Interpolasi Tetangga Interpolasi Bilinier Interpolasi Dengan Orde Lebih Tinggi

11 Sebagaimana ditunjukkan pada persamaan di atas kernel interpolasi merupakan bagian utama algoritma interpolasi.

2.3.1 Interpolasi Tetangga

Terdekat Pada interpolasi tetangga terdekat nearest neighbor interpolation, nilai keabuan titik hasil diambil dari nilai keabuan pada titik asal yang paling dekat dengan koordinat hasil perhitungan dari transformasi spasial. Untuk citra dua dimensi, tetangga terdekat dipilih di antara 4 titik asal yang saling berbatasan satu sama lain. Kelebihan dari interpolasi tetangga terdekat adalah kemudahan dan kecepatan eksekusinya. Namun pada banyak kasus, penggunaan interpolasi tetangga terdekat menghasilkan citra yang kurang memuaskan karena timbulnya efek aliasing pada bagian tepi obyek. [2] Replikasi piksel adalah kasus khusus dalam interpolasi tetangga terdekat. Replikasi piksel dapat digunakan ketika kita ingin memperbesar ukuran citra dengan skala bilangan integer. Sebagai contoh, untuk memperbesar ukuran citra dua kali dari citra input, mula–mula ukuran kolom digandakan untuk melipat duakan ukuran citra pada arah vertikal. Prosedur yang sama juga dilakukan untuk memperbesar ukuran citra sebesar tiga kali, dan seterusnya. Duplikasi dilakukan hanya untuk mencapai ukuran yang diinginkan. Penempatan nilai keabuan pada tiap piksel ditentukan berdasarkan fakta bahwa lokasi yang baru adalah dupliksai pasti dari lokasi yang sama.

2.3.2 Interpolasi Bilinier

12 Interpolasi bilinier adalah metode pembesaran citra untuk mengatasi efek papan atau aliasing yang dihasilkan oleh metode replikasi piksel sederhana. Interpolasi bilinier dapat dilakukan dengan memanfaatkan empat tetangga terdekat dari suatu titik yang di rata-rata. [2] Dibandingkan interpolasi tetangga terdekat atau replikasi piksel sedehana, citra hasil dari pembesaran citra akan tampak lebih halus smooth, namun tentu saja membutuhkan waktu pengolahan yang lebih lama. [2]

2.3.3 Interpolasi Dengan Orde Lebih Tinggi

Meskipun interpolasi bilinier menghasilkan citra kontinyu, namun tepat pada keempat koordinat tetangga tersebut, slope-nya tidak kontinyu. Hal ini terjadi karena interpolasi yang digunakan untuk menginterpolasi sebelah kanan sebuah titik akan berbeda dengan yang digunakan untuk menginterpolasi sebelah kiri. Discontinyuitas dari slope ini mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan apabila citra hasil interpolasi akan dioperasikan lebih lanjut. Karena keterbatasan ini, sering kali diperlukan interpolasi dengan orde yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan lebih banyak titik yang ada di sekitar koordinat titik asal. Contoh interpolasi dengan orde yang lebih tinggi adalah interpolasi menggunkaan fungsi cubic spline, fungsi sinaxax. Waktu proses tentu akan lebih lama karena operasi matematis yang digunakan dan titik yang dioperasikan menjadi lebih banyak. Misalnya interpolasi bikubik yang memperhitungkan hingga 16 4 x 4 titik bertetangga dengan bobot yang bersesuaian dengan polinomial orde 3 tidak linier. 13

2.3.4 Interpolasi Bikubik