Hyperimmune Serum Globulin HSG, plasma, plasmapheresis, leukopheresis, transplantasi sumsum tulang, hati, dan timus Baratawidjaja dan Rengganis,
2010. Imunostimulan merupakan senyawa yang dapat merangsang sistem imun
yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu imunostimulan spesifik dan non spesifik. Imunostimulan spesifik adalah senyawa yang dapat memberikan
spesifitas antigenik dalam respon imun seperti vaksin atau antigen lain, sedangkan imunostimulan non spesifik merupakan senyawa yang tidak memiliki spesifitas
antigenik tetapi dapat meningkatkan respon imun terhadap antigen lain atau menstimulasi komponen dari sistem imun tanpa sifat antigenik spesifik seperti
adjuvant Saxena et al., 2012. Imunosupresan merupakan suatu senyawa yang dapat menekan sistem
imun tubuh Saxena et al, 2012. Pemberian radiasi dan interferon dalam dosis tinggi merupakan salah satu contoh dari penggunaan imunosupresan yang telah
digunakan secara eksperimental dalan klinik selain itu, imunosupresan merupakan pendekatan umum dalam mencegah reaksi penolakan dalam proses transplantasi
Baratawidjaja dan Rengganis, 2010.
F. Landasan Teori
Madu kelengkeng adalah salah satu jenis madu yang berasal dari satu sumber nektar yaitu bunga kelengkeng, yang diproduksi oleh lebah-lebah madu
yang dikembangbiakkan. Madu mengandung kurang lebih 181 substansi, dimana
dari sekian banyak substansi madu tersebut terdapat komponen madu yang telah
banyak diteliti dan dilaporkan memiliki peran dalam sistem imun yaitu flavonoid. Pada penggunaannya di masyarakat, madu sering dikombinasikan dengan
tanaman herbal untuk meningkatkan manfaatnya. Salah satu tanaman herbal yang sudah dikenal dan banyak digunakan dalam masyarakat adalah jahe, yang terdiri
atas beberapa jenis dan salah satunya adalah jahe emprit. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa jahe juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari komponen
utamanya seperti gingerol. Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan mengenai campuran
berbagai tanaman berkhasiat obat ternyata memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan bentuk tunggalnya. Hal ini didukung juga oleh penelitian Omoya
dan Akharaiyi 2012 yang menggunakan campuran madu dan jahe dalam penelitiannya di mana hasilnya ternyata bahan campuran tersebut memiliki
aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan pada penggunaan bentuk tunggalnya. Banyak penelitian saat ini yang berfokus pada tanaman atau bahan
alam yang diduga memiliki pengaruh terhadap respon imun, termasuk pengaruhnya terhadap reaksi hipersenstivitas tipe lambat yang merupakan bentuk
dari respon imun spesifik seluler sebagai bentuk pertahanan tubuh kedua jika respon imun non spesifik tidak dapat mengatasi invasi benda asing atau antigen.
Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa campuran antara kedua bahan alam ini juga akan memiliki pengaruh terhadap respon hipersensitivitas tipe lambat yaitu
berupa peningkatan respon hipersensitivitas tipe lambat.