Perjanjian Kredit Tinjauan Kredit

41 2 Secured Loans. Kredit jenis ini diberikan kepada kreditur selain didasarkan pada keyakinan atas kemampuan debitur juga disandarkan kepada agunan atau jaminan berupa fisik collateral sebagai jaminan tambahan, misalnya berupa tanah, bangunan, alat- alat produksi dan sebagainya. 28

3. Perjanjian Kredit

Beberapa Sarjana Hukum berpendapat bahwa perjanjian kredit dikuasai oleh ketentuan-ketentuan KUHPerdata Bab XIII Buku Ketiga karena perjanjian kredit mirip dengan perjanjian pinjam uang menurut KUHPerdata pasal 1754 yang berbunyi: Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan mutu yang sama pula. Dalam perjanjian ini, pihak yang meminjamkan tidak boleh meminta kembali barang yang dipinjamkan sebelum jangka waktu yang diperjanjikan berakhir pasal 1759. Sedangkan pihak peminjam berkewajiban mengembalikan barang dalam jumlah dan keadaan yang sama dalam waktu yang ditentukan pasal 1763. Selain itu berkewajiban pula membayar bunga, karena undang- undang memperbolehkan memperjanjikan bunga atas peminjaman uang atau lain barang yang menghabis karena pemakaian pasal 1765. 29 28 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti,2000, hal 381-382 29 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta: Djambatan, 1996. Hal. 61. 42 Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan tidak mengatur secara khusus tentang perjanjian kredit. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perjanjiannya, perlu menengok kembali apa yang dimaksud dengan kredit dalam Pasal 1 butir 11 Undang-undang tersebut. Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 30 Berdasarkan pengertian itu, dapat diketahui bahwa perjanjian kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank dengan pihak lain nasabah. Melihat bentuk perjanjiannya dan kewajiban debitur seperti diatas, maka perjanjian kredit tergolong sebagai perjanjian pinjam pengganti. Meskipun demikian perjanjian kredit merupakan perjanjian khusus, karena di dalamnya terdapat kekhususan di mana pihak kreditur selalu bank dan obyek perjanjian berupa uang. Karena itu peraturan-peraturan yang berlaku bagi perjanjian kredit adalah KUHPerdata sebagai peraturan umumnya, dan Undang-undang Perbankan sebagai peraturan khususnya. Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati antara pihak kreditur dengan pihak debitur, maka wajib dituangkannya ke dalam perjanjian kredit secara tertulis. Dalam praktek perbankan bentuk dan format dari 30 Ibid, hal. 61-67 43 perjanjian kredit diserahkan sepenuhnya kepada bank yang bersangkutan, namun demikian terdapat hal-hal yang harus dipedomani yaitu bahwa perjanjian tersebut rumusannya tidak boleh kabur atau tidak jelas, selain itu perjanjian kredit tersebut sekurang-kurangnya harus memperhatikan keabsahan dan persyaratan secara hukum, sekaligus juga harus memuat secara jelas mengenai jumlah besarnya kredit, jangka waktu, tata cara pembayaran kembali kredit serta persyaratan lain yang lazim dalam perjanjian kredit. Sering pula dalam prakteknya debitur diminta memberikan representation warranties dan convenant, yang dimaksud representation adalah keterangan-keterangan yang diberikan debitur guna pemrosesan pemberian kredit. Adapun yang dimaksud warranties adalah suatu janji, misalnya janji bahwa si debitur akan melindungi kekayaan perusahaannya atau asset yang telah dijadikan jaminan untuk mendapatkan kredit tersebut. Sedangkan convenant biasanya adalah janji untuk tidak melakukan sesuatu, seperti misalnya janji bahwa si debitur tidak akan mengadakan merger dengan perusahaan lain, atau menjual memindah tangankan seluruh atau sebagian besar asetnya tanpa seizin bank sebagai kreditur. Perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus baik oleh bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur, karena perjanjian kredit mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai pemberian, pengelolaan maupun pelaksanaan kredit itu sendiri. 44 Menurut Teguh Pudjo Muljono, perjanjian kredit mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: 31 a. Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidaknya perjanjian lain yang mengikutinya, misalnya perjanjian pengikatan jaminan, b. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan- batasan hak dan kewajiban diantara kreditur dan debitur, c. Perjanjian berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.

4. Prosedur Pemberian Kredit

Dokumen yang terkait

Peranan PT. BPR Syariah Gebu Prima Medan dalam Pengembangan Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah

0 19 78

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

0 4 9

Peranan pemberian kredit terhadap peningkatan pendapatan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah pada PT.BPR Dana Tijarah Cimahi

0 4 43

Studi Komparasi kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Yang Berdasarkan Syariah Dengan BPR Konvensional Dalam Pemberian Kredit Untuk Pengusaha Kecil Perdesaan Di Nusa Tenggara Barat (NTB)

0 13 174

KINERJA KEUANGAN PT. BPR KANDIMADU ARTA COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Kinerja Keuangan PT. BPR Kandimadu Arta Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

PENDAHULUAN Kinerja Keuangan PT. BPR Kandimadu Arta Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

KINERJA KEUANGAN PADA PT. BPR KANDIMADU ARTA Kinerja Keuangan PT. BPR Kandimadu Arta Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 1 21

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT OLEH PERUSAHAANDAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT OLEH PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 11

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH DALAM MENGAMBIL KREDIT PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT ( BPR ) ARTA SWASEMBADA DI MOJOKERTO (Studi kasus pada nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Arta Swasembada di Mojokerto).

7 11 136

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH DALAM MENGAMBIL KREDIT PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT ( BPR ) ARTA SWASEMBADA DI MOJOKERTO (Studi kasus pada nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Arta Swasembada di Mojokerto)

0 0 18