungai dan juga berdampak pada
masyrakatnya.
2. Penyebab Pencemaran Air Sungai

15

Menurut Achmad Lutfi, pada dasarnya pencemaran air sungai di indonsia
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:21
1) Berkembangnya Industri-industri di Indonesia
Dewasa ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang,
baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di
hasilkan. Industri-industri khususnya yang berada didekat aliran
sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang
dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke
dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia,
bakteriologi, serta fisik air.
2) Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air
sungai.Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat
organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokanselokan dan akhirnya bermuara ke sungai.Selain dalam bentuk zat
organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa
bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia
sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat.
3) Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui
proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena
limbah pertanian mengandung berbagai macam zat pencemar seperti
pupuk dan pestisida. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan
mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini mengandung
bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng
gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami
pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan
berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik
lainnya. Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air
karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air,
burung dan bahkan manusia.
Dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga kelestarian alam salah satunya
adalah air, maka manusia perlu mempunyai kesadaran untuk menjaga demi
keberlangsungan kehidupan nanati dimasa yang akan datang. Peran sungai dalam

21

Nabilah Hassa, Sungai dan Manfaatnya,
http://nabiilahhassa.blogspot.com/2012/12/sungai-dan-manfaatnya.html. Diakses pada tanggal
11/07/2013, pukul. 11:39.

16

kehidupan amatlah penting, menjaga kebersihan lingkungan adalah salah satu
upaya yang yang paling sederhana yang dapat dilakukan. Apalagi untuk
masyarakat ataupun penduduk yang tempat tinggalnya dekat dengan bantaran
sungai dan melakukan kegiatan sehari-hari disekitar aliran sungai sanat penting
menjaga kebersihan daerah aliran sungai.

C. Interaksi Sosial
1. Pengertian Interaksi dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali kita mendengar kata interaksi
maupun interaksi sosial,atau bahkan kita sendiri setiap harinya melakukan
interaksi baik secara individu, ataupun kelompok dengan keluarga, teman, dan
kelompok sosial. Kata interaksi dan interaksi sosial sendiri tidak jauh berbeda
artinya, dua-duanya memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai stimulus sehingga
terjadinya komunikasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ interaksi hal saling melakukan
aksi, berhubungan, memengaruhi, antarhubungan” sedangkan interaksi sosial “
hubungan sosial yang dinamis antara perseorangan dan perseorangan, antara
perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok”.22
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi adalah suatu
hubungan antara mahluk yang hidup di dunia, baik hewan beserta tumbuhan
meraka pada dasarnya saling melakukan interaksi. Sedangkan interaksi sosial
terjadi ketika adanaya dorongan atau stimulus dari “seseorang” yang dimaksud
adalah manusia sehingga terciptanya respon dari yang lainnya. Interaksi tidak
bersifat statis pada saat terjadinya seseorang yang memberikan stimulus kepada
seseorang agar terciptanya respon saja, tetapi ada respon yang lain setelahnya.
Seperti dijelaskan pula definisi interaksi sosial secara definitive, “interaksi sosial
sendiri berarti adanya hubungan atau dua orang atau lebih yang perilaku atau
tindakannya direspon oleh orang lain.23
22

Op.cit, h. 542
M. Amin Nurdin, dkk. Mengerti Sosiologi Pengantar untuk Memahami Konsep-Konsep
Dasar, cetakan satu, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2006), h. 52
23

17

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya interaksi sosial
itu dengan adanya respon yang diberikan. Tetapi dengan semakin majunya
teknologi sekarang ini interaksi sosial dapat dilakukan dengan berbagai macam
melalui media dan jejaring sosia. pemberian respon dalam interaksi sosial pun
tidak hanya terjadi dengan bertatap muka. Respon juga akan terjadi pada saat
individu dan individu berinteraksi melalui via telephone, email, dan yang lainnya.
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling
memengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.Manusia adalah mahluk hidup
ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan
hokum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan, dan mati,
serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal
balik baik positif maupun negatif. Manusia pada dasarnya sebagai mahluk hidup
memiliki dua sisi yaitu manusia sebagai mahluk individu, dan mahluk sosial.
Sebagai mahluk individu tentunya manusia memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya sebagai satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Sedangkan manusia dikatakan sebagai mahluk
sosial dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain.
Sedangkan menurut “Cooley berpendapat bahwa looking-glass self
terbentuk melalui tiga tahap. pada tahap pertama, seseorang mempunyai persepsi
mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua, seseorang
mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.
Pada tahap ketiga, seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu”.24
Dengan pendapat tersebut jelas sekali bahwa manusia sebagai mahluk
hidup tentunya tidak bisa hanya menjadi mahluk individu saja, namun juga harus

24

Elly dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Edisi Kedua, (Jakarta: KENCANA
PERDANA MEDIA GROUP, 2012) Cet. 9, hal. 69

18

menjadi mahluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain untuk
kelangsungan hidupnya.
Seperti dijelaskan pula oleh Erving Goffman, menrutnya interaksi yang
saling menghadapkan satu sama lain menjadi benang penjalin kehidupan sosial.
Dengan demikian proses interaksi antara dua orang bisa jadi bersifat rapuh. Itu
sebabnya proses interaksi tersebut diatur oleh “ritual interaksi” (aturan kesopanan,
cara berbicara, dan sebagainya).25
Kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan sesamanya, didasarkan
pada keinginan manusia untuk mendapatkan :
1. Kepuasan dalam mengadakan hubungan serta mempertahankannya
yang lazimnya disebut kebutuhan inklusi.
2. Pengawasan dan kekuasaan, yang disebut sabagai kebutuhan akan
kontrol.
3. Cinta dan kasih sayang, yaitu kebutuhan akan afeksi.
Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain.
Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang hidupnya bersosialisasi dengan
orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk
sosialisasi. Bisa berupa interaksi antar individu, interaksi individu dengan
kelompok, dan interaksi antara kelompok. Sedangkan syarat terjadinya interaksi
sosial adalah terjadi kontak sosial dan terjadi komunikasi.
Menurut Talcott Parson, tindakan dalam interaksi sosial dipengaruhi oleh
dua macam orientasi sebagai berikut. Yang pertama adalah orientasi motivasional
yaitu orientasi yang bersufat pribadi yang menunjuk pada keinginan individu yang
bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang kedua adalah orientasi
nilai-nilai yang bersifat sosial, yakni orientasi yang menunjuk pada standarstandar normative, seperti wujud agama dan tradisi setempat.26
Konsep lain yang juga penting diperhatikan dalam bahasan mengenai
interaksi sosial ialah konsep definisi situasi (the definition of the situation) dari W.
25

Philippe Cabin, Sosiologi Sejarah dan Berbagai Pemikirannya, (Yogyakarta: Kreasi
wacana, 2004), h. 199
26
Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif
Islam, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi, 2008), h. 57.

19

I. Thomas (1968). Berbeda dengan pandangan yang mengatakan bahwa interaksi
manusia merupakan pemberian tanggapan ( response ) terhadap rangsangan
(stimulus), maka menurut Thomas seseorang tidak segera memberikan reaksi
manakala ia mendapat rangsangan dari luar. Menurutnya tindakan seseorang
selalu didahului suatu tahap penilaian dan pertimbangan. Rangsangan dari luar
diseleksi melalui proses yang dinamakan definisi atau penafsiran situasi. Dalam
proses ini orang yang bersangkutan memberi makna pada rangsangan yang
diterimanya itu. Definisi situasi yang menurut Thomas dibuat oleh masyarakat itu
merupakan aturan yang mengatur interaksi manusia. Aturan apa sajakah yang
menuntut perilaku manusia di kala mereka berinteraksi? dalam bukunya Symbols,
Selves, Society: Understanding interaction David a. Karp dan W.C. Yoels
Menyebutkan tiga jenis aturan, yaitu aturan mengenai ruang, mengenai waktu, dan
mengenai gerak dan sikap tubuh.27
3. Macam – Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:28
a. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
Dikatakan interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling
menguntungkan. Dan dikatakan interaksi negatif, jika hubungan timbal
balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan). Interaksi
tentunya terjadi antara orang perorangan saja dan tidak ada campur
tangan suatu kelompok.
b. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.
Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai
situasi dan kondisinya.
c. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu
kesatuan bukan kehendak pribadi. Interaksi ini lebih mencolok ketika
terjadi perbenturan kepentingan perorangan dengan kepentingan
kelompok.

27

Kamanto sunarto, Pengantar Sosiologi, Edisi revisi, (Jakarta: Universitas Indonesia,
2004) hal. 37
28
Op.cit, h.

20

4. Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi
Dalam proses interaksi terdapat faktor-faktor terjadinya interaksi yaitu :
1. Faktor Imitasi
Faktor imitasi dalam proses interaksi sosial mempunyai peranan sangat
penting. Diantaranya mempunyai dampak positif dan negatif. Dimana
faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Namun imitasi dapat pula
berdampak negatif apabila yang ditiru adalah adalah tindakan-tindakan
yang menyimpang.
2. Faktor Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan
atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh
pihak lain. Proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi tetapi titik
tolaknya saja berbeda. Contoh misalkan yang memberikan sugesti adalah
orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
3. faktor identifikasi
Faktor identifikasi dalam interaksi sosial merupakan kecenderungan
atau keinginan dalam diri seseorang untuk m