pengaruh Struktur Aktiva Dan Profotabilitas (ROA) Terhadap Struktur Modal (Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014)

(1)

PERIODE 2010-2014 Oleh:

ANDIKA PERDANA BARORI

Dosen Pembimbing : Oman Sukirman, SE., MM

Struktur modal merupakan masalah klasik bagi perusahaan. Baik buruknya struktur modal akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Menghadapi hal tersebut, perusahaan harus mencari alternatifalternatif sumber dana yang dipilih. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti apakah profitabilitas dan struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor indutri makanan dan minuman periode 2010-2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti menggunakan sampel sebanyak 7 perusahaan industri barang konsumsi yang dipilih secara purposivesampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa Secara parsial terdapat pengaruh struktur aktiva (X1) dan ROA (X2) dengan struktur modal (Y). Variabel ROA memberikan pengaruh terbesar kepada struktur modal sebesar 40.57%, sedangkan variabel struktur aktiva memberikan pengaruh terkecil yaitu sebesar 32.11%.

Key words: struktur aktiva, profitabilitas, dan struktur modal

PENDAHULUAN

Dalam kondisi perekonomian global saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sektor maupun jasa semakin meningkat yang menjadikan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk selalu melakukan penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab tantangan dan peluang tersebut. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dapat pula berupa menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan serta mengupayakan agar sumber daya yang dimiliki perusahaan diperuntukan secara efektif dan efisien. Salah satu kebijakan

tersebut bekaitan dengan masalah pendanaan. Pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan (modal sendiri) maupun dari luar perusahaan (modal asing). Semakin besar pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dari internal perusahaan maka

akan semakin berkurangnya

ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar sehingga dapat mengurangi beban yang dirasakan oleh perusahaan dalam hal kebijakan-kebijakan yang dilakukan.

Menurut Bambang Riyanto

(2001:209) menyatakan bahwa sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi sumber intern dan sumber ekstern. Dana yang diperoleh dari sumber intern adalah


(2)

peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing.

Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan (Bambang Riyanto 2001:296).

Dalam upaya memenuhi kebutuhan

dana, perusahaan perlu

mempertimbangkan beberapa hal, antara lain berapa besar kebutuhan dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu akan digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional perusahaan dibiayai dengan menggunakan sumber dana jangka pendek dan sumber dana jangka panjang. Sumber dana jangka pendek ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain-lain. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan operasional ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu relatif pendek (kurang dari satu tahun) melalui hasil penjualan.

Penelitian mengenai pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal ini dilakukan pada sektor perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan pemilihan sektor perusahaan manufaktur sektor

kelangsungan hidup masyarakat yang ada di Indonesia. Karena banyakny permintaan pada sektor perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman ini mengakibatkan banyakny persaingan yang terjadi pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang ada di Indonesia.

Identifikasi Dan Rumusan Masalah Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah di jelaskan di atas bahwa perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 terdapatnya beberapa masalah yang terdapat didalam perusahaan yaitu kurangnya dalam menentukan keputusan dalam pendaan perusahaan dan masih bingungnya mengadakan pendanaan antara modal sendiri atau modal asing untuk menghindari resiko yang akan dihadapi perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

Keputusan pendanaan yang

digunakan secara tidak tepat akan mengakibatkan keadaan modal sendiri dengan hutang yang tidak optimal dan itu akan berdampak pada struktur modal perusahaan. Ditambahnya adanya krisis global yang masih melanda yang mengakibatkan bunga kredit pinjaman semakin naek membuat perusahaan harusa sangat cermat untuk mengelola modal perusahaan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, untuk memberi arah dan memperjelas tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini maka penulis memberikan pembahasan yang meliputi:


(3)

periode 2010-2014.

b. Bagaimana perkembangan

Profitabilitas (ROA) pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. c. Bagaimana perkembangan Struktur

Modal pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. d. Seberapa besar hubungan dan

pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA) secara parsial dan simultan terhadap Struktur

Modal pada perusahaan

manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Lukman Syamsudin (2007:9) struktur aktiva adalah “Penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.”

Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva adalah “Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan.

(Brigham dan Houston 2001:39)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.

Struktur aktiva dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya

menggolongkan aktiva dalam

perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Untuk keperluan ini, struktur aktiva dapat dipandang dari dua sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanen.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan

bermacam-macam, dapat berupa

perbandingan antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva ataukah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas suatu perusahaan, namun rasio yang pada umumnya digunakan oleh para pemakai.

Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2007:215)yaitu:

1) Margin Laba (Profit Margin) Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang cukup tinggi.


(4)

Rasio ini menunjukkan berapa persentase laba bersih diperoleh bila diukur dari

4) Return On Investment

Merupakan kemampuan

perusahaan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini

adalah laba bersih setelah pajak.

5) Earning Per Share

Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning per share ini merupakan ukuran

perusahaan untuk menilai

kemampuan perusahaan per lembar saham pemilik.

Struktur Modal

Struktur modal dapat dihitung dengan rumus:

(Besley & Brigham 2003:205)

Menurut Bambang Riyanto (2008), struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen , yaitu :

1. Modal Sendiri (Shareholder Equity)

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber

ekstern. Sumber intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber

ekstern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau

peserta dalam suatu

Perseroan Terbatas (PT), dimana modal saham terdiri dari :

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang

ditanamkan oleh

investor, dimana pemilik saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli

prospek dan siap

menanggung segala

risiko sebesar dana yang ditanamkan.

b. Saham Preferen

(Preferred Stock)

Saham preferen bentuk komponen modal jangka

panjang yang

kompensasinya (deviden) dibayarkan lebih dahulu

(utama) sebelum

membayar kompensasi saham biasa.

2) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang dibayarkan sebagai deviden.

Komponen modal

sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian– kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan

adanya jaminan atau

keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan


(5)

perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup serta melindungi perusahaan dari resiko kebangkrutan.

2. Modal Asing / Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)

Modal asing / hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka

waktunya adalah panjang,

umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada

umumnya digunakan untuk

membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.

1) Pinjaman Obligasi

Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi

dapat diambil dari

penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.

suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak

debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

Penelitian Terdahulu

Damayanti, 2013. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Studi Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Ainun Nasihatun, Dikdik Tandika dan Nurdin.2014. Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Optimum Pada Perusahaan Industri Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2008-2013

Arlan Rolland Naray dan Lisbeth Mananeke 2015. Pengaruh Pertumbuhan penjualan, struktur aktiva dan ukuran penjualan terhadap struktur modal pada bank pemerintahan kategori buku 4

Muhammad Syahril Ferdiansya dan Isnurhadi 2013. Faktor-daktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia

M. Toyib Daulay.2009. Pengaruh size, profibilitas, dan growth of assets terhadap struktur modal pada industry makanan dan minuman yang go-public di bursa efek indonesia

Ghia Ghaida Kanita. 2014. Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman

Hasa Nurrohim KP . 2008. Pengaruh profitabilitas, fixed asset ratio, kontrol kepemilikan dan struktur aktiva terhadap


(6)

analysis of a sample of italy

METODE PENELITIAN

Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Sesuai yang diungkapkan oleh Gay (1977) yang dikutip oleh Sugiyono (2008: 4) bahwa, “penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif),

Menurut Sugiyono (2008:147) mengenai metode deskriftif ini diungkapkan bahwa :

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006: 132) adalah “penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu pengetahuan.”

Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2008:8) juga mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi struktur aktiva, profitabilitas (ROA) dan struktur modal. Sedangkan penelitian verifikatif adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data-data dilapangan sehingga diketahui pengaruh variabel (X1) yaitu struktur aktiva dan variabel (X2) yaitu profitabilitas (ROA) terhadap variabel (Y) yaitu struktur modal melalui alat analisis statistik.

Opersional Variabel

Dalam penelitian penulis yaitu pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat menjadi 2, yaitu :

1. Variabel bebas/ Independent Variable ( Variabel X )

Sugiyono (2010: 39) mendefinisikan tentang variabel bebas adalah varabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependent ( terikat ). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bersangkutan dengan fenomena yang terjadi adalah, Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA).

2. Variabel tidak bebas/ Dependent Variable ( Variabel Y )

Sugiyono (2010:40)

mendefinisikan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam


(7)

Uji asumsi klasik

Pengujian Multikolinieritas

Untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) jika nilai tolerance lebih dari 10 % atau kurang dari 10 maka dikatakan tidak multikolinearitas. Adapun ikhtisar uji multikolonieritas sebagaimana Output SPSS dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel Multikoliniearity

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Struktur_Aktiva .817 1.224

ROA .817 1.224

Menggunakan besaran tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF) jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil output VIF hitung dari kedua variabel kurang dari < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas 0,817 diatas 10%, dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.

Pengujian Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas, syarat klasik ini dalam analisis regresi adalah harus tidak terjadi gejala heteroskedastisitas yang berarti, varian residual harus sama. Dengan menggunakan paket program SPSS versi

17 untuk mendeteksi adanya

heterokedastisitas digunakan grafik sctterplot variabel dependen,

Pengujian Normalitas

Dalam regresi linear disturbance error

atau variabel gangguan (ei) berdistribusi

diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):

t t 1

2 t e e D W e    

(Gujarati, 2003: 467) Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

a. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL,

kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi

b. Jika dU< D-W < 4 – dU,

kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi

c. Tidak ada kesimpulan jika : dL

D-W  dU atau 4 – dU D-W 4 – dL

(Gujarati, 2003: 470)

Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. Untuk mengetahui bahwa terjadinya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson dengan bantuan program SPSS 17.0 pada tabel di bawah ini:


(8)

1 1.910

Dari tabel di atas diperoleh nilai d sebesar 1.910. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel

Durbin-Watson. Untuk α=0.05, k=2 dan n=35, diperoleh dL= 1.3433 dan dU= 1.5838. Nilai

d > dU , maka dapat disimpulkan bahwa

dalam model regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda Koefisien Regresi Struktur aktiva dan ROA Terhadap Struktur modal

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .101 .093 1.090 .284 Struktur_Aktiva .462 .102 .462 4.517 .000 ROA .443 .083 .546 5.335 .000

Untuk itu, dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diinterpretasikan, adalah sebagai berikut:

a. Jika tidak ada X1 (Struktur aktiva), X2 (ROA), maka nilai Y (Struktur modal) adalah 0.462 (konstanta). Dapat diartikan bahwa bila diasumsikan untuk Struktur aktiva, ROA sebesar 0, maka struktur modal akan tetap sebesar 0.101. b. Apabila diasumsikan untuk struktur

aktiva meningkat 1 satuan sedangkan ROA sebesar 0, maka struktur modal akan meningkat sebesar 0.462

c. Apabila diasumsikan untuk ROA meningkat 1 satuan, sedangkan struktur aktiva 0, maka struktur modal akan meningkat sebesar 0.443 modal Control Variables Struktur aktiva Struktur modal ROA Struktur

aktiva

Correlation

1.000 .624 Significance

(2-tailed) . .000

Df 0 34

Struktur modal

Correlation

.686 1.000 Significance

(2-tailed) .000 .

Df 34 0

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, diketahui bahwa nilai korelasi struktur aktiva (X1) terhadap

struktur modal (Y) sebesar r = 0.624, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara struktur aktiva terhadap struktur modal karena berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,799.

Koefisien Korelasi Parsial terhadap ROA terhadap struktur modal

Control

Variables ROA

Struktur modal Struktur

aktiva

ROA Correlation 1.000 .686 Significance

(2-tailed) . .000

Df 0 34

Struktur modal

Correlation .686 1.000 Significance

(2-tailed) .000 .

Df 34 0

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, diketahui bahwa nilai korelasi ROA (X2) terhadap struktur modal

(Y) sebesar r = 0.686, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara ROA terhadap struktur modal karena berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,799.


(9)

variabel dependen

Besarnya pengaruh (Tingkat Pengembalian Asset) dan (rasio hutang) terhadap Y (Harga Saham) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau singkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya.

a. cara pertama dengan perhitungan manual, yaitu :

Kd = x 100%

= x 100% = 0.727 x 100% = 72,7

Kd = 72,7 %

b. cara kedua dengan perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for windows, yaitu :

Tabel 4.9

Koefisien deteminansi Struktur aktiva Terhadap Struktur modal

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .852a .727 .710 .539

Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui hipotesis secara parsial maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. Ho1: ρ = 0, (tidak ada pengaruh

secara parsial antara

Struktur aktiva

terhadap Struktur modal).

b. H11: ρ  0, (ada pengaruh secara

parsial antara Struktur

Struktur modal). d. H12: ρ  0, (ada pengaruh secara

parsial antara ROA terhadap Struktur modal).

Kesimpulan

penulis memberikan kesimpulan bahwa:

Perkembangan Struktur Aktiva pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi. Dimana terjadi kenaikan begitu pula penurunan pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman periode 2010-2014. Penurunan yang terjadi disebabkan karena perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva terus berubah-ubah setiap tahunnya. Penurunan struktur aktiva menjadi jaminan yang kurang baik ketika perusahaan akan melakukan pendanaan, karena aktiva tersebut tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kredit oleh karena itu tingkat hutang yang dimiliki cenderung rendah atau mengalami penurunan

Perkembangan Profitabilitas (ROA) pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi. Dimana terjadi kenaikan begitu pula penurunan pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman periode 2010-2014. Adapun perusahaan yang selalu mengalami kenaikan profitabilitas perusahaan dalam periode 2010-2014. Penurunan yang terjadi disebabkan karena adanya krisis Yunani pada tahun 2011 berdampak juga terhadap Indonesia, mengingat bahwa tujuan utama ekspor non migas asal Indonesia adalah ke negara-negara Eropa. Krisis yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa memberikan pengaruh terhadap ekonomi dunia dan secara langsung berdampak negatif terhadap industri makanan dan minuman nasional.


(10)

2010-2014. Penurunan ini disebabkan karena perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva terus berubah-ubah setiap tahunnya. Peningkatan struktur modal ini disebabkan karena krisis global yang terjadi. Krisis tersebut menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia menjadi cenderung tinggi dan berpengaruh kepada melemahnya daya beli masyarakat, oleh karena itu laba perusahaan menjadi turun dan tingkat pengembalian perusahaan pun tidak optimal artinya perusahaan lebih

banyak menggunakan hutangnya

dibandingkan dengan modal sendiri.

Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva dan ROA terhadap struktur modal. Variabel struktur modal dapat dijelaskan oleh Struktur aktiva dan ROA sebesar 72.7% sisanya ditentukan oleh faktor lain sebesar 27.3%. Secara parsial terdapat pengaruh struktur aktiva dan ROA dengan struktur modal. Variabel ROA memberikan pengaruh terbesar kepada struktur modal sebesar 40.57%, sedangkan variabel struktur aktiva memberikan pengaruh terkecil yaitu sebesar 32.11%.

Saran

Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan kembali struktur aktiva karena jika perusahaan memiliki struktur aktiva yang besar maka perusahaan akan lebih leluasa memperoleh sumber dana pinjaman dari luar karena memiliki jaminan yang cukup besar, hal itu tentu dapat mendukung perusahaan dan bisa meningkatkan kinerja perusahaan secara maksimal.

Sebaiknya perusahaan harus lebih

memperhatikan profitabilitas

perusahaannya. Karena dengan adanya tingkat profitabilitas yang tinggi jalannya operasi di dalam suatu perusahaan akan

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sartono, 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta BPFE, Yogyakarta. Ainun Nasihatun, Dikdik Tandika dan

Nurdin, 2014. Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan penjualan Terhadap Struktur Modal Optimum (Pada Perusahaan Industri Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2013).

Arlan Rolland Naray dan Lisbeth

Mananeke, 2015. Pengaruh

Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva dan Ukuran Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Bank Pemerintahan Kategori Buku 4.

Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:Salemba Empat.

Damayanti, 2013. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Bertumbuh dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Dermawan, Sjahril, 2009. Manajemen Keuangan. Jakarta : Mitra wacana Media.

Ghia Ghaida Kanita, 2014. Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal


(11)

Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.

Lukman, Syamsudin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raya Grafindo Persada.

M. Toyib Daulay, 2009. Pengaruh Size, Profitabilitas dan Growth Of Assets Terhadap Struktur Modal pada Industri Makanan dan Minuman yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia.

Marco, Muscettola, 2014. Structure Of Assets and Capital Structure. What are The Relations with Each Other an Empirical Analysis of a Sample Italy.

Muhammad Syahril Ferdiansya dan Isnurhadi, 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Munawir, S, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Erlangga. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis

Cetakan Kedua Belas 2008. Penerbit Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. penerbit Alfabeta Bandung.

Sutrisno, 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta, Ekonisia.

Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media.

Weston dan Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2. Penerbit : Erlangga, Jakarta.


(12)

15

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Struktur Aktiva

Menurut Lukman Syamsudin (2007:9) struktur aktiva adalah “Penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap.”

Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva adalah “Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.”

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

(Brigham dan Houston 2001:39)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.


(13)

Struktur aktiva dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Untuk keperluan ini, struktur aktiva dapat dipandang dari dua sisi yaitu aktiva yang harus tersedia untuk beroperasi perusahaan selama periode akuntansi berlangsung serta aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanen.

Berkaitan dengan uraian tersebut, yang dimaksud dengan aktiva yang harus disediakan untuk operasi selama periode akuntansi berlangsung adalah golongan aktiva lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya, paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal (Munawir 2002:14). Sedangkan menurut Fransisko (2005:9) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode kegiatan perusahaan periode berikutnya (paling lama satu tahun).

Aktiva yang harus disediakan untuk beroperasinya perusahaan secara permanen adalah golongan aktiva tetap. Menurut Munawir (2002:17) aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasai yang bersifat permanen (aktiva


(14)

tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan). Sedangkan menurut Fransisko (2005:10) aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu mempunyai umur ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, peralatan kantor, kendaraan. Sehingga dapat disimpulkan, aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik nampak (berwujud) dan turut berperan dalam operasi perusahaan secara permanen.

Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap dan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Total aktiva tetap diketahui dengan menjumlahkan rekening-rekening aktiva tetap berwujud perusahaan seperti tanah, gedung, mesin dan peralatan, kendaraan dan aktiva tetap berwujud lainnya kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap.

Total aktiva dalam penelitian ini diketahui dengan menjumlahkan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar perusahaan. Aktiva lancar seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun). Rekening yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang usaha, persediaan, dan biaya di bayar dimuka (Fransisko 2005:9). Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi


(15)

perusahaan) (Munawir 2002:16). Rekening yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan dan aktiva lain-lain (Fransisiko 2005:10).

2.1.2 Profitabilitas

Menurut Agus Sartono (2008:122) menjelaskan bahwa “profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri”.

Menurut Bambang Riyanto (2008:35) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam, dapat berupa perbandingan antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, laba bersih sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva ataukah perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas suatu perusahaan, namun rasio yang pada umumnya digunakan oleh para pemakai.

Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2007:215)yaitu:

1) Margin Laba (Profit Margin)

Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang cukup tinggi.


(16)

2) Return On Assets

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

3) Return On Equity

Rasio ini menunjukkan berapa persentase laba bersih diperoleh bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin baik.

4) Return On Investment

Merupakan kemampuan perusahaan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak.


(17)

5) Earning Per Share

Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning per share ini merupakan ukuran perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan per lembar saham pemilik.

Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap profitabilitas yang diperolehnya. Pengukuran terhadap profitabiltas akan memungkinkan bagi perusahaan dalam hal ini pihak manajemen untuk mengevaluasi tigkat earning

dalam hubungannya dengan volume penujualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Disni perhatian diletakkan pada profitabilitas, karena untuk melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal-modal dari luar. Para direktur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusahan meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan.

Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan diukur dengan menggunakan tolak ukur Return On Assets (ROA). Return On Assets yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva dalam periode yang sama yang dicapai.


(18)

Dengan Rumus:

(Bambang Riyanto 2008:35)

2.1.3 Struktur Modal

Menurut Agus Sartono (2008:225) menyatakan, “Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.”

Sedangkan menurut Besley & Brigham (2003:205), “Struktur modal diukur dengan membandingkan total hutang dengan total asset, yang mencerminkan besarnya pandanaan melalui hutang baik hutang lancar maupun hutang jangka penjang terhadap asset secara keseluruhan”.

Struktur modal dapat dihitung dengan rumus:

(Besley & Brigham 2003:205)

Menurut Bambang Riyanto (2008), struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen , yaitu :


(19)

1. Modal Sendiri (Shareholder Equity)

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber

intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber ekstern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari modal saham dan laba ditahan.

1) Modal Saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas (PT), dimana modal saham terdiri dari :

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, dimana pemilik saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan. b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang kompensasinya (deviden) dibayarkan lebih dahulu (utama) sebelum membayar kompensasi saham biasa.

2) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang dibayarkan sebagai deviden.


(20)

Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian–kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan adanya jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Oleh karena itu, tiap–tiap perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup serta melindungi perusahaan dari resiko kebangkrutan.

2. Modal Asing / Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)

Modal asing / hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik.

1) Pinjaman Obligasi

Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana si debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Pelunasan atau pembayaran


(21)

kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.

2) Pinjaman Hipotik

Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

Modal asing / hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya syarat–syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk memberdayagunakan sumber dana yang berasal dari modal asing / hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Dengan demikian seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunganya, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual aset yang dijadikan jaminannya. Oleh karena itu, kegagalan untuk membayar kembali hutang atau bunganya akan mengakibatkan para pemilik perusahaan kehilangan kontrol terhadap


(22)

perusahaannya seperti halnya terhadap sebagian atau keseluruhan modalnya yang ditanamkan dalam perusahaan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu No. Tahun Nama

Peneliti

Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. 2013 Damayanti Pengaruh

Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Studi Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1. Berdasarkan hasil dari uji F, dapat dibuktikan bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang

bertumbuh dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap

profitabilitas. 2. Secara parsial

hasil dari uji t, dapat diketahui bahwa variabel struktur aktiva, ukuran

perusahaan, peluang

bertumbuh dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas.

Struktur aktiva, Profibilitas, dan Struktur modal

Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan

2. 2014 Ainun Nasihatun, Dikdik Tandika dan Nurdin Pengaruh Struktur Aktiva dan

Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Optimum Pada Perusahaan Industri Sektor Makanan dan Minuman yang

Pengaruh Struktur aktiva dan pertumbuhan

penjualan terhadap struktur modal optimum : kontribusi struktur aktiva dan pertumbuhan penjuala terhadap variable struktur modal optimum adalah 45,8%, artinya

Variabel independen adalah struktur aktiva dan variable dependen adalah struktur modal Terdapat variabel independen pertumbuhan penjualan


(23)

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2008-2013

struktur aktiva dan pertumbuhan

penjualan memberikan

kontribusi sebesar 45,8% terhadap struktur modal optimum sedangkan sisanya sebesar 54,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis 3. 2015 Arlan

Rolland Naray dan Lisbeth Mananeke

Pengaruh Pertumbuhan penjualan, struktur aktiva dan ukuran penjualan terhadap struktur modal pada bank pemerintahan kategori buku 4

Secara simultan ketiga variable yaitu pertumbuhan

penjualan, struktur aktiva dan ukuran perusahaan

berpengaruh

sugnifikan terhadap variable struktur modal Variabel independen struktur aktiva dan dependen struktur modal Variabel independen terdapat pertumbuhan penjualan dan ukuran

penjualan

4. 2013 Muhamma d Syahril Ferdiansya dan Isnurhadi Faktor-daktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa: (1)profitabilitas tidak berpengaruh terhadap DER (2) arus kas bebas berpengaruh negative dan signifikan terhadap DER (3)risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER (4)likuiditas

berpengaruh negatife dan signifikan terhadap DER

Variabel Independen profitabilitas dan dependen struktur modal.

Variabel independen arus kas, risiko bisnisdan likuiditas

5. 2009 M. Toyib Daulay

Pengaruh size, profibilitas, dan growth of assets terhadap struktur modal pada industry

makanan dan minuman yang go-public di bursa efek indonesia

Pada penelitian ini disimpulkan bahwa size, profitabilitas, dan growth of assets berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal. Variabel dependen menggunakan struktur modal dan variabel independen menggunakan profitabilitas Variabel independen size dan growth of assets

6. 2014 Ghia Ghaida Kanita

Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur

Berdasarkan sampel sepuluh perusahaan makanan dan minuman yang

dependen menggunakan struktur modal dan variabel Mempunyai periode penelitian perusahaan


(24)

modal perusahaan makanan dan minuman

terdaftar di BEi periode 2007-2009 dapat disinpulkan bahwa struktur aktiva mempunyai hubunga positif dengan struktur modal tapi tidak berpengaruh secar signifikan dan profitabilitas

mempunyai hubungan negative signifikan terhadap struktur modal

independen memakai

struktur aktiva dan profitabilitas

yang berbeda

7. 2008 Hasa Nurrohim KP

Pengaruh profitabilitas, fixed asset ratio, kontrol

kepemilikan dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di indonesia

Berdasarkan hasil analisis dapat di simpulkan

profibilitas, fixed asset ratio, kontrol kepemilikan dan struktur aktiva berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal dan secara

parsial/individual hanya profitabilitas dan control kepemilikan yang berpengaruh secara signifikan sedangkan variable yang lain yaitu fixed assets ratio dan struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Variablel independen memakai struktur aktiva dan profitabilitas. Variabel dependen menggunakan struktur modal Variabel independen menggunakan kontrol kepemilikan dan fixed asset ratio

8. 2007 Marco Muscettola

Structure of assets and capital structure. What are the relations with each other, an empirical analysis of a sample of italy

On the other hand the fixed asset index is not associated with laverage of capital structure. The finding are not consistent with the hypotheses of literature. We found, in fact, that the relation between the total fixed assets and the level of debt is curvilinear Variabel dependen menggunakan struktur modal dan variabel independen menggunakan struktur aktiva Variabel independen menggunakan tidak ada profitabilitas


(25)

2.2 Kerangka Pemikiran

Suatu perusahaan dapat menjalankan operasionalnya jelas dengan membutuhkan dana dan modal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang selanjutnya akan meningkatkan kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Setelah aktivitas pemenuhan kebutuhan dana untuk kegiatan operasional perusahaan terpenuhi, maka perusahaan akan menentukan berapa besar alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus dimiliki oleh perusahaan, yang akan terlihat pada sisi sebelah kiri neraca.

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

(Brigham dan Houston 2001:39)

Setiap perusahaan akan berusaha untuk mencapai keseimbangan finansial, yaitu keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan modal yang dibutuhkan. Terdapat dua kemungkinan penyimpangan dari kondisi keseimbangan


(26)

tersebut, yaitu kekurangan dana dan kelebihan dana. Kekurangan dana akanmenghambat proses produksi, karena perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Kelebihan dana terjadi apabila dana yang tersedia dan tertanam dalam perusahaan melebihi yang diperlukan untuk membelanjai usahanya. Ditinjau dari segi profitabilitasnya, dana yang menganggur akan menurunkan profitabilitas, karena tidak menghasilkan laba. Selain itu dana yang berlebihan menyebabkan semakin besarnya kemungkinan terjadinya pemborosan.

Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan diukur dengan menggunakan tolak ukur Return On Assets (ROA). Return On Assets yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva dalam periode yang sama yang dicapai. Suatu perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi maka akan menunjang kegiatan perusahaan itu sendiri dan akan meningkatkan struktur modal perusahaan.

Dengan rumus:

(Bambang Riyanto 2008:35)

Bila perusahaan memperoleh keuntungan yang optimum maka perusahaan akan memperoleh tambahan modal dari laba ditahan sehingga modal perusahaan meningkat, dan struktur modal pun mengalami kenaikan.

Menurut Besley & Brigham (2003:205), megemukakan bahwa :

“Struktur modal diukur dengan membandingkan total hutang dengan total asset, yang mencerminkan besarnya pandanaan melalui hutang baik hutang lancar maupun hutang jangka penjang terhadap asset secara keseluruhan”.


(27)

Struktur modal dapat dihitung dengan rumus:

( Besley & Brigham 2003:205)

Menurut Agus Sartono (2008:248) variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah:

a. Tingkat penjualan b. Struktur asset

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan d. Profitabilitas

e. Variabel laba dan perlindungan pajak f. Skala perusahaan

g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro

Hal ini dipertegas oleh penelitian Hasan Nurrohim KP (2008) yang menyatakan bahwa, secara bersama-sama variable struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. dan secara parsial/individual hanya profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variable yang lain, yaitu struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


(28)

2.2.1 Hubungan struktur aktiva dengan struktur modal

Menurut Dermawan Sjahrial (2009:205), hubungan struktur aktiva dengan struktur modal adalah :

”Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aktiva tetap dapat digunakan sebagai jaminan atau kolateral utang perusahaan”.

2.2.2 Hubungan profitabilitas dengan struktur modal

Menurut Bambang Riyanto (2008:297), hubungan profitabilitas dengan struktur modal adalah :

“Perusahaan yang mempunyai laba relatif stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Dan dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing”.

2.2.3 Hubungan struktur aktiva dan profitabilitas dengan struktur modal

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Agus Sartono (2008:248) variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah:

a. Tingkat penjualan b. Struktur asset


(29)

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan d. Profitabilitas

e. Variabel laba dan perlindungan pajak f. Skala perusahaan

g. Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro

Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:

Dermawan Sjahril (2009:205)

Bambang Riyanto (2008:297)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

(Y)

Struktur Modal

 Total debt

 Total Asset Rumus:

(Besley & Brigham 2003:205)

(X1) Struktur Aktiva

 Fix Asset

 Total Asset

Rumus:

(Brigham dan Houston 2001:39)

(X2)

Profitabilitas

 EBIT

 Total Asset Rumus:

(Bambang Riyanto 2008:35)

Agus Sutanto (2008:248)


(30)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009 : 93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik, maka penulis menarik kesimpulan sementara, yaitu:

Keterangan:

X1: Variabel Independen 1, yaitu Struktur Aktiva X2: Variabel Independen 2, yaitu Profitabilitas Y : Variabel Dependen, yaitu Struktur Modal Hipotesis :

 Terdapat pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal secara simultan maupun parsial.


(31)

34

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal obyektif dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa objek penelitian adalah penempatan sasaran yang menyangkut hal – hal dalam penelitian yang dapat menunjang penulis untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Dengan itu berdasarkan pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian adalah sesuatu hal yang sangat penting bagi yang menjadi pokok sasaran atau tujuan, yang akan peneliti teliti. Yang dimana penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu:

Dengan judul yang telah diajukan oleh peneliti maka objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah struktur aktiva, profitabilitas, dan struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(32)

3.2 Metode Penelitian

Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Sesuai yang diungkapkan oleh Gay (1977) yang dikutip oleh Sugiyono (2008: 4) bahwa, “penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif),

Menurut Sugiyono (2008:147) mengenai metode deskriftif ini diungkapkan bahwa :

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006: 132) adalah “penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran (mengecek) suatu pengetahuan.”

Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono (2008:8) juga mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument


(33)

penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi struktur aktiva, profitabilitas (ROA) dan struktur modal. Sedangkan penelitian verifikatif adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data-data dilapangan sehingga diketahui pengaruh variabel (X1) yaitu struktur aktiva dan variabel (X2) yaitu profitabilitas (ROA) terhadap variabel (Y) yaitu struktur modal melalui alat analisis statistik.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Penjelasan proses penelitian menurut Sugiyono (2008:13), dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan.


(34)

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu mengenai turunnya struktur modal sehingga dengan peneliti mengajukan judul sesuai dengan masalah apa yang telah terjadi

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar


(35)

untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah pengaruh struktur modal dan profitabilitas (ROA) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap struktur modal.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif.

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id dan setelah data


(36)

terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. 7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian penulis yaitu pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat menjadi 2, yaitu :

1. Variabel bebas/ Independent Variable ( Variabel X )

Sugiyono ( 2010: 39 ) mendefinisikan tentang variabel bebas adalah varabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent ( terikat ). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bersangkutan dengan fenomena yang terjadi adalah, Struktur Aktiva dan Profitabilitas (ROA). 2. Variabel tidak bebas/ Dependent Variable ( Variabel Y )

Sugiyono( 2010:40 ) mendefinisikan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat yang terkait dengan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Struktur Modal.


(37)

Selengkapnya dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel operasionalisasi variabel dibawah ini :

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Struktur Aktiva (X1)

perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan.

(Brigham dan Houston

2001:39)

 Fix asset

 Total asset

Rumus:

Rasio

Profitabilitas (X2)

Return On Assets (ROA). Return On Assets yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba sebelum pajak dengan total aktiva dalam periode yang sama yang dicapai.

( Bambang Riyanto 2008:35 )

 EBIT

 Total asset

Rumus:

Rasio

Struktur Modal (Y)

Struktur modal diukur dengan membandingkan total hutang dengan total asset, yang mencerminkan besarnya pandanaan melalui hutang baik hutang lancar maupun hutang jangka penjang terhadap asset secara keseluruhan.

(Besley & Brigham

2003:205)

Total debt Total Asset

Rumus :

% Rasio Tabel 3.1


(38)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

Berikut adalah sumber data dan teknik penentuan data yang dipakai penulis dalam menyelesaikan penelitian ini

3.2.3.1 Sumber Data ( Data Primer dan Sekunder )

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.

Sugiyono (2008:137) mengungkapkan bahwa, “Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu data tentang struktur aktiva, profitabilitas (ROA) dan struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dan pada saat pengumuman laporan keuangan tahunana selama masa pengamatan.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.


(39)

A. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan penulis adalah berupa laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi dari Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan minuman dari 21 Perusahaan dan hanya 7 Perusahaan yang memenuhi syarat dengan mengunakan 35 tahun data keuangan.

B. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:16) pengeritan sampel sebagai berikut : “Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2010:32) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 dari perusahaan manufaktur sektor industry makanan


(40)

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meneliti tujuh perusahaan.

Metode Penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan

slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas kesalahan yang ditoleransi

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data sekunder didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud memperoleh data sekunder yang berfungsi sebagai landasan teori guna mendukung dan sebagai pembanding data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini didapat dari membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas baik dari buku-buku, catatan kuliah atau bahan tertulis lainnya.


(41)

c. Penelitian Internet (Internet Research)

Internet Research merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan data ini karena pada saat ini banyak sekali informasi-informasi mengenai keuangan yang tergabung dalam jurnal-jurnal yang telah diterbitkan oleh berbagai Universitas, Lembaga Pendidikan dan Institusi Independen yang mendalami bidang keuangan.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

3.2.5.2 Rancangan Analisis Deskriptif/Kualitatif

Menurut Umi Narimawati (2007:61) penelitian deskriptif adalah “Menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan berupa narasi, grafik maupun gambar”.

Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakterisitik data sampel. Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah pada point pertama, kedua dan ketiga yaitu (1) perkembangan Struktur Aktiva (2) mengenai perkembangan Return on Assets

(ROA)(3) dan mengenai perkembangan Struktur Modal.

Untuk mengukur Struktur Aktiva, Return On Assets (ROA) dan Struktur Modal digunakan rumus-rumus sebagai berikut :


(42)

1. Rumus Struktur Aktiva

2. Rumus Profitabilitas (ROA)

3. Rumus Struktur Modal

Dan untuk menghitung perkembangan dari Struktur Aktiva, Return On Assets (ROA) dan Struktur Modal tersebut untuk setiap tahunnya digunakan rumus sebagai berikut :

Hasil dari rumus tersebut nantinya akan dimasukan pada sebuah perhitungan dan digambarkan melalu grafik, sehingga kita bisa melihat bagaimana perkembangan Struktur Aktiva, Return On Assets (ROA) dan Struktur Modal tersebut untuk setiap tahunnya.

3.2.5.3 Rancangan Analisis Verifikatif/Kuantitatif

Metode penelitian verifikatif ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

Struktur Aktiva dan Return On Assets (ROA)baik secara simultan maupun parsial terhadap Struktur Modal.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :


(43)

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2004:149) analisis linear regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variable dependent bila niai variabel independent dinaikan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).

Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Return On Invesment (ROI) dan Dividend Yield terhadap return saham.

Persamaan analisis regresi linear berganda sebagai berikut:

Sumber: Nazir (2006:463)

Dimana :

Y = Variabel Struktur Modal X1 = Variabel Struktur Aktiva

X2 = Variabel Return On Assets (ROA)

a = konstanta intersep

b1 = angka arah atau koefisien regresi Struktur Aktiva yang menunjukan

angka peningkatan atau penurunan variabel dependent yang didasarkan variable independent. Bila b+ (positif) maka naik sedangkan b- (negatif) maka terjadi penurunan.

b2 = angka arah atau koefisien regresi Return On Assets (ROA) yang

menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen


(44)

yang didasarkan variabel independen. Bila b+ (positif) maka naik sedangkan b- (negatif) maka terjadi pendrunan.

Nilai-nilai a0 b1 dan b2 dicari dengan rumus pearson produk

moment yang memiliki persamaan sebagai berikut:

Sebelum rumus-rumus di atas digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut :

1. ̅ ∑

2. ̅̅̅̅ ∑ 3. ̅̅̅̅ ∑

4. ∑ ∑ ̅̅̅̅ 5. ∑ ∑ ̅̅̅̅ 6. ∑ ∑ ̅̅̅̅̅̅ 7. ∑ ∑ ̅̅̅̅̅̅ 8. ∑ ∑ ̅̅̅̅̅̅̅

̅ ̅ ̅

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑


(45)

Keterangan :

Y = Struktur Modal

X1 =Struktur Aktiva

X2 =Return On Assets (ROA)

a = Konstanta (nilai Y pada saat nol) b = Koefisien Regresi

e = Error atau Residu

2. Pengujian Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Untuk mendapatkan ketepatan model yang akan di analisis, perlu dilakukan pengujian atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi. Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokolerasi dan uji heteroskedastisitas. Ada beberapa langkah akan diteliti, antara lain:

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan deng menggunakan analisis grafik. Pada analisis regresi ini, metode yang digunakan adalah grafik histogram dan normal pronanility plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi jumulatif distribusi normal (Ghazali42005).


(46)

pads sumbu diagonal dari grafik dengan melihat dari residunya (Ghazali, 2005). Dasar untuk mengambil keputusan adalah sebagai berikut:

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mangikuti arah garis atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut memahami asumsi normalitas.

 Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain menggunakan uji normalitas, untuk menguji nirmalitas data dapar juga menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov

(K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (HO) untuk data mendistribusi normal dan hipotesis alternaif (Ha) untuk data tidak mendistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama


(47)

dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Imam Ghozali, 2006: 91): a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen b) Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukkan


(48)

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

c. Uji Autokelerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan uji Durbin - Watson (DW test). Uji Durbin - Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.

Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r 0)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.


(49)

Pendekatan statistik yang digunakan untuk menguji asumsi bebas heterokedastistas dalam penelitian ini adalah uji Korelasi rank Spearman. Uji Korelasi rank Spearman dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika ada varaibel bebas yang signifikan hubungannya dengan nilai residual berarti terdapat kondisi tidak homogennya nilai varians kesalahan model (terjadi heterokedastisitas).

Cara lain yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Imam Ghozali, 2006: 105). Dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(50)

3. Analisis Korelasi (Pearson)

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan). Arah dinyatakan dalam positif atau negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 < R > 1 apabila :

 R = 1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1 pengaruh sangat kuat dan positif)

 R = -1 Maka pengaruh X dan Y sempurna dan negatif (mendekati - 1 pengaruh sangat kuat dan negatif)

 R = 0 Maka pengaruh X dan Y lemah sekali atau bahkan tidak ada pengaruh sama sekali

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat


(1)

101

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis Cetakan Kedua Belas 2008. Penerbit Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta Bandung.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. penerbit Alfabeta Bandung.

Sutrisno, 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta, Ekonisia.

Umi, Narimawati, 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media.

Umi, Narimawati, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media.

Weston dan Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2. Penerbit : Erlangga, Jakarta.


(2)

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian yang berjudul : “PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PROFITABILITAS (ROA) TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2010-2014”.

Usulan penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk penyusunan skripsi di Universitas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini., SE., Spec. Lic., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen dan selaku Dosen Wali Manajemen-3 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia .

4. Ibu Windi Novianti, SE., M.M selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen penguji II


(3)

vii

yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., Selaku ketua sidang Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberi motivasi serta arahan dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Bapak Oman Sukirman, SE., M.M, selaku pembimbing yang sudah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, serta memberikan masukan, dorongan, dan motivasi kepada penulis selama penulisan Skripsi ini.

7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekertariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

8. Seluruh Staf Bursa Efek Indonesia Kota Bandung yang telah banyak memberikan batuan kepada penulis.

9. Kepada Ayah, Ibu, serta Adik saya yang tercinta terima kasih atas dorongan dan doa yang kalian berikan semoga Allah SWT membalasnya yang lebih.

10. Teman – teman kelas Manajemen yang telah memberikan dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian yang penulis lakukan masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai pihak agar


(4)

viii

penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan. Akhir kata penulis berharap penyusunan usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Februari 2016 Penulis,


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 133

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

0 5 132

Pengaruh struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011

0 2 1

Pengaruh Struktur Aktiva Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Di Perusahaan Manufaktur Sektor Kontruksi Dan Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

1 10 83

Pengaruh Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 12 140

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Makanan dan minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Makanan dan minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

0 2 15

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013).

0 1 103

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 12

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016)

0 0 18