Syarat Sahnya Perjanjian Tinjauan Tentang Perjanjian

29 menyelesaikan perbuatannya. Asas ini terdapat dalam Pasal 1339 KUH Perdata. Faktor-faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan melakukan perbuatan hukum itu berdasarkan pada ”kesusilaan moral”, sebagai panggilan dari hati nuraninya. i. Asas kepatutan Asas ini dituangkan dalam Pasal 1339 KUH Perdata. Asas kepatutan di sini berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian. Asas kepatutan ini harus dipertahankan, karena melalui asas ini ukuran tentang hubungan ditentukan juga oleh rasa keadilan dalam masyarakat. j. Asas kebiasaan Asas ini diatur dalm Pasal 1339 jo. 1347 KUH Perdata, yang dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang diatur secara secara tegas diatur, akan tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan dan kebiasaan yang lazim diikuti.

3. Syarat Sahnya Perjanjian

Ketentuan hukum yang mengatur tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perjanjian sehingga perjanjian berlaku secara sah adalah Pasal 1320 KUH Perdata yang terdiri atas: 20 a. Adanya kesepakatan dari kedua belah pihak. b. Adanya kecakapan dari pihak-pihak untuk membuat perikatan. c. Adanya suatu hal tertentu. 20 R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op. Cit. 30 d. Adanya suatu sebab yang tidak dilarang oleh Undang-undang. Berdasarkan ketentuan bunyi Pasal 1320 KUH Perdata tersebut, maka syarat sahnya Perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit adalah: 1. Adanya kesepakatan dari pihak-pihak untuk membuat perikatan, yaitu Bank Perkreditan Rakyat BPR sebagai pihak yang pemberi kredit dengan nasabah sebagai penerima kredit. 2. Adanya kecakapan dari pihak-pihak untuk membuat perikatan, bahwa kedua belah pihak yaitu Bank Perkreditan Rakyat BPR yang diwakili oleh pimpinannya dengan nasabah yang telah cakap melakukan suatu perbuatan hukum, yaitu cakap melakukan Perjanjian Penanggungan dalam Perjanjian Kredit. 3. Adanya suatu hal tertentu bahwa objek perjanjian jelas, yaitu tentang pinjaman modal kerja atau kredit uang. 4. Adanya suatu sebab yang halal. Maksudnya, tidak dilarang oleh Undang-undang. Maksudnya, tujuan tersebut tidak merugikan salah satu pihak bahkan saling menguntungkan, yaitu adanya hubungan timbal balik. Tujuan yang hendak dicapai dalam perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit yaitu Bank Perkreditan Rakyat BPR memberikan pinjaman modal atau kredit uang dan nasabah sebagai pihak yang meminjam. Empat syarat dalam perjanjian tersebut harus ada dan tidak ada unsur-unsur lain yang dapat merugikan salah satu pihak. Apabila ada 31 unsur lain yang menyertai dalam perjanjian dan merugikan salah satu pihak, maka perjanjian tersebut dinyatakan batal. Hal ini dengan Pasal 1321 KUH Perdata yang menjelaskan, bahwa “Apabila dalam perjanjian itu terdapat adanya unsur kekhilafan, paksaan, atau penipuan, maka perjanjian itu batal”. Dari ke-empat syarat tersebut, nampak bahwa syarat pertama dan kedua merupakan syarat subyektif karena mengenai orang-orang atau subyek yang mengadakan perjanjian. Sedangkan syarat ke-tiga dan ke- empat merupakan syarat yang harus ada dan dapat dijumpai pada obyek perjanjian sehingga dinamakan syarat obyektif. Apabila syarat-syarat tersebut di atas atau salah satu syarat tidak terpenuhi harus dibedakan antara syarat subyektif dan syarat obyektif. Dalam hal syarat obyektif tidak terpenuhi, maka perjanjian itu batal demi hukum, artinya dari semula dianggap tidak pernah ada suatu perjanjian. Bila syarat subyektif yang tidak terpenuhi, maka perjanjian itu dapat dimintakan pembatalannya. Pihak yang dapat meminta pembatalannya adalah pihak yang memberikan sepakatnya tidak bebas atau pihak yang tidak cakap. Jadi perjanjian yang telah dibuat itu mengikat selama tidak dimintakan pembatalannya oleh pihak yang berhak meminta pembatalan tadi. Menurut Pasal 1454 KUH Perdata, bahaya pembatalan mengancam selama lima tahun. Bahaya pembatalan yang mengancam itu dapat dihilangkan dengan penguatan affirmation. Penguatan ini dapat terjadi secara tegas atau diam-diam, misalnya orang tua, wali atau pengampuan 32 menyatakan dengan tegas mengakui atau akan mentaati perjanjian yang telah diadakan oleh anak yang belum dewasa atau orang yang berada di bawah pengampuan, atau dapat juga secara diam-diam orang tua, wali atau pengampu itu memenuhi perjanjian yang telah diadakan. Setiap perjanjian yang dilaksanakan oleh seseorang dengan perseorangan atau lebih mengakibatkan terjadinya hubungan dari dua belah pihak untuk menyatukan satu tujuan yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam perjanjian. Pasal 1314 ayat 1 KUH Perdata menyebutkan bahwa suatu perjanjian dibuat dengan cara cuma-cuma atau atas beban. Selanjutnya menurut ayat 2, perjanjian dengan cuma-cuma adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan keuntungan kepada pihak yang lain, tahap menerima suatu keuntungan kepada pihak yang lain, tanpa menerima suatu manfaat bagi dirinya sendiri. Kemudian menurut ayat 3, suatu perjanjian atas beban adalah suatu perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak memberikan sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan perjanjian penanggungan dalam perjanjian kredit adalah hubungan timbal- balik akibat perjanjian, yaitu suatu hubungan dengan ketentuan masing- masing pihak memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan. 33

4. Hapusnya perjanjian

Dokumen yang terkait

Peranan PT. BPR Syariah Gebu Prima Medan dalam Pengembangan Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah

0 19 78

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

0 4 9

Peranan pemberian kredit terhadap peningkatan pendapatan bagi pengusaha golongan ekonomi lemah pada PT.BPR Dana Tijarah Cimahi

0 4 43

Studi Komparasi kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Yang Berdasarkan Syariah Dengan BPR Konvensional Dalam Pemberian Kredit Untuk Pengusaha Kecil Perdesaan Di Nusa Tenggara Barat (NTB)

0 13 174

KINERJA KEUANGAN PT. BPR KANDIMADU ARTA COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Kinerja Keuangan PT. BPR Kandimadu Arta Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

PENDAHULUAN Kinerja Keuangan PT. BPR Kandimadu Arta Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

KINERJA KEUANGAN PADA PT. BPR KANDIMADU ARTA Kinerja Keuangan PT. BPR Kandimadu Arta Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 1 21

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT OLEH PERUSAHAANDAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT OLEH PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 11

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH DALAM MENGAMBIL KREDIT PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT ( BPR ) ARTA SWASEMBADA DI MOJOKERTO (Studi kasus pada nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Arta Swasembada di Mojokerto).

7 11 136

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH DALAM MENGAMBIL KREDIT PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT ( BPR ) ARTA SWASEMBADA DI MOJOKERTO (Studi kasus pada nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Arta Swasembada di Mojokerto)

0 0 18