Latar Belakang ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI.

Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industrialisasi, pada derajad tertentu, mengimplikasikan pergeseran proses produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard technology. Ini berarti industrialisasi membutuhkan tenaga- tenaga kerja terampil skilled workers yang mampu tidak hanya mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga memeliharanya. Untuk menjalankan peran tersebut, peran dari siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan SMK menjadi penting. Sebelum membicarakan bagaimana peran tersebut dilakukan, penulis akan memaparkan pengertian dari SMK itu sendiri. Pengertian SMK menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 mengatakan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Pasal 3 UU RI No 20 2003. Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan yang mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi. Namun, dapat Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro 1999, pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Fakta di lapangan menunjukkan keadaan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan berjalan dengan programnya sendiri. Di sisi lain, dunia kerjaindustri dan asosiasi profesi sering mengeluh kualitas tenaga lulusan belum memenuhi tuntutan keahlian kompetensi yang diharapkan. Gejala “mismatch” seperti ini pada akhirnya melahirkan lulusan “underqualified” Berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak penyelenggara pendidikan SMK untuk mengatasi kesenjangan dengan membekali lulusan SMK dengan Pendidikan Kecakapan Hidup. Hal ini dimaksudkan agar para lulusan tidak saja menguasai bidang akademik tetapi juga memiliki kecakapan untuk hidup dan menghadapi serta memecahkan berbagai masalah kehidupan. Dengan cara demikian maka kesenjangan antara sekolah SMK dengan kehidupan nyata di masyarakat dapat dieliminir atau bahkan dihilangkan sama sekali Sudjimat, 2005. Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Industri kekinian menekankan adanya peningkatan penggunaan multimedia sebagai satu kebutuhan dasar dari industri itu sendiri. Berbagai produk multimedia dapat dijumpai berupa media televisi, multimedia interaktif, internet, dan berbagai unsur kreatif yang digunakan dalam menyampaikan pesan agar lebih menarik. Tantangan bagi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya diperkirakan akan semakin meningkat, untuk itu siswa SMK perlu dipersiapkan secara serius dalam berbagai program kejuruan dengan mempertajam kemampuan produktif, adaptif, serta kemampuan berwirausaha, yang sejalan dengan kebutuhan kompetensi baik yang bersifat personal maupun sosial. Adapun kompetensi personal meliputi kreativitas, ketekunan, kemampuan memiliki tanggung jawab, memiliki rasa percaya diri serta memiliki kecerdasan emosional. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan untuk bekerja secara efisien dalam kelompok. Maka dari itu, lulusan SMK diharapkan secara bertahap di masa yang akan datang dapat menguasai kualifikasi kompetensi tersebut khususnya untuk lulusan SMK bidang konsentrasi audio video. Siswa SMK melaksanakan Prakerin di bidang audio video bisa ditempatkan pada bagian-bagian tertentu di perusahaan yang dituju, semisal departemen Quality Assurance QA Media Team pada bagian Outgoing Quality Assurance OQA. Departemen ini akan fokus untuk melengkapi wawasan dan laporan praktikan karena berkaitan langsung dengan departemen di perusahaan yang dituju. Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tujuan diadakannya Prakerin di bidang audio video, salah satunya ialah pemenuhan kompetensi sesuai tuntunan kurikulum. Penguasaan kompetensi dengan pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh fasilitas pembelajaran yang tersedia, sekolah perlu merancang pembelajaran kompetensi diluar sekolah Dunia Kerja Mitra. Dan untuk keterlaksanaan pembelajaran kompetensi tersebut pihak sekolah perlu memberi arahan tentang apa yang seharusnya dibelajarkan kepada peserta didik. Misalnya dalam pengerjaan proses Vibrasi dan Droping. Sample diambil secara acak oleh Praktikan. Mereka harus mengetahui cara kerja pengoperasian alat tersebut. Bagaimana proses vibrasi tersebut, seperti langkah-langkah dalam vibrasi yakni hidupkan mesin vibrasi dengan menekan tombol power ON, langkah selanjutnya setting mesin vibrasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Setelah mesin vibrasi selesai di setting, simpan box DH3120S dengan suffix BIDNLLK di atas mesin vibrasi lalu ikat dengan kuat supaya pada saat vibrasi box tidak jatuh ke lantai, lakukanlah vibrasi selama 30 menit untuk Y, 30 menit untuk X, dan 30 menit untuk Z. Setelah selesai melakukan vibrasi jangan mematikan power mesin biarkan selama 30 menit untuk membuang sisa udara yang ada pada mesin tersebut. Proses vibrasi seperti ini diajarkan dalam ruang kelas, namun pada prakteknya pengerjaan seperti ini akan sulit dilakukan jika Siswai SMK tidak terbiasa berpraktek di dunia Industri. Ketidakmampuan ini yang membuat lulusan SMK dihadapkan pada permasalahan pekerjaan. Selama dekade terakhir, sekolah menengah kejuruan di Indonesia telah menjadi sasaran kritik yang substansial Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bagi kurangnya keterampilan yang memadai dan pengetahuan lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri, dan menjadikan pengusaha tidak puas dengan kualitas lulusan SMK. Sedangkan lulusan mengeluh tentang ketidakmampuan pelatihan sekolah dalam memberikan pendidikan keterampilan, sehingga membuat sulitnya mencari pekerjaan yang memuaskan dalam spesialisasi mereka. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri menjadi pusat perhatian pendidikan kejuruan. Untuk itu, pemerintah telah menerapkan konsep link and match dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah, kependidikan berbasis ganda sesuai dengan kebijakan link and match, mengharapkan supaya program pendidikan kejuruan itu dilaksanakan di dua tempat. Sebagian program pendidikan dilaksanakan di sekolah, yaitu teori dan praktek dasar kejuruan. Sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yaitu keterampilan produktif yang diperoleh melalui prinsip learning by doing. Joseph 2008: 64 menyebutkan, “Work-based learning is much more than the family are experiential learning, which consist of adding a layer of simulated experience to conceptual knowledge ”. Pembelajaran berbasis kerja lebih dekat kepada pengalaman belajar yang berisi tambahan contoh-contoh pengalaman menjadi pengetahuan konseptual. Joseph 2008: 64 menambahkan, “In work based learning, theory may be acquired inconcet with practice ”. Di dalam pembelajaran berbasis kerja, teori kemungkinan dapat diperoleh pada saat praktik. Salah satu inovasi pendidikan teknologi kejuruan di Indonesia adalah perubahan dari pendekatan Supply driven ke Demand driven. Wardiman 1998: 70 mengemukakan, “pengertian demand driven, mengharapkan justru Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pihak dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja yang seharusnya lebih berperan menentukan, mendorong, dan menggerakkan pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari sudut kebutu han tenaga kerja”. Karenanya banyak manfaat yang diterima dunia Industri dalam Prakerin, diantaranya menyerap teknologi baru yang dikembangkan di dunia sekolah sebagai sarana produksi penemuan ilmu baru siap pakai untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, mengetahui siswa sekolah SMK mana yang lebih terampil dan mempunyai disiplin kerja tinggi. Sehingga, dapat melakukan perekrutan tenaga kerja terbaik, menyampaikan kendala dan permasalahan pekerjaan kepada dunia sekolah untuk mendapatkan solusi dalam mempermudah proses industri, mendapatkan bantuan tenaga kerja dari siswa sekolah SMK sambil mengajarkan bagaimana pekerjaan berjalan dan adanya suasana baru di lingkungan kerja. Perbedaan yang mendasar antara sistem nilai yang berlaku di sekolah dengan yang berlaku di dunia kerja, maka sekolah hendaknya benar-benar mempersiapkan siswanya sebelum masuk dunia kerja. Persiapan tersebut meliputi pengetahuan kerja, keterampilan kerja, sikapbudaya kerja, dan harus mencari informasi tentang kebutuhan akan industri pasangannya tentang kemampuan dasar kerja yang harus dikuasai siswa sebelum diterjunkan dalam praktik di dunia kerja. Ini yang menjadi pangkal permasalahan mengapa peningkatan kompetensi siswa SMK yang sudah lulus belum menunjukkan peningkatan sesuai dengan keinginan dunia usaha dan dunia industri. Meski begitu, indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih belum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ini diketahui dari bagaimana Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu serapan alumni SMK di perusahaan-perusahaan. Pada akhirnya banyak lulusan SMK banyak yang menjadi pengangguran karena sulitnya masuk dalam klasifikasi skill yang dibutuhkan perusahaan. Hal itu tidak lepas dari pengaruh pengajaran di sekolah yang hanya mengajarkan secara teoritik dan tidak berkaitan dengan lingkungan pekerjaan. Salim 1992 menyatakan bahwa pihak industri lebih memungkinkan bermitra di bidang penyajian program kurikulum dan pelatih staf pengajar dibandingkan dengan melatih siswa SMK secara langsung. Fenomena yang terjadi antara SMK dan dunia Industri menunjukkan bahwa pelaksanaan Prakerin masih banyak yang tidak sesuai dengan prosedur, sehingga cenderung siswa tidak dibimbing, dikontrol ataupun dievaluasi. Perusahaan pun seperti kebingungan karena skill dan kemampuan siswa SMK masih di bawah rata-rata. Rendahnya kemampuan operasional untuk menjadi tenaga teknisi menyebabkan lulusan SMK sulit untuk bekerja di dunia industri. Kesiapan kerja lulusan SMK masih rendah dan kualitas lulusannya masih belum mampu untuk beradaptasi dengan sarana dan fasilitas yang terdapat di dunia kerja. Dunia industri terus berkembang dan kemajuan teknologi terbaru sementara lulusan SMK masih tertinggal. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, Analisis Kompetensi Pekerja Lulusan SMK sebagai Implementasi Program Praktek Kerja Industri. Ananta Kusuma, 2015 ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Manajemen Praktek Kerja Industri Di Sekolah Menengah Kejuruan Prakarya Internasional Bandung

1 25 50

RELEVANSI KOMPETENSI LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN KEBUTUHAN DUNIA Relevansi Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Kebutuhan Dunia Usaha Dan Insdustri.

0 3 15

RELEVANSI KOMPETENSI LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN KEBUTUHAN DUNIA Relevansi Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Kebutuhan Dunia Usaha Dan Insdustri.

0 2 12

PENDAHULUAN. Tanggapan Dunia Usaha Tentang Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Program Pemasaran Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Juwiring KLaten.

0 1 6

PENGARUH MODEL PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN BAKAT TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI MEMBUBUT SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 MEDAN.

0 1 187

KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI.

0 2 50

PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANDUNG.

3 5 45

KOMPETENSI LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN (TKPI) YANG DIBUTUHKAN INDUSTRI.

2 16 40

IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 KABUPATEN KUDUS.

0 0 11

ANALISIS KOMPETENSI PEKERJA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI - repositoryUPI S TE 0807806 Title

0 0 3