secara umum adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh.
3. Prisip-prinsip Bimbingan Untuk Anak Usia Dini
Pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk anak usia dini tentu berbeda dengan pelayanan bimbingan orang dewasa, atau untuk siswa sekolah yang lebih tinggi
dari pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak, walaupun pada prinsip dasarnya, beberapa hampir memiliki kesamaan. Adapun prinsip-prinsip pelayanan
bimbingan untuk anak usia dini, menurut Syaodih sebagai berikut: a. Bimbingan merupakan bagian penting dari proses pendidikan;
b. Bimbingan diberikan pada semua anak dan bukan hanya untuk anak yang
menghadapi masalah; c. Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan
pendidikan; d. Bimbingan harus berpusat pada anak yang di bimbing;
e. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan anak yang
meliputi kemampuan fisik motorik, kecerdasan, sosial- emosional. f. Bimbingan harus dimulai dengan mengindentifikasi kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan anak; g. Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orangtua hendaknya
menciptakan situasi aman dan menyenangkan, sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang wajar dan terhindar dari kesalah pahaman;
h. Dalam melaksanakan bimbingan hendaknya orangtua diikutsertakan, agar mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada
anaknya dirumah.
i. Bimbingan dilakukan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru sebagai pelaksana bimbingan, bilamana masalah yang terjadi
perlu ditindak lanjuti maka guru pembimbing harus mengkonsultasikan kepada kepala sekolah dan tenaga ahli; dan
j. Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan anak.
30
Sementara menurut Muro dan Kottam, mengungkapkan secara lengkap dan terperinci tentang prinsip-prinsip bimbingan dan konseling dalam kaitannya
dengan upaya membantu perkembangan anak usia dini. Prinsip-prinsip dalam pelaksaan pelayanan bimbingan dan pelayanan terhadap anak usia dini ini sebagai
berikut: a. Bimbingan dibutuhkan oleh semua anak.
b. Bimbingan perkembangan berfokus dalam mengembangkan kegiatan
belajar anak. c. Guru merupakan fungsionaris bersama dalam program perkembangan.
d. Kurikilum yang terencana dan teroganisasi merupakan komponen penting
dalam bimbingan perkembangan. e. Bimbingan perkembangan memerhatikan aspek perkembangan penerimaan
diri, pemahaman diri, dan pengayaan diri anak. f. Bimbingan membantu mendorong proses tumbuh kembang anak.
g. Bimbingan perkembangan mengakui perkembangan yang terarah dari pada
akhir perkembangan yang definitif. Guru sebaiknya merancang aktifitas bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
h. Bimbingan sebagai kegiatan yang berorientasi pada tim, sebaiknya dilaksanakan oleh tenaga ahli professional.
i. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan aspek-aspek psikologi.
30
Ermawulan Syaodih, Op. Cit., h. 18.
j. Bimbingan perkembangan memiliki kerangka dasar yang berlandaskan pada kajian pada kajian tentang psikologi anak, psikologi perkembangan dan
teori belajar.
k. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat berurutan dan fleksibel.
31
Anak adalah individu yang unik, tugas pendidik maupun pembimbing dan orangtua memberikan penghargaan yang positif bagi perkembangan anak,
memberi peluang untuk berubah dan bukan mematikan dengan memberikan cap negative pada anak. Perkembangan anak berjalan secara bertahap dan
berkesinambungan serta pola pengasuhan orangtua dan guru disekelilingnya yang akan membawa perkembangan intelegensi anak dimasa mendatang.
4. Langkah-Langkah Bimbingan