tidak menggangu proses pembakaran. Dalam perancangan saluran gas sisa pembakaran harus diperhatikan volume gas yang keluar serta posisi lubang
pembuangan harus diusahakan mengarah ke atas dan harus lancar. Selain itu posisi atau model dari rancangan saluran gas buang harus dibuat sedemikian rupa
agar tidak menggangu pengguna dari water heater. Dalam perancangan water heater ini gas buang sisa pembakaran dialirkan
ke atas water heater dengan menambahkan tutup di bagian atas. Tutup tersebut bisa diatur ketinggiannya sehingga volume gas sisa pembakaran yang terbuang
dapat diatur. Pengaturan dilakukan dengan cara mengatur ketinggian tutup water heater tersebut. Hal ini bertujuan agar volume gas yang terbuang keluar dari water
heater dapat disesuaikan serta tidak mengganggu proses pembakaran.
2.1.9 Isolator
Isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan kalor dari suatu tempat ke tempat lainnya. Contohnya adalah kayu, kain, gabus, wol dan udara.
Oleh karena itu isolator sangat diperlukan dalam perancangan water heater dengan tujuan agar kalor hasil pembakaran bahan bakar gas LPG tidak banyak
yang keluar dari water heater. Dalam perancangan alat water heater ini dipergunakan dua lapisan tabung. Lapisan pertama adalah ruang yang digunakan
untuk proses pembakaran dan lapisan kedua adalah lapisan yang diberi isolator yang bertujuan agar kalor hasil pembakaran tidak banyak yang keluar dari water
heater. Ada berbagai jenis isolator yang dapat digunakan, tetapi harus dipilih
isolator yang tahan akan panas. Maka dipilih isolator udara karena mudah didapat sekaligus banyak mengandung oksigen
untuk keperluan proses pembakaran
bahan bakar. Agar isolator udara dapat digunakan maka pada lapisan tabung bagian dalam dan bagian luar diberi lubang yang tembus ke dalam dengan
diameter 1,5 cm untuk tabung luar dan tengah dengan jumlah tabung tengah 70 lubang dan tabung luar 95 lubang. Sedangkan jumlah lubang tabung dalam adalah
156 lubang dengan diameter 0,5 cm. Tabel 2.4 Menunjukan Konduktivitas Termal Beberapa Media Holman,1993
Bahan Konduktifitas Termal k
Wm
o
C Btuh.ft.
o
F
Uap Air 0,0206
0,0119 Udara
0,024 0,0139
Wol Kaca 0,038
0,022 Serbuk gergaji
0,059 0,034
Kayu mapel ek 0,17
0,096 Batu pasir
1,83 1,058
2.1.10 Laju Aliran kalor
Ketika air mengalir dalam pipa maka air tersebut memiliki kecepatan aliran, kecepatan aliran air dapat dihitung dengan persamaan 2.1
=
2
. .
r m
A m
2.1 Laju aliran massa air dapat dihitung dengan persamaan 2.2
air
m
=
m
u r
2
2.2 Pada persamaan 2.1 dan 2.2 :
m = laju aliran massa kgs
= massa jenis air yang mengalir kg = kecepatan aliran air ms
r = jari-jari pipa air m