Pernyataan  van  Mook  untuk   tidak  berunding  dengan  Soekarno  adalah  salah satu   faktor   yang   memicu   perubahan   sistem   pemerintahan   dari   presidensiil
menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena   itu   sehari   sebelum   kedatangan   Sekutu,   tanggal   14   November   1945,
Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang   sosialis   dianggap   sebagai   figur   yang   tepat   untuk   dijadikan   ujung
tombak   diplomatik,   bertepatan   dengan   naik   daunnya   partai   sosialis   di Belanda.Setelah   munculnya   Maklumat   Wakil   Presiden   No.X   tanggal   16
November   1945,   terjadi   pembagian   kekuasaan   dalam   dua   badan,   yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP dan
kekuasaan-kekuasaan   lainnya   masih   tetap   dipegang   oleh   presiden   sampai tanggal   14   November   1945.   Dengan   keluarnya   Maklumat   Pemerintah   14
November   1945,   kekuasaan   eksekutif   yang   semula   dijalankan   oleh   presiden beralih   ke   tangan   menteri   sebagai   konsekuensi   dari   dibentuknya   sistem
pemerintahan parlementer.
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950 Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950
Bentuk Negara : Serikat Federasi Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu Quasi Parlementer Konstitusi : Konstitusi RIS
Presiden      Wapres   :   Ir.Soekarno   =   presiden   RIS   27   Desember   1949   -   15 Agustus   1950Assaat   =   pemangku   sementara   jabatan   presiden   RI27
Desember 1949 - 15 Agustus 1950
Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 september 1949 dikota Den Hagg Netherland diadakan konferensi Meja Bundar KMB. Delegasi RI dipimpin oleh
Drs. Moh. Hatta, Delegasi BFO Bijeenkomst voor Federale Overleg dipimpin oleh   Sultan   Hamid   Alkadrie   dan   delegasi   Belanda   dipimpin   olah   Van
Harseveen.Adapun   tujuan   diadakannya   KMB   tersebut   itu   ialah   untuk meyelesaikan persengketaan Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan
cara yang adil dan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat RIS.Salah satu keputusan pokok KMB ialah
bahwa   kerajaan   Balanda   mengakui   kedaulatan   Indonesia   sepenuhnya   tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya pada
tanggal 30 Desember 1949.Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana   menandatangani   Piagam   Pengakuan   Kedaulatan   RIS   di   Amesterdam.
Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita Indonesia yang   berideologi   pancasila   dan   ber   UUD   1945   karena   :1.   Konstitusi   RIS
menentukan   bentuk   negara   serikat   federalisme   yang   terbagi   dalam   16 negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan pasal 1
dan 2, Konstitusi RIS. 2.   Konstitusi   RIS   menentukan   suatu   bentuk   negara   yang   leberalistis   atau
pemerintahan   berdasarkan   demokrasi   parlementer,   dimana   menteri- menterinya bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah kepada
parlemen pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD proklamasi
sebagai   penjelasan   resmi   proklamasi   kemerdekaan   negara   Indonesia Pembukaan   UUD   1945   merupakan   Decleration   of   independence   bangsa
Indonesia,   kata   tap   MPR   no.   XXMPRS1996.Termasuk   pula   dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah perubahan kata- kata dari kelima sila
pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila
secara bebas dan sesuka hati hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959