Pengertian wacana Jenis-Jenis Wacana

11 membaca dan pemilihan wacana sebagai bahan ajar membaca. Tiap-tiap teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

2.2.1 Wacana

Uraian ini akan dijelaskan tentang pengertian wacana dan jenis-jenis wacana yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut.

2.2.1.1 Pengertian wacana

Istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wacwakvak, artinya ‘berkata’, ‘berucap’, Douglas dalam Mulyana 2005:3. Kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Bentuk ana yang muncul dibelakang adalah sufiks akhiran, yang bermakna ‘membendakan’ nominalisasi . Jadi, kata wacana dapat diartikan sebagai ‘perkataan’ atau ‘tuturan’. Moeliono dalam Mulyana 2005:5 mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan lainnya dalam kesatuan makna. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh buku, yang membawa amanat lengkap Harimurti Kridalaksana, 1984:208. Senada dengan pendapat di atas, Tarigan dalam Mulyana:6 mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan koherensi yang baik, mempunyai awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan dapat disampaikan secara lisan atau tertulis . 12 Sama halnya dengan Tarigan, Sumarlam 2008:15 mendefinisikan wacana adalah sebagai satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lainnya dari segi bentuk bersifat kohesif, saling terkait dan dari struktur batinnya dari segi makna bersifat koheren, terpadu. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian atau batasan wacana adalah Satuan bahasa terlengkap baik lisan ataupun tertulis yang saling terkait dan memiliki makna dan struktur yang jelas serta memiliki amanat yang jelas pula.

2.2.1.2 Jenis-Jenis Wacana

Wacana dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis. Menurut Sumarlam 2008 wacana diklasifikasikan menjadi empat macam. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada bahasa yang dipakai, berdasarkan media, berdasarkan bentuk, dan berdasarkan cara pemaparannya. Sejalan dengan pendapat Sumarlam, Mulyana 2005 mengklasifikasikan jenis-jenis wacana kedalam enam kategori. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada bentuk, media penyampaian, jumlah penutur, sifat, isi, dan berdasarkan gaya dan tujuan. Tiap-tiap klasifikasi akan diuraikan berikut ini. Berdasarkan bahasa yang dipakai sebagai sarana untuk mengungkapkannya, wacana dapat diklasifikasikan menjadi: a. wacana bahasa nasional Indonesia 13 b. wacana bahasa lokal atau daerah bahasa Jawa, Bali, Sunda, Madura, dan sebagainya c. wacana bahasa internasional Inggris d. wacana bahasa lainnya, seperti bahasa Belanda, Jerman, Perancis, dan sebagainnya. Berdasarkan media yang digunakan wacana dapat dibedakan menjadi wacana tulis dan wacana lisan. Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau dengan melalui media tulis. Untuk dapat menerima atau memahami wacana tulis maka sang penerima harus membacanya. Wacana lisan berarti wacana yang disampaikan dengan bahasa lisan atau media lisan. Untuk dapat memahami wacana lisan maka ang penerima harus menyimak atau mendengarkannya. Berdasarkan bentuknnya Sumarlam 2008:17 wacana dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni wacana prosa, puisi, dan drama. Wacana prosa yaitu wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa Jawa: gancaran. Contoh wacana yang berbentuk prosa adalah novel, cerita pendek cerpen, cerita bersambung cerbung, artikel, dll. Wacana puisi merupakan jenis wacana yang dituturkan atau disampaikan dalam bentuk puisi. Wacana drama adalah jenis wacana yang disampikan dalam bentuk drama. Pola yang digunakan biasanya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam bukunya Mulyana 2005 wacana prosa, puisi, dan drama masuk dalam contoh wacana fiksi. Wacana fiksi sendiri merupakan penjabarkan wacana berdasarkan sifat. Selain wacana fiksi juga ada wacana non fiksi. Wacana nonfiksi disebut juga wacana ilmiah. Jenis wacana ini 14 disampaikan dengan pola dan cara-cara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Beberapa contoh wacana nonfiksi, antara lain adalah laporan penelitian, buku materi perkuliahan, dan sebagainya. Berdasarkan cara pemaparannya, wacana diklasifikasikan menjadi lima macam, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Wacana narasi wacana narasi adalah wacana yang banyak dipergunakan untuk menceritakan suatu kisah. Wacana narasi ini berorientasi pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat secara kronologis. Jenis wacana narasi pada umumnya terdapat pada berbagai fiksi. Wacana deskripsi yaitu wacana yang bertujuan melukiskan, menggambarkan sesuatu menurut apa adanya. Sedangkan wacana eksposisi yaitu wacana yang tidak mementingkan waktu dan pelaku. Wacana ini berorientasi pada pokok pembicaraan, dan bagian-bagiannya diikat secara logis. Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan data-data sebagi bukti, dan bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran ide atau gagasannya. Dan wacana yang terakhir adalah wacana persuasi yaitu wacana yang isinya bersifat ajakan atau nasihat, biasanya ringkas dan menarik serta bertujuan untuk mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat atau ajakan tersebut. Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana monolog dan wacana dialog. Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Beberapa bentuk wacana monolog antara lain pidato, pembacaan puisi, khotbah Jumat, pembacaan berita, dan sebagainya. 15 Wacana dialog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih. Bentuk dari wacana dialog ini diantaranya adalah dialog skenario, dialog kethoprak, lawakan, dan sebagainya. Berdasarkan isinya, wacana dapat dipilahmenjadi: wacana politik, wacana sosial, wacana ekonomi, wacana budaya, wacana militer,wacana hukum, dan wacana kriminalitas. Berdasarkan gaya dan tujuan, wacana hanya digolongkan ke dalam satu macam yakni wacana iklan. Dalam penelitian ini, kumpulan cerita cekak Ngundhuh Wohing Pakarti termasuk ke dalam jenis wacana prosa tulis jika dilihat berdasarkan bentuknya. Berdasarkan cara pemaparannya termasuk kedalam wacana narasi.

2.2.2 Membaca