Evaluasi Lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

(1)

KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

SKRIPSI

OLEH :

AGNES HELEN R. PURBA 080303065

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

SKRIPSI

OLEH :

AGNES HELEN R. PURBA 080303065

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknolgi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Nama : Agnes Helen R. Purba

NIM : 080303065

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Posma Marbun, MP.) (

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S.D.A.A.)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

The purpose of the study was to find out the land suitability classes in

Lintong Nihuta regency of Humbang Hasundutan for Coffee (Coffea arabica). Is

obtained 15 SPT (set of land) what is determined by pursuant to map of land, ground type, map of inclination of slope and map of place height yielded from topography map with the scale 1 : 50000, is later conducted by overlay. Assessment of land suitability pursuant to staff criterion center the research of

land of bogor year 1983 with the limit method of pursuant to

Djaenuddin, dkk., 2003

The result of analysis showed the unity of all the sample has appropriate class of land potential at SPT (set of land) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, and 14 is N(rc), class of land potential at SPT (set of land) 3 and 4 is S3(wa), class of land potential at SPT (set of land) 7, 8, 10, 13, and 15 is S3(wa,rc).


(5)

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi

arabika (Coffea arabica).

Diperoleh 15 (lima belas) SPT (satuan peta tanah) yang ditentukan berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50.000, kemudian dilakukan overlay. Penilaian kelas kesesuaian lahan berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor Tahun 1993 dan metode evaluasi lahan adalah metode

limit berdasarkan Djaenuddin, dkk., 2003.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, dan 14 adalah N(rc), kelas kesesuaian lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 3 dan 4 adalah S3(wa), kelas kesesuaian lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 7, 8, 10, 13, dan 15 adalah S3(wa,rc). Kata kunci : Kesesuaian lahan


(6)

Agnes Helen Rotua Purba dilahirkan di Medan pada tanggal 5 Mei 1990. Anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara. Putri dari Ayahanda M. Purba dan Ibunda M. Siregar

Riwayat Pendidikan

- SD Swasta St.Thomas 4 Medan, lulus pada tahun 2002.

- SLTP Swasta St. Thomas 1 Medan, lulus pada tahun 2005.

- SMA Swasta Methodist 1 Medan, lulus pada tahun 2008.

- Tahun 2008 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur

SNMPTN di Program Studi Ilmu Tanah, Departemen Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian.

Aktivitas Selama Pendidikan

- Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

- Peserta Seminar Nasional “Tindak Lanjut Pembangunan Pertanian Pasca

Swasembada Beras 2008” pada 8 Agustus 2009 di FP USU Medan.

- Peserta Seminar dan Lokakarya Nasional “Optimalisasi Pengelolaan Lahan

dalam Upaya Menekan Pemanasan Global Mendukung Pendidikan Berbasis

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)” pada

12 Februari 2010 di FP USU Medan.

- Peserta Seminar Pertanian 2011 “Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional”


(7)

(8)

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Evaluasi Kesesuaian Lahan Kecamatan

Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)”.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan mendukung penulis selama ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Ir. Posma Marbun, MP selaku ketua komisi

pembimbing dan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, M.S. D.A.A.

selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan serta memberikan masukan berharga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2013


(9)

ABSTRACT... . i

ABSTRAK... . ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... . iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... . viii

DAFTAR GAMBAR………... . viii

DAFTAR LAMPIRAN………... . ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah ... 5

Evaluasi Lahan ... 5

Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan... 8

Karakteristik Lahan... 9

Sifat Fisik Tanah... 11

Drainase Tanah... 11

Kedalaman Tanah... 11

Tekstur Tanah... 13

Bahaya Banjir... 14

Bahan Kasar... 14

Kapasitas Tukar Kation (KTK)... 14

Kejenuhan Basa (KB)... 15

pH Tanah... 15

C-Organik Tanah... 16

Erosi... 16

Perhitungan (Prediksi) Laju Erosi Metode USLE……….. 17

a. Faktor Erosivitas Hujan (R)………... 18

b. Faktor Erodibilitas Tanah (K)……… 19

c. Faktor Topografi (LS)……… 20


(10)

Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

Bahan dan Alat ... 25

Metodologi Penelitian ... 25

Pelaksanaan Penelitian ... 26

Tahap Persiapan ... 26

Tahap Kegiatan di Lapangan... 26

Tahap Analisis di Laboratorium... 27

Analisis Kesesuaian Lahan ... 27

Parameter Yang Diukur... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil……….. . 31

Pembahasan ... 47

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan………. 54

Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(11)

1. Kelas Struktur Tanah………... 19

2. Kelas Permeabilitas Tanah………. 19

3. Nilai Faktor Penutup Vegetasi (C) Untuk Berbagai Tipe

Pengelolaan Tanaman……….. 21

4. Nilai Faktor P Untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah……... 21

5. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi………. 22

6. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 1 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)………. 32

7. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 2 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 33

8. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 3 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 34

9. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 4 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 35

10. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 5 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 36

11. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 6 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)………. 37

12. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 7 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)…... 38

13. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 8 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)…... 39

14. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 9 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea Arabica)……… 40

15. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 10 untuk Tanaman


(12)

17. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 12 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 43

18. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 13 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 44

19. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 14 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)……… 46

20. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 15 untuk Tanaman


(13)

No. Judul Halaman

1 Peta Lokasi Penelitian... 26

2. Peta SPT (Satuan Peta Tanah)……… 60

3. Peta Kesesuaian Lahan Aktual……… 61

4. Peta Kesesuaian Lahan Potensial………. 62


(14)

No. Judul Halaman

1. Lampiran Karakteristik Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)... 63

2. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Badan

Meteorologi Lintong Nihuta Periode Tahun 2003-2012... 64

3. Data Kelembaban Udara (%) Rata-Rata di Stasiun Badan

Meteorologi Lintong Nihuta Tahun 2003-2012... 64

4. Data Suhu Udara (oC) Rata-Rata di Stasiun Badan Meteorologi

Lintong Nihuta Periode Tahun

2003-2012... 64

5. Jenis Usaha Perbaikan Karakteristik Lahan Aktual (saat ini) untuk

Menjadi Potensial Menurut Tingkat Pengelolaannya...65

6. Data Luas Daerah Satuan Peta Tanah (SPT)………. 66

7. Data pH H2O, Basa-basa Tukar, Kapasitas Tukar Kation (KTK),

Kejenuhan Basa, C-Organik, N-Total, dan C/N... 68 8. Data Tekstur Tanah... 69 9. Data Permeabilitas Tanah... 70


(15)

The purpose of the study was to find out the land suitability classes in

Lintong Nihuta regency of Humbang Hasundutan for Coffee (Coffea arabica). Is

obtained 15 SPT (set of land) what is determined by pursuant to map of land, ground type, map of inclination of slope and map of place height yielded from topography map with the scale 1 : 50000, is later conducted by overlay. Assessment of land suitability pursuant to staff criterion center the research of

land of bogor year 1983 with the limit method of pursuant to

Djaenuddin, dkk., 2003

The result of analysis showed the unity of all the sample has appropriate class of land potential at SPT (set of land) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, and 14 is N(rc), class of land potential at SPT (set of land) 3 and 4 is S3(wa), class of land potential at SPT (set of land) 7, 8, 10, 13, and 15 is S3(wa,rc).


(16)

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi

arabika (Coffea arabica).

Diperoleh 15 (lima belas) SPT (satuan peta tanah) yang ditentukan berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50.000, kemudian dilakukan overlay. Penilaian kelas kesesuaian lahan berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor Tahun 1993 dan metode evaluasi lahan adalah metode

limit berdasarkan Djaenuddin, dkk., 2003.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 1, 2, 5, 6, 9, 11, 12, dan 14 adalah N(rc), kelas kesesuaian lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 3 dan 4 adalah S3(wa), kelas kesesuaian lahan potensial SPT (Satuan Peta Tanah) 7, 8, 10, 13, dan 15 adalah S3(wa,rc). Kata kunci : Kesesuaian lahan


(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu daerah di Sumatera Utara yang sudah terkenal dengan kopinya

adalah Lintong Nihuta. Secara geografis lokasi ini terletak pada 2013’ -2020’ LU

dan 98047’ – 98057’ BT. Menurut data yang dikemukakan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (2009), Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki luas wilayah 18.126,03 Ha dengan luas lahan kebun rakyat 1.185 Ha dimana luas lahan perkebunan kopi sebesar 1.647 Ha. Umumnya komoditi yang paling banyak terdapat di Kecamatan Lintong Nihuta ini adalah kopi dengan produksi sebesar 1.426,10 ton dan mata pencaharian utama masyarakatnya adalah berkebun kopi arabika. Namun kehidupan dan perekonomian masyarakat di Lintong Nihuta tersebut belum maksimal.

Tanaman Kopi Lintong dari spesies Arabika telah dikenal di mancanegara yang memiliki keunggulan komperatif dibanding kopi lain di Indonesia. Kopi

Lintong merupakan Natural Endowment bagi Kabupaten Humbang Hasundutan

yang memiliki keunggulan cita rasa seperti : aroma dan rasa yang prima serta mutu yang lebih tinggi. Kopi Lintong termasuk jenis Arabika dan telah diakui

sebagai specialty coffee oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA)

sejajar dengan Kopi Gayo, Takengon, Toraja Coffee, dan Java Coffee


(18)

Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan (2009) produksi kopi arabika di Kecamatan Lintong Nihuta menghasilkan 1.336, 75 ton dengan luas panen 1598 ha dan produktivitas 0,83 ton per hektar. Produktivitas tersebut seharusnya berpotensi meningkat hingga 1 ton per hektar.

Tanaman kopi arabika di Kecamatan Lintong Nihuta ditanam pada tanah entisol dan inceptisol, yang secara umum memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah. Menurut literatur Damanik, dkk., (2010), pada entisol reaksi tanahnya mulai dari masam hingga agak masam. Kandungan bahan organik beragam dari sedang sampai tinggi. Jumlah basa dapat tukar, Kejenuhan Basa (KB) dan Kapasitas tukar kation (KTK) juga bervariasi dari rendah sampai tinggi. Sedangkan inceptisol memiliki reaksi tanah masam sampai agak masam (pH 4,6-5,5) dan agak masam sampai netral (pH 5,6-6,8). Kandungan bahan organik sebagian rendah sampai sedang sebagian lagi sedang sampai tinggi. Jumlah basa-basa dapat tukar diseluruh lapisan tergolong sedang sampai tinggi. Kapasitas tukar kation (KTK) sedang sampai tinggi di semua lapisan. Kejenuhan Basa (KB) rendah sampai tinggi.

Kecamatan Lintong Nihuta merupakan salah satu daerah sentra penghasil kopi arabika, tetapi beberapa tahun terakhir di daerah ini mengalami penurunan produksi kopi arabika. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi lahan dalam menilai sumber daya lahan untuk memberikan informasi dan / atau arahan penggunaan lahan untuk tanaman kopi arabika. Berdasarkan literatur Rayes (2007) pada daerah yang kurang sesuai dan memiliki faktor-faktor pembatas perlu dilakukan usaha-usaha perbaikan lahan yaitu sebagai berikut : untuk kendala ketersediaan air dengan memperbaiki sistem


(19)

irigasi / pengairan; untuk kendala pada drainase dilakukan perbaikan sistem drainase, seperti pembuatan saluran drainase; untuk KTK melalui pengapuran dan

penambahan bahan organik; untuk pH melalui pengapuran; untuk N total, P2O5,

dan K2O5 melalui pemupukan. Bahaya banjir dengan cara pembuatan tanggul

penahan banjir serta pembuatan saluran drainase untuk mempercepat pengaturan air, serta bahaya erosi dengan cara usaha pengurangan laju erosi, pembuatan teras, penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah.

Penggunaan lahan yang optimal memerlukan keterkaitan dengan karakteristik dan kualitas lahannya. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik dan kualitas lahannya, bila dihubungkan dengan pemanfaatan lahan secara lestari dan berkesinambungan

(Djaenuddin, dkk., 2003).

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian evaluasi

kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica) di Kecamatan

Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dan usaha-usaha perbaikannya sehingga diharapkan nantinya akan dapat meningkatkan hasil kopi arabika di daerah tersebut. Data kesuburan tanah dan iklim pada daerah penelitian akan dimatchingkan (dicocokkan) dengan persyaratan tumbuh tanaman sehingga diperoleh kesesuaian tanaman pada daerah tersebut

Dengan adanya kegiatan penelitian ini, maka diharapkan petani di

Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan dapat

mengembangkan komoditi kopi arabika pada lahannya yang sesuai dengan potensinya, sehingga produksi yang akan diperoleh dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya.


(20)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tanaman kopi

arabika (Coffea arabica).

Kegunaan Penelitian

- Sebagai bahan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan atau bagi yang

memerlukan dalam budidaya tanaman kopi arabika (Coffea arabica) yang sesuai

dengan kondisi lahannya di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.


(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan

pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).

Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).

Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir sama ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah atas warna, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia, dan lain-lain (Hardjowigeno, 2003).

Evaluasi Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan


(22)

bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (Djaenuddin, dkk., 2003).

Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan / atau arahan

penggunaan lahan sesuai dengan keperluan (Ritung, dkk.,2007).

Evaluasi lahan ialah proses penilaian keragaan (performance) lahan jika

dipergunakan untuk tujuan tertentu meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuk lahan, vegetasi iklin dan dan aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai alternatif penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (Arsyad,1989).

Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian

lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan (Ritung, dkk., 2007).

Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah sebagai berikut :


(23)

1. Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara lain penetapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunakan, asumsi yang akan digunakan mengevaluasi, daerah penelitian serta intensitas dan skala survei. 2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan.

3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada. Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data penggunaan lahan serta informasi-informasi ekonomi dan sosial digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.

4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuain lahan 5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi.

Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980), digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :

1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai pembatas

yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas apa yang telah biasa dilakukan.

2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang agak

serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan meningkatkan masukan yang diperlukan.

3. Kelas S3 : Kurang Sesuai (marginally suitable), lahan mempunyai pembatas


(24)

diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.

4. Kelas N : Tidak Sesuai (not suitable), lahan yang mempunyai faktor pembatas

yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.

Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan

Metode pembandingan (matching) merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kemampuan lahan dengan cara mencocokkan serta memperbandingkan antara karakteristik lahan dengan kriteria kelas kemampuan lahan sehingga diperoleh potensi di setiap satuan lahan tertentu

(Jamulyo dan Sunarto, 1991 ; Sitorus, 1995).

Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi, penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, pH, H2O, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, batuan di permukaan dan singkapan batuan (FAO, 1983)

1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan

dalam 0C.

2. Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan yang dinyatakan


(25)

3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm.

4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan

dinyatakan dalam %.

5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara

dalam tanah.

6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran < 2 mm.

7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar dengan ukuran > 2 mm.

8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi.

9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat.

10.Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh tanah.

11. Reaksi tanah : nilai pH tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan data laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan.

12. C-organik : kandungan karbon organik tanah dinyatakan dalam %.

13. Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik, dinyatakan dalam dS/m.

14. Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %.

15. Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm.


(26)

17. Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi

lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit

(gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) pertahun.

18. Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun.

19. Batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan tanah/lapisan olah.

20. Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah.

Sifat Fisik Tanah

Drainase tanah

Drainase berarti keadaan dan cara air lebih (excess water) keluar dari tanah. Air lebih adalah bagian dari air yang ada di dalam tanah yang tidak dapat dipegang atau ditahan oleh butir-butir tanah dan memenuhi ruang pori tanah sehingga tanah menjadi jenuh air. Dalam keadaan air lebih, drainase menunjukkan frekuensi dan cara tanah bebas dari air lebih, dan mencerminkan kecepatan air lebih keluar dari tanah (Arsyad, 2009).

Kelas drainase tanah dibedakan dalam tujuh kelas sebagai berikut :

1. Cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi

dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warn agley (reduksi).


(27)

2. Agak cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan air rendah. Tanah demikian hanya cocok untuk sebagian tanaman kalau tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).

3. Baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air

sedang, lembab, tapi tidak cukup basah. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau

mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.

4. Agak baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak

rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan

atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 50 cm.

5. Agak terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan

daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley

(reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.

6. Terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah dan daya

menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,


(28)

yaitu tanah mempunyai warn agley (reduksi) dan bercak atau karatan besi dan atau mangan seikit pada lapisan sampai permukaan.

7. Sangat terhambat, tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya

menahan air sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada

lapisan permukaan (Djaenudin, dkk, 2003).

Kedalaman Tanah

Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman, yaitu kedalaman sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lapisan padas keras (hard pan), padas liat (clay pan), padas rapuh (fragi pan) atau lapisan phlintite (Arsyad, 2009).

Kedalaman tanah dibedakan menjadi :

- Sangat dangkal : < 20 cm

- Dangkal : 20 – 50 cm

- Sedang : 50 – 75 cm

- Dalam : > 75 cm


(29)

Tekstur tanah

Istilah tekstur tanah berkaitan dengan kisaran ukuran partikel tanah, yaitu partikel penyusun tanah tertentu. Ukuran itu terdiri dari ukuran partikel besar, kecil, atau partikel sedang. Istilah tekstur menyiratkan hal yang kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, tekstur menyatakan “rasa” dari bahan tanah, apakah kasar atau terasa berpasir, atau halus dan lembut. Dalam arti yang lebih kuantitatif, istilah tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran partikel terukur atau proporsi dari berbagai kisaran ukuran partikel yang terdapat pada suatu tanah.dalam pengertian ini tekstur tanah adalah atribut tanah yang bersifat permanen dan alami (Hillel, 1980).

Tekstur tanah adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya (Arsyad, 2009).

Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah :

- Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu.

- Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat

berdebu.

- Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu

lempung berpasir.

- Agak kasar (ak) : pasir berlempung.

- Kasar (k) : pasir.

- Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1)


(30)

Bahaya banjir

Ancaman banjir sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan lahan pertanian karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. (Hardjowigeno, 1995) mengelompokkan bahaya banjir sebagai berikut : f0 = tidak ada banjir di dalam periode satu tahun

f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa tidak. f2 = sedang yaitu selama 1 bulan dalam setahun terjadi banjir.

f3 = agak berat yaitu selama 2-5 bulan dalam setahun dilanda banjir. f4 = berat yaitu selama 6 bulan lebih dalam setahun dilanda banjir. Bahan Kasar

Bahan kasar adalah persentasi kerikil, kerakal atau batuan pada setiap lapisan

tanah, dibedakan menjadi: sedikit : < 15 %

sedang : 15 - 35 % banyak : 35 - 60 % sangat banyak : > 60 % (Djaenuddin, 2003)

Sifat Kimia Tanah

Kapasitas tukar kation (KTK)

Kapasitas tukar kation (KTK) atau Cation Exchange Capacity (CEC) adalah kemampuan suatu koloid untuk mengadsorpsi kation dan


(31)

mempertukarkannya. KTK dinyatakan dengan satuan me/100 g tanah atau

cmol(+) / kg tanah. Istilah 1 me/100 g tanah adalah setara dengan 1 mg H+ yang

dapat diadsorpsi atau dipertukarkan dalam setiap 100 g tanah atau sejumlah ion

lain yang dapat menggantikan 1 mg H+ (Mukhlis, dkk., 2011).

Kapasitas Tukar Kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara labih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa Ca, Mg, K, Na (kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah, tetapi bila didominasi oleh kation asam, Al, H (kejenuhan basa rendah) dapat mengurangi kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowigeno, 2003).

Kejenuhan basa (KB)

Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan persentase dari total KTK yang diduduki oleh kation-kation basa yaitu Ca, Mg, Na, dan K. Juga dapat dikatakan bahwa perbandingan antara kation basa (Ca, Mg, Na, dan K) terhadap jumlah total kation yang diikat dan dapat dipertukarkan oleh koloid / liat tanah. Nilai KB ini sangat penting dalam penggunaannya untuk pertimbangan-pertimbangan pemupukan dan memprediksi kemudahan unsur hara tersedia bagi tanaman. Indikasi kesuburan tanah dapat dilihat dari besarnya persentase kejenuhan basa. Makin besar nilai KB suatu tanah maka unsur hara esensiil (K, Ca, Mg) lebih tersedia dan mudah dimanfaatkan tanaman. Makin tinggi KTK


(32)

(demikian juga KB) makin tinggi kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan kation serta makin kuat daya sangganya (Winarso, 2005).

pH Tanah

pH didefenisikan sebagai kemasaman atau kebasaan relatif suatu bahan.

Kemasaman di dalam tanah dapat dihitung berdasarkan kedudukan ion H+. Di

alam aktivitas ion H+ dalam tanah atau kemasaman (pH) tanah dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu meliputi bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi

alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah, dan pupuk nitrogen (N) (Winarso, 2005).

Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

pH < 4,5 (sangat masam) pH 6,6 – 7,5 (netral)

pH 4,5 – 5,5 (masam) pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis)

pH 5,6 – 6,5 (agak masam) pH > 8,5 (alkalis)

(Arsyad, 1989).

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion

hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin

masam tanah tersebut. Untuk mengubah pH tanah pada tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah (Hardjowigeno, 2003).


(33)

dilakukan, terlebih dahulu harus diketahui mengenai tujuannya, cara penentuan kebutuhan, bahan dan mutu kapur yang akan digunakan serta cara-cara penggunaannya. Secara umum pengapuran bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi dari tanah (Damanik, dkk., 2010).

C-Organik Tanah

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga terhadap pertumbuhan tanaman adalah :

- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah

- Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya

- Manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas

tukar kation menjadi tinggi)

- Sumber energi bagi mikroorganisme

- Menambah kemampuan tanah

(Hardjowigeno, 1995).

Bahan organik tanah begitu penting dalam mendukung produktivitas tanah dan tanaman karena berperan dalam memperbaiki seluruh aspek produktivitas tanah atau seluruh sifat dan prilaku tanah. Terhadap sifat kimia tanah, bahan organik tanah dapat memperbaiki nilai kapasitas tukar kation tanah sehingga dapat menjerap hara lebih banyak, menyumbang hara ke dalam tanah, terutama hara N, P, S dan unsur hara mikro, menurunkan tingkat keracunan Al dan Fe dapat


(34)

dipertukarkan (ion Al dan Fe)di dalam tanah dapat mmbentuk senyawa komplek dengan senyawa organik (chelation) (Rauf, 2011).

Erosi

Menurut Hardjomidjojo dan Sukartaatmadja (2008) Universal Soil Loss

Equation (USLE) adalah suatu persamaan untuk memperkirakan kehilangan tanah yang telah dikembangkan oleh Smith dan Wichmeier tahun 1978. Apabila dibandingkan dengan persamaan kehilangan tanah lainnya, USLE mempunyai kelebihan yatu variable-variabel yang berpengaruh terhadap besarnya kehilangan tanah dapat diperhitungkan secara terperinci dan terpisah. Sampai saat ini USLE masih dianggap rumus yang paling mendekati kenyataan, sehingga labih banyak digunakan daripada rumus lainnya. Persamaan kehilangan tanah tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

A=R x K x Lx S x C x P

dimana: A= Jumlah kehilangan tanah maksimum (ton/ha/tahun) R= Faktor Erosivitas hujan

K= Faktor erodibilitas tanah L= Faktor panjang lereng S= Faktor kemiringan lereng C= Faktor pengelolaan tanaman P= Faktor praktik konservasi tanah Metode vegetatif


(35)

1. penghutanan / penghijauan kembali

2. penanaman dengan rumput makanan ternak 3. penutup tanah permanen

4. strip cropping

5. pergiliran tanaman dengan pupuk hijau atau penutup tanah 6. penggunaan sisa-sisa tanaman

7. penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput Cara mekanik

Termasuk cara mekanik :

- Pengolahan tanah

- Pengolahan tanah menurut kontur

- Teras

- Perbaikan drainase dan irigasi

- Waduk, dam penghambat, rorak, tanggul, dan sebagainya

Metode Kimia

Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia (soil conditioner) untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur

tanah). Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan antara lain bitumen dan

krilium.


(36)

Perhitungan (Prediksi) Laju Erosi Metode USLE

Prediksi erosi pada sebidang tanah dapat dilakukan menggunakan model

yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith (Hallsworth, 1987; Arsyad, 2006) yang diberi nama Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan

persamaan sebagai berikut:

A = R x K x LS x C x P……….. (1) dimana :

A = banyaknya tanah yang tereosi (ton/ha/thn)

R = faktor curah hujan dan aliran permukaan

K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R)

untuk suatu tanah yang di dapat dari petak percobaan standar

LS= faktor panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah

dengan suatu panjang lereng ditentukan terhadap erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22,1 meter) dibawah keadaan yang identik. Faktor kecuraman lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9% dibawah keadaan yang identik.

C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengolahan tanaman yaitu nisbah

antara besarnya erosi dari suatu tanah dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap erosi dari tanah yang identik tanpa tanah.

P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah (pengolahan dan


(37)

menurut kontur), yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah diberi perlakuan tindakan konservasi khusus tersebut terhadap erosi dari tanah yang di olah searah lereng, dalam kedaan yang identik.

a. Faktor Erosivitas Hujan (R)

Erosivitas hujan diperoleh dari data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan lokasi penelitian, selama 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan untuk mengetahui faktor erosivitas hujan (R) dengan rumus:

12

R = ∑ (EI30)i………..(2)

i=l Dimana :

EI30 = -8,79 + (7,01 x R)

RM = 2,21 (Rain)m1,36

EI30 = erosivitas hujan

RM = hujan rata-rata bulanan (cm)

RM = hujan rata-rata bulanan (cm)

Rainm = hujan bulanan (cm)

(Herawati, 2010).


(38)

Faktor erodibilitas tanah (K) atau faktor kepekaan erosi tanah dihitung

dengan persamaan Wischmeier dan Smith (1978) :

(2,713M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)) K=

100 Dimana :

K = Faktor erodibilitas tanah

M = Parameter ukuran partikel yaitu (% debu + % pasir sangat halus) (100 - % liat) jika data tekstur yang tersedia hanya data % debu, % pasir, dan %liat, maka %liat sangat halus dapat diperoleh dengan

sepertiga dari persentase pasir

(Hammer, 1978 dalam Hardoamidjojo dan Sukartaatmadja, 2008)

a = bahan organik tanah (% C x 1,724)

b = kelas struktur tanah (Tabel 1)

c = kelas permeabilitas profil tanah (Tabel 2)

Tabel 1. Kelas Struktur Tanah (Arsyad, 1989)

Struktur Tanah (Ukuran diameter) Kelas

Granular sangat halus Granular halus

Granular sedang sampai kasar Gumpal, lempeng, pejal

1 2 3 4


(39)

Tabel 2. Kelas Permeabilitas Tanah (Arsyad, 1989)

Kecepatan Permeabilitas Tanah Kelas

Sangat lambat (<0,5 cm/jam) Lambat (0,5-2,0 cm/jam)

Lambat sampai sedang (2,0-6,3 cm/jam) Sedang (6,3-12,7 cm/jam)

Sedang sampai cepat (12,7-25,4 cm/jam) Cepat (>25,4 cm/jam)

6 5 4 3 2 1

c. Faktor Topografi (LS)

Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan lereng. Faktor S adalah rasio kehilangan tanah per satuan luas di lapangan terhadap kehilangan tanah pada lereng eksperimental sepanjang 22,1 m (72,6 ft)

dengan kemiringan lereng 9%. Persamaan yang diusulkan oleh Wischmeier dan

Smith (1978) dapat digunakan untuk menghitung LS :

LS= L1/2(0,00138S2+0,00965S+0.0318)……….(3)

Dengan : S = Kemiringan lereng (%)

L = Panjang lereng (m)

d. Faktor Penutup dan Konservasi Tanah (CP)

Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman. Untuk jenis tanaman dengan rotasi tanaman tertentu atau dengan cara pengelolaan pertanian dapat menggunakan Tabel 3 dan 4 karena faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah (C) serta faktor teknik konservasi tanah (P) diprediksi berdasarkan


(40)

hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi yang identik.

Tabel 3. Nilai Faktor Penutup Vegetasi (C) Untuk Berbagai Tipe Pengelolaan Tanaman (Arsyad, 1989)

No .

Jenis Tanaman/Penggunaan Lahan Nilai Faktor C

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ubi kayu Kentang Kacang tanah Kacang Hijau Kopi rakyat Kopi perkebunan

Kopi dengan penutup tanah Kelapa sawit

Kelapa sawit rakyat Kelapa sawit perkebunan Karet

Kebun campuran

- Kerapatan tingi

- Kerapatan sedang

- Kerapatan rendah

Pohon tanpa semak

Lahan kritis, tanpa vegetasi Semak belukar 0,65 0,45 0,452 0,35 0,60 0,60 0,2 0,5 0,55 0,55 0,85 0,1 0,3 0,5 0,32 0,95 0,3


(41)

Tabel 4. Nilai Faktor P Untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah (Suripin, 2002)

No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 12. 13. 14. 15. 16.

Tanpa tindakan pengendalian erosi Teras bangku

Konstruksi baik Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik Teras tradisional Strip tanaman Rumput bahia Clotararia Dengan kontur Teras tradisional

Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur

Kemiringan 0-8 % Kemiringan 8-20 % Kemiringan > 20 % Penggunaan sistem kontur

Penggunaan sistem strip(2-4 m lebar) Penggunaan mulsa jerami

1 ton/ha 3 ton/ha 6 ton/ha

Penggunaan pemantap tanah(60 gr/1/m2 (CURASOL)

Padang rumput (sementara)

Strip cropping dengan clotataria(lebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m)

Penggunaan sistem strip(lebar 2 m-4 m) Penggunaan mulsa jerami(4-6 ton/ha)

Penggunaan mulsa kadang-kadang(4-6 ton/ha)

1,00 0,04 0,15 0,35 0,40 0,40 0,64 0,20 0.40 0,50 0,75 0,90 0,10-0,020 0,10-0,30 0,8 0,5 0,3 0,20-0,50 0,10-0,50 0,64 0,20 0,06-0,20 0,20-0,40


(42)

Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (Departemen Kehutanan, 1986) Kedalaman Solum

Tanah (cm)

Kelas Erosi

I II III IV V

Erosi ton/ha/th

< 15 15-60 60-180 180-480 >480

Dalam >90 SR

0 R I S II B III SB IV

Sedang 60-90 R

I S II B III SB IV SB IV

Dangkal 30-60 S

II B III SB IV SB IV SB IV

Sangat Dangkal <30 B

III SB IV SB IV SB IV SB IV SR : sangat rendah

R : rendah S : sedang B : berat

SB : sangat berat

Syarat Tumbuh Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda-beda. Kopi arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500-1700 meter di atas permukaan laut. Bila kopi arabika ditanam di dataran rendah kurang dari 500 meter di atas permukaan laut biasanya akan berproduksi dan bermutu rendah. Secara umum tanaman kopi menghendaki tanah yang gembur, subur dan kaya bahan organik. Kopi juga menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 5-6,5 untuk kopi arabika. Kurang dari angka tersebut kopi juga masih bisa tumbuh, tetapi kurang bisa menyerap beberapa unsur hara sehingga kadang-kadang perlu diberi kapur (Najiyati dan Danarti, 1999).

Tanaman kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, terutama di musim kemarau. Karena angin itu mempertinggi penguapan air pada permukaan tanah perkebunan. Selain mempertinggi penguapan, angin dapat juga mematahkan


(43)

dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusak tanaman di bawahnya. tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat

membusukkan perakaran, sekurang‐kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari

permukaannya. Kopi arabika dapat tumbuh di daerah pada garis lintang

6‐90 LU sampai 240 LS dengan bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 13

bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 1.500 s/d 2.500 mm/tahun. Kopi arabika ditanam di dataran tinggi 1.250 s/d 1.850 m dpl. dengan Suhu udara


(44)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan (2013’ -2020’ LU dan 98047’ – 98057’ BT) dengan

ketinggian tempat 1000 meter sampai dengan >1400 meter dpl yang dilaksanakan dari bulan September 2012 sampai dengan selesai. Analisis Tanah dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara


(45)

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah yang diambil dari setiap Satuan Peta Tanah (SPT), serta bahan-bahan yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Adapun alat yang digunakan adalah Peta Jenis Tanah skala 1 : 50000, GPS (Global Positioning System), ring sampel, bor tanah, kertas label, kantong plastik, karet gelang, cangkul, kamera untuk mendokumentasi kegiatan, spidol, alat tulis, serta alat-alat yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data iklim yang dikasifikasikan berdasarkan tipe iklim Schimdt dan Ferguson, data kesuburan tanah meliputi sifat kimia dan fisika dievaluasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor Tahun 1993.

Metode evaluasi lahan yang dilakukan adalah metode pembandingan (matching) merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kemampuan lahan dengan cara mencocokkan serta memperbandingkan antara karakteristik lahan dengan kriteria kelas kemampuan lahan sehingga diperoleh potensi di setiap satuan lahan tertentu.

Untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan untuk tanaman

kopi arabika (Coffea arabica) di Kecamatan Lintong Nihuta, maka data iklim data

hasil pengamatan di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium dicocokkan (matching) dengan kriteri kelas kesesuaian lahan untuk


(46)

tanaman kopi arabika oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor (Puslitbangtanak, 2003) sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual. Setelah melakukan usaha-usaha perbaikan pada faktor-faktor penghambatnya, maka selanjutnya diperolehlah kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi arabika tersebut di Kecamatan Lintong Nihuta.

Pelaksanaan Penelitian

Tahap Persiapan

Sebelum kegiatan penelitian dilakukan maka terlebih dahulu diadakan rencana penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta-peta yang dibutuhkan, mengadakan pra survey ke lapangan dan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Tahap Kegiatan di Lapangan

- Daerah penelitian dan perolehan Satuan Peta Tanah (SPT) ditentukan

berdasarkan peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta ketinggian tempat yang dihasilkan dari peta topografi dengan skala 1 : 50000, kemudian dilakukan overlay peta kemiringan lereng dengan peta ketinggian tempat dan peta jenis tanah dengan skala yang sama yaitu 1 : 50000.


(47)

- Pemboran tanah pada setiap SPT yang dianggap mewakili karakter tanah utama di daerah penelitian secara zig-zag dan setelah dikompositkan dari beberapa lokasi pada Satuan Peta Tanah (SPT) yang sama maka dimasukkan sampel tanah tersebut ke dalam plastik dengan berat tanah 1,5 kg serta diberi label lapangan ; tanah yang akan dianalisis adalah tanah pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm, kantongan sampel tempat plastik diberi label.

- Pada kedalaman tanah 0-30 cm diambil juga sampel tanah utuh / tidak

terganggu di dalam ring sample untuk mengukur permeabilitas tanahnya.

- Data iklim untuk Kecamatan Lintong Nihuta selama 10 tahun

(tahun 2002-2012) diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali meliputi data : suhu udara rata-rata, curah hujan, kelembaban udara dan lamanya bulan kering untuk Kecamatan Lintong Nihuta

Tahap Analisis di Laboratorium

Sampel tanah dari lapangan kemudian diteliti dilaboratorium yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah.

Analisis Kesesuaian Lahan

Analisis Kesesuaian lahan untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica)

berdasarkan metode metode pembandingan (matching) dalam

Djaenudin, dkk (2003).


(48)

Parameter yang Diukur

Berdasarkan Karakteristik Lahan yang telah disebutkan maka parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah :

• Data lapangan

1. Ketersediaan oksigen (oa)

• Drainase

2. Media Perakaran (rc)

• Bahan kasar (%)

• Kedalaman tanah (cm)

3. Bahaya Erosi (eh)

• Bahaya erosi dengan metode USLE

4. Temperatur (tc)

• Temperatur rata-rata (0C).

• Ketinggian tempat (m dpl)

5. Ketersediaan air (wa)

• Curah hujan (mm)

• Lamanya bulan kering (bulan)

• Kelembaban udara (%)

6. Bahaya Banjir (fh)

• Genangan

7. Penyiapan Lahan (lp)

• Batuan di Permukaan (%)


(49)

• Data Laboratorium

1. Retensi Hara

• KTK (me/100 g) metode ekstraksi NH4OAc pH 7

• pH H2O metode elektrometri (1 : 2,5)

• Kejenuhan basa (%) NH4 Asetat 1 N pH 7

• C-organik (%) metode Walkey and Black

2. Media Perakaran (rc)


(50)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kualitas dan Karakteristik Lahan Iklim

Data iklim selama 10 tahun (2003 - 2012) diperoleh dari Stasiun Klimatologi Kelas I Sampali Medan meliputi data : curah hujan, suhu udara dan kelembaban udara rata-rata bulanan pada pos pengamatan/stasiun terdekat yaitu Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan, yang dianggap dapat mewakili data iklim di Kecamatan Lintong Nihuta

Adapun data-data iklim yang diperoleh dengan data rata-rata sebagai berikut

• Suhu udara rata-rata tahunan : 19,98 oC

• Curah hujan rata-rata tahunan : 2376,65 mm

• Kelembaban rata-rata tahunan : 84,29 %

• Lamanya bulan kering : 1 bulan

• Tipe iklim (Schimdt dan Ferguson) : B (Basah)

Karakteristik Lahan

• Dari hasil pengamatan di lapangan, data iklim dan analisis tanah yang

dilakukan pada kedalaman 0 cm - 30 cm, maka diperoleh data karakteristik lahan sebanyak 15 (lima belas) Satuan Peta Tanah (SPT) yang kemudian menjadi 15 (lima belas) daerah Kesesuaian Lahan.


(51)

Evaluasi Kesesuaian Lahan

Dari hasil pengamatan dilapangan dan dilaboratorium, maka kelas

kesesuaian lahan untuk tanaman Kopi arabika (Coffea arabica) pada tabel 6. SPT

(Satuan Peta Tanah) 1 ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 1 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 19,43 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1126 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir berlempung

(k)

N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 16,18 S1 S1

Kejenuhan Basa (%) 8.96 S3 S1

pH H20 4,48 S1 S1

C-organik (%) 4,33 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 12 S2 S1

Bahaya Erosi (ton/ha/thn) 312,52 (b) S3 S2

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual N(rc)


(52)

Pada Tabel 6. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur yang tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, retensi hara dan bahaya erosi. Maka kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah tidak sesuai / N(rc).

Tabel 7. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 2 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. Rata-rata (oC) 18,26 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1317 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Sedang S2 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir berlempung

(k)

N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 26,10 S1 S1

Kejenuhan Basa (%) 10,57 S3 S1

pH H20 5,05 S1 S1

C-organik (%) 6,23 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 6 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 1,32 (sr) S1 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1


(53)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 7. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur yang tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara. Maka diperoleh kelas

kesesuaian lahan potensialnya adalah tidak sesuai / N(rc).

Tabel 8. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 3 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. Rata-rata (oC) 18,63 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1257 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung Liat

Berpasir (ah)

S1 S1

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 14,09 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 30,73 S3 S1

pH H20 6,41 S1 S1

C-organik (%) 0,84 S2 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 10,5 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 338,91 (b) S3 S2

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,nr,eh)


(54)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada Tabel 8. adalah kurang sesuai / S3(wa,nr,eh) dengan faktor pembatas ketersediaan air, retensi hara dan bahaya erosi. Namun setelah dilakukan usaha perbaikan maka diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah kurang sesuai S3 (wa).

Tabel 9. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 4 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 18,52 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1275 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung Liat

Berpasir (ah)

S1 S1

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 9,57 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 26,33 S3 S1

pH H20 5,39 S1 S1

C-organik (%) 1,58 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 9,6 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 68,32 (s) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1


(55)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 9. adalah tidak sesuai / S3(wa,nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air dan retensi hara yang setelah diperbaiki dapat berubah menjadi S3(wa) pada kelas kesesuaian lahan potensial.

Tabel 10.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 5 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 18,61 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1260 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Agak terhambat S3 S2

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir berlempung

(k)

N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 18,79 S1 S1

Kejenuhan Basa (%) 7,34 S2 S1

pH H20 4,64 S3 S1

C-organik (%) 5,19 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 15 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 175,70 (s) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual N(rc)


(56)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi arabika pada tabel 10. adalah tidak sesuai / N(rc) dengan faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, ketersediaan oksigen dan retensi hara.

Tabel 11. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 6 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,55 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1433 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Agak terhambat S3 S2

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir (k) N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 20,40 S1 S1

Kejenuhan Basa (%) 6,32 S3 S1

pH H20 4,69 S3 S1

C-organik (%) 5,16 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 5 S1 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 3,41 (sr) S1 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1


(57)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual dan kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi arabika pada tabel 11. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, ketersediaan oksigen dan retensi hara.

Tabel 12.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 7 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,50 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1441 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Agak terhambat S3 S2

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung

Berpasir (ak)

S3 S3

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 14,62 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 9,09 S3 S1

pH H20 5,06 S3 S1

C-organik (%) 2,59 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 3 S1 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 35,10 (r) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,oa,rc,nr)


(58)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 12. adalah kelas kesesuaian lahan aktual pada tanaman kopi arabika adalah kurang sesuai / S3(wa,oa,rc,nr) dengan faktor pembatas ketersediaan air, ketersediaan oksigen, media perakaran, dan retensi hara. Setelah dilakukan usaha perbaikan maka diperoleh kelas kesesuaian potensialnya adalah kurang sesuai / S3(wa, rc).

Tabel 13.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 8 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,63 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1421 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Agak terhambat S3 S2

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung

berpasir (ak)

S3 S3

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 14,66 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 13,71 S3 S1

pH H20 5,61 S1 S1

C-organik (%) 2,99 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 36 S3 S2

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 136,74 (s) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1


(59)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 13. adalah kurang sesuai / S3(wa,oa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatas seperti ketersediaan air, ketersediaan oksigen, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Setelah dilakukan usaha perbaikan maka diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah kurang sesuai / S3 (wa,rc).

Tabel 14.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 9 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,16 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1497 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir

berlempung (k)

N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 13,62 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 9,17 S3 S1

pH H20 4,58 S3 S1

C-organik (%) 2,21 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 12 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 123,79 (s) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual N(rc)


(60)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 14. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai / N(rc).

Tabel 15. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 10 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,68 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1413 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Sedang S2 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung

Berpasir (ak)

S3 S3

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 9,44 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 27,54 S3 S1

pH H20 4,89 S1 S1

C-organik (%) 0,96 S2 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 12 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 277,75 (b) S3 S2

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1


(61)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman kopi arabika pada tabel 15. adalah kurang sesuai (wa,rc,nr,eh) Namun setelah dilakukan beberapa usaha perbaikan terhadap faktor pembatas ketersediaan air, media perakaran ketersediaan oksigen maka dapat meningkat pada kelas kesesuaian lahan potensialnya yaitu menjadi kurang sesuai / S3(wa,rc).

Tabel 16. Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 11 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 18,12 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1340 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir (k) N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 16,62 S1 S1

Kejenuhan Basa (%) 10,16 S3 S1

pH H20 6,11 S1 S1

C-organik (%) 1,93 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 3 S1 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 5,59 (sr) S1 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual N(rc)


(62)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 16 adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara sehingga kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai / N(rc).

Tabel 17.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 12 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 18,33 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1305 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir

berlempung (k)

N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 9,96 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 26,40 S3 S1

pH H20 4,93 S3 S1

C-organik (%) 1,66 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 13,5 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 83,14 (s) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1


(63)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 17. adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air dan retensi hara sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai / N(rc).

Tabel 18.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 13 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,41 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1457 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung

berpasir (ak)

S3 S3

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 24,88 S1 S1

Kejenuhan Basa (%) 10,65 S3 S1

pH H20 4,57 S3 S1

C-organik (%) 2,52 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 12 S2 S1

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 13,60 (sr) S1 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,rc,nr)


(64)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 18. adalah kurang sesuai / S3(wa,rc,nr) dengan faktor pembatas ketersediaann air, media perakaran, dan retensi hara. Namun dengan beberapa usaha perbaikan terhadap faktor pembatas sehingga kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi kurang sesuai / S3(wa,rc)

Tabel 19.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 14 untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,29 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1477 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Agak terhambat S3 S2

Media Perakaran (rc)

Tekstur Pasir

berlempung (k)

N N

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 14,36 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 12,25 S3 S1

pH H20 4,26 S3 S1

C-organik (%) 4,05 S1 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 21 S3 S2

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 150,99 (s) S2 S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual N(rc)


(65)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 19 adalah tidak sesuai / N(rc). Faktor pembatas adalah media perakaran yaitu tekstur tidak dapat diperbaiki pada kelas kesesuaian lahan potensial. Namun faktor lain yang dapat diperbaiki seperti ketersediaan air, ketersediaan oksigen, retensi hara, dan bahaya erosi sehingga kelas kesesuaian lahan potensialnya menjadi tidak sesuai N(rc). Tabel 20.Kesesuaian Lahan SPT (Satuan Peta Tanah) 15 untuk Tanaman

Kopi Arabika (Coffea arabica)

Karakteristik Data Kelas

Kesesuaian Aktual Kelas Kesesuaian Potensial Temperatur (tc)

Temp. rata-rata (oC) 17,50 S1 S1

Ketinggian tempat (mdpl) 1442 S1 S1

Ketersediaan air (wa)

Curah Hujan (mm) 2376,65 S3 S2

Kelembaban (%) 84,29 S3 S3

Lama Bulan Kering (bln) 1 S1 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1 S1

Media Perakaran (rc)

Tekstur Lempung

berpasir (ak)

S3 S3

Bahan Kasar (%) <15 S1 S1

Kedalaman tanah (cm) >100 S1 S1

Retensi Hara (nr)

KTK (me/100 gr) 10,05 S2 S1

Kejenuhan Basa (%) 21,29 S3 S1

pH H20 5,56 S3 S1

C-organik (%) 0,92 S2 S1

Bahaya Erosi (eh)

Lereng (%) 16,2 S3 S2

Bahaya erosi (ton/ha/thn) 304,52 (b) S3 S2

Bahaya banjir (fh)

Genangan F0 S1 S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) <5 S1 S1

Singkapan batuan (%) <5 S1 S1

Kesesuaian Lahan aktual S3(wa,rc,nr,eh)


(66)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kopi arabika pada tabel 20. adalah kurang sesuai / S3(wa,rc,nr,eh) dengan faktor pembatas yaitu ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Setelah dilakukan beberapa usaha perbaikan diperoleh kelas kesesuaian lahan potensialnya adalah kurang sesuai / S3 (wa,rc) dengan faktor tekstur yang tidak dapat diperbaiki.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial pada SPT 1, SPT 2, SPT 5, SPT 6, SPT 9, SPT 11, SPT 12 dan SPT 14 adalah tidak sesuai / N(rc) dengan faktor pembatas media perakaran yaitu tekstur. Dalam hal ini tidak dapat dilakukan usaha perbaikan untuk meningkatkan kelas kesesuaian lahan potensialnya. Hal ini sesuai dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan bahwa dalam evaluasi lahan faktor tekstur tanah tidak dapat diperbaiki. Hal ini didukung oleh literatur Hillel (1980) yang menyatakan bahwa tekstur tanah berkaitan dengan kisaran ukuran partikel tanah, yaitu partikel penyusun tanah tertentu. Tekstur tanah menyatakan distribusi ukuran pertikel terukur. Tekstur tanah adalah atribut tanah yang bersifat permanen dan alami, dan sifat alami ini yang tidak dapat diubah.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah kurang sesuai / S3(wa,nr,eh) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan oksigen dan setelah dilakukan


(67)

erosi maka diperoleh kesesuaian lahan potensialnya kurang sesuai / S3(wa) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air adalah pada SPT 3. Permasalahan faktor pembatas seperti ketersediaan oksigen dapat diperbaiki dengan cara perbaikan sistem drainase. Hal ini sesuai dengan literatur Rayes (2007) yang menyatakan bahwa untuk permasalahan ketersediaan oksigen dapat diatasi dengan cara perbaikan sistem drainase, dengan pembuatan saluran drainase.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah kurang sesuai / S3(wa,nr) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air dan retensi hara dan setelah dilakukan usaha perbaikan terhadap faktor pembatas maka diperoleh kesesuaian lahan potensialnya adalah kurang sesuai / S3(wa) dengan faktor pembatasnya adalah ketersediaan air dan media perakaran adalah pada SPT 4. Permasalahan seperti ketersediaan air dapat diperbaiki dengan sistem irigasi / pengairan. Hal ini didukung oleh literatur Rayes (2007) yang menyatakan bahwa faktor pembatas ketersediaan air dapat dilakukan usaha perbaikan dengan cara sistem irigasi / pengairan. Untuk permasalahan retensi hara dapat dilakukan usaha pemupukan atau pengapuran. Hal ini sesuai dengan literatur Winarso (2005) yang menyatakan bahwa nilai KB sangat penting dalam penggunaannya untuk pertimbangan pemupukan. Makin besar nilai KB suatu tanah maka unsur hara esensiil lebih tersedia. Begitu juga bila nilai KTK makin tinggi maka makin tinggi kemampuan tanah dalam menyimpan dan melepaskan kation.

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual adalah kurang sesuai / S3(wa,oa,rc,nr)


(1)

Lampiran 2. Jenis usaha perbaikan karakteristik lahan aktual (saat ini) untuk menjadi potensial menurut tingkat pengelolaannya Kualitas / Karakteristik

Lahan

Jenis Usaha Perbaikan Tingkat Pengelolaan

1. Rezim Radiasi Panjang / lama penyinaran mtahari

Tidak dapat dilakukan perbaikan - 2. Rezim Suhu

Suhu rerata tahunan Tidak dapat dilakukan perbaikan - Suhu rerata bulan terdingin Tidak dapat dilakukan perbaikan - Suhu rerata bulan terpanas Tidak dapat dilakukan perbaikan - 3. Rezim Kelembaban

udara

Kelembaban nisbi Tidak dapat dilakukan perbaikan -

4. Ketersediaan air

Bulan Kering Sistem irigasi / pengairan Sedang, tinggi

Curah Hujan Sistem irigasi / pengairan Sedang, tinggi

5. Media Perakaran

Drainase Perbaikan sistem drainase, seperti

pembuatan saluran drainase

Sedang, tinggi

Tekstur Tidak dapat dilakukan perbaikan -

Kedalaman Efektif Umumnya tidak dapat dilakukan perbaikan kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan

membongkarnya saat pengolahan tanah

Tinggi

Gambut (Kematangan) Pengaturan sistem drainase untuk mempercepat proses pematangan gambut

Tinggi

Gambut (Ketebalan) Dengan teknik pemadatan gambut serta teknik penanaman serta pemilihan varietas

6.Retensi Hara

KTK Pengapuran atau penambahan bahan

organik

Sedang, tinggi

pH Pengapuran

7.Ketersediaan hara Pengapuran

N total Pemupukan Rendah, sedang,

tinggi

P2O5 tersedia Pemupukan

K2O5 dapat ditukar Pemupukan

8. Bahaya Banjir Periode

Frekuensi

Pembuatan tanggul penahan banjir serta pembuatan saluran drainase untuk mempercepat pengaturan air

Tinggi Tinggi


(2)

Kualitas / Karakteristik Lahan

Jenis Usaha Perbaikan Tingkat Pengelolaan

9. Kegaraman

Salinitas Reklamasi Sedang, tinggi

10.Toksisitas

Kejenuhan Al Pengapuran Sedang, tinggi

Lapisan pirit Pengaturan sistem tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus di atas lapisan bahan sulfidik

Sedang, tinggi

11.Kemudahan Pengolahan Pengaturan kelembaban tanah untuk mempermudah pengolahan tanah

Sedang, tinggi 12.Terrain / potensi

mekanisasi

Tidak dapat dilakukan perbaikan - 13.Bahaya erosi Usaha pegurangan laju erosi,

pembuatan teras, penanaman sejajar kontur, penanaman tanaman penutup tanah

Sedang, tinggi

Sumber : (Rayes, 2007).

Keterangan :

• Tingkat pengelolaan rendah : pengelolaan dapat dilakukan oleh petani dengan biaya yang relatif rendah

• Tingkat pengelolaan sedang : pengelolaan dapat dilakukan pada tingkat petani menengah, memerlukan modal yang cukup besar dan teknik pertanian sedang

• Tingkat pengelolaan tinggi : pengelolaan hanya dapat dilakukan dengan modal yang relatif besar, umumnya dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan besar atau menengah


(3)

Lampiran 4. pH H2O, Basa-basa Tukar, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa, C-Organik, N-Total, dan C/N No. Lapangan pH Kation Tukar

K Ca Mg Na KTK KB C-Organik

--- cmol/kg --- --- % --- SPT 1 4.48 0.09 0.18 0.90 0.28 16.18 8.96 4.33

SPT 2 5.05 1.19 0.44 0.74 0.39 26.10 10.57 6.23 SPT 3 6.41 0.40 0.85 2.66 0.42 14.09 30.73 0.84 SPT 4 5.39 0.51 0.39 1.28 0.34 9.57 26.33 1.58 SPT 5 4.64 0.08 0.12 0.89 0.29 18.79 7.34 5.19 SPT 6 4.69 0.07 0.16 0.71 0.35 20.40 6.32 5.16 SPT 7 5.06 0.06 0.11 0.84 0.32 14.62 9.09 2.59 SPT 8 4.92 0.37 0.48 0.87 0.29 14.66 13.71 2.99 SPT 9 4.58 0.09 0.13 0.61 0.42 13.62 9.17 2.21 SPT 10 4.89 0.34 0.37 1.43 0.46 9.44 27.54 0.96 SPT 11 5.61 0.05 0.33 1.05 0.26 16.62 10.16 1.93 SPT 12 4.93 0.18 0.76 1.37 0.32 9.96 26.40 1.66 SPT 13 4.57 0.37 0.75 1.25 0.28 24.88 10.65 2.52 SPT 14 4.26 0.11 0.21 1.17 0.27 14.36 12.25 4.05 SPT 15 5.56 0.16 0.30 1.32 0.36 10.05 21.29 0.92


(4)

Lampiran 5. Tekstur Tanah

No. Lapangan Distribusi Ukuran Butir

Pasir Debu Liat Tekstur ---%---

SPT 1 82.83 14.14 3.03 Pasir berlempung SPT 2 87.19 8.19 4.62 Pasir berlempung SPT 3 57.74 17.19 25.07 Lempung liat berpasir SPT 4 62.23 16.94 20.83 Lempung liat berpasir SPT 5 85.01 10.23 4.76 Pasir berlempung SPT 6 88.64 2.58 8.78 Pasir

SPT 7 78.29 14.68 7.03 Lempung berpasir SPT 8 74.69 18.35 6.96 Lempung berpasir SPT 9 85.80 9.02 5.18 Pasir berlempung SPT 10 69.63 17.15 13.22 Lempung berpasir SPT 11 92.67 2.12 5.21 Pasir

SPT 12 84.83 8.75 6.42 Pasir berlempung SPT 13 66.78 20.44 12.78 Lempung berpasir SPT 14 82.72 12.36 4.92 Pasir berlempung SPT 15 77.48 11.26 11.26 Lempung berpasir


(5)

Lampiran 6. Permeabilitas Tanah

No Lapangan Permeabilitas Kriteria (cm/jam)

SPT 1 4.37 sedang SPT 2 9.75 agak cepat SPT 3 2.10 sedang SPT 4 3.49 sedang SPT 5 8.53 agak cepat SPT 6 3.25 sedang SPT 7 4.37 sedang SPT 8 3.58 sedang SPT 9 9.42 agak cepat SPT 10 5.44 sedang SPT 11 9.56 agak cepat SPT 12 7.42 agak cepat SPT 13 4.37 sedang SPT 14 3.61 sedang SPT 15 3.70 sedang


(6)