C. Parameter Yang Diukur
Parameter yang diukur dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut:
1. Tegangan terminal keluaran E
Pengukuran tegangan terminal keluaran yang dihasilkan oleh generator sinkron menggunakan multimeter. Pengukuran tegangan
dilakukan dengan variasi beban dan kecepatan anguler. Cara pengukuran ditunjukan dalam gambar 3.7. E adalah tempat mengukur
tegangan terminal keluaran.
Gambar 3.7. Rangkaian ekuivalen pengukuran pada generator.
2. Kecepatan anguler ω
Kecepatan anguler putar dari perancangan generator sinkron dapat diukur dengan tachometer . Secara umum persamaan yang dapat
digunakan untuk memperoleh hasil pengukuran kecepatan anguler adalah
. Dimana 2π adalah satu putaran penuh sudut yang ditempuh 360
, dan f adalah frekuensi. Hasil pengukuran tachometer adalah putaran per menit n
r
sehingga persamaan yang dapat digunakan untuk memperoleh
Zs
A
kecepatan anguler
dari hasil
pengukuran adalah
s s
T f
n n
r r
30 60
2 1
2 2
3.1 dengan
n
r
adalah jumlah rotasi atau putaran permenit
3. Arus I
Arus listrik yang mengalir pada rangkaian diukur menggunakan clamp meter. Cara menempatkan clampmeter pada rangkaian dapat
dilihat pada gambar 3.7. Pengukuran arus I pada rangkaian dilakukan setiap melakukan variasi putaran atau beban. Pengukuran menggunakan
clampmeter pada gambar 3.8 sebagai berikut :
Gambar 3.8 Pengukuran arus listrik menggunakan clampmeter pada generator sinkron.
4. Beban Z
L
Beban divariasi pada pada setiap kecepatan anguler. Beban dibuat dari lampu dengan watt yang berbeda-beda. Beban yang digunakan
dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut :
Gambar 3.9 Lampu yang digunakan dalam pengkuran.
6. Menentukan jari-jari r dan panjang l pada generator sinkron
Untuk menentukan jari-jari pada generator, diukur dari pusat sampai tengah kumparan dan menentukan panjang penampang lilitan l
dapat dilihat pada gambar 3.11 pengukuran mewakili ketujuh sisi lainnya, hasil pengukuran dikali dua karena ada dua penampang dalam
satu kumparan. Seperti pada gambar 3.10 dan 3.11 berikut:
Gambar 3.10. Menentukan jari-jari r pada generator sinkron.
Gambar 3.11. Menentukan panjang penampang lilitan l pada generator sinkron.
Langkah penentuan impedansi Zs tanpa menggunakan seng dan menggunakan seng adalah:
1. Alat dirangkai seperti pada gambar 3.4.b
2. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan saat rotor berputar
konstan. 3.
Kecepatan berputar rotor diatur menggunakan mesin drilling dengan variasi kecepatan 125, 205, 250, 345, 410, 530, 690 dan 860 rpm.
4. Langkah 2-3 dilakukan sebanyak 2 kali.
Langkah penetuan impedansi Zs menggunakan lampu, tanpa menggunakan seng dan menggunakan seng adalah:
1. Alat dirangkai seperti pada gambar 3.4. b
2. Papan lampu dihubungkan dengan generator. Tiap lampu memiliki saklar
sehingga dapat diatur jumlah lampu yang digunakan.
3. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan saat rotor berputar
konstan. 4.
Arus yang mengalir melalui kabel diukur dengan Clampmeter AC. 5.
Kecepatan berputar rotor diatur menggunakan mesin drilling dengan variasi kecepatan 125, 205, 250, 345, 410, 530, 690 dan 860 rpm.
6. Langkah 2-5 dilakukan sebanyak 2 kali.
7. Langkah 1-6 diulangi untuk jumlah lampu yang berbeda.
27
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan pada Januari 2015 hingga Juni 2015 di Laboratorium Teknologi Mekanik III Paingan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran arus, tegangan dan kecepatan putar pada generator sinkron tanpa seng dan menggunakan seng.
Multimeter yang digunakan dalam pengukuran ini adalah multimeter digital A- 830 dengan batas ukur 200 V~, untuk mengukur tegangan yang dihasilkan
generator. Clamp meter digunakan untuk mengukur arus yang dihasilkan generator dengan batas ukur 20 A. Kecepatan putar rotor pada generator yang
dipakai dalam penelitian ini adalah 125, 205, 250, 345, 410, 530, 690 dan 860.
A. Hasil Pengukuran Arus dan Tegangan Pada Generator Sinkron