Latar Belakang WAKTU INDUKSI, LAMA KERJA DAN PEMULIHAN ANESTESI KETAMIN DENGAN BERBAGAI DOSIS PREMEDIKASI XILAZIN SECARA SUBKUTAN PADA ANJING LOKAL.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anjing menjadi salah satu hewan kesayangan yang sangat dekat dengan manusia. Sebagai hewan kesayangan anjing semakin banyak dipelihara dan digemari oleh masyarakat. Akhir-akhir ini banyak pemilik hewan kesayangan khususnya anjing datang ke dokter hewan praktek untuk memeriksakan kesehatan hewannya, yang kebanyakan erat hubungannya dengan tindakan pembedahan seperti kastrasi, ovariohisterektomi, hematoma, penanganan abses, fraktur, menjahit luka, dan lain-lain. Untuk pelaksanaan tindakan pembedahan tersebut perlu dilakukan anestesi. Obat anestesi yang sering digunakan untuk anjing adalah ketamin. Ketamin kadang-kadang menimbulkan efek samping seperti hipersalivasi, relaksasi otot buruk, takikardia, dan masa pemulihan yang cepat sehingga sebagai anestesi perlu dikombinasikan dengan obat lain yang dapat menghilangkan atau mengurangi efek samping anestesi tersebut Wright, 1982. Obat-obat yang diberikan sebelum pemberian anestesi untuk mengatasi efek samping dari anestesi dinamakan premedikasi Hall dan Clarke, 1983. Premedikasi yang sering dikombinasikan dengan ketamin adalah xilazin Sektiari dan Wiwik, 2001. Menurut Walter 1985, kombinasi xilazin-ketamin merupakan agen kombinasi yang saling melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi otot serta sangat baik 2 dan efektif untuk anjing karena memiliki rentang keamanan yang lebar. Penggunaan xilazin dapat mengurangi sekresi saliva dan peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh penggunaan ketamin Warren, 1983. Penggunaan kombinasi ketamin-xilazin sebagai anestesi umum juga mempunyai banyak keuntungan antara lain mudah dalam pemberian, ekonomis, waktu induksinya cepat begitu pula dengan pemulihannya, mempunyai pengaruh relaksasi yang baik dan jarang menimbulkan komplikasi klinis Benson et al., 1985. Pemberian obat-obat anestesi dapat diberikan secara injeksi intramuskuler, subkutan, intravena maupun inhalasi. Pemberian anestesi secara inhalasi gas dinilai lebih aman dan dapat memberikan anestesi yang lebih baik, namun anestesi secara inhalasi dengan menggunakan gas memerlukan perangkat yang mahal, rumit dan kurang praktis digunakan terutama di lapangan dibandingkan dengan pemberian anestesi secara injeksi Sudisma et al., 2012. Agen anestesi yang diinjeksikan secara subkutan tergolong sangat aman dan mudah diaplikasikan karena apabila obat diinjeksikan melalui subkutan akan terjadi penyerapan secara perlahan-lahan sehingga kerja obat akan menjadi lebih lama. Anestesi yang diinjeksikan secara subkutan masih jarang diaplikasikan dalam praktek khususnya pada anjing, hal ini dikarenakan kurangnya data hasil penelitian tentang penggunaan anestesi dengan aplikasi tersebut. Ketamin dengan dosis 10-15 mgkg BB yang diberikan secara intamuskuler dengan premedikasi xilazin dosis 2 mgkg BB secara intramuskuler dapat menimbulkan anestesi pada anjing dengan durasi 30-40 menit mulai kerja 5-10 menit dan pemulihan 1-2 jam. Apabila kombinasi anestesi ketamin premedikasi xilazin diberikan secara subkutan akan memerlukan 3 dosis yang lebih tinggi untuk mencapai stadium anestesi karena obat diserap secara perlahan-lahan, sehingga menghasilkan waktu induksi, lama kerja durasi anestesi dan pemulihan yang lama. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian pemberian anestesi ketamin dan xilazin secara subkutan dengan menggunakan dosis xilazin yang melebihi dari pemberian secara intramuskuler.

1.2. Rumusan Masalah