Pengaruh Struktur Aktiva Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Di Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi Dan Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

(1)

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR KONTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2009-2013

Reni Nuraeni

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-114 Bandung 40132, Phone: +6222504119

Email : rninuraeni21@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted in the Manufactured Company Sector Construction and Building. The purpose of this study is to determine of the influence the assets structure and liquidity as measured by the current ratio (CR) partially and simultaneously to capital structure as measured by debt-to-equity ratio (DER).

The method used in this research is descriptive method verification with quantitative approach. The sample used in this study is an annual financial report in 2009-2013 as many as 30 samples. The test statistic used is multiple linear regression analysis, the classical assumption test, analysis of the correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing using SPSS V.20 for windows.

Results of the analysis showed that the assets structure has positive effect on the capital structure (DER), liquidity negatively effect the capital structure (DER), the assets structure and liquidity and simultaneous partial effect on the capital structure (DER).

Keywords: Asset Structure, Liquidity and Capital Structure (DER)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan kontruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan pengawasan suatu kegiatan kontruksi untuk membangun suatu bangunan. Pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli dari masyarakat dan pemerintah, dimana daya beli ini berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi makro Indonesia yang mengalami gangguan akibat krisis ekonomi.

Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta banyaknya perusahaan–perusahaan yang menjadi besar, faktor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol. Modal perusahaan tersebut dapat berasal dari dua sumber yaitu modal sendiri dan modal asing. Perimbangan


(2)

atau perbandingan antar kedua golongan modal tersebut dalam suatu perusahaan akan menentukan struktur finansial suatu perusahaan (Riyanto, 1994 : 10-14).

Struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001:296).

Struktur Aktiva atau struktur kekayayaan adalah pertimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Riyanto, 2008 : 22).

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang diperhitungkan dalam keputusan struktur modal. Menurut Bambang Riyanto (2001: 25), likuiditas perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannnya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaaan “likuid” dan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangantepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau pun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar atau hutang jangka pendek dan sebaliknya, Munawir (2004: 31).

Berdasarkan uraian diatas peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Struktur Aktiva dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal di Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009–2013”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan struktur aktiva pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana perkembangan likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor

Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagaimana perkembangan struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Seberapa besar pengaruh struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur

modal pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud Penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(3)

2. Untuk mengetahui perkembangan likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui perkembangan struktur modalpada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun parsial.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini merupakan suatu pengalaman dimana penulis dapat menambah wawasan mengenai pengaruh struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur.

b. Bagi Peneliti lain

Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dibidang struktur modal perusahaan, hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan diharapkan mampu menjadi referensi yang bermanfaat bagi penelitiannnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan pembentukan struktur modal untuk menghasilkan suatu struktur modal yang optimal.

b. Bagi Pihak Lain

Bagi para calon investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi investor mengenai kondisi perekonomian atau prospek suatu perusahaan sebelum seorang investor menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Struktur Aktiva

Struktur Aktiva atau struktur kekayayaan adalah pertimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Riyanto, 2008 : 22).

Struktur aktiva dapat diukur dengan menggunakan rumus :

� � �= � � � � �


(4)

2.1.2 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban– kewajiban yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek (Sutrisno, 2012:14).

Likuiditas dapat dihitung dengan rumus :

2.1.3 Struktur Modal

Struktur Modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri (Riyanto, 1995).

Debt to equity ratio merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (Sutrisno 2009:218).

Adapun rumus untuk menghitung struktur modal dengan menggunakan debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

2.2 Kerangka Pemikiran

Suatu perusahaan dapat menjalankan operasionalnya jelas dengan membutuhkan dana dan modal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akan meningkatkan kesehatan perusahaannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat berasal dari sumber internal dan sumber eksternal. Setiap keputusan perusahaan dalam menentukan darimana kebutuhan modalnya terpenuhi dan akan berpengaruh pada komposisi struktur modal suatu perusahaan.

Perusahaan dengan struktur aktiva yang fleksibel akan cendurung menggunakan leverage yang lebih besar daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap lebih banyak maka perusahaan akan memperoleh sumber dana pinjaman karena memiliki jaminan yang cukup besar.

Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva untuk tujuan umum yang dapat digunakan oleh banyak bisnis dapat menjadi jaminan yang baik, dan sebaliknya pada aktiva untuk tujuan khusus (Houston dan Brigham, 2006:42).

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sumber daya jangka pendek (lancar). Perusahaan dengan rasio likuiditas yang lebih tinggi akan mendukung rasio hutang yang relatif tinggi karena kemampuannya yang lebih besar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dan perusahaan

� � � = � � ��� ��

� � ��� �� 100%

= � � � �


(5)

yang dapat mengembalikan hutang–hutangnya akan mendapatkan kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan hutang dalam jumlah besar.

2.2.1 Keterkaitan Struktur Aktiva dengan Struktur Modal

Semakin tinggi struktur modal (FATA) maka akan diikuti semakin tinggi nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Perusahaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan. Struktur Aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Meidera Elsa Dwi Putri (2012). 2.2.2 Keterkaitan Likuiditas dengan Struktur Modal

Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Pengaruh Likuiditas didukung oleh penelitian Dwi Ema Putera dan I Ketut Wijaya Kesuma (2008) yang menyatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan yang tinggi akan menurunkan penggunaan hutang perusahaan, dan mencerminkan perusahaan tersebut memiliki dana internal yang tinggi yang menyebabkan perusahaan mampu membayar kewajiban jatuh temponya dan total hutang yang dimiliki perusahaan semakin kecil.

2.2.3 Keterkaitan Struktur Aktiva dan Likuiditas terhadap Struktur Modal Struktur Aktiva mencermikan dua komponen aktiva secara garis besar dalam komposisinya, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Perusahaan yang memiliki proporsi struktur aktiva lebih besar kemungkinan juga akan lebih mapan dalam industri, memiliki resiko yang lebih kecil, dan menghasilkan tingkat leverage yang besar. Ketika tingkat Likuiditas tinggi, maka kreditur luar akan membatasi jumlah pembiayaan hutang yang tersedia bagi perusahaan (Myers dan Rajan,1998). Pengaruh Struktur Aktiva dan Likuiditas didukung oleh penelitian Devi Verena Sari (2013) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh simultan dari struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal.

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2011:64).

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :


(6)

H1 : Struktur Aktiva berpengaruh positif secara parsial terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sub sektor kontruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2 : Likuiditas berpengaruh negatif secara parsial terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sub sektor kontruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3 : Struktur Aktiva dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sub sektor kontruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

III. OBJEK DAN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011 : 32).

Objek dalam Penelitian ini adalah Struktur Aktiva, Likuiditas dan Struktur Modal. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur sektor kontruksi dan bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2 Metode Penelitian

Merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009:4).

Metode yang digunakan dalama penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

3.2.1 Desain Penelitian

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber Masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian agar memperoleh fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana perkembangan Struktur Aktiva, Likuiditas, dan Struktur Modal dan seberapa besar pengaruh Struktur Aktiva, Likuiditas, dan Struktur Modal pada perusahaan manufaktur sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka diperlukan sumber data yang teoritis yang relevan. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan dapat digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.


(7)

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Struktur Aktiva berpengaruh positif secara parsial terhadap Struktur Modal.

b. Likuiditas berpengaruh negatif secara parsial terhadap Struktur Modal. c. Struktur Aktiva dan likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap

Struktur Modal. 5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data Perusahaan Kontruksi dan Bangunan melalui Bursa Efek Indonesia.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah yang berupa informasi mengenai solusi masalah sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasional Variabel

Sesuai dengan judul penelitian yang diambil penulis yaitu “Pengaruh Struktur Aktiva, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal” maka variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Struktur Aktiva (Variabel �1) 2. Likuiditas (Variabel �2) 3. Struktur Modal (Y)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh setelah diolah oleh pihak lain. Data sekunder ini meliputi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu tentang struktur aktiva, likuiditas dan struktur modal. Sumber data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan JSX Stastik yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, serta sumber–sumber terkait.


(8)

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur subsektor perusahaan Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa laporan keuangan selama 5 periode (Times Series) dari tahun 2009–2013 dan di ambil 6 Perusahaan (Cross Section) sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, jumlah sampel yang diambil 30 buah (pooled data) sehingga cukup untuk melakukan penelitian tersebut.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan (Library Research) 2. Studi Literatur

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis

A. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan bagaimana struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahan Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009-2013.

B. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris.

Adapun langkah–langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : Analisis Regresi Berganda, Uji Asumsi Klasik, Analisis Koefisien Korelasi, dan Koefisien Determinasi.

3.2.5.2Pengujian Hipotesis

1.Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t). 2.Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F). IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1.1 Perkembangan Struktur Aktiva Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi Dan Bangunan Periode 2009-2013


(9)

Kenaikan struktur aktiva yang tertinggi yaitu sebesar 20,2% pada tahun 2012 dipegang oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan nilai aktiva tetap lebih besar dari peningkatan total aktiva yang berpengaruh pada peningkatan rasio hutang atau aktivitas pendanaan dengan menggunakan hutang tersebut. Jumlah struktur aktiva suatu perusahaan yang tinggi dapat dipastikan jumlah aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan tinggi dan cenderung menambah hutang sebagai sumber pendanaannya.

4.1.1.2 Perkembangan Likuiditas Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi Dan Bangunan Periode 2009-2013

Dapat dilihat perkembangan Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan periode 2009-2013 mengalami fluktuatif. Peningkatan Likuiditas (CR) tertinggi dialami oleh PT. Surya Semesta Internusa Tbk pada tahun 2011 yaitu sebesar 64,8% dari periode sebelumnya yang hanya 1,1%. Peningkatan likuiditas yang tinggi membuktikan bawa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan-perusahaan yang lain dan perusahaan tersebut mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.

Penurunan tingkat likuiditas dialami oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk karena dari tahun ke tahun perusahaan ini mengalami penurunan secara drastis. Berdasarkan annual report perusahaan, penurunan tingkat likuiditas terjadi

0 5 10 15 20 25 30

2009 2010 2011 2012 2013

Struktur Aktiva

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PT. Surya Semesta Internusa Tbk

PT. Total Bangun Persada Tbk

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

PT. Waskita Karya (Persero) Tbk 0 50 100 150 200 250

2009 2010 2011 2012 2013

Likuiditas (CR)

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PT. Surya Semesta Internusa Tbk

PT. Total Bangun Persada Tbk

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

PT. Waskita Karya (Persero) Tbk


(10)

dikarenakan kinerja keuangan perusahaan mendapat tekanan berat dan laju pendapatan melambat sejalan dengan melambatnya pertumbuhan sektor properti dan kontruksi di Indonesia yang disebabkan karena adanya hantaman krisis likuiditas.

4.1.1.3 Perkembangan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi Dan Bangunan Periode 2009-2013

Beberapa perusahaan mendapatkan nilai struktur modal diatas 100%, hal ini berarti perusahaan menggunakan hutang lebih banyak dari pada modal sendiri untuk mendanai usahanya. Nilai struktur modal tertinggi didapatkan oleh PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk tahun 2013 sebesar 109,1%. Penurunan struktur modal terendah yaitu pada tahun 2011 pada PT. Surya Semesta Internusa Tbk sebesar 5,2%. Nilai struktur modal yang rendah diartikan bahwa perusahaan tersebut menggunakan lebih banyak modal sendiri dibandingkan dengan hutang. Dari sisi investor hal ini dipandang buruk, karena semakin sedikit hutang yang digunakan perusahaan untuk mendanai aktifitasnya, maka sedikit pula peningkatan pendapatan yang akan diperoleh.

4.2 Analisis Verifikatif 4.2.1 Analisis Linier Berganda

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

2009 2010 2011 2012 2013

Struktur Modal (DER)

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk

PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PT. Surya Semesta Internusa Tbk

PT. Total Bangun Persada Tbk

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

PT. Waskita Karya (Persero) Tbk


(11)

Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar -203,825 menyatakan bahwa jika struktur aktiva dan likuiditas bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka struktur modal akan bernilai sebesar -203,825 persen.

b. Nilai variabel X1 yaitu struktur aktiva memiliki koefisien regresi sebesar 11,674, artinya jika struktur aktiva meningkat satu persen, sementara likuiditas konstan, maka struktur modal akan meningkat sebesar 11,674 persen.

c. Nilai variabel X2 yaitu likuiditas memiliki koefisien regresi sebesar 3,639, artinya jika likuiditas meningkat satu persen, sementara struktur aktiva konstan, maka struktur modal akan meningkat sebesar 3,639 persen. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi mempunyai distribusi data yang normal atau tidak.

Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dari tabel yang disajikan di atas terlihat bahwa nilai signifikansi residual sebesar 0,875. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi residual > 0,05 maka distribusi dari data memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji miltikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen.


(12)

Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel di atas, nilai tolerance untuk seluruh variabel bebas > 0,1 dan nilai VIF seluruh variabel bebas < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara variable bebas struktur modal dan likuiditas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar merata baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan likuiditas waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi tahun berjalan dipengaruhi oleh error dari observasi tahun sebelumnya. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson.

Menurut Singgih Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: a. Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.


(13)

b. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.

c. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.

Dari nilai-nilai di atas, diketahui bahwa nilai DW (0,699) berada di antara -2 sampai 2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam model.

4.2.3 Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur seberapa kuat hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini untuk mengukur hubungan antara Struktur Aktiva (X1) dan Likuiditas (X2) dengan Struktur Modal (Y).

a. Analisis Korelasi Parsial Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Berdasarkan tabel output di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi yang diperoleh antara Struktur Aktiva (X1) dengan Struktur Modal (Y) adalah sebesar 0,576. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah, artinya semakin baik struktur aktiva maka akan diikuti semakin meningkatnya struktur modal. Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar 0,576 termasuk dalam kategori hubungan yang sedang, berada pada interval 0,40-0,599.

b. Analisis Korelasi Parsial Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Berdasarkan tabel output di atas terlihat bahwa nilai koefisein korelasi yang diperoleh antara Likuiditas (X2) dengan Struktur Modal (Y) adalah sebesar 0,568. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah berlawanan, artinya semakin meningkat likuiditas maka akan diikuti semakin meningkatnya struktur modal. Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar 0,568 termasuk dalam kategori hubungan yang sedang, berada pada interval 0,40-0,599.


(14)

c. Analisis Koelasi Simultan

Berdasarkan tabel output di atas terlihat bahwa nilai koefisein korelasi yang diperoleh antara Struktur Aktiva (X1) dan Likuiditas (X2) dengan Struktur Modal (Y) adalah sebesar 0,693. Nilai korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah, dimana semakin baik struktur aktiva dan likuiditas maka akan diikuti semakin meningkatnya struktur modal. Berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar 0,693termasuk dalam kategori hubungan yang kuat, berada pada interval 0,60-0,799.

4.2.4 Analisis Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa R-square sebesar 0,481 atau 48,1%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa struktur aktiva danlikuiditas, secara simultan dalam memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap variabelstruktur modal sebesar 48,1%. Sedangkan sisanya sebesar 100% - 48,1% = 51,9% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti seperti profitabilitas, operating leverage, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan.

Sedangkan untuk melihat besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dilakukan perhitungan dengan menggunakan formula Beta x Zero Order.


(15)

a. Analisis Koefisien Determinasi Parsial

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan untuk memperoleh pengaruh parsial dari setiap variabel bebas sebagai berikut:

Struktur aktiva (X1) 0,427 x 0,576 = 0,246 atau 24,6% Likuiditas (X2) 0,413 x 0,568 = 0,235 atau 23,5% Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa pengaruh terbesar berasal dari variabel struktur aktiva (X1) dengan kontribusi pengaruh sebesar 24,6%, sedangkan variabel likuiditas (X2) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 23,5%.

4.2.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi, diketahui bahwa Struktur Aktiva dan Likuiditas berpengaruh terhadap Struktur Modal.

a. Uji Parsial (Uji t)

1. Pengujian Hipotesis Struktur Aktiva (X1)

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel struktur aktiva (X1) adalah sebesar 2,867. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=30-2-1=27, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian satu pihak sebesar (1,703). Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variable struktur aktiva(X1) sebesar 2,867> t tabel (1,703), sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0ditolak dan H1diterima. Artinya secara parsial, struktur aktivaberpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (Y).Berdasarkan uji hipotesis tersebut dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan H0 pada uji parsial sebagai berikut:


(16)

Penolakan dan Penerimaan H0 Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal 2. Pengujian Hipotesis Likuiditas (X2)

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel likuiditas(X2) adalah sebesar 2,778. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=30-2-1=27, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian satu pihak sebesar (1,703). Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variable likuiditas(X2) sebesar 2,778> t tabel (1,703), sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0ditolak dan H1diterima. Artinya secara parsial, likuiditasberpengaruhnegatif dan signifikan terhadap struktur modal (Y). Berdasarkan uji hipotesis tersebut dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan H0 pada uji parsial yaitu :

Penolakan dan Penerimaan H0 Likuiditas Terhadap Struktur Modal Daerah

Penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

0 t tabel = 1,703

t hitung = 2,778 Penerimaan

Ho

penolakan Ho

0 t tabel = 1,703


(17)

b. Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar 12,490 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan nilai F dari tabel dimana pada tabel F untuk  = 0,05 dan df1: 2 dan df2: n-k-1 (30-2-1) = 27, maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,354. Karena Fhitung (12,490) lebih besar dibanding Ftabel (3,354) maka pada tingkat kekeliruan 5% (=0,05) diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva dan likuiditas, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan uji hipotesis tersebut dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan H0 pada uji simultan sebagai berikut:

Penolakan dan Penerimaan H0 Pada Uji Simultan Terhadap Struktur Modal

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perkembangan Struktur Aktiva pada Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan Periode 2009-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010-2012 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ini diakibatkan oleh dampak krisis finansial global. Sedangkan peningkatan Struktur Aktiva yang tinggi disebabkan karena adanya peningkatan nilai

Daerah Penerimaan

Ho

Daerah penolakan H0

0 F tabel = 3,354


(18)

aktiva tetap lebih besar dari peningkatan total aktiva. Kenaikan struktur aktiva suatu perusahaan yang tinggi dapat dipastikan jumlah aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan menjadi tinggi dan cenderung menambah hutang sebagai sumber pendanaannya.

2. Perkembangan Likuiditas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan Periode 2009-2013 mengalami fluktuatif atau naik turun setiap tahunnya. Peningkatan tingkat likuiditas disebabkan oleh penggunaan hutang yang menurun dan mencerminkan perusahaan tersebut memiliki dana internal yang tinggi sehingga membuktikan bawa perusahaan tersebut mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Penurunan tingkat likuiditas disebabkan karena aktiva lancar lebih kecil dibandingkan dengan hutang lancar yang berdampak pada pendapatan perusahaan menurun serta disebabkan karena faktor lain yaitu karena adanya hantaman krisis likuiditas. 3. Perkembangan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Kontruksi dan Bangunan Periode 2009-2013 mengalami kenaikan dan penurunan. Peningkatan struktur modal dapat disebabkan karena perusahaan menggunakan hutang lebih banyak dari pada modal sendiri untuk mendanai usahanya. Sedangkan penurunan struktur modal dapat disebabkan karena perusahaan tersebut menggunakan lebih banyak modal sendiri dibandingkan dengan hutang. Semakin sedikit hutang yang digunakan untuk mendanai aktifitasnya, maka sedikit pula peningkatan pendapatan yang akan diperoleh. 4. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Struktur

Aktiva dan Likuiditas terhadap Struktur Modal sebagai berikut :

a. Secara parsial Struktur Aktiva (X1)berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Y) pada Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-201, dengan kontribusi yang diberikan sebesar 24,6%.

b. Secara parsial Likuiditas (X2)berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Y) pada Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013, dengan kontribusi yang diberikan sebesar 23,5%.

c. Secara simultan Struktur Aktiva (X1) dan Likuiditas (X2) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal (Y) pada Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, periode 2009-2013 dengan kontribusi yang diberikan sebesar 48,1%. Sedangkan sisanya sebesar 51,9% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dibahas diatas, maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran sebagai pertimbangan, diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Dari penelitian ini dapat berguna untuk bahan pertimbangan sebagai acuan dari sumber pendanaan yang cocok bagi perusahaan kontruksi dan


(19)

bangunan dalam usaha mencapai dan mengembangkan bisnisnya, dimana perusahaan harus menentukan besarnya perbandingan jumlah pinjaman hutang dan modal sendiri agar Struktur Modal perusahaan bisa mencapai optimal.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para investor dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan.

3. Bagi Peneliti dan Kalangan Akademis

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya mengembangkan, menambah, memodifikasi, atau mengganti variabel-variabel yang cenderung lebih berpengaruh terhadap Struktur Modal dan memperluas sampel perusahaan yang mencakup semua jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi :BPFE Yogyakarta.

Atmaja, Lukas Setia. 2008. Manajemen Keuangan. Buku I, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 1994. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

---. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,Edisi ke empat. Yogyakarta: BPFE

Bram Hadianto. 2006. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Indonesia Periode 200-2006 : Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Manajemen. Vol. 7.No.2.

Devi Verena Sari dan A. Mulyo Haryanto. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010 .Diponegoro Journal Of Management. Vol. 2, No. 3, Tahun 2013, Hal. 1 ISSN : 2337-3792.

Dewi Astuti. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta :Ghalia Indonesia. Dwi E. Putra dan I Ketut W. Kesuma. 2008. PengaruhProfitabilitas, Likuiditas,

Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif Di BEI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali.


(20)

Houston, Joel F dan Eugene F Brigham. 2006. Dasar-dasar manajemen keuangan. Edisi ke sepuluh. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Martonodan D. Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonosia.

Meidera Elsa Dwi Putri. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012.

Mela A. Pauji. 2011. Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Perbankan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-4 Liberty : Yogyakarta. Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghaila Indonesia

Sayilgan, Guven.,Hakan Karabacak, dan Guray Kucukkocaoglu. 2006. The Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from Turkish Panel Data. Investment Management and Financial Innovations, 3 (3), pp: 125-139.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Edisi VIII. Yogyakarta: EKONSIA

Umi Narimawati. 2010. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandan tahunan.aspx


(21)

iv ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ASSETS STRUCTURE AND LIQUIDITY TO CAPITAL STRUCTURE IN MANUFACTURED COMPANY

SECTOR CONSTRUCTION AND BUILDING LISTED ON THE INDONESIA STOCK

EXCHANGE PERIOD 2009-2013 Reni Nuraeni

Under the guidance of Linna Ismawati S.E, .M.Si

This research was conducted in the Manufactured Company Sector Construction and Building. The purpose of this study is to determine of the influence the assets structure and liquidity as measured by the current ratio (CR) partially and simultaneously to capital structure as measured by debt-to-equity ratio (DER).

The method used in this research is descriptive method verification with quantitative approach. The sample used in this study is an annual financial report in 2009-2013 as many as 30 samples. The test statistic used is multiple linear regression analysis, the classical assumption test, analysis of the correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing using SPSS V.20 for windows.

Results of the analysis showed that the assets structure has positive effect on the capital structure (DER), liquidity negatively effect the capital structure (DER), the assets structure and liquidity and simultaneous partial effect on the capital structure (DER).


(22)

v ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SEKTOR KONTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2009-2013 Reni Nuraeni

Dibawah bimbingan Linna Ismawati S.E,.M.Si

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi dan Bangunan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh struktur aktiva dan likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) secara parsial dan simultan terhadap struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan tahun 2009-2013 yaitu sebanyak 30 sampel. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi serta pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS V.20 for windows.

Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal (DER), likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DER), struktur aktiva dan likuiditas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap struktur modal (DER).


(23)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Struktur Aktiva

2.1.1.1Pengertian Struktur Aktiva

Struktur aktiva dapat dipandang dari aspek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan.

Pengertiaan Struktur Aktiva menurut (Riyanto, 2008 : 22), adalah sebagai berikut:

“Struktur Aktiva atau struktur kekayayaan adalah pertimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap”.

Pengertian Struktur Aktiva menurut (Syamsudin, 2007 : 9), adalah sebagai berikut :

“Struktur Aktiva adalah penentuan besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing–masing komponen aktiva.


(24)

14

2.1.1.2Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Aktiva

Dalam struktur aktiva terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangannya yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Riyanto (2008:115) bahwa struktur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali turnover dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu pendek (dalam waktu kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang perputarannya lama yang secara berangsur–angsur habis turut serta dalam proses produksi.

Aktiva lancar merupakan salah satu fungsi investasi, yang mana besarnya investasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam piutang. Menurut Riyanto (2008:85) faktor–faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang antara lain volume penjualan kredit, syarat pembayaran penjualan kredit, ketentuan tentang pembahasan kredit, kebijakansanaan dalam mengumpulkan piutang dan kebiasaan membayar dari para pelanggan.

Selain aktiva lancar, salah satu fungsi investasi lainnya adalah aktiva tetap. Perusahaan mengadakan investasi dalam inventory, piutang dan lain–lain adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah dengan harapan yang sama dengan investasi dalam aktiva lancar. Tetapi ada perbedaan antara investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar, yakni terletak dalam soal waktu dan cara perputarannya. Investasi dalam aktiva lancar itu diharapkan akan dapat diterima kembali waktu dekat dan


(25)

15

secara sekaligus yaitu paling lama dalam satu tahun. Sedangkan investasi dalam aktiva tetap, dana yang tertanam didalamnya akan diterima kembali keseluruhannya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun dan kembalinya secara berangsur–angsur melalui depresiasi.

2.1.1.3Mengukur Struktur Aktiva

Struktur aktiva menunjukkan perbandingan antara jumlah aktiva tetap dengan total aktiva yang diukur dalam bentuk rasio. Dalam penelitian ini, dimana pengukuran terhadap struktur aktiva adalah perbandingan antara jumlah aktiva tetap dengan total aktiva, atau dapat dituliskan sebagai berikut :

Sumber : Weston dan Brigham (2005;175)

2.1.2 Likuiditas

2.1.2.1Pengertian Likuiditas

Pengertian likuiditas menurut (Sutrisno, 2012:14) adalah “Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban–kewajiban yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek”.

Pengertian likuiditas menurut (Bambang Riyanto, 2001 : 31), adalah : Likuiditas adalah perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah hutang lancar dilain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaran untuk penyelenggaraan perusahaan dilain pihak (likuiditas perusahaan).

� � �= � � � � �


(26)

16

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.

2.1.2.2Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas

Menurut Dewi Astuti (2004:161) perubahan likuiditas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Tingkat likuiditas akan naik jika :

a. Aktiva lancar naik dan hutang lancar tetap/turun.

b. Aktiva lancar naik dan hutang lancar naik dengan persentase yang lebih kecil.

c. Aktiva lancar turun dan hutang lancar turun dengan persentase yang lebih besar.

d. Aktiva lancar tetap dan hutang lancar naik. 2. Tingkat likuiditas akan turun jika :

a. Aktiva lancar naik dan hutang lancar naik dan persentase yang lebih besar.

b. Aktiva lancar turun dan hutang lancar tetap atau naik.

c. Aktiva lancar turun dan hutang lancar turun dengan persentase lebih besar.

d. Aktiva lancar tetap dan hutang lancar naik. 3. Tingkat Likuiditas akan tetap jika :


(27)

17

b. Aktiva lancar dan hutang lancar naik atau turun dengan persentase yang sama.

2.1.2.3Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengendalian Likuiditas a. Perencanaan Aliran Kas (cash flow)

Seorang investor harus jeli dalam melihat aliran kas untuk dapat menentukan saham–saham yang akan dibeli, apabila memilih saham yang aliran kas perusahaan tersebut mati, sehingga menyebabkan kerugian bagi investor yang berasal dari saham–saham yang telah diinvestasikan.

b. Pencairan Dana (raising fund)

Manajer investasi harus dapat menarik investor agar dapat menambahkan modalnya sehingga terjadi aliran dana yang baik dengan lembaga keuangan lainnya.

c. Menjaga hubungan baik dengan lembaga keuangan lainnya

Investor dapat melihat bagaimana perusahaan–perusahaan emiten berhubungan dengan lembaga–lembaga keuangan yang ada. Bila perusahaan emiten berhubungan baik dengan lembaga keuangan tanpa ada suatu masalah, maka investor akan dapat dengan tenang untuk berinvestasi. Tapi sebaliknya jika hubungannya buruk, maka minat investor akan semakin menurun.

Likuiditas suatu badan usaha dapat diketahui dari neraca dengan membandingkan jumlah aktiva lancar dari suatu pihak dengan hutang lancar di pihak lain. Hasil perbandingan tersebut ialah apa yang disebut dengan current ratio atau working capital ratio. Current ratio merupakan ukuran yang berharga


(28)

18

untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligationnya.

2.1.2.4Ukuran Ratio Likuiditas a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Rasio yang paling umum digunakan untuk dianalisis posisi modal kerja suatu perusahaan adalah current ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.

Sumber : Sutrisno (2009:216)

Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi apabila suatu persahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang telah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.

Suatu perusahaan dengan current ratio yang terlalu tinggi, ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan tersebut menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari pada aktiva lancar dan sebaliknya.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Quick Ratio atau Acid Test Ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan

� � � = � � ��� ��


(29)

19

besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.

Sumber : Sutrisno (2009:216)

Quick ratio ini akan memberikan gambaran likuiditas yang lebih tepat hanya apabila inventory sulit untuk dijual dengan segera tanpa menurunkan nilainya tersebut. Dengan perkataan lain, apabila inventory dapat dijual dengan segera tanpa menurunkan nilainya, maka penggunaan current ratio lebih disukai sebagai pengukuran tingkat likuiditas perusahaan secara menyeluruh (overall liquidity of the firm).

c. Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga. Dalam cash ratio tidak semua elemen modal aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar, melainkan hanya mengambil beberapa elemen saja dari aktiva lancar yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, yaitu kas dan surat berharga.

Sumber : Sutrisno (2009:216)

� � � = � + �

� � ��� ��

��� � � � = � � ��� �� − �� � ���


(30)

20

Cash ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa tergantung pada piutang dan persediaannya.

2.1.3 Struktur Modal

2.1.3.1Pengertian Struktur Modal

Ada beberapa pengertian dari struktur modal menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :

Pengertian Struktur Modal menurut (Riyanto, 1995), adalah :

”Pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri”.

Pengertian Struktur Modal menurut (Sartono, 1994), adalah :

”Perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan bauran atau perpaduan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin besar hutang untuk mendanai asset, maka semakin besar financial laveragenya karena menunjukkan adanya beban tetap.

Adapun pengertian debt to equity ratio menurut Sutrisno (2009:218), menyatakan bahwa :

Debt to equity ratio merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendirir”.

Adapun rumus untuk menghitung struktur modal dengan menggunakan debt to equity ratio adalah sebagai berikut:


(31)

21

Sumber : Sutrisno (2009:216)

2.1.3.2Komponen Struktur Modal

Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri dari beberapa komponen (Riyanto, 2001:238) :

a) Hutang Jangka Panjang atau Modal Asing

Modal asing adalah hutang yang jangka waktunya panjang, umunya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasa perusahaan (ekspansi) dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen hutang jangka panjang terdiri dari :

1) Obligasi (Bond)

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Perlunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.

2) Hutang Hipotik (Mortgage)

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan) kecuali kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran tertentu.

= � � � �


(32)

22

b) Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanan didalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri selain berasal dari sumber intern dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan. Modal sendiri dalam perusahaan secara umum terdiri dari :

1. Modal Saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan, biasanya saham terdiri dari saham biasa, saham preferent dan saham kumulatif preferen. Pemegang saham biasa dan preferen mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, jika perusahaan mendapat keuntungan. Dividen pemegang saham preferen akan lebih diutamakan terlebih dahulu dari pada saham biasa dan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham preferen bersifat tetap. Kalau perusahaan rugi, maka pemilik saham pferen akan memperoleh dividen yang dikumulatifkan pada tahun berikutnya.

2. Cadangan

Cadangan yang dimaksud adalah cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun berjalan. Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri, cadangan yang termasuk kedalam modal sendiri antara lain


(33)

23

cadangan untuk menampung hal–hal atau kejadian yang tidak diduga sebelumnya (cadangan umum).

3. Laba Ditahan

Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut makan keuntungan tersebut merupaka keuntungan yang ditahan. Adanya keuntungan akan memperbesar retained earning yang berarti akan memperbesar modal sendiri. Sebaliknya adanya kerugian akan memperkecil retained earning yang berarti akan memperkecil modal sendiri.

2.1.3.3Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Sutrisno (2000 : 307–308) struktur modal dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu :

a. Persesuaian atau Suitability

Merupakan persesuaian antara cara pemenuhan dana dengan jangka waktu kebutuhannya. Bila yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan berjangka pendek bila dibelanjai dengan utang, obligasi atau dengan mengeluarkan modal sendiri kurang sesuai.

b. Pengawasan atau Control

Pengendalian atau pengawasan perusahaan ada ditangan para pemegang saham. Manajemen perusahaan mengemban tugas untuk menjalankan hasil keputusan pemegang saham. Biasanya sebuah perusahaan dimiliki oleh


(34)

24

beberapa pemegang saham sehingga bila diperlukan tambahan dana perlu dipertimbangkan apakah tugas pengawasan dari pemilik lama tidak akan terkurangi. Oleh sebab itu dengan pertimbangan tersebut, biasanya pemilik lama lebih menginginkan mengeluarkan obligasi dibanding menambah saham.

c. Laba atau Earning per Share

Memilih sumber dana apakah dari saham atau utang, secara financial harusnya bisa menghasilkan keuntungan bagi pemehgang saham lebih besar. d. Tingkat Risiko atau Riskness

Utang merupakan sumber dana yang mempunyai risiko tinggi sebab bunganya tetap harus dibayarkan baik pada saat perusahaan mendapatkan laba maupun dalam kondisi merugi. Oleh karena itu semakin besar penggunaan dana dari utang mengindikasikan perusahaan mempunyain tingkat risiko yang lebih besar.

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi struktur modal menurut Houston dan Brigham (2006:42-45) yaitu :

a. Stabilitas penjualan, perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak hutang dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

b. Struktur aktiva, perusahaan yang mempunyai jenis aktiva sesuai untuk jaminan kredit akan cenderung menggunakan banyak hutang karena kemudahan yang dimiliki.


(35)

25

c. Leverage operasi, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena interaksi leverage operasi dan keuanganlah yang mempengaruhi penurunan penjualan terhadap laba operasi dan dan arus kas bersih secara keseluruhan.

d. Tingkat pertumbuhan, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang atau mengandalkan modal eksternal daripada perusahaan yang pertumbuhannya lebih lambat. e. Profitabilitas, perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas

investasi menggunakan utang yang relatif kecil. Dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan dengan dana internal.

f. Pajak, bunga hutang adalah beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan pada tarif pajak yang tinggi. Karena itu makin tinggi tarif pajak makin besar keuntungan dari penggunaan utang.

g. Pengendalian, pengaruh akibat penerbitan surat-surat utang versus saham terhadap posisi pengendalian manajeman bisa mempengaruhi struktur modal. h. Sikap manajemen, sikap manajemen yang lebih konservati daripada manajemen lainnya akan menggunakan jumlah utang yang lebih kecil dari pada rata-rata industri.

i. Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan


(36)

26

mereka sendiri. Perilaku pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas sering kali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.

j. Kondisi pasar, kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan baik jangka panjang maupun jangka pendek dapat memberi arti yang penting pada struktur modal perusahaan yang optimal.

k. Kondisi internal perusahaan, kondisi internal perusahaan juga dapat memiliki pengaruh pada sasaran struktur modal.

l. Fleksibilitas keuangan, tujuan menjaga fleksibilitas keuangan yang dilihat dari sudut pandang operasional artinya adalah menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai.

2.1.3.4Struktur Modal Yang Optimum

Pengambilan keputusan tentang sumber pendanaan yang tepat, yang terdiri dari hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai keseimbangan finansial. Menurut Bambang Riyanto (2008:14) suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan keseimbangan finansial, apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapai gangguan finansial, yang disebabkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang dibutuhkan.

Dalam keadaan bagaimanapun juga, perusahaan jangan mempunyai jumlah utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri atau dengan kata lain debt ratio jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (utang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya (modal sendiri). Bertitik


(37)

27

tolak dari teori tersebut, struktur modal yang optimal dapat dicapai apabila jumlah utang tidak melebihi modal sendiri yang dimiliki perusahaan, atau paling tidak komposisinya 1:1 atau 50% utang jangka panjang, dan 50% modal sendiri.

Dalam hal ini, struktur modal yang optimum diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan melalui harga saham. Harga saham berkaitan dengan deviden yang diharapkan. Perusahaan dengan laba yang tinggi, mampu membayar deviden yang lebih tinggi, jadi selama tingkat utang yang lebih tinggi menaikan laba per lembar saham, maka leverage dapat menaikan harga saham. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik. Dalam kaitannya dengan struktur modal ini, nilai perusahaan dapat diukur dengan harga saham atau biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh sumber dana yang bersangkutan.

2.1.3.5Teori Struktur Modal

Untuk mencapai struktur modal yang optimal, ada beberapa teori yang menjelaskan tentang struktur modal. Kegunaan mempelajari teori tersebut adalah untuk mengasah perspektif dan memudahkan perumusan suatu kebijakan struktur modal yang baik.

1. MM Tanpa Pajak

Pertama kali MM memperkenalkan teori struktur modal dengan asumsi tidak ada pajak pendapatan perusahaan. Dengan asumsi ini maka MM secara matematis menggunakan tiga preposisi :

a. Preposisi 1, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan tidak lain merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan atau expected net operating


(38)

28

income (NOI = EBIT) dengan tingkat kapitalisasi konstan yang sesuai dengan tingkat risiko perusahaan. MM berpendapat bahwa nilai perusahaan adalah tidak tergantung atau tidak dipengaruhi oleh struktur modal. Dengan pendapat ini secara tidak langsung dijelaskan bahwa biaya modal rata-rata tertimbang sering disebut juga dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atas portfolio karena perusahaan dapat dianggap sebagai portfolio baik untuk perusahaan yang memilih leverage maupun tidak adalah independen terhadap struktur modal. Implikasi kedua adalah bahwa biaya modal rata-rata tertimbang dengan biaya modal sendiri untuk perusahaan yang tidak memiliki leverage.

b. Preposisi II, MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan premium risiko. Dalam preposisi kedua ini MM berpendapat bahwa apabila utang perusahaan semakin besar maka biaya modal sendiri juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena risiko yang dihadapi oleh pemilik modal sendiri semakin besar dengan demikian pemilik modal sendiri meminta tingkat keuntungan yang semakin besar. Dari kedua preposisi ini secara implisit MM berpendapat bahwa semakin besar utang yang digunakan dalam struktur modal tidak akan meningkatkan nilai perusahaan.

c. Preposisi III, preposisi ketiga ini menyatakan bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar biaya investasi.


(39)

29

2. MM dengan pajak

MM juga mengembangkan ketiga preposisi tersebut dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan. Dalam kondisi ada pajak penghasilan, perusahaan yang memiliki leverage akan memiliki nilai tinggi jika dibanding dengan perusahaan tanpa leverage.

a. Preposisi I, nilai perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan nilai perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah nilai perlindungan pajak. Adapun nilai perlindungan pajak ini adalah sebesar pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan utang perusahaan.

b. Preposisi II, dalam kondisi ada pajak penghasilan, MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah premium risiko. Besarnya premium risiko ini tergantung atas besarnya utang dan selisih atas biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage dan biaya utang.

c. Preposisi III, MM berpendapat bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi sepanjang memenuhi persyaratan IRR > cut-off-rate atau pembatas untuk setiap investasi baru.

3. Asymetric Information Theory, Signalling Theory dan Agency Theory Asymetric Information Theory merupakan suatu kondisi dimana satu perusahaan dalam transaksi mempunyai lebih banyak informasi dibandingkan pihak lain. Karena adanya asymetric information perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan: 1) laba ditahan dan dana depresiasi 2)


(40)

30

penjualan saham baru. Selain itu karena dengan adanya asymetric information perusahaan cenderung memelihara kemungkinan berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang baik tanpa harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang turun (Atmaja, 2008:262).

Signalling theory merupakan langkah-langkah manajemen dalam perusahaan yang seharusnya memberikan petunjuk secara implisit kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

Agency Theory, dalam agency teory menyarankan bahwa optimal capital dan ownership structures bisa digunakan untuk mengurangi biaya agency. Biaya agensi atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan utang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. Biaya keagenan ini muncul dari problem keagenan atau agency problem. Jika perusahaan menggunakan utang ada kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan kreditor. Misalnya perusahaan melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko tinggi (Atmaja, 2008:258).

4. Trade off Theory

Dalam trade off theory perusahaan menukarkan keuntungan keuntungan pendanaan melalui utang dengan tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Dalam trade off theory memberikan tiga masukan yang penting: 1) perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki probabilitas financial distress yang besar, perusahaan yang seperti ini harus menggunakan sedikit utang 2) aktiva tetap yang khas, aktiva yang tidak


(41)

31

nampak dan kesempatan bertumbuh akan kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit utang 3) perusahaan yang membayar pajak yang tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibanding perusahaan yang membayar pajak yang rendah (Atmaja, 2008:259-261).

5. Pecking Order Theory

Perusahaan cenderung menggunakan sumber pendanaan internal untuk membiayai proyek-proyek dalam perusahaan.

6. Free Cash Flow Theory

Tingkat utang yang tinggi selain berbahaya bagi perusahaan juga akan meningkatkan nilai perusahaan apabila operating cash flow perusahaan secara signifikan melebihi tingkat keuntungan yang telah diperhitungkan pada suatu investasi. Diatas break even point maka akan terdapat benefit dengan adanya utang. Namun dibawah break even point akan terdapat kerugian karena utang. Karena itu masingmasing perusahaan harus mmpu menghitung sendiri berapa tingkat utang yang memberikan keuntungan dan berapa tingkat utang yang memberikan kerugian, sehingga akan dicapai titik optimal.

7. Market Timing Theory

Teori ini lebih berdasarkan kepada situasi yang sebenarnya terjadi dipasar sehingga diperlukan kecermatan, kecepatan, dan ketepatan dalam menganalisis dan bertindak. Teori ini mengemukakan 3 hal utama:


(42)

32

a. Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika nilai pasar sedang tinggi secara relative terhadap book value dan harga pada tahun sebelumnya serta cenderung untuk membeli saham ketika harga pasar sedang rendah.

b. Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika cost of equity rendah dan perusahaan cenderung membeli kembali ketika cost of equity tinggi.

c. Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika investor lebih antusias terhadap prospek untuk memperoleh earning melalui saham.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Meidera Elsa Dwi Putri (2012)

Jurnal Manajemen, Volume 01 Nomor 01 September 2012 ini dikemukakan oleh Meidera Elsa Dwi Putri (2012). Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Aktiva sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah Struktur Modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Subjek penelitian dilakukan pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Sehingga perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang tinggi maka akan diikuti dengan semakin tinggi nilai struktur modal.


(43)

33

2. Penelitian Bram Hadianto (2006)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Aktiva sebagai variabel independen dan Struktur Modal sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini adalah Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

3. Penelitian Mela Anisa Puji (2011)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Sektor Perbankan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likuiditas sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Likuiditas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

4. PenelitianDwi Ema Putera dan I Ketut Wijaya Kesuma (2008)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likuiditas. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Modal. Hasil penelitian ini menunjukkan Likuiditas perusahaan secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Struktur Modal. Sehingga tingkat Likuiditas perusahaan yang tinggi akan menurunkan penggunaan hutang perusahaan.


(44)

34

5. PenelitianDevi Verena Sari (2013)

Journal Of Management, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013 yang dikemukakan oleh Devi Verena Sari (2013). Penelitian ini berjudul Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Aktiva dan Likuiditas sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Modal. Hasil penelitian ini menunjukkan Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

6. Penelitian Guvan Sayilgan, Hakan Karabacak, dan Guray Kucukkocaoglu (2006)

Penelitian ini berjudul The Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from Turkish Panel Data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Aktiva sebagai variabel independen dan Struktur Modal sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dari lima variabel yang terdapat pada penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, tingkat pertumbuhan, non-debt tax shields dan struktur aktiva menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan profitabilitas, non-debt tax shields dan struktur aktiva berbanding terbalik.


(45)

35

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1. Meidera Elsa Dwi Putri

( 2012)

Pengaruh Profitabilitas,

Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Struktur Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Variabel Independen : Struktur Aktiva (X1) Variabel Dependen : Struktur Modal (Y) Penggunaan variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan

2. Bram Hadianto (2006)

Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada emiten sektor telekomunikasi

Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Variabel Independen : Struktur Aktiva (X1) Variabel Dependen : Struktur Modal (Y) Penggunaan variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas pada variabel independen

3. Mela Anisa Puji (2011)

Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal

Bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Variabel Independen : Likuiditas (X2) Variabel Dependen : Struktur Modal (Y) Penggunaan variabel ukuran perusahaan dan tingkat bunga

4. Dwi Ema Putera dan I Ketut Wijaya Kesuma (2008) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif di BEI

Likuiditas perusahaan secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Variabel Independen : likuiditas (X2) Variabel Dependen : Struktur Modal (Y) Penggunaan variabel profitabilitas, ukuran dan pertumbuhan

5. Devi Verena Sari (2013)

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI

Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Variabel Independen : Struktur Aktiva (X1) dan Likuiditas (X2) Variabel Dependen : Struktur Modal (Y) Penggunaan variabel profitabilitas, pertumbuhan aset dan ukuran perusahaan


(46)

36

6. Guvan Sayilgan, Hakan Karabacak, dan Guray Kucukkocaoglu (2006) The Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from Turkish Panel Data

Empirical evidence on the capital structure decisions of Turkish firms reveals that size and growth opportunity in total assets, have a positive association with the debt level. On the other hand, profitability, growth opportunities in plant, property and

equipment, non-debt tax shields and

tangibility are inversely related with the leverage ratio. Variabel Independen : Likuidity (X2) Variabel Dependen : Struktur Modal (Y) Penggunaan variabel ukuran, profitabilias, dan tingkat pertumbuhan

2.2Kerangka Pemikiran

Suatu perusahaan dapat menjalankan operasionalnya jelas dengan membutuhkan dana dan modal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akan meningkatkan kesehatan perusahaannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat berasal dari sumber internal dan sumber eksternal. Setiap keputusan perusahaan dalam menentukan darimana kebutuhan modalnya terpenuhi dan akan berpengaruh pada komposisi struktur modal suatu perusahaan.

Perusahaan dengan struktur aktiva yang fleksibel akan cendurung menggunakan leverage yang lebih besar daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap lebih banyak maka perusahaan akan memperoleh sumber dana pinjaman karena memiliki jaminan yang cukup besar.


(47)

37

Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan utang. Aktiva untuk tujuan umum yang dapat digunakan oleh banyak bisnis dapat menjadi jaminan yang baik, dan sebaliknya pada aktiva untuk tujuan khusus (Houston dan Brigham, 2006:42).

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sumber daya jangka pendek (lancar). Perusahaan dengan rasio likuiditas yang lebih tinggi akan mendukung rasio hutang yang relatif tinggi karena kemampuannya yang lebih besar untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dan perusahaan yang dapat mengembalikan hutang–hutangnya akan mendapatkan kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan hutang dalam jumlah besar. Studi mendapatkan beberapa bukti bahwa likuiditas memainkan peranan yang penting dalam faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut teori pertukaran dalam struktur modal ada hubungan yang positif diantara likuiditas perusahaan dengan leverage. Ada beberapa bukti hubungan yang positif diantara struktur kepemilikan dan likuiditas aset pada perusahaan.

Rasio likuiditas aset yang tinggi dapat dipertimbangkan oleh investor untuk menjadi sinyal yang positif karena itu mengindikasikan bahwa perusahaan dapat dengan mudah membayar obligasinya dan dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang rendah.

2.2.1 Keterkaitan Struktur Aktiva dengan Struktur Modal

Semakin tinggi struktur modal (FATA) maka akan diikuti semakin tinggi nilai struktur modal perusahaan (LTDER). Perusahaan yang memiliki asset tetap


(1)

x

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.5.2 Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Struktur Aktiva ... 13

2.1.1.1 Pengertian Struktur Aktiva ... 13

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Aktiva ... 14

2.1.1.3 Mengukur Struktur Aktiva ... 15

2.1.2 Likuiditas ... 15

2.1.2.1 Pengertian Likuiditas... 15

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas ... 16

2.1.2.3 Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengendalian Likuiditas .... 17

2.1.2.4 Ukuran Ratio Likuiditas ... 18

2.1.3 Struktur Modal ... 20

2.1.3.1 Pengertian Struktur Modal ... 20

2.1.3.2 Komponen Struktur Modal... 21

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 23

2.1.3.4 Struktur Modal Yang Optimum ... 26

2.1.3.5 Teori Struktur Modal ... 27

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 32

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.2.1 Keterkaitan Struktur Aktiva dengan Struktur Modal ... 37


(2)

xi

2.2.3 Keterkaitan Struktur Aktiva dan Likuiditas terhadap

Struktur Modal ... 38

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41

3.2 Metode Penelitian... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 43

3.2.2 Operasional Variabel ... 46

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.3.1 Sumber Data ... 48

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 50

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 50

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan ... 62

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 62

4.2 Pembahasan ... 65

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 65

4.2.1.1 Perkembangan Struktur Aktiva ... 66

4.2.1.2 Perkembangan Likuiditas ... 71


(3)

xii

4.3 Analisis Verifikatif ... 80

4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 80

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 81

4.3.3 Analisis Korelasi ... 86

4.3.4 Analisis Koefisien Determinasi ... 88

4.3.5 Pengujian Hipotesis ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi :BPFE Yogyakarta.

Atmaja, Lukas Setia. 2008. Manajemen Keuangan. Buku I, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 1994. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

---. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,Edisi ke empat. Yogyakarta: BPFE

Bram Hadianto. 2006. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Indonesia Periode 200-2006 : Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Manajemen. Vol. 7.No.2.

Devi Verena Sari dan A. Mulyo Haryanto. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010 .Diponegoro Journal Of Management. Vol. 2, No. 3, Tahun 2013, Hal. 1 ISSN : 2337-3792.

Dewi Astuti. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta :Ghalia Indonesia. Dwi E. Putra dan I Ketut W. Kesuma. 2008. PengaruhProfitabilitas, Likuiditas, Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif Di BEI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali.

Houston, Joel F dan Eugene F Brigham. 2006. Dasar-dasar manajemen keuangan. Edisi ke sepuluh. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Martonodan D. Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonosia.


(5)

Meidera Elsa Dwi Putri. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012.

Mela A. Pauji. 2011. Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan Tingkat Bunga Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Perbankan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-4 Liberty : Yogyakarta. Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghaila Indonesia

Sayilgan, Guven.,Hakan Karabacak, dan Guray Kucukkocaoglu. 2006. The Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from Turkish Panel Data. Investment Management and Financial Innovations, 3 (3), pp: 125-139.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Edisi VIII. Yogyakarta: EKONSIA

Umi Narimawati. 2010. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.

Bandung : Agung Media

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandan tahunan.aspx


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Reni Nuraeni

Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 21 Juni 1993

Alamat : Jl. Raya Lembang Kp.Pasir Jati No.59 Rt.02 Rw.12

Kab. Bandung Barat 40391

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Email : rninuraeni21@gmail.com

DAFTAR PENDIDIKAN

KETERANGAN TAHUN

TK Bhayangkara 19 Lembang 1998-1999

SDN Pancasila Lembang 1999-2005

SMPN 1 Lembang 2005-2008

SMKN 1 Bandung 2008-2011


Dokumen yang terkait

pengaruh Struktur Aktiva Dan Profotabilitas (ROA) Terhadap Struktur Modal (Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014)

1 6 71

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)

0 4 111

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013.

0 2 34

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013.

0 4 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013).

0 1 103

PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA SUB SEKTOR KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA -

1 38 23

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SEKTOR RITEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL SEKTOR RITEL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - repository perpustakaan

0 1 13