Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Konsep

3 dosis yang lebih tinggi untuk mencapai stadium anestesi karena obat diserap secara perlahan-lahan, sehingga menghasilkan waktu induksi, lama kerja durasi anestesi dan pemulihan yang lama. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian pemberian anestesi ketamin dan xilazin secara subkutan dengan menggunakan dosis xilazin yang melebihi dari pemberian secara intramuskuler.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah pemberian premedikasi xilazin dengan dosis yang melebihi dari pemberian secara intramuskuler dengan anestesi ketamin yang diberikan secara subkutan berpengaruh terhadap waktu induksi, lama kerja dan pemulihan pada anjing lokal?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu induksi, lama kerja dan pemulihan anestesi xilazin dan ketamin yang diberikan secara subkutan dengan dosis premedikasi xilazin yang melebihi dari pemberian secara intramuskuler, disamping itu untuk mengetahui dosis yang aman dan efektif yang dapat diberikan secara subkutan pada anjing lokal. 4

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan dosis xilazin dan ketamin yang diberikan secara subkutan pada anjing lokal dalam praktek bedah baik di klinik maupun dilapangan. Melalui penelitian ini juga diharapkan penggunaan anestetik ini dapat dikenal lebih luas di kalangan dokter hewan praktek sebagai teknik alternatif pemberian anestesi xilazin dan ketamin pada anjing.

1.5. Kerangka Konsep

Respon suatu agen anestetik pada masing-masing individu ditentukan oleh dosis yang diberikan dan derajat toleransi dari anestetik Wylie dan Churchill, 1986. Xilazin dapat digunakan sebagai preanestetikum pada anjing dengan dosis 0,25-2 mgkg secara intramuskuler dan dosis 0,2-0,5 mgkg secara intravena McKelvey dan Hollingshead, 2003. Pada anjing waktu induksi xilazin setelah pemberian secara intramuskuler atau subkutan dapat terlihat dalam 10-15 menit. Efek analgesiknya dapat berlangsung 15-30 menit tetapi aksi sedasi 1-2 jam tergantung dari pemberian dosis. Pemulihan sempurna setelah pemberian xilazin antara 2-4 jam pada anjing Plumb, 1998. Penyuntikan ketamin secara intramuskuler memerlukan waktu satu sampai lima menit untuk menimbulkan efek anestesi Anon, 2000. Waktu anestesi yang dihasilkan oleh kombinasi anestesi xilazin 2 mgkgBB dan ketamin 15 mgkgBB secara intramuskuler pada anjing lokal sekitar 45 menit Sudisma et al., 2002. Hal ini menunjukkan bahwa potensi anestesi yang ditimbulkan oleh ketamin dapat ditingkatkan dengan 5 pemberian premedikasi xilazin sehingga waktu anestesi menjadi lebih lama. Bishop 1996 menyatakan waktu pemulihan anestesi dari pemberian kombinasi xilazin dan ketamin secara intamuskuler adalah 45 sampai 55 menit. Anestesi yang ideal harus memenuhi kriteria yaitu sedasi, analgesia, relaksasi, ketidak sadaran, aman untuk sistem vital tubuh, ekonomis, dan mudah diaplikasikan. Berbeda dengan anestesi umum parentral, anestesi inhalasi memerlukan perangkat yang rumit, mahal, tidak praktis untuk penanganan hewan di lapangan. Menurut Sudisma, 2012 anestesi inhalasi tidak dapat digunakan untuk penanganan prosedur bronkhoskopi dan laringoskopi. Anestesi umum secara parenteral lebih ekonomis dan praktis untuk penanganan hewan di lapangan, tetapi menghasilkan anestesi yang kurang stabil dan sering memerlukan penambahan dosis jika tindakan bedah memerlukan waktu yang lebih lama. Diharapkan dengan pemberian xilazin dan ketamin secara subkutan memiliki waktu penyerapan obat yang lebih lama sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai stadium anestesi dan menghasilkan durasi anestesi yang lebih lama.

1.6. Hipotesis