4.2.1.1. Tabel Pemberitaan Tabel. 4.1
Berita 1 “Ibu-Janin Tewas Bersama”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Ibu -Janin
tewas bersama
v v v
v v v
v v v
Berita 1 “Ibu-Janin Tewas Bersama” pada tanggal 26 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan tidak memenuhi syarat kategorisasi akurat. Ini ditarik
dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya tidak kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita “Ibu-Janin Tewas Bersama” tidak mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari kalimat yang sama
pada isi berita atau pada bagian isi tidak terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama.
Dalam berita 1 ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sesuai dengan kategori akurasi, sebagai
contoh “Ibu-Janin Tewas Bersama”
Kebakaran hebat melanda sebuah diskotek, redboXX ClubLounge, di
kompleks mal Pakuwon Trade Center PTC, Surabaya, Jum’at dini hari 256.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB itu dilaporkan menelan sepuluh korban jiwa.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung, seperti table, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan Lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita terdapat kata-kata opinionative seperti : tampaknya, diperkirakan, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata opinionative lainnya.
Seimbang, yaitu jika bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya. Dalam berita
ini seimbang karena, sumber berita hanya bukan hanya dari satu sumber melainkan melibatkan dari pihak keluarga korban maupun saksi mata.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tujuh kolom berita, diantara tujuh kolom tersebut. Empat kolom memiliki panjang kolom 10.3 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas
kolom menggunakan rumus p x l, 10.3 x 4.2 = 43.26. Sedangkan pada 3 kolom berikutnya memiliki panjang 15.2 cm dan lebar 4.2 cm, yakni 15.2 x 4.2 = 63,84.
penggunaan sisi luas kolom berita ini tidak seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh berita. Misalnya; petugas humas, juru bicara, dan lainnya yang berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
“Ibu-Janin Tewas Bersama” “Tentu kami prihatin atas kejadian tersebut. Tapi, kami
belum berani
memastikan. Kita tunggu dulu keterangan dari pihak keluarga setelah melakukan
identifikasi,” ujar Head of Human Resources PT HM Sampoerna Maria Cicilia.
Dari hasil analisis pada tabel, berita 1 ini belum objektif, karena masih ada beberapa kategori yang kurang objektif. Seperti kategori akurasi dimana kesesuaian
isi judul tidak sesuai dengan dengan berita yang dicantumkan. Pada kategori fairness, luas kolom berita 1 tersebut tidak seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai
antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan
Tabel. 4.2 Berita 2
“Titik Api Dari Pojok Lounge”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang Tid
ak sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Titi k Api
Dari Pojok
Lounge
v v v
v v v v
v
Berita 2 “Titik Api Dari Pojok Lounge” pada tanggal 26 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi akurat. Ini ditarik
dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita “Titik Api Dari Pojok Lounge” telah mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari kalimat yang
sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh:
“Titik Api Dari Pojok Lounge” Berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi, mereka semuanya menyebut
bahwa api berasal dari lounge.
Dalam berita 2 ini kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi,
sebagai contoh: “Titik Api Dari Pojok Lounge”
Polwiltabes Surabaya bekerja keras untuk mengungkap penyebab terjadinya kebakaran yang menelan sepuluh korban jiwa di redboXX ClubLounge kemarin
dini hari WIB 256.
Dalam berita 2 ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung, seperti tabel, statistik, foto, buku, UU,
dll.
Dalam pemberitaan 2 ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita terdapat kata-kata opinionative seperti; tampaknya, diperkirakan, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, dan kata-kata opinionative lainnya. Contoh
“Titik Api Dari Pojok Lounge” Hanya, persoalan asal api itu yang menjadi tanda Tanya besar. Seorang
petugas yang biasa menangani kebakaran mengatakan, bila menilik asal api berasal dari pojok lounge, harus dicari arson pembakar. Sebab, disana hanya ada ada
gorden sofa. Banyak yang menduga, ada kemungkinan orang menyalakan rokok.
Dalam berita 2 ini seimbang karena, sumber berita tidak hanya dari satu sumber saja. Yakni dari sejumlah saksi mata yang berada dilokasi TKP saat kejadian
berlangsung. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tujuh kolom berita, diantara tujuh kolom tersebut. Empat kolom memiliki panjang kolom 6.3 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom
menggunakan rumus p x l, 6.3 x 4.2 = 26.46. Sedangkan pada 3 kolom berikutnya memiliki panjang 1 cm dan lebar 4.2 cm, yakni 1 x 4.2 = 4.2. Penggunaan sisi luas
kolom berita ini tidak seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita 2 ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh
“Titik Api Dari Pojok Lounge” Hingga tadi malam, total sepuluh orang yang diperiksa polisi. Tiga orang
diperiksa di Polsek Wiyun, empat di Polres Surabaya Selatan, dan tiga orang di
Polwiltabes adalah Ageng Kuswoyo, karyawan bagian lounge redboXX; Hendrikus Pancasilawan alias Wawan, manajer operasional bagian eksternal; dan Errick
Sunnur, staf manajemen operasional.
Dalam berita 2 Hendrikus Pancasilawan alias Wawan dinilai bukan pelaku langsung. Karena Wawan tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Bukan
pelaku langsung, bila peristiwa yang diberitahukan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut.
Hanya karena jabatan atau memiliki akses informasi lalu menjadi sumber berita.
Misalnya, petugas humas, juru bicara, dan lainya yang tidak berada di lokasi kejadian saat peristiwa terjadi.
Dari hasil analisis pada tabel berita 2 bahwa berita ini belum objektif, karena masih ada beberapa kategori yang kurang objektif. Seperti kategori akurasi, terdapat
pencampuran fakta dan opini karena dalam berita terdapat kata-kata optionative seperti; tampaknya, diperkirakan, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya,
diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, dan kata-kata opinionative lainnya. Dan pada kategori fairness, luas kolom pemberitaan dalam berita 2 ini tidak
seimbang, yakni jika luas kolom yang dipakai antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Tabel. 4.3 Berita 3
“Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Jik a
Melangg ar, Izin
Operasio nal
Dicabut
v v v
v v v v v
Berita 3 “Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut” pada tanggal 26 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi akurat.
Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 3 “Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut” telah mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut” Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartanto bereaksi keras menyikapi
kebakaran hebat di redboXX ClubLounge kemarin dini hari WIB 256. Dia menginstruksikan dinas pariwisata dan kebudayaan disbudar agar tidak segan-
segan mencabut izin operasional rekreasi hiburan umum RHU redboXX jika terbukti melanggar.
Dalam berita 3 ini akurasi kategorisasi pencantuman tanggal dan waktu persitiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi
akurasi. Sebagai contoh “Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut”
Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartanto bereaksi keras menyikapi
kebakaran hebat di redboXX ClubLounge kemarin dini hari WIB 256.
Dalam berita 3 ini terdapat ilustrasi gambar, data pedukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung, seperti tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar
buku, UU, dan lainnya.
Dalam pemberitaan 3 tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita terdapat kata-kata opinionative seperti; tampaknya, diperkirakan, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, dan kata-kata opinionative lainnya.
Dalam berita 3 ini seimbang karena, sumber berita tidak hanya dari satu sumber saja. Yakni Sumber berita tidak hanya dari satu sumber, yakni berdasarkan dari
Walikota yang bereaksi keras menyikapi jebajaran dan beberapa pihak dari Kadisbudpar Jatim Wiwiek Widayati serta kesaksian dari Kepala PMK Nusri
Faroch. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat empat kolom berita. Empat kolom memiliki panjang kolom 11.3 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l,
11.3 x 4.2 = 47.46. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita 3 ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh
“Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut”
Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartanto bereaksi keras menyikapi
kebakaran hebat di redboXX ClubLounge kemarin dini hari WIB 256.
Dalam berita 3 Kepala Dinas PMK Nusri Faroch dinilai sebagai pelaku langsung. Karena beliau mengalami langsung peristiwa tersebut. Pelaku langsung,
bila peristiwa yang diberitahukan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan
atau memiliki akses informasi lalu menjadi sumber berita. Misalnya, petugas humas, juru bicara, dan lainya yang tidak berada di lokasi kejadian saat peristiwa terjadi.
Dari hasil analisis pada tabel berita 3 bahwa berita ini objektif, karena telah memenuhi segala syarat dari objektivitas, yakni dari sisi akurasi, fairness, dan
validitas.
Tabel. 4.4 Berita 4
“Kakak Selamat, Adik Belum Ada Kabar”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Ka kak
Selamat, Adik
Belum Ada
Kabar
v v v
v v v
v v
v
Berita 4 “Kakak Selamat, Adik Belum Ada Kabar” pada tanggal 26 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan tidak memenuhi syarat kategorisasi akurat.
Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya tidak kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 4 “Kakak Selamat, Adik Belum Ada Kabar” tidak mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi tidak terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama.
Dalam berita 4 ini akurasi kategorisasi pencatuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi.
Sebagai contoh “Kakak Selamat, Adik Belum Ada Kabar”
Rista sang kakak yang merupakan karyawati di salah satu tenant di Tunjungan Plaza sebelumnya meminta izin kepada Hartuti untuk pergi bersama sang adik pada
kamis malam 246. Mereka pergi mengenakan celana jins biru dan kaos oblong.
Kontak terakhir antara Hartuti dan Rista terjadi pada jum’at pukul 01.00 WIB.
Dalam berita 4 ini terdapat ilustrasi gambar, data pedukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung, seperti tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran opini dan fakta, karena dalam berita tidak terdapat kata-kata opinionative seperti; tampaknya, diperkirakan, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diperkirakan, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, dan kata-kata opinionative lainnya.
Dalam berita ini seimbang karena, sumber berita tidak hanya dari satu sumber saja, yakni dari Hartuti selaku orang tua korban dalam kebakaran redboXX dan
Sukatno selaku ayah dari Ade Supriyanto. Karena masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber
beritanya. Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah
panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama. Dalam berita ini terdapat empat kolom berita. Empat kolom memiliki panjang kolom
7.8 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 7.8 x 4.2 = 32.76. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan
lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konformasi. Contoh
“Kakak Selamat, Adik Belum Ada Kabar” Di sudut lain, terlihat dua orang tua korban luka Ade Supriyanto, 29, duduk
dilantai menghabiskan waktu untuk bisa bertemu putra sulungnya tersebut. Sukatno, 50, ayah Ade, menyatakan mendapat kabar dari RS Mitra Keluarga pukul 05.00.
Setelah itu, dia langsung menghubungi istrinya yang berada di Kertosono. Istrinya,
Suyatmi , langsung berangkat ke Surabaya pukul 07.30 dan sampai dirumah
kawasan Kapas Madya pukul 10.00. Dalam berita Sukatno, 50, ayah Ade, dinilai bukan pelaku langsung. Karena
beliau tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Bukan pelaku langsung, bila peistiwa yang diberitakan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber
berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan atau akses informasi lalu menjadi sumber berita. Misalnya, petugas humas, juru
bicara, dan lainnya yang tidak berada di lokasi saat peristiwa terjadi. Dari hasil analisis pada tabel, berita 4 ini belum objektif karena masih ada
beberapa kategorisasi yang kurang objektif. Seperti kategorisasi akurasi, kesesuaian judul tidak mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan
bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi tidak terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama.
Tabel. 4.5 Berita 5
“Sempat Lari ke Parkir Motor, lalu Masuk Lagi”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Se mpat
Lari ke Parkir
Motor, lalu
Masuk Lagi
v v
v v v
v v v v
Berita 5 “Sempat Lari ke Parkir Motor, lalu Masuk Lagi” pada tanggal 26 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi
akurat. Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 5 “Sempat Lari ke Parkir Motor, lalu Masuk Lagi” telah mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasn dari judul yang dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Sempat Lari ke Parkir Motor, lalu Masuk Lagi” Dari telepon tersebut, Herwinda mengabarkan bahwa ditempat kerjanya terjadi
kebakaran hebat. Saat itu Herwinda mengatakan sedang berlari menuju tempat parker motor. “DiaHerwinda sempat keluar gedung untuk menyelamatkan motor,”
lanjut Daniel. Herwinda sendiri setiap berangkat kerja menggunakan motor Honda Supra Fit. Tapi entah mengapa, tanpa ada kejelasan, Herwinda masuk lagi ke
redboXX.
Dalam berita 5 ini akurasi kategorisasi pencantuman tanggal atau waktu peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi
akurasi. Contoh “Sempat Lari ke Parkir Motor, lalu Masuk Lagi”
Seperti hari-hari biasa, Hari meluncur ke redboXX menjelang pukul 18.00 dan kembali lagi kerumah di Simogunung I sekitar pukul 05.00. Dia bekerja sebagai
bartender. Menurut keterangan Puji, Hari pernah belajar di Surabaya Hotel School
SHS. Kemarin pagi keluarga memang merasakan sesuatu yang janggal. “Sudah hampir jam enam pagi kok belum pulang,” terang Puji
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi dengan salah satu data pendukung seperti tabel, statistic, foto, ilustrasi
gambar, buku, UU, dll.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita ini tidak terdapat kata-kata optionative seperti : tampaknya, diperkirakan, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, diramalkan, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya dan kata-kata optionative lainnya.
Dalam berita ini seimbang, karena sumber berita tidak hanya dari Kapolres Surabaya Selatan AKBP Bahagia Daichi tetapi juga Puji Nurchayanto selaku adik
ipar Hari. Seimbang, yaitu bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom 10.2 cm dan lebar 5.8 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l,
10.2 x 5.8 = 59.16. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh
“Sempat Lari ke Parkir Motor, lalu Masuk Lagi”
Duka mendalam juga menyelimuti keluarga Hari Purnomo Sidi, 33. Puji Nurcahyanto, adik ipar Hari
yang kemarin datang ke Rs Bhayangkara, sempat tak percaya bahwa kakak istrinya itu ikut menjadi korban di redboXX.
Dalam berita Puji Nurcahyanto dinilai bukan pelaku langsung. Karena Puji tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Bukan pelaku langsung, bila peristiwa yang
diberitakan merupakan hasil wawancara dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan atau memiliki akses
informasi lalu menjadi sumber berita. Misalnya, petugas humas, juru bicara, dan lainnya yang tidak berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
Dari hasil analisis berita 5 dapat penulis simpulkan bahwa berita ini sudah objektif. Karena dalam berita 5 tersebut telah memenuhi syarat dari objektivitas,
yakni dari dimensi akurasi, fairness, dan validitas.
Tabel. 4.6 Berita 6
“Temukan Satu Mayat dan Tangan”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Te mukan
Satu Mayat
dan Tangan
v v
v v v v
v v
v
Berita 6 “Temukan Satu Mayat dan Tangan” pada tanggal 27 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi akurat. Ini ditarik
dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul dengan isi. Kesesuaian judul berita 6 “Temukan Satu Mayat dan Tangan” telah mengacu
pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan
inti yang sama. Sebagai contoh “Temukan Satu Mayat dan Tangan”
Jumlah kebakaran di redboXX Club Lounge bertambah satu orang. Itu diketahui setelah polisi melakukan penyisiran dan olah TKP ulang kemarin 266.
Jasad kesebelas itu ditemukan di lantai paling atas tempat hiburan malam yang berada di Pakuwon Trade Center PTC tersebut. Selain itu, polisi juga menemukan
sepotong tangan di lounge area.
Dalam berita 6 ini akurasi kategorisasi pencantuiman waktu dan tanggal peritiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi,
sebagai contoh: “Temukan Satu Mayat dan Tangan”
Jumlah kebakaran di redboXX Club Lounge bertambah satu orang. Itu
diketahui setelah polisi melakukan penyisiran dan olah TKP ulang kemarin 266.
Jasad kesebelas itu ditemukan di lantai paling atas tempat hiburan malam yang berada di Pakuwon Trade Center PTC tersebut. Selain itu, polisi juga menemukan
sepotong tangan di lounge area.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung. Yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung, seperti tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita terdapat kata-kata optionative, seperti: tampaknya, kemungkinan, diperkirakan, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya. Contoh:
“Temukan Satu Mayat dan Tangan”
Dengan arah rambatan api seperti itu, kemungkinan kebakaran terjadi akibat
korsletting listrik kecil. Sebab, hampir setiap dalam kebakaran yang disebabkan korsletting listrik, arah rambatan api selalu dari atas kebawah, mengikuti saluran
listrik yang ada. Di redoXX kemarin, yang terjadi sebaliknya. Dan itu biasanya
akibat open flame.
Dalam berita ini seimbang karena, sumber berita bukan hanya dari Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo tetapi juga dari Endang Mirahayu,
rekan korban kebakaran redboXX. Seimbang, yaitu bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber
beritanya. Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah
panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama. Dalam berita ini terdapat tujuh kolom berita, diantara tujuh kolom tersebut. Empat
kolom memiliki panjang kolom 17 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 17 x 4.2 = 71.4. Sedangkan pada 3 kolom berikutnya
memiliki panjang 3.1 cm dan lebar 4.2 cm, yakni 1 x 4.2 = 13.02. Penggunaan sisi luas kolom berita ini tidak seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat
dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan. Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat
kejelasan sumber berita, dicantumkannya identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh:
“Temukan Satu Mayat dan Tangan”
Hingga kemarin, penyisiran yang dipimpin langsung oleh Kapolres Surabaya Selatan AKBP Bahagia Daichi dan Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP
Anom Wibowo masih belum usai. “ada beberapa bagian yang belum kami sisir.
Karena factor keamanan,” kata Daichi
Dalam berita Kapolres Surabaya Selatan AKBP Bahagia Daichi dan Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo dinilai bukan pelaku
langsung. Karena beliau tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Bukan pelaku langsung, bila peristiwa yang diberitakan merupakan hasil merupakan hasil
wawancara wartawan dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan atau memiliki akses informasi lalu
menjadisumber berita. Misalnya, petugas humas, juru bicara, dan lainnya yang tidak berada dilokasi saat peristiwa terjadi.
Dari hasil analisis, berita 6 ini belum objektif, tetapi masih ada beberapa kategorisasi yang kurang objektif. Seperti kategorisasi akurasi, dalam berita ini ada
pencampuran antara fakta dan opini, seperti tampaknya, kemungkinan, diperkirakan, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi,
maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya dan kategorisasi fairness dalam berita ini luas kolom tidak seimbang, yaitu jika luas kolom yang dipakai
antara pihak-pihak yang terlibat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Tabel. 4.7 Berita 7
“Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Du ga
Sertifikat Layak
Fungsi Melangg
ar
v v
v v v
v v
v v
Berita 7 “Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar” pada tanggal 27 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi akurat.
Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 7 “Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar” telah mengacu pada aspek relevansi,yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh:
“Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar” Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang DCKTR menemukan dugaan pelanggaran
baru yang dilakukan pengelola redboXX Club Lounge. Pihak DCKTR menyoroti kemungkinan kesalahan peruntukan penebitan sertifikat layak fungsi bangunan
redboXX. Sertifikat layak fungsi yang seharusnya untuk pembelanjaan diubah menjadi diskotek.
Dalam berita 7 ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi
akurasi, sebagai contoh: “Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar”
Gambar asli di IMB menunjukkan bangunan yang digunakan redboXX memiliki beberapa pembatas atau partisi dinding. Namun, pada kondisi tempat kejadian
perkara TKP, partisi tersebut tidak ada lagi. “Jadi layout-nya berbeda sekali
dengan IMB ,” jelas Gde kemarin 266.
Dalam berita ini tidak terdapat ilutrasi gambar, tidak ada data pendukung yaitu bila berita tidak dilengkapi salah satu data pendukung, seperti tabel, statistic, foto,
ilustrasi gambar, buku, UU dan lainnya. Dalam berita ini tidak terdapat pencampuran fakta dan opini, karena dalam
berita terdapat kata-kata optionative seperti; kemungkinan, diperkirakan, seakan- akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver,
sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya Dalam berita ini seimbang karena, sumber berita tidak hanya dari Kabid Tata
Bangunan DCKTR A.A Gde Dwidjajawardhana tetapi juga dari Walikota Surabaya Bambang D.H. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi
yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya. Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah
panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama. Dalam berita ini terdapat empat kolom berita. Empat kolom memiliki panjang kolom
11 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 11 x 4.2 = 46.2. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar
kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan. Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat
kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan kondirmasi. Contoh
“Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar”
Kabid Tata Bangunan DCKTR A.A Gde Dwidjajawardhana mengatakan,
pasca kebakaran pihaknya langsung menerjunkan tim untuk memeriksa layak fungsi
bangunan redboXX. Sementara ini, ada dua temuan tim DKCTR yang mengarah adanya dugaan pelanggaran Perda 72009 tentang bangunan.
Dalam berita Kabid Tata Bangunan DCKTR A.A Gde Dwidjajawardhana dinilai pelaku langsung. Karena beliau mengalami langsung peristiwa tersebut. Pelaku
langsung, bila peritiwa yang diberitakan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang langsung mengalami peristiwa tersebut.
Dari hasil analisis berita 7, bahwa berita ini belum objektif, karena masih ada beberapa kategorisasi yang kurang objektif. Seperti kategorisasi akurasi, yakni tidak
adanya data pendukung seperti ilustrasi gambar, tabel, statistic, foto,dll. Dan berita tersebut ada pencampuran antara fakta dan opini, dimana dalam berita tersebut
tredapat kata-kata optionative seperti; kemungkinan, diperkirakan, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver,
sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya.
Tabel. 4.8 Berita 8
“Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru untuk Jabang Bayi”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Kel uarga
Sudah Siapkan
Kasur Baru
untuk Jabang
Bayi
v v
v v v
v V v v
Berita 8 “Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru untuk Jabang Bayi” pada tanggal 27 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi kategorisasi
akurat. Ini ditarik dari hasil peneltian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 8 “Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru untuk Jabang Bayi” telah mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat yang judul ada merupakan
bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru untuk Jabang Bayi” “Kata Pak RT, setelah melahirkan, bias pulang lagi. Itu lebih baik” tutur
Slameto yang ditemani sejumlah tetangga ketika diwawancara. Dia telah menyiapkan kasur baru untuk menyambut si cucu.tempat tidur untuk Yetty dan buah
hatinya sudah ada di salah satu ruang rumahnya.
Dalam berita 8 ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peritiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi,
sebagai contoh “Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru untuk Jabang Bayi”
Wajar ibu tiga tersebut terpukul. Putri sulungnya menjadi salah seorang korban
meninggal dalam kebakaran redboXX Jum’at dini hari 256.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita tidak terdapat kata-kata optionative seperti: kemungkinan, diperkirakan, seakan-
akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya
Dalam berita ini seimbang karena, sumber berita ini bukan hanya dari Slameto, ayah Letty korban meninggal dalam kebakaran redboXX, tetapi juga dari beberapa
teman korban seperti Wiwin, Mega dan Sulaisa. Seimbang, yaitu bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari
jumlah sumber beritanya. Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah
panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama. Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom
11.3 cm dan lebar 5.8 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 11.3 x 5.8 = 65.54. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang
dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh “Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru untuk Jabang Bayi”
“Istri saya sudah punya firasat tentang hal itu,” tutur Slameto, ayah Yetty.
Slameto lebih tegar dalam meladeni wartawan yang dating ke kediamannya di jalan Kyai Abdullah, Kulurahan Prapen, Tenggilis Mejoyo, Surabaya.
Dalam berita Slameto, ayah Yetty dinilai bukan pelaku langsung.karena beliau tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Bukan pelaku langsung, yaitu bila
peristiwa yang diberitakan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan atau
memiliki akses informasi lalu menjadi sumber berita. Dari hasil analisis berita 8 dapat penulis simpulkan bahwa berita ini sudah
objektif. Berita 8 ini telah memenuhi syarat dari objektivitas, yakni telah memenuhi syarat dari kategori akurasi, fairness, dan validitas.
Tabel. 4.9 Berita 9
“Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Tin ggal
Tiga Jenazah
Belum Teridenti
fikasi
v v
v v v
v v v
v
Berita 9 “Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi” pada tanggal 28 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi
akurat. Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 9 “Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi” telah mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama. Contoh
“Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi” Dengan telah teridentifikasinya jenazah Mas’ud, berarti sudah tujuh jenazah
dewasa yang sudah teridentifikasi. Selain Mas’ud, ada Herry Herwinda, Hari Purnomosidi, Peter Kon Hoo Lie, Yoshifumi Chiba, Yetty Stephanie dan Ira Meliana.
Kini tinggal tiga jenazah yang berlum teridentifikasi. Namun tim forensic RS Bhayangkara sudah bisa mengidentifikasi jenis kelamin mayat tersebut. Dari tiga
mayat itu diantaranya perempuan dan satu pria.
Dalam berita 9 ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi
akurasi. Sebagai contoh “Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi”
Jenazah ketujuh dewasa yang telah teridentifikasi adalah Mas’ud. Pria berusia 53 tahun yang beralamat di Tembok Dukuh IX19 itu merupakan jenazah yang
ditemukan Sabtu 266 lalu di lantai tiga redboXX.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita tidak terdapat kata-kata optionative seperti: kemungkinan, diperkirakan, seakan-
akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya
Dalam berita ini seimbang, karena sumber berita tidak hanya dari Kabag Dokpol RS Bhyangkara AKBP dr. Heri Wijatmoko tetapi juga Gladis salah satu karyawan
redboXX yang selamat dari peristiwa kebakaran. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari
jumlah sumber beritanya. Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah
panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama. Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom
13.1 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 13.1 x 4.2 = 55.02. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang
dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan. Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat
kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh
“Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi” Proses identifikasi juga terbantu dengan informasi yang diberikan pihak
keluarga. Misalnya, keterangan tentang kebiasaan korban mengenakan sisir serta kondisi fisik gigi korban. Pihak keluarga menyebutkan bahwa gigi atas korban ada
yang tanggal, baik disisi kiri maupun kanan. Selain itu, keluarga menyebutkan bahwa Mas’ud bekerja sebagai soundman di redboXX.”Kami sudah memastikan
satu daerah empat jenazah yang masih ada adalah jenazah Mas’ud,” aku Kabag Dokpol RS Bhyangkara AKBP dr. Heri Wijatmoko.
Dalam berita Gladis salah seorang korban selamat dari kebakaran merupakan pelaku langsung. Pelaku langsung, yaitu bila peristiwa yang diberikan merupakan
hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang mengalami langsung peristiwa tersebut.
Dari hasil analisis berita 9 dapat penulis simpulkan bahwa berita ini sudah objektif. Baik dari sisi akurasi, fairness, dan validitas semua sudah memenuhi syarat
objektifitas.
Tabel. 4.10 Berita 10
“Saat kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Saa t
kejadian, Anak-
Istri Sedang
Berlibur ke
Hongkon g
v v
v v v
v v v
v
Berita 10 “Saat kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong” pada tanggal 28 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat
kategorisasi akurat. Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 10 “Saat kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong” telah mengacu pada aspek relevansi, yakni kalimat judul yang ada
merupakan bagian dari kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi berita terdapat penjelasan dari judul inti yang sama. Sebagai contoh
“Saat kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong” Yudianto menyadari, pasti Christine mengalami kesedihan yang sangat dalam.
Pasalnya, saat Peter menjadi korban kebakaran redboXX, Christine dan Very sedang libur ke Hongkong.
Dalam berita 10 ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi
akurasi, sebagai contoh “Saat kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong”
Suasana duka menyelimuti kamar identifikasi RS Bhayangkara sabtu malam lalu 266.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita tidak terdapat kata-kata optionative seperti: kemungkinan, diperkirakan, seakan-
akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya
Dalam berita ini seimbang karena sumber berita dari Arief Indriadha rekan kerja Peter yang menjadi korban dalam kebakaran redboXX dan Yudianto selaku satpam
rumah Peter. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom 11.3 cm dan lebar 5.8 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l,
11.3 x 5.8 = 65.54. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat sumber kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh
“Saat kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong”
Arief Indriadha menjadi satu-satunya rekan kerja Peter yang angkat suara,
Arief berusaha tegar didepan sorot kamera wartawan yang meliput korban tragedi kebakaran redboXX.
Dalam berita Arief Indriadha dan Yudianto dinilai bukan pelaku langsung. Mereka tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Bukan Pelaku langsung, yaitu
bila peristiwa yang diberikan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut.
Dari hasil analisis berita 10 dapat penulis simpulkan bahwa berita ini sudah objektif, tetapi pada kategorisasi validitas kompetensi sumber berita bukan pelaku
langsung.
Tabel. 4.11 Berita 11
“Tersisa Dua Jenazah Wanita”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Ter sisa Dua
Jenazah Wanita
v v
v v v v
v v v
Berita 11 “Tersisa Dua Jenazah Wanita” pada tanggal 29 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi akurat. Ini ditarik
dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 11 “Tersisa Dua Jenazah Wanita” telah mengacu pada aspek relevensi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari kalimat yang
sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Tersisa Dua Jenazah Wanita” Dengan kembali teridentifikasinya satu jenazah, diantara sepuluh jenazah
dewasa, sudah delapan jasad yang teridentifikasi. Jadi, kini tinggal dua jenazah yang belum teridentifikasi. Dua mayat itu berjenis kelamin perempuan.
Dalam berita ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi.
Contoh “Tersisa Dua Jenazah Wanita”
Martin merupakan korban yang ditemukan Jum’at lalu 256 sekitar pukul 11.00
dalam keadaan tinggal tulang.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita terdapat kata-kata optionative seperti: kemungkinan, diperkirakan, diduga, seakan-akan,
terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya
“Tersisa Dua Jenazah Wanita”
Kendati belum teridentifikasi, dua jenazah tersebut diduga kuat adalah wanita
dari Bandung Hana Tanujaya, 21, dan Wina Silvia Maharani, 23. Keduanya model di redboXX. Bahkan, Wina tercatat baru empat hari menjadi model di tempat
hiburan yang terletak di Pakuwon Trade Center PTC itu.
Dalam berita seimbang karena, sumber berita dari Kabag Dokpol RS Bhyangkara AKBP dr. Heri Wijatmoko dan Maria Cecilia selaku Head of Human
Resources PT HM Sampoerna. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber
beritanya. Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah
panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom 25 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 25 x 4.2
= 105. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat sumber kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh “Tersisa Dua Jenazah Wanita”
Nah kemarin sore 286 mereka mendapat keterangan tambahan tersebut. Setelah melakukan pengecekan ulang, tim dokter forensic pun berani mengeluarkan
keputusan. “Satu jenazah pria yang tersisa sudah bisa kami pastikan Martin,”
ungkap Kabag Dokpol RS Bhyangkara AKBP dr. Heri Wijatmoko.
Dalam berita Maria Cecilia selaku Head of Human Resources PT HM Sampoerna dinilai bukan pelaku langsung. Bukan pelaku langsung, yaitu bila
peristiwa yang diberikan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peristiwa tersebut. Hanya karena jabatan atau
memiliki akses informasi lalu menjadi sember berita. Misalnya, petugas humas, juru bicara, dan lainnya yang tidak berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
Dari hasil analisis berita 11 belum objektif, karena ada beberapa kategorisasi yang kurang objektif. Seperti kategorisasi akurasi terdapat pencampuran fakta dan
opini, dan pada kategorisasi fairness sisi luas kolom tidak seimbang.
Tabel. 4.12 Berita 12
“Polisi Duga redboXX Sengaja Di Bakar”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Pol isi Duga
redboXX Sengaja
Di Bakar
v v
v v v
v v v
v
Berita 12 ini “Polisi Duga redboXX Sengaja Di Bakar” pada tanggal 30 Juni 2010. Akurasi pemberitaan yang ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi
akurat. Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 12 “Polisi Duga redboXX Sengaja Di Bakar” telah mengacu pada aspek relevensi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Polisi Duga redboXX Sengaja Di Bakar” Berdasarkan penyelidikan polisi, indikasi bahwa redboXX dibakar cukup kuat.
Yang pertama adalah hasil sementara penelitian Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya yang menyebutkan bahwa kebakaran yang terjadi adalah jenis open flame
kebakaran terbuka. Jenis kebkaran itu biasanya terjadi karena ulah manusia.
Dalam berita ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi.
Contoh “Polisi duga redboXX Sengaja Di Bakar”
Misteri kebakaran redboXX café, Pakuwon Trade Center PTC, Surabaya, yang
menewaskan sebelas orang pada Jum’at dini hari lalu 256 sedikit demi sedikit
mulai terkuak.
Dalam berita ini tidak terdapat ilustrasi gambar, tidak ada data pendukung, yaitu bila tidak berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto,
ilustrasi gambar, buku, UU, dan lainnya. Dalam berita ini ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita terdapat
kata-kata optionative seperti: kemungkinan, dugaan, diperkirakan, diduga, seakan- akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver,
sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya “Polisi Duga redboXX Sengaja Di Bakar”
Dugaan lain, kebakaran terjadi karena kelalaian pengunjung yang lupa
mematikan rokok. Namun, dugaan itu buru-buru ditepis oleh polisi. “Sebab, sofa dan rokok sulit menjadi penyebab kebakaran. Sponsnya sudah diolah dan kalaupun ada
putung rokok yang jatuh, itu hanya menghabiskan spons. Bukan open flame,” tegas seorang petugas yang ikut menangani kasus tersebut.
Dalam berita ini tidak seimbang karena, sumber berita hanya dari Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo. Tidak seimbang, bila masing-masing
pihak yang diberitakan tidak diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat lima kolom berita. Lima kolom memiliki panjang kolom 6.3 cm dan lebar 4.6 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 6.3
x 4.6 = 28.98. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat sumber kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh “Polisi Duga redboXX Sengaja Di Bakar”
Meski begitu,polisi belum berani berspekulasi. “Kami masih menulusuri semua
kemungkinan, termasuk kemungkinan terbakar atau dibakar,” ucap Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo.
Dalam berita Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo dinilai bukan pelaku langsung. Karena beliau tidak mengalami langsung peristiwa tersebut.
Bukan pelaku langsung, bila peristiwa yang diberitakan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang tidak mengalami langsung peritiwa tersebut.
Hanya karena jabatan atau memiliki akses informasi lalu menjadi sumber berita. Misalnya; petugas humas, juru bicara, dan lainnya yang tidak berada di lokasi saat
peristiwa terjadi. Dari hasil analisis berita 12 ini belum objektif, karena ada beberapa kategorisasi
yang kurang objektif. Seperti kategorisasi akurasi, dalam berita ini ada pencampuran fakta dan opini dan tidak terdapat data pendukung. Dan dalam kategorisasi fairness
berita ini tidak seimbang.
Tabel. 4.13 Berita 13
“Iseng Bakar Sofa setelah Request Lagu Ditolak”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Ise ng Bakar
Sofa setelah
Request Lagu
Ditolak
v v
v v v
v v v
v
Dalam berita 13 “Iseng Bakar Sofa setelah Request Lagu Ditolak” pada tanggal 1 Juli 2010. Akurasi pemberitaan yang sudah ditampilkan sudah memenuhi syarat
kategorisasi akurat. Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 13 “Iseng Bakar Sofa setelah Request Lagu Ditolak” telah mengacu pada aspek relevensi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian
dari kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Iseng Bakar Sofa setelah Request Lagu Ditolak” Saat band memainkan music, ino berulan-ulang request permintaan lagu lagu
reggae dari Shaggy Dog, tapi tak dituruti. Setelah manggung, salah seorang personel band tersebut mendekati Ino dan menepuk pundaknya seraya berkata,
“sorry, bro, kami tak bisa memainkan lagu-lagu Shaggy Dog.” Ino mengungkapkan tak jengkel banget. Sekitar 02.30, rombongan itu pulang.
Karena salah seorang diantara mereka masih membayar, yang lain menunggu di lounge. Saat itulah Ino mengaku iseng bermain korek. “ saya kemudian iseng-iseng
membakar sofa yang saya duduki,” ucap Ino
Dalam berita ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi.
Contoh “Iseng Bakar Sofa setelah Request Lagu Ditolak”
Misteri penyebab terbakarnyaredboXX ClubLounge terungkap seiring dengan tertangkapnya Christian Natalino H.R Todu alias Ino, 22. Ino adalah pembakar
diskotek redboXX yang ditangkap Satreskrim Polwiltabes Surabaya Selasa lalu 296.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita tidak terdapat kata-kata optionative seperti: kemungkinan, dugaan, diperkirakan,
diduga, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya
Dalam berita ini seimbang, karena sumber berita tidak hanya dari Kasatreskrim Polwiltabes Surabaya AKBP Anom Wibowo tetapi juga dari Ino selaku pelaku dalam
peristiwa kebakaran redboXX. Seimbang, bila masing-masing pihak yang diberitakan diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom 19.6 cm dan lebar 4.3 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l,
19.6x 4.3 = 84.28. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat sumber kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh “Iseng Bakar Sofa setelah Request Lagu Ditolak”
Misteri penyebab terbakarnyaredboXX ClubLounge terungkap seiring dengan
tertangkapnya Christian Natalino H.R Todu alias Ino, 22. Ino adalah pembakar
diskotek redboXX yang ditangkap Satreskrim Polwiltabes Surabaya Selasa lalu 296.
Dalam berita Christian Natalino H.R Todu alias Ino dinilai pelaku langsung. Karena dia mengalami langsung peristiwa tersebut. Pelaku langsung, bila peristiwa
yang diberitakan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang mengalami langsung peritiwa tersebut.
Dari hasil berita 13 dapat penulis simpulkan bahwa berita ini sudah objektif. Dalam setiap kategorisasi telah memenuhi syarat yang ada baik dari sisi akurasi,
fairness, maupun validitas.
Tabel. 4.14 Berita 14
“Minta Maaf Banyak Korban Meninggal”
Jud ul Berita
Akurasi Fairness Validitas
Kes esuaian
Isi Judul Pe
nentuan Waktu
Peristiw a
D ata
Pendu kung
Pen campura
n Fakta dan
Opini Data
Sumber Luas
Kolom Atr
ibut Sumber
Data Kompetens
i Sumber
Se su
ai T
Tid ak
Ses uai
A da
Ti da
k A
da A
d a
T i
d a
k A
d a
A da
Tid ak
Ad a
Sei mb
ang tida
k sei
mb ang
sei mb
ang Sei
mb ang
Tid ak
sei mb
ang
sei mb
ang Jel
as Ti
da k
Jel as
Wa rta
wa m
Pel aku
Lan gsu
ng Bu
kan Pel
aku Lan
gsu ng
Mi nta Maaf
Banyak Korban
Meningg al
v v
v v v v
v v
v
Berita 14 “Minta Maaf Banyak Korban Meninggal” pada tanggal 1 Juli 2010. Akurasi pemberitaan yang sudah ditampilkan sudah memenuhi syarat kategorisasi
akurat. Ini ditarik dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya kesesuaian antara judul berita dengan isi berita.
Kesesuaian judul berita 14 “Minta Maaf Banyak Korban Meninggal” telah mengacu pada aspek relevensi, yakni kalimat judul yang ada merupakan bagian dari
kalimat yang sama pada isi berita atau pada bagian isi terdapat penjelasan dari judul dengan inti yang sama, sebagai contoh
“Minta Maaf Banyak Korban Meninggal” “Semakin panik saya benar ingin minta maaf, tapi bingung mau minta maaf ke
siapa dan dimana. Tapi, saya benar-benar minta maaf. Mau menyerahkan diri kepada polisi juga takut. Pokoknya, saya gelisah. Tak pernah tidur nyenyak.
Kalaupun tidur hanya sedikit-sedikit.
Dalam berita ini akurasi kategorisasi pencantuman waktu atau tanggal peristiwa kejadian dicantumkan dalam berita sehingga sesuai dengan kategorisasi akurasi.
Contoh “Minta Maaf Banyak Korban Meninggal”
Christiano Natalino H.R Todu alias Ino menyesal setelah keisengannya mengakibatkan redboXX terbakar dan sebelas orang meninggal dunia. Akibat
keisengan tersebut, dia diancam hukuman penjara maksimal 20 tahun. Apa yang membuat Ino melakukan pembakaran itu? Bagaimana perasaan Ino melakukan
pembakaran itu? Bagaimana perasaan Ino setelah tahu banyak korban meninggal?
Berikut petikan Jawa Pos saat Ino hendak dimasukkan ke tahanan kemarin 306.
Dalam berita ini terdapat ilustrasi gambar, ada data pendukung, yaitu bila berita dilengkapi salah satu data pendukung seperti; tabel, statistic, foto, ilustrasi gambar,
buku, UU, dan lainnya.
Dalam berita ini tidak ada pencampuran fakta dan opini, karena dalam berita tidak terdapat kata-kata optionative seperti: kemungkinan, dugaan, diperkirakan,
diduga, seakan-akan, terkesan, kesannya, seolah, agaknya, mengejutkan, kontroversi, maneuver, sayangnya, dan kata-kata optionative lainnya
Dalam berita ini tidak seimbang, karena sumber berita hanya dari Christiano Natalino H.R Todu alias Ino. Tidak seimbang, bila masing-masing pihak yang
diberitakan tidak diberi porsi yang sama sebagai sumber berita, dilihat dari jumlah sumber beritanya.
Dilihat dari ukuran fisik luas kolom, cara untuk mengukur luas kolom adalah panjang dikalikan lebar kolom, dan dalam pemberitaan memiliki jumlah sama.
Dalam berita ini terdapat tiga kolom berita. Tiga kolom memiliki panjang kolom 9 cm dan lebar 4.2 cm dalam mengukur luas kolom menggunakan rumus p x l, 9 x 4.2
= 37.8. Penggunaan sisi luas kolom berita ini seimbang, karena panjang dan lebar kolom yang terdapat dalam pemberitaan tidak memiliki jumlah kesamaan.
Dalam berita ini sumber berita yang dipakai dalam pemberitaan terdapat sumber kejelasan sumber berita, dicantumkan identitasnya seperti nama, pekerjaan, atau
sesuatu yang memungkinkan untuk dilakukan konfirmasi. Contoh “Minta Maaf Banyak Korban Meninggal”
Christiano Natalino H.R Todu alias Ino menyesal setelah keisengannya
mengakibatkan redboXX terbakar dan sebelas orang meninggal dunia. Akibat keisengan tersebut, dia diancam hukuman penjara maksimal 20 tahun. Apa yang
membuat Ino melakukan pembakaran itu? Bagaimana perasaan Ino melakukan pembakaran itu? Bagaimana perasaan Ino setelah tahu banyak korban meninggal?
Berikut petikan Jawa Pos saat Ino hendak dimasukkan ke tahanan kemarin 306.
Dalam berita Christian Natalino H.R Todu alias Ino dinilai pelaku langsung. Karena dia mengalami langsung peristiwa tersebut. Pelaku langsung, bila peristiwa
yang diberitakan merupakan hasil wawancara wartawan dengan sumber berita yang mengalami langsung peritiwa tersebut.
Dari hasil analisis, berita 14 ini belum objektif karena masih ada beberapa kategorisasi yang kurang objektif. Seperti kategorisasi fairness dalam berita ini tidak
seimbang karena masing-masing pihak yang diberitakan tidak diberi porsi yang sama sebagai sumber berita.
Dari 14 berita tentang pemberitaan kebakaran redboXX tersebut dibuat tabel rangkuman dari keseluruhan tabel yang ada agar memudahkan untuk menganalisa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis objektivitas tentang berita kebakaran diskotek redboXX di Surabaya pada Koran Harian Jawa Pos edisi 26 Juni - 1 Juli 2010. Dari keseluruhan
total 14 berita pada edisi Koran Jawa Pos, ada 6 berita tentang kebakaran diskotek redboXX yang termasuk dalam kategori objektif adalah “Sempat Lari ke Parkir Motor,
lalu Masuk Lagi”, “Keluarga Sudah Siapkan Kasur Baru Untuk Jabang Bayi”, “Jika Melanggar, Izin Operasional Dicabut”, “Tinggal Tiga Jenazah Belum Teridentifikasi”,
“Saat Kejadian, Anak-Istri Sedang Berlibur ke Hongkong”, “Iseng Bakar Sofa setelah
Request Lagu Ditolak”. Dan ada 8 berita yang tidak termasuk dalam kategori tidak objektif adalah, “Ibu-Janin Tewas Bersama”, “Titik Api Dari Pojok Lounge”, “Kakak
Selamat, Adik Belum Ada Kabar”, “Temukan Satu Mayat dan Tangan”, “Duga Sertifikat Layak Fungsi Melanggar”, “Tersisa Dua Jenazah Wanita”, “Polisi Duga redboXX
Sengaja Di Bakar”, “Minta Maaf Banyak Korban Meninggal”. Berita yang tidak masuk dalam kategori tidak objektif tersebut ada yang tidak memenuhi syarat objektivitas yakni
dari kategori akurasi, fairness, dan validitas.
125