Analisis Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas Pada Puslitbang tek Mira

(1)

32

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Penentuan objek penelitian sangat penting dikarenakan untuk menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah dicapai.

Adapun pengertian objek penelitian menurut Husen Umar (2005 : 303) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal jika dianggap perlu.”

Objek penelitian yang penulis teliti adalah prosedur pencatatan pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA Bandung yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman No. 623 Bandung, Jawa Barat.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.


(2)

Pengertian metode analisis deskriptif menurut Travers dalam Husein Umar (2008:22) adalah sebagai berikut :

“Metode yang betujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu”

Adapun pengertian metode analisis deskriptif menurut I Made Wiratha (2006:68) adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merimuskan,menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala ilmiah.”

Dari kedua pengertian diatas dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai prosedur pencatatan pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam Penelitian ini, penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan prosedur pencatatan pengeluaran kas yang di lakukan oleh Puslitbang tekMIRA apakah sudah berjalan dengan baik atau belum.

Menurut Mohamad Nazir (2003:84), desain penelitian adalah

“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dimana proses perencanaan dimulai dari identifikasi masalah, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis.”


(3)

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian merupakan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Berdasarkan proses perencaan tersebut maka desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan judul yang diteliti

sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti dan yang menjadi masalah dalam penelitian.

2. Mengidentifikasi Masalah

Dimana dalam penelitian ini, penulis mengidentifikasikan masalah sesuai fenomena-fenomena yang terdapat pada Puslitbang tekMIRA.

3. Merumuskan Masalah

Tanpa ada masalah tidak akan terjadi penelitian, dalam merumusakan masalah penulis mengajukan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan. Maka dengan adanya rumusan masalah penelitian dapat dilaksanakan. 4. Menarik Kesimpulan

Proses dimana penulis menentukan jawaban-jawaban atas pertanyaan pertayaan yang menjadi rumusan masalah, dimana dalam menentukan jawaban didasari dari hasil uji hipotesis dan pernyataan yang telah teruji kebenarannya.


(4)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi Variabel menurut Nur Indriantoro (2003:69) adalah

“Penentuan construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara pengukuran construct yang lebih baik.”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (idependent variable). Menurut Jhonatan Sarwono dan Tutti martadirerja (2008: 117), pengertian variabel bebas yaitu :

“Variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatau gejala yang diobservasi.”

Dari definisi diatas, variabel bebas yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas.


(5)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indokator

Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Definisi Prosedur adalah suatu urut-urutan kegiatan klerikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Kegiatan klerikal yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku besar, dan buku jurnal. Yakni meliputi menulis, mengadakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindahkan dan membandingkan.” Mulyadi ( 2008;5)

Definisi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.”

Mulyadi (2008:543).

Prosedur yang dilaksanakan :

a. pengeluaran kas dengan cek

b. sistem dana kas kecil dengan

fluctuatingfund- balance system Mulyadi (2008: 515) Catatan akuntansi yang digunakan dengan kas kecil:

a. Jurnal pengeluaran kas

b. Register cek c. Jurnal

Mulyadi (2008: 513)

Dokumen yang

digunakan :

1. Bukti kas keluar 2. Cek

3. Permintaan Cek (Check Request) Mulyadi (2008: 510)


(6)

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Studi Lapangan (Field Research)

yaitu suatu penelitian dengan cara terjun langsung pada objek yang diteliti dalam melakukan pengumpulan data, yaitu dengan tiga cara : a. Metode pengamatan (obeservasi)

Pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung di lapangan baik secara fisik mupun kosep.

b. Metode wawancara (interview)

Pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan bebagai pihak yang berkaitan dan terlibat langsung dengan data-data yang akan dianalisis guna memperoleh data yang tepat.

c. Metode dokumenter

Dengan pengumpulan data dan sumbernya yang terkait dokumen guna mendapat data yang diinginkan.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Teori laporan tugas akhir ini berguna dalam menggunakan landasan teoritis yang berhubungan dengan judul penulisan laporan tugas akhir untuk memperoleh data secara teoritis penulis menggunakan buku-buku ekonomi akuntansi khususnya tentang pencatatan arus kas serta sumber lainnya yaitu internet yang dijadikan dasar perbandingan yang dirasa relevan dengan kerja praktek yang dilakukan.


(7)

3.2.4 Rancangan Analisis

Pengertian rancangan analisis menurut Burhan Bugin(2003 : 37) adalah : “Sebuah rancangan akan memberikan gambaran awal yang jelas dan terarah kepada penelitian tentang proses kegiatan penelitian”.

Dalam menganalisis data, model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah rancangan analisis deskriptif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dibandingkan antara teori yang dipelajari dengan data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data analisis untuk mendapatkan kesimpulan.


(8)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Prosedur

2.1.1.1 Pengertian Prosedur

Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah hendaknya memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran operasioanal perusahaan. Dengan adanya prosedur yang memadai maka pengendalian dan tujuan yang akan dicapai dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.

Menurut Ardiyos (2006:457), definisi prosedur yaitu :

“Prosedur adalah suatu klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.

Menurut Nafarin (2007:9), definisi prosedur yaitu :

“Prosedur (procedure) adalah urutan-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”


(9)

Menurut Sumadji (2006:527), definisi prosedur yaitu :

“Prosedur adalah tahapan kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas, prosedur merupakan metode yang dilakukan secara rinci dalam usaha untuk memecahkan suatu permasalahan”.

Menurut Mulyadi (2008:5) mengartikan prosedur sebagai berikut:

“Prosedur adalah suatu urut-urutan kegiatan klerikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Kegiatan klerikal yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku besar, dan buku jurnal. Yakni meliputi menulis, mengadakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindahkan dan membandingkan.”

Berdasarkan uraian mengenai definisi prosedur diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah bagian dari suatu sistem yang merupakan rangkain dari beberapa tahapan suatu tindakan secara sistematis dan jelas dimana melibatkan setiap bagiannya untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi yang dilakukan berulang-ulang telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2.1.1.2 Karakteristik Prosedur

Karakteristik prosedur yang dikemukakn oleh Mulyadi (2001:6) menyatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik prosedur, diantaranya sebagai berikut:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

Dengan adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional


(10)

organisasinya dan menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Pengawasan atas kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.Selain itu, biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat diatur seminimal mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisai dalam menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukan rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut dilakukan seragam.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan keputusan yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya untuk menjalankan prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang yang terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing.


(11)

5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi oleh pelaksana kecil kemugkinan akan terjadi. Hal ini menyebabkan ketetpatan waktu dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi dapat terlaksana dengan cepat.

2.1.1.3 Manfaat Prosedur

Selain karakteristik prosedur Mulyadi (2001:6) menjelaskan mengenai manfaat dari prosedur, diantaranya sebagai berikut:

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang.

Jika prosedur yang telah dilaksanakan tidak berhasil dalam pencapaian tujuan organisasi maka para pelaksana dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah yang harus diambil pada masa yang akan datang.Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak berhasil.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas. Dengan prosedur yang dilaksanakan secara teratur, para pelaksana tidak perlu melakukan pekerjaan secara berulang-ulang dan melakukan pelaksanaan kegiatan secara teratur dan rutin. Sehingga para pelaksana


(12)

dapat melaksanakan kegiatannya secara sederhana dan hanya mengerjakan pekerjaan yang memang sudah menjadi tugasnya.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui program kerja yang akam dilaksanakan. Selain itu, program kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.

Dengan prosedur yang telah diatur oleh perusahaan, maka para pelaksana mau tidak mau harus melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai prosedur yang berlaku. Hal ini menyababkan produktifitas kinerja para pelaksana dapat meningkat, sehingga tercapai hasil kegiatan yang efisien dan efektif.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan. Pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh parapelaksana dapat dilakukan dengan mudah bila paa pelaksana melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan prosedur yang akan terjadi pun dapat dicegah, tetapi apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.


(13)

2.1.2 Kas

2.1.2.1 Pengertian Kas

Kas menurut Zaki Baridwan (2004:83)

“Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil sewaktu-waktu.”

Kas menurut Warren, Reeve, Fess yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan (2006:362)

“Kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel (moner order atau kirimanyang melalai pos yang lazim berbentuk draft bank atau cek bank, hal ini untuk selanjutnya diistilahkan dengan wesel) dan uang yang disimpan dibank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Lazimnya kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank umum anda setorkan ke rekening bank anda, misalnya cek yang dibayarkan untuk anda biasanya dapat disetorkan ke bank dan karena itu dianggap sebagai kas.”

Berdasarkan pengertian kas tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan sesuatu yang dapat diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.

2.1.3 Pengeluaran Kas

2.1.3.1 Pengertian Pengeluaran Kas

Pengertian pengeluaran kas manurut Mulyadi (2008:543).

“Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.”


(14)

Menurut Depdiknas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Depdiknas (2003:535).

“Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses, cara, perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil sewaktu-waktu.”

Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi, maka prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Semua Pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek b. Dibuat laporan kas setiap hari

c. Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran perusahaan.

d. Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan yang sifatnya rutin.

e. Diadakan pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sistem akuntansi pengeluaran kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-bagian, formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang saling berkaitan satu sama lain yang digunakan perusahaan untuk menangani pengeluaran kas. Berikut diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem akuntansi pengeluaran kas


(15)

2.1.3.2 Dokumen yang digunakan

Sistem akuntansi pengeluaran kas pada perusahaan menggunakan dua sistem pokok yaitu ; sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui dana kas kecil dan sistem pengeluaran kas dengan cek melalui bank.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek menurut Mulyadi (2008:510) adalah:

1. Bukti kas keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasir sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

2. Cek

Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek. Ada dua pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran: membuat cek atas nama dan membuat cek atas nama yang ditunjuk.

3. Permintaan Cek (Check Request)

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas


(16)

menulis permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang) untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran tunai dengan kas kecil adalah: Mulyadi (2008:530)

a) Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.

b) Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan bukti kas keluar guna pengisian kembali dana kas kecil.

2.1.3.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan

Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah: Mulyadi (2008: 513)

a. Jurnal Pengeluaran Kas

Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas. b. Register Cek


(17)

Sedangkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat pengeluaran tunai dengan kas kecil yaitu: Mulyadi (2008: 532)

a. Jurnal pengeluaran kas

Catatan akuntansi ini dalam sistem dana kas kecil, digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil.

b. Register cek

Catatan ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.

c. Jurnal pengeluaran dana kas kecil

Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil. Jurnal ini hanya digunakan dalam sistem dana kas kecil dengan sistem saldo berfluktuasi.

2.1.3.4 Prosedur yang Dilaksanakan

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek,terdiri dari jaringan prosedur berikut: Mulyadi (2008: 515)

a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar b. Prosedur pembayaran kas

c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Sedangkan dalam sistem dana kas kecil dengan fluctuatingfund- balance system dibagi menjadi tiga prosedur: Mulyadi (2008:535)


(18)

a. Prosedur pembentukan dana kas kecil

Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.

b. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana Kas Kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

c. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil

Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening Dana Kas Kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

2.1.3.5 Fungsi–fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Bagian atau fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas menurut Mulyadi (2008:513) adalah:

1. Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas

Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang). Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan voucher payable sistem, bagian utang kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk memungkinkan bagian kasir


(19)

mengisi cek sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.

2. Fungsi Kas dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek

Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, dan memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur melalui pos atau membayar langsung kepada kreditur. Karena sistem perbankan di negara kita belum memudahkan pembayaran cek untuk kreditur diluar kota atau kreditur mempunyai bank yang berbeda dengan bank perusahaan pembayar, maka umumnya pembayaran kepada kreditur dilakukan dengan cara pemindah bukuan atau transfer ke rekening kreditur. Dewasa ini bank – bank di negara kita telah menggunakan sistem komputerisasi secara online dalam pelayanan clearing-nya, sehingga prosedur pembayaran dengan cek yang dikirim melalui pos akan mudah dilakukan.

3. Fungsi Akuntansi dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:

a. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan, fungsi ini berada di bagian kartu persediaan dan bagian kartu biaya.

b. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. Fungsi ini berada di tangan bagian jurnal.

c. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam pengeluaran cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keaslian dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar


(20)

pembuatan bukti kas keluar. Dalam metode pencatatan utang tersebut (full-fledged voucher sistem) fungsi akuntansi juga bertanggung jawab untukmenyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file) yang berfungsi sebagai buku pembantu perusahaan. 4. Fungsi Pemeriksaan Intern

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab untuk melaksanakan penghitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan intern secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

2.1.3.6 Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas dengan Cek

Sistem pengeluaran kas dengan cek dibagi menjadi empat macam berikut ini :

1. Sistem pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system.

Pada gambar 2.1, 2.2 dan 2.3 disajikan alir sistem pengeluaran kas dengan cek dalam account payable system. Dalam account payable system pencatatan transaksi pembelian dalam jurnal pembelian dilaksanakan oleh Bagian Jurnal berdasarkan faktur dari pemasok sebagai dokumen sumber. Rekening yang didebit dan dikredit dalam jurnal pembelian ini adalah

Persediaan xxx


(21)

Gambar. 2.1

Bagan Alir Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek pada Bagian Kasir dalam Account Payable Sistem.

Sumber : Mulyadi (2008:523)

Keterangan: Bagian kasir.

1. Menerima FDP dari bagian utang, kemudian menyiapkan cek dan memintakan otorisasi atas cek.

2. mengirimkan cek kepada kreditur. Faktur dari pemasok

Mengisi cek dan meminta otorisasi atas cek

DP FDP CEK

3 Ke Kreditur

FDP : Faktur Dari Pemasok DP : Dokumen Pendukung 2


(22)

3. FDP dan DP diserahkan pada bagian jurnal, untuk dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

Gambar. 2.2

Bagan alir Sub Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan Cek pada Bagian Utang Dalam Account Payable Sistem.

Sumber : Mulyadi (2008:523) DP Faktur

Dari pemasok

T

Disimpan menurut tanggal jatuh tempo faktur bersama dokumen pendukung

Pada saat faktur jatuh tempo

2

Kartu utang Faktur

dari pemasok

FDP : Faktur Dari Pemasok DP : Dokumen Pendukung

N

SELESAI


(23)

Keterangan: Bagian Utang

1. Menerima FDP dari bagian jurnal kemudian dicatat dalam kartu utang. 2. FDP disimpan dalam arsip sementara sesuai tanggal jatuh tempo. Setelah

faktur jatuh tempo FDP diserahkan kepada bagian kasir.

3. Bagian utang menerima FDP dan DP dari bagian jurnal, kemudian dicatat dalam kartu utang (mengurangi utang), FDP dan DP disimpan dalam arsip permanen sesuai nomor urut.

Gambar. 2.3

Bagan alir sub sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek bagian jurnal dalam account payable sistem.

Sumber : Mulyadi (2008:523) 3

MULAI

Dari bagian pembelian

FDP DP

Faktur dari

Jurnal Penerimaan

Jurnal pembelian

1

4 DP : Dokumen Pendukung


(24)

Keterangan: Bagian Jurnal.

1. Menerima FDP dari bagian pembelian, kemudian dicatat dalam jurnal pembelian.

2. FDP diserahkan pada bagian utang.

3. Menerima FDP dan DP dari bagian kasir kemudian dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

4. FDP dan DP dikirimkan pada bagian utang.

2. System pengeluaran kas dengan cek dalam voucher account payable system.

a. On-time voucher payable system dengan cash basis

Pada gambar 2.4 disajikan bagan alir sistem pengeluaran kas dengan cek dalam On-time voucher payable system-cash basis. Dalam On-time voucher payable system-cash basis pencatatan transaksi pembelian didasarkan atas bukti kas keluar yang dibuat pada saat faktur dari pemasok jatuh tempo. Bukti kas keluar dicatat dalam register bukti kas keluar oleh Bagian Utang dengan jurnal sebagai berikut:

Persediaan xxx


(25)

Bagian Utang Bagian Kas

Gambar 2.4

Prosedur Pencatatan Utang dengan On-time voucher payable system-cash basis dan pengeluaran kas dengan cek

Sumber : Mulyadi (2008:525) Mulai Dari bagian pembelian Faktur dari pemasok T Disimpan menurut tgl jatuh tempo faktur bersama dokumen pendukung

Pada saat jatuh tempo Membuat bukti kas keluar DP 3 2

Bukti kas 1

keluar Register bukti kas keluar 1 DP 1 BKK 2

Mengisi cek dan meminta otorisasi atas cek DP 2 BKK 1

Cek

3


(26)

b. On-time voucher payable system dengan accrual basis

Pada gambar 2.5 disajikan bagan alir sistem pengeluaran kas dengan cek dalam On-time voucher payable system- accrual basis. Dalam voucher payable system- accrual basis pencatatan transaksi pembelian didasarkan bukti kas keluar yang dibuat pada saat faktur dari pemasok oleh Bagian Utang dari Bagian Pembelian. Bukti kas keluar dicatatat dalam register bukti kas keluar oleh bagian jurnal sebagai berikut:

Persediaan xxx


(27)

Bagian Utang Bagian Jurnal

Gambar 2.5

Prosedur Pencatatan Utang dengan On-time voucher payable system- accrual basis dan pengeluaran kas dengan cek

Sumber : Mulyadi (2008:526) Mulai Dari bagian pembelian Faktur dari pemasok Membentuk bukti kas keluar 3 2 BKK 1

Register bukti kas

2

T

Disimpan menurut tgl jatuh tempo BKK

Pada saat faktur jatuh

tempo

DP 2 BKK 1

3 DP BKK Register Cek N Selesai


(28)

2.2 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya selalu mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dalam melakukan seluruh aktivitasnya harus selalu sesuai dengan rencana atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu perusahaan harus selalu dimotivasi untuk melaksanakan kegiatannya secara bertanggung jawab dan terarah.

Dalam melaksanakan semua kegiatannya itu, perusahaan tentunya sering dihadapkan pada masalah-masalah yang sering terjadi, baik itu mengenai tata kelola perusahaan, sumber daya manusia, pengelolaan persediaan, pencatatan kas dan lain sebagainya. Pencatatan kas merupakan masalah yang serius dan kritis, hal ini terutama menyangkut kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan.

Kesalahan pencatatan pengeluaran kas yang paling umum terjadi diantaranya antara satker dan KPPN, yang mengakibatkan keterlambatan dalam pembayaran. Maka, dari unsur-unsur permasalahan diatas diperlukan tindak lanjut yang lebih menjamin ke arah kinerja yang diharapkan lebih teliti untuk mengerjakannya, agar tidak ada masalah-masalah yang diinginkan.

Prosedur pencatatan diperlukan sebagai alat untuk mengontrol atau mengecek sampai sejauh mana aktivitas kas yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan untuk menghindari kecurangan, kelalaian atau penyelewengan yang akan terjadi.


(29)

Permendagri No.13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 232 mengatakan bahwa:

“Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD/ APBN yang dapat dilakukan secara manual ataupun dengan aplikasi komputer.”

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan yaitu dengan adanya prosedur pacatatan dalam suatu perusahaan, maka diharapkan bahwa informasi yang disajikan akurat dan meyakinkan.

Mulyadi (2001:543) mengungkapkan apa yang dimaksud dengan pengeluaran kas:

“Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.”

Prosedur pencatatan pengeluaran kas harus dikerjakan secara teliti. Prosedur pencatatan untuk mengecek pengeluaran kas untuk mencegah adanya kecurangan saat terjadinya pencatatan oleh karyawan. Sebagai contoh, pencatatan pengeluaran kas harus dicatat sebenar mungkin dan ada pengecekan setiap bulan sebelum di serahkan kepada KPPN atau pun DJA. Untuk tidak ada kesalah dalam pencatatan yang tidak disengaja maupun yang disengaja.


(30)

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran

Puslitbang tekMIRA

Pengeluaran Kas a. Pembayaran Utang b. Biaya Operasional c. Pengeluaran

lain-lain.

Kesalahan pencatatan

ANALISIS PROSEDUR PENCATATAN

PENGELUARAN KAS PADA PUSLITBANG tekMIRA Bagian Tata Usaha

Prosedur

Pencatatan

Catatan yang digunakan: 1. Jurnal pengeluaran

kas

2. Register cek

Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga


(31)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Harga barang-barang yang tinggi pada saat ini menyebabkan perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Hal ini menyebabkan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhannya makin terhambat dikarenakan daya beli semakin berkurang. Berkurangnya daya beli mengakibatkan perekonomian Indonesia pun semakin terhambat. Masalah ekonomi ini banyak dialami oleh Negara-negara berkembang tidak terkecuali Indonesia. Untuk menanggulangi masalah ini kerjasama masyarakat dan pemerintah sangatlah diperlukan yakni dengan berusaha membantu kelancaran sistem ekonomi Indonesia.

Sistem ekonomi merupakan usaha untuk memecahkan permasalahan perekonomian. Sistem ekonomi yang ada di Indonesia merupakan sistem ekonomi nasional yang berdasarkan kekurangan dan betujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pelaku ekonomi di Indonesia dapat dikelompokan menjadi tiga pilar yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swata (BUMS), dan koperasi. Konsep dasar yang melandasi kegiatannya adalah konsep pencapaian keuntungan yang wajar dengan tetap diupayakan kesejahteraan Indonesia.


(32)

Dalam perusahaan, kas merupakan komponen yang sangat penting dalam kemajuan dan berjalannya kegiatan usaha perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus mempunyai persediaan kas yang cukup.

Mempunyai kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat membahayakan. Sebab ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi mempunyai terlalu banyak kas juga tidak sehat. Uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa. Kas dilihat dari sifatnya merupakan aktiva yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya operasional perusahaan. Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi penyimpanan, pelaksanaan, dan pencatatan. Selain itu juga dilaksanakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi penerimaan serta pengeluaran kas dan pencatatan.

Transaksi pengeluaran kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan Asset berupa kas yang dimiliki perusahaan berkurang. Transaksi pengeluaran kas dicatat melalui formulir electronik pengeluaran kas berdasarkan bukti-bukti transaksi yang mendukung seperti bukti penerimaan barang, Order pembelian dll dan dibukukan oleh komputer melalui jurnal pengeluaran Kas. Pengurangan kas yang disebabkan oleh beban usaha seperti bunga, selisih kurs lainnya dicatat pada memorial. Setiap penerimaan kas diprint-out sebagai voucher pengeluaranan kas. dan bersama dokumen bukti pendukung segera didistribusikan ke bagian buku besar paling lambat 1 x 24 jam.


(33)

Dalam pengeluaran kas diperlukan adanya prosedur yang baik yang nantinya akan sesuai dengan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik prosedur pengeluaran kas akan semakin dapat dipercaya besarnya kas pada laporan keuangan tersebut. Lebih dari itu kas juga menggambarkan tingkat likuiditas artinya semakin besar kas, maka semakin likuid.

Salah satu upaya untuk mengamankannya adalah dengan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan aktiva tersebut yang salah satunya adalah pengawasan terhadap kas, baik penerimaan maupun pengeluaran kas. Hal ini dikarenakan kas memegang peranan penting dalam mengembangkan perusahaan yang sekaligus merupakan asset yang mudah digunakan dan disalahgunakan, sehingga perlu diadakannya pengawasan terhadap kas dengan baik dan benar menurut ketentuan yang berlaku. Akan tetapi penyalahgunaan biasanya jarang terjadi melalui transaksi penerimaan kas melainkan melalui pengeluaran kas.

Dalam upaya memantau serta mengetahui tentang permasalahan keuangan di perusahaan tersebut, perusahaan memerlukan informasi yang akurat yaitu informasi keuangan perusahaan. Salah satu informasi keuangan yang terdapat di Puslitbang tekMIRA Bandung adalah Pengeluaran Kas. Hal ini dilakukan karena kas merupakan aktiva yang sering menjadi sasaran penyelewengan dan kecurangan. Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar selektif dalam memilih atau menempatkan pegawai, khususnya bagian keuangan.

Setiap bulan atau setiap tahun Puslitbang tekMIRA melakukan pencatatan pengeluaran kas yang dilakukan oleh satker (Satuan Kerja) dan di laporkan


(34)

kepada KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara), lalu oleh KPPN dicek kembali, akan tetapi tidak semua pencatatan akun yang satker (Satuan Kerja) laporkan cocok dengan KPPN, seperti satker mengajukan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) ke KPPN lalu oleh KPPN diperiksa kembali, jika terjadinya ketidak sesuaian akun seperti: di SPP tertulis akun belanja modal peralatan dan mesin, tetapi oleh KPPN seharusnya dicatat dengan aku belanja penambahan nilai modal peralatan dan mesin. Oleh karena itu satker harus merefisi akun tersebut, dan dampak dari kesalahan pencatatan akun tersebut satker harus merefisi ulang kembali SPP dan pembayaran kepada produsen akan terlambat (wawancara: Asep Barliana, Bendahara Pengeluaran).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI : 2009) no. 2 tentang arus kas, menyebutkan “Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Para pemakai laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban dan untuk membagikan dividen kepada para investor. Pernyataan ini mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.”

Di dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, digunakannya cek atas nama akan diterima oleh pihak yang namanya tertulis dalam formulir cek. Dengan


(35)

demikian pengeluaran dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pembayar (Mulyadi, 2001:508).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis menyadari bahwa pengeluaran kas dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat vital dalam kelangsungan operasional perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul :

“ANALISIS PROSEDUR PENCATATAN PENGELUARAN KAS PADA PUSLITBANG tekMIRA”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Mengingat kompleksnya masalah keuangan, khususnya masalah penerimaan dan pengeluaran kas juga mengenai masalh perlakuan akuntansi yang ada dalam organisasi koperasi. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut dan bedasarkan masalah yang melatar belakanginya maka masalah yang diidentivikasikannya yaitu :

1. Terjadinya permasalahan ketidak cocokan akun antara satker (Satuan Kerja) dengan KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). 2. Terjadinya keterlambatan pembayaran kepada pihak ketiga.


(36)

1.2.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan dikemukakan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA. Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengeluaran kas yang dilakukan di Puslitbang tekMIRA.

2. Bagaimana pencatatan pengeluaran kas yang digunakan di Puslitbang tekMIRA.

3. Bagaimana prosedur penerbitan dokumen-dokumen yang dilakukan di Puslitbang tekMIRA.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai prosedur pencatatan pengeluaran kas pada Puslitbang

tekMIRA.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan melakukan penelitian pada Puslitbang tekMIRA adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan pengeluaran kas.


(37)

2. Untuk mengetahui catatan-catatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengeluaran kas.

3. Untuk mengetahui prosedur penerbitan dokumen-dokumen yang dilakukan dalam pelaksanaan pengeluaran kas.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran yang berguna dalam peningkatan kualitas secara keseluruhan dalam prosedur pencatatan pengeluaran kas.

2. Bagi Penulis

Memberikan wawasan dan tambahan pengetahuan mengenai prosedur pencatatan pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA.

Sebagai bahan latihan dan perbandingan secara langsung pengetahuan yang memperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi di lapangan kerja khususnya dalam prosedur pencatatan pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA.

3. Bagi Pihak Lain

Laporan ini dapat memberikan informasi tentang prosedur pencatatan pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA.


(38)

1.5 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi yang dijadikan lokasi penelitian oleh penulis bertempat di PUSLITBANG tekMIRA, yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman No. 623 Bandung, Jawa Barat .

Waktu penelitian selama satu bulan yang terhitung mulai dari tanggal 2 Februari 2011 sampai 28 Februari 2011.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengumpulan

data

Penyusunan proposal

Pengumpulan proposal

Pembuatan TA Bimbingan TA


(39)

Pusat peneliat dan pengembangan teknologi mineral dan batubara, disingkat Puslitbang tekMIRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang pekerjaan utamanya adalah meneliti dan mengembangkan teknologi mineral dan batubara. Dalam prakteknya pengeluaran kas merupakan transaksi yang paling terjadi dalam perusahaan dan yang paling sering terjadi penyimpangan yang dapat merugikan, baik dari pihak intern perusahaan maupun ekstern perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi/gambaran perusahaan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai sifat-sifat dan fenomena yang diselidiki. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dibandingkan antara teori yang dipelajari dengan data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dilakukan pengolahan data analisis untuk mendapatkan kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh antara lain adalah unsur-unsur prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi : prosedur yang terkait dalam pengeluaran kas, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan. Prosedur pengeluaran kas pada Puslitbang tekMIRA telah dilaksanakan melalui proses komputetrisasi, melibatkan fungsi atau bagian keuangan dan akuntansi dalam setiap transaksi pembayaran. Catatan yang digunakan ada empat yaitu : BKU, Buku Pembantu Bank, Buku Pembantu Kas Tunai, Buku Pembantu Pajak. Dokumen yang digunakan ada tiga yaitu: SPP, SPM dan SP2D.


(40)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan pada Puslitbang tekMIRA, penulis memperoleh data dan informasi mengenai gambaran umum perusahaan khususnya pada bagian prosedur pencatatan pengeluaran kas.

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Pusat penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan batubara, disingkat Puslitbang tekMIRA, lahir dari penggabungan Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dan Akademik Geologi dan Pertambangan pada 11 November. Sebelum dikenal dengan sebutan Puslitbang tekMIRA, institusi ini bernama pusat penelitian teknologi mineral (P3TM) sebagai perubahan dari nama Pusat Penelitian Teknologi Mineral (PPTM) yang waktu itu berada dibawah Direktorat Jendral Pertambangan Umum (DJPU), Departemen Pertambangan dan Energi (DPE). Banyak karya nyata yang telah dihasilkan untuk kepentingan usaha subsektif mineral dan batubara, serta tidak sedikit kontribusi yang diberikan untuk mendukung kebijakan DJPU maupun DPE.

Pada tahun 2000 terjadi perubahan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, menyusul era reformasi yang diikuti oleh demokratiasi diberbagai bidang, dan pemberlakuan undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang


(41)

pemerintahan daerah. Melalui keputusan presiden nomor 44 tahun 1999 dan keputusan presiden nomor 165 tahun 2000, Departemen Energy dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Atas dasar Keppres tersebut, selanjutnya dikeluarkan keputusan mentri energy dan sumber daya mineral nomor 250 tahun 2000 dan nomor 1915 tahun 2000, yang keduanya mengatur lingkungan DESDM. Restrukturisasi yang terus berlanjut, antara lain menghasilkan reaktualisasi visi dan misinya DESDM , pembentukan badan litbang ESDM berikut visi dan misinya, serta pergantian nama P3TM menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) yang kini berada dibawah Badan Litbang ESDM. Kilas balik sejarah diatas membawa pengaruh besar terhadap institusi ini dalam kiprahnya sebagai pusat unggulan penelitian dan pengembangan (Litbang) di bidang mineral dan batubara. Perubahan lingkungan strategis yang begitu cepat, otomatis mengharuskan Puslitbang tekMIRA melakukan reaktualisasi visi dan misinya.

Reaktulisasi visi dan misinya ini tidak saja dimaksudkan untuk menjawab perubahan lingkungan yang strategis ruang lingkup nasional (politik, ekonomi, sosial dan budaya), tetapi juga regional dan international (era globalisasi).


(42)

4.1.2 Struktur Organisasi

Dibawah ini akan diuraikan mengenai stuktur organisasi Puslitbang tekMIRA beserta bagian-bagiannya :

a. Bagian tata usaha terdiri dari :

1. Sub Bagian Penyusunan Program dan Laporan 2. Sub Bagian Kepegawaian

3. Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga

b. Bidang Sarana Penelitian danPengembangan terdiri dari : 1. Sub Bidang Pengembangan Sarana

2. Sub Bidang Pengoperasian Sarana c. Bidang Program terdiri dari :

1. Sub Bidang Penyiapan Rencana 2. Sub Bidang Analisasi Jasa Teknologi d. Bidang Afiliasi terdiri dari:

1. Sub Bidang Afilisi Teknologi 2. Sub Bidang Informasi dan Publikasi

e. Bidang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Penambangan terdiri dari:

1. Seksi Pengujian Tambang Terbuka 2. Seksi Tambang Dalam

3. Seksi Pengujian Geomatika Tambang

4. Seksi Pengujian Reklamasi, Keselamatan, dan Keshatan Kerja Tambang


(43)

f. Bidang Teknologi Pemanfaatan Batubara : 1. Seksi Pengujian Kimia dan Fisika Batubara 2. Seksi Pengujian Teknologi Pengelolaan Batubara 3. Seksi Pengujian Teknologi Konversi Batubara 4. Seksi Pengujian Teknologi Pembakaran Batubara

g. Bidang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengolahan Mineral : 1. Seksi Pengujian Teknologi Pengolahan Mineral dan Logam 2. Seksi Pengujian Teknologi Mineral dan Logam

3. Seksi Pengujian Teknologi Bahan

h. Bidang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ekonomi dan Informasi Mineral :

1. Seksi Saran Pengujian Data Pertambangan

2. Seksi Pengujoan Pertambangan Ekonomi Mineral 3. Seksi Pengujian Kelayakan dan Pemasaran Mineral

4.1.3 Deskripsi Tugas

Berikut ini deskripsi tugas (job descriptions) di Puslitbang tekMIRA : 1. Sub Bagian Perbendaharaan

Mempunyai tugas :

Melakukan pengumpulan data Penelaahan

Melakukan pelaksanaan


(44)

Perhitungan pelaksanaan anggaran Revisi anggaran badan

2. Sub Bagian Kekayaan Negara Mempunyai tugas :

Melakukan pengumpulan bahan Penelaahan

Pelaksanaan

Evalasi atas inventarisasi barang milik Negara Penyelesaian kerugian Negara

Tindak lanjut hasil pemeriksaan bahan 3. Sub Bagian Akuntansi

Mempunyai tugas :

Melakukan pengumpulan bahan Penelaahan

Pelaksanaan

Evalasi atas implementasi sistem akuntansi eselom I Neraca

Laporan petanggung jawaban keuangan badan 4. Bagian Umum

Mempunyai tugas :

Melaksanakan ketatausahaan Melaksanakan kearsipan


(45)

Informasi hukum dan kehumasan 5. Sub Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas :

Melakukan urusan ketatausahan Kesekretariatan

Persuratan dinas dan kearsipan

Serta keprotokolan dan upacara badan 6. Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

Mempunyai tugas :

Melakukan urusan perlengkapan Rencana kebutuhan dan pengadaan

Distribusi penggunaan dan pemeliharaan barang inventaris Pengelolaan jaringan telepon

Kebersihan dan keamanan badan 7. Sub Bagian Hukum

Mempunyai tugas :

Melakukan pengumpulan bahan Penelaahan, penyiapan, pelaksanaan

Evaluasi atas rancangan ketentuan penyelenggaraan ke balitbang Bantuan hukum

Dokumentasi hokum


(46)

8. Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas :

Melaksanakan urusan kepegawaian Melaksanakan urusan rumah tangga Ketata usahaan pusat

9. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Mempunyai tugas :

Melakukan urusan administrasi kepegawaian Persuratan dinas dan kearsipan

Organisasi dan ketatalaksanaan pusat 10.Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga

Mempunyai tugas :

Melaksanakan urusan administrasi anggaran Perbendaharaan dan akuntansi

Pengadaan, pemeliharaan saran kerja Keamanan dan kebersiahan pusat

4.2.4 Aktivitas Perusahaan

Kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan Puslitbang tekMIRA

Puslitbang tekMIRA adalah pelaksana tugas Balitbang ESDM dalam bidang penerapan teknologi penambangan mineral dan batubara,


(47)

penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara, dan kajian kebijakan pertambangan mineral dan batubara yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Balitbang ESDM.

2. Tugas Pokok Puslitbang tekMIRA

Puslitbang tekMIRA bertugas untuk menyelengarakan penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan batubara. Penjabaran tugas tersebut antara lain melaksanakan penerapan teknologi pengembangan mineral dan batubara, penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan dan pemanfaatan mineral, teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara, kajian kebijakan pertambangan mineral dan batubara, teknologi pengolahan mineral, teknologi pemanfaatan batubara, rancang bangun dan rekayasa pertambangan dan teknologi ekonomi dan informasi.

3. Fungsi Puslitbang tekMira

Puslitbang tekMIRA mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Perumusan Pedoman dan Prosedur Kerja

b. Perumusan rencana dan program penelitian dan pengembangan teknologi bebasis kinerja

c. Penelitian dan pengembangan teknologi tambang terbuka, tambang dalam Geomekanika Tambang, Keselamatan kerja, dan Reklamasi Tambang, serta melakukan pelayanan jasa teknologi pertambangan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi, serta

pengolahan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan teknologi


(48)

e. Pengolahan sistem informasi dan layanan informasi, serta sosialisasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat

g. Pengelolaan ketatausahaan, penyusunan rencana dan program, penyusunan laporan kepegawaian, keuangan, tata laksana surat dan kearsipan, perlengkapan serta kerumahtanggaan

h. Pengujian kimia dan fisika mineral, penelitian dan pengembangan pengolahan mineral industry, mineral logam teknologi bahan, serta melakukan pelayanan teknologi pengolahan atau ekstrasi mineral i. Evaluasi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi

bidang mineral dan batubara

4.2 Hasil Pembahasan

4.2.1 Prosedur Pengeluaran Kas yang Dilakukan di Puslitbang tekMIRA. Prosedur pencatatan adalah bagian dari suatu sistem yang merupakan rangkain dari beberapa tahapan suatu tindakan secara sistematis dan jelas dimana melibatkan setiap bagiannya untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi yang dilakukan berulang-ulang telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu Puslitbang tekMIRA melakukan prosedur yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran.

Prosedur pengeluaran kas dengan cek yang dilakukan Puslitbang tekMIRA adalah prosedur pencatatan pengeluaran kas, dilakukan oleh:


(49)

1. Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran adalah orang yang di tunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan pertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja Negara atau daerah dalam rangka pelaksanaan APBN / APBD pada kantor atau satuan kerja kementrian Negara/ lembaga/ pemerintah daerah.

Bendahara pengeluaran diangkat oleh mentri atau pimpinan lembaga untuk melaksanakan tugas pembendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor atau satuan kerja di lingkungan kementrian Negara atau satuan kerja perangkat daerah. Beberapa hal terkait dengan jabatan bendahara pengeluaran antara lain:

1. Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional

2. Jabatan bendahara pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh kuasa pengguna anggaran atau kuasa bandahara umun Negara.

3. Bendahara pengeluaran dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan atau pekerjaan atau penjualan tersebut.

4. Pembayaran atas beban APBN / APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan jas diterima.

5. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementrian Negara/ lembaga/ kerja perangkat daerah kepada pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persedian yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.


(50)

6. Bendahara pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang persedian yang dikelolanya setelah :

a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran.

b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran.

c. Menguji ketersedian dana yang bersangkutan.

7. Bendahara pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran apabila persyaratan tidak dipenuhi.

Bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan. Dibawah ini gambar prosedur pengeluaran kas perjalanan dinas.


(51)

User Pejabat Pembuat Komitmen (P2K)

Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga

Bendahara

Gambar 4.1

Prosedur Pengeluaran Kas Perjalanan Dinas Puslitbang tekMIRA

Mulai 1. Pembuatan SPK Surat Perintah Kerja Setuju? Tidak Rincian Perjalanan dinas Perincian Perjalanan Dinas yang telah di ttd

Rekap Perjalanan Dinas 5. Membuat Recap Perjalanan Dinas Rincian Perjalanan Dinas 8. Menerima pembayaran dan membuat pertanggung jawaban Selesai Ya 6. Membukukan pada : BKU BP Kas BP Bank Tanda Tangan 4. Tanda Tangan Perincian Perjalanan Dinas 3. Membuat Perincian Perjalananan Dinas 7. Mengambil uang dan bank dan membayar kepada User


(52)

Keterangan:

1. User mengajukan SPK atas perjalanan dinas yang akan dilakukan paling lambat dua minggu sebelum hari keberangkatan, kemudian diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) untuk disetujui.

2. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) mempertimbangkan atas SPK yang telah dibuat oleh user, jika disetujui maka akan diteruskan ke Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga (bagian SPPD) untuk dibuatkan rincian perjalanan dinas. 3. Sub Bagian Keuangan (bagian SPPD) akan membuat rincian perjalanan dinas.

Rincian tersebut akan di kembalikan kembali ke User untuk di tandatangani. 4. Setelah User menandatangani rincian perjalanan dinas tersebut maka maka

rincian tersebut akan dikembalikan ke Sub Bagian Keuangan (bagian SPPD). 5. Sub Bagian Keuangan (bagian SPPD) akan membuat rekap perjalanan dinas,

kemudian akan diteruskan ke bagian SPP.

6. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) akan menerima rekap dan rincian perjalanan dinas kemudian dibuatkan SPP dan diserahkan kepada Pejabat Penguji Tagihan dan Penerbit SPM.

7. Sebelumnya bendahara pengeluaran akan membukukan pada BKU, BP Kas, BP Bank, BP Pajak.

8. Setelah 2 hari SP2D akan cair dan bendahara dapat mengambil uang di rekening bendahara pengeluaran kemudian membayar kepada User.

9. User akan menerima pembayaran dari bendahara.

Prosedur pencatatan pengeluaran kas di Puslitbang tekMIRA dinilai sudah baik, karena dengan semua ketentuan yang sudah di jelaskan diatas bendahara


(53)

pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan akan tetapi karena prosedur yang sedikit panjang jadi membuat pembukuan sedikit lama dilakukan.

4.2.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan Puslitbang tekMIRA

Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas setiap transaksi-transaksi yang terjadi diperusahaan. Catatan akuntansi yang dilakukan Puslitbang tekMIRA :

1. BKU (Buku Kas Umum)

BKU mempunyai fungsi untuk mencatat semua penerimaan dan pengeluaran baik yang berbentuk tunai maupun giral, serta untuk penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya perbaikan atau pembetulan kesalahan pembukuan dan yang digunakan dalam pengurusan keuangan oleh bendahara pengeluaran yang bersumber dari dana APBN.

2. BPB (Buku Pembantu Bank)

Buku pembantu bank mencatat semua transaksi mengenai perubahan uang pada rekening bank bendahara pengeluaran setiap transaksi bank adalah penerbitan SP2D-UP, SP2D TU, SP2D-GU isi, penarikan cek, pembayaran dengan cek. Pembukuan pada BPB (Badab Pembantu Bank) dilakukan terhadap penerimaan dan pengeluaran yang berkenaan dengan transaksi melalui bank, sehingga yang dicatat harus dengan nilai bersih atau sesuai dengan nilai diterima maupun dikeluarkan dengan rekening bank.


(54)

3. BPKT (Buku Pembantu Kas Tunai)

BPKT mencatat semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran kas secara tunai yang terjadi setiap hari, jumlah yang dicatat harus sesuai dengan tandabukti pengeluaran atau penerimaan pada BKU.

4. BPP (Buku Pembantu Pajak)

BPP pada sisi penerimaan mencatat tentang jumlah hasil pungutan pajak oleh bendahara pengeluaran dan pada posisi pengeluaran mencatat jumlah pajak yang telah disetor ke kas Negara.

Catatan-catatan pengeluaran kas yang dipakai oleh Puslitbang teMIRA sudah cukup baik dan sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini didasarkan pada masing-masing fungsi sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara konsisten demi tercapainya tujuan perusahaan. Pada dasaranya teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat Mulyadi (2008:513)

4.2.3 Dokumen yangDigunakan Puslitbang tekMIRA

Dokumen adalah proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. Puslitbang tekMIRA memiliki dokumen-dokumen untuk mencatat transaksi yang terjadi. Dokumen yang digunakan di Puslitbang tekMIRA :


(55)

1. SPP (Surat Permintaan Pembayaran)

Suatu dokumen yang dibuat atau diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Angaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan diteruskan kepada pejabat penguji dan penerbit SPM.

2. SPM (Surat Perintah Membayar)

Dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Angaran atau Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Suatu dokumen yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan untuk membayar seluruh pengeluaran-pengeluaran yang tercantum dalam SPM.

Dibawah ini dapat dilihat tahapan-tahapan menerbitkan dokumen-dokumen di Puslitbang tekMIRA:


(56)

Bendahara Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) Pejabat Penguji Tagihan dan Penerbit SPM Kantor Pelayanaan Perbendaharaan Negara (KPPN) Gambar 5.2

Proses Penerbitan Dokumen-Dokumen Puslitbang tekMIRA Mulai

1. Menyiapkan bahan-bahan

untuk pembuatan SPP (UP,TUP,

LS) 2.

Menerima, memeriksa, membuat dan menandatangani SPP Data benar? 3. Menerima SPP dan menerbitkan SPM 4. Menerima SPM dan mengirimkan ke KPPN 5. Menerima SPM dan menerbitkan SP2D Selesai

Tidak Ya SPP (Surat Perintah Pembayaran) SPM (Surat Perintah Membayar) SP2D (Surat Perintah PencairanDana


(57)

Keterangan:

1. Bendahara mengumpulkan data atau bahan-bahan untuk pembuatan dasar dokumen SPP

2. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) menerima data atau bahan-bahan dari bendahara sebagai dasar pembuatan SPP, memeriksa keabsahan dan kebenaran data tersebut.

3. Kemudian SPP dikirim kepada Pejabat Penguji Tagihan dan Penerbit SPM, pejabat SPM menguji tagihan atau SPP yang dikirim oleh P2K, memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP, setelah dilakukan pengujian terhadap SPP, pejabat SPM menerbitkan SPM.

4. Bendahara menerima SPM yang telah diterbitkan sebanyak rangkap tiga dari penerbit SPM, selanjutnya bendahara mengirim SPM tersebut ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sebanyak dua rangkap dan satu rangkap disimpan untuk arsip di bendahara.

5. KPPN menerima SPM dari bendahara, memeriksa kelengkapan dokumen SPM tersebut setelah sesuai dengan DIPA, selanjutnya KPPN menerbitkan SP2D.

Dari uraian diatas bahwa dokumen-dokumen yang digunakan Puslitbang tekMIRA sudah cukup baik karena yang diarsipkan merupakan bukti yang sah didalam pengeluaran yang telah disetujui oleh KPPN, tetapi dalam mengisi dokumen harus lebih diperhatikan agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan. Pada dasaranya teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan


(58)

teori, namun ada beberapa hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat Mulyadi (2008:510)


(59)

58 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek dan analis yang di kemukakan pada bab sebelumnya, maka dari laporan tugas akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah :

1. Prosedur pengeluara kas hanya mengatur aliran dokumen input dari fungsi lain kepada Fungsi Akuntansi terhadap informasi penambahan. Prosedur yang digunakan di Puslitbang tekMIRA Prosedur pengeluaran kas dengan cek dan yang dilakukan prosedur pencatatan pengeluaran kas. Prosedur ini dinilai sudah baik, karena dengan semua ketentuan yang sudah dijelaskan diatas bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan.

2. Catatan yang di gunakan di Puslitbang tekMIRA BKU

Buku Pembantu Bank

BPKT (Buku Pembantu Kas Tunai) BPP (Buku Pembantu Pajak)

Catatan-catatan pengeluaran kas yang dipakai oleh Puslitbang tekMIRA sudah cukup baik dan sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini didasarkan pada masing-masing fungsi sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara konsisten demi tercapainya tujuan perusahaan.


(60)

3. Dokumen yang Digunakan Puslitbang tekMIRA SPP (Surat Perintah Pembayaran)

SPM (Surat Perintah Membayar) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

Dokumen-dokumen yang digunakan Puslitbang tekMIRA sudah cukup baik karena yang diarsipkan merupakan bukti yang sah didalam pengeluaran yang telah disetujui oleh KPPN.

5.2 Saran

Dalam rangka menyusun laporan tugas akhir ini, penulis memberikan saran yang mudah-mudahan berguna bagi pihak yang berkepentingan, dalam hal ini Puslitbang tekMIRA yaitu sebagai berikut :

1. Untuk tidak adanya lagi keterlambatan pembukuan disarankan bendahara pengeluaran lebih teliti dalam mengerjakan pengeluaran kas supaya tidak ada lagi pemeriksaan ulang karena terjadinya kesalahan.

2. Kesalahan pencatatan pengeluaran kas yang paling umum terjadi diantaranya antara satker dan KPPN, yang mengakibatkan keterlambatan dalam pembayaran. Maka, satker dan KPPN diperlukan tindak lanjut yang lebih menjamin ke arah kinerja yang diharapkan lebih teliti untuk mengerjakannya, agar tidak ada masalah-masalah yang diinginkan.

3. Dalam mengisi dokumen lebih harus diperhatikan dan di cek ulang oleh pihak yang lebih bertanggung jabwab agar tidak adanya kesalahan atau penyelewengan uang kas didalam perusahaan.


(61)

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian ahli madya diploma tiga ekonomi program studi akuntansi

Oleh:

Wilda Nuryanti

21308007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(62)

60 ANDI

Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya

Burhan Bugin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Depdiknas. 2003. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: ERLANGGA

Husen Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Peraturan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

I Made Wiratha. 2006. Metodelogi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: penerbit ANDI

Jhonatan Sarwono. 2008. Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI Mohamad Nazir. 2003. Metode penelitian. Bandung: CV Alfabet Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Nafarin. 2007. Penggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPEF

Nur Indriantoro, Bambang Sapomo. 2003. Metode Penelitian Bisinis untuk Akuntansi dan Manajeman. Yogayakarta: BPFE

Werren, Reeve, Fess. 2006. Corporate Financial Accounting. Western: Cengange South

www.pikiranrakyat.com


(63)

76 DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Wilda Nuryanti

Tempat tanggal lahir : Bandung, 18 Desember 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komp. Margahayu Kencana c7 No9 No. Telepon : (022) 5419022

DATA PENDIDIKAN

Taman Kanak-kanak : TK Marhas 1995-1996

Sekolah Dasar : SDN Angkasa1 Bandung 1996-2002 Sekolah Menengah Pertama : SMP NEGERI 11 Bandung 2002-2005 Sekolah Menengah Atas : SMA Margahayu 1 Bandung 2005-2008

Perguruan Tinggi : UNIKOM Bandung 2008-sampai


(1)

57

teori, namun ada beberapa hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat Mulyadi (2008:510)


(2)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek dan analis yang di kemukakan pada bab sebelumnya, maka dari laporan tugas akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah :

1. Prosedur pengeluara kas hanya mengatur aliran dokumen input dari fungsi lain kepada Fungsi Akuntansi terhadap informasi penambahan. Prosedur yang digunakan di Puslitbang tekMIRA Prosedur pengeluaran kas dengan cek dan yang dilakukan prosedur pencatatan pengeluaran kas. Prosedur ini dinilai sudah baik, karena dengan semua ketentuan yang sudah dijelaskan diatas bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan.

2. Catatan yang di gunakan di Puslitbang tekMIRA BKU

Buku Pembantu Bank

BPKT (Buku Pembantu Kas Tunai) BPP (Buku Pembantu Pajak)

Catatan-catatan pengeluaran kas yang dipakai oleh Puslitbang tekMIRA sudah cukup baik dan sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini didasarkan pada masing-masing fungsi sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara konsisten demi tercapainya tujuan perusahaan.


(3)

59

3. Dokumen yang Digunakan Puslitbang tekMIRA SPP (Surat Perintah Pembayaran)

SPM (Surat Perintah Membayar) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

Dokumen-dokumen yang digunakan Puslitbang tekMIRA sudah cukup baik karena yang diarsipkan merupakan bukti yang sah didalam pengeluaran yang telah disetujui oleh KPPN.

5.2 Saran

Dalam rangka menyusun laporan tugas akhir ini, penulis memberikan saran yang mudah-mudahan berguna bagi pihak yang berkepentingan, dalam hal ini Puslitbang tekMIRA yaitu sebagai berikut :

1. Untuk tidak adanya lagi keterlambatan pembukuan disarankan bendahara pengeluaran lebih teliti dalam mengerjakan pengeluaran kas supaya tidak ada lagi pemeriksaan ulang karena terjadinya kesalahan.

2. Kesalahan pencatatan pengeluaran kas yang paling umum terjadi diantaranya antara satker dan KPPN, yang mengakibatkan keterlambatan dalam pembayaran. Maka, satker dan KPPN diperlukan tindak lanjut yang lebih menjamin ke arah kinerja yang diharapkan lebih teliti untuk mengerjakannya, agar tidak ada masalah-masalah yang diinginkan.

3. Dalam mengisi dokumen lebih harus diperhatikan dan di cek ulang oleh pihak yang lebih bertanggung jabwab agar tidak adanya kesalahan atau penyelewengan uang kas didalam perusahaan.


(4)

ANALISIS PROSEDUR PENCATATAN PENGELUARAN KAS

PADA PUSLITBANG

tekMIRA

ANALISIS PROCEDURE

FOR LISTING ON CASH EXPENSES Puslitbang tekMIRA

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian ahli madya diploma tiga ekonomi program studi akuntansi

Oleh:

Wilda Nuryanti

21308007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(5)

60

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. 2005. Analisis dan Desain Informasi Terstuktur. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya

Burhan Bugin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Depdiknas. 2003. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: ERLANGGA

Husen Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Peraturan Standar Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

I Made Wiratha. 2006. Metodelogi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: penerbit ANDI

Jhonatan Sarwono. 2008. Riset Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI Mohamad Nazir. 2003. Metode penelitian. Bandung: CV Alfabet Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Nafarin. 2007. Penggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPEF

Nur Indriantoro, Bambang Sapomo. 2003. Metode Penelitian Bisinis untuk Akuntansi dan Manajeman. Yogayakarta: BPFE

Werren, Reeve, Fess. 2006. Corporate Financial Accounting. Western: Cengange South

www.pikiranrakyat.com


(6)

76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Wilda Nuryanti

Tempat tanggal lahir : Bandung, 18 Desember 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Komp. Margahayu Kencana c7 No9 No. Telepon : (022) 5419022

DATA PENDIDIKAN

Taman Kanak-kanak : TK Marhas 1995-1996

Sekolah Dasar : SDN Angkasa1 Bandung 1996-2002 Sekolah Menengah Pertama : SMP NEGERI 11 Bandung 2002-2005 Sekolah Menengah Atas : SMA Margahayu 1 Bandung 2005-2008

Perguruan Tinggi : UNIKOM Bandung 2008-sampai