dengan membagi output dengan hanya satu jenis input. Misalnya input yang digunakan adalah tenaga kerja maka disebut produktivitas tenaga
kerja, atau input yang digunakan adalah modal maka disebut produktivitas modal, dan sebagainya. Seluruh pengukuran produktivitas
dengan masukan tunggal merefleksikan pengaruh gabungan dari berbagai faktor termasuk substitusi satu faktor dengan faktor yang
lainnya. Formula pengukuran adalah sebagai berikut: Produktivitas Parsial =
Hasil Parsial Output Masukan Parsial Input
Menurut Washnis dan Willey Syarif, 1991:1, produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna efisiensi dan hasil guna
efektivitas. Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang dipergunakan untuk mengusahakan hasil tertentu,
sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dari kualitas dari hasil yang diusahakan. Hal ini menggambarkan peran pentingnya manusia sebagai
modal utama penggerak produktivitas dengan ketepatan efisiensi dan efektivitas agar terwujudnya peningkatan standar atau mutu kehidupan
bersama.
2. Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja, dimana berusia 15 tahun atau lebih. Menurut
Simanjuntak 1985:3, terdapat klasifikasi tenaga kerja, yakni sebagai berikut:
a. Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka, sebagian ada yang sudah aktif dalam
kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dan sebagian lagi tergolong siap bekerja atau sedang berusaha mencari pekerjaan. Sedangkan bukan
angkatan kerja adalah mereka yang sedang sekolah, mengurus rumah tangga, dan penerima pendapatan tanpa adanya kegiatan usaha.
b. Angkatan kerja terdiri dari orang yang bekerja dan pengangguran. Orang yang bekerja menurut sensus penduduk 1987 adalah
orang yang memperoleh penghasilan paling sedikit 2 hari dalam seminggu sebelum hari diadakannya sensus penduduk. Sedangkan
pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari 2 hari selama seminggu sebelum sensus penduduk dan
berusaha memperoleh pekerjaan. c. Bukan angkatan kerja terdiri dari orang bersekolah, mengurus rumah
tangga, dan golongan lain-lain. Orang bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya
bersekolah, sedangkan mengurus rumah tangga adalah mereka yang mengurus rumah tangga dan tidak mendapatkan upah. Golongan lain-
lain dapat digolongkan menjadi 2, yakni: mereka yang tidak melakukan suatu
kegiatan ekonomi
tetapi memperoleh
pendapatan seperti
tunjangan pensiun, bunga atas simpanan atau sewa atas milik; dan mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain karena lanjut usia,
cacat, berada dalam penjara, atau sakit kronis.
d. Orang yang bekerja
terdiri dari bekerja penuh dan setengah pengangguran.
Bekerja penuh menurut sensus penduduk 1987 adalah mereka yang bekerja lebih dari 35 jam selama seminggu, sedangkan setengah
pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dan lebih dari 14 jam selama seminggu.
e. Setengah pengangguran terdiri dari kentara jam kerja sedikit dan tidak kentara.
Pengangguran kentara adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu, sedangkan pengangguran tidak kentara adalah
mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah atau kurang dari 14 jam dalam seminggu.
Menurut Sinungan 2003:12, pengukuran produktivitas tenaga kerja pada umumnya menggunakan pendekatan parsial, karena hanya membagi
output dengan satu jenis input, yaitu tenaga kerja. Ukuran produktivitas tenaga kerja tergantung dari bagaimana definisi masukan tenaga kerjanya,
yakni per minggu, per tahun, atau per jumlah jam kerja. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil keluaran yang diukur dalam
satuan fisik dan nilai dengan masukan tenaga kerja, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Produktivitas Tenaga Kerja= Jumlah kesatuan fisik dan nilai
Masukan tenaga kerja
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja