81
6. R410a
Rose Zeotropic
HFC
7. R502
Light Purple
Azeotropic CFC
3. Pelumas Refrijeran
Oli pelumas pada sistem refrigerasi bersirkulasi di dalam sistem pemipaan bersama dengan refrigerant. Oli refrigerasi memberikan efek pelumas dan
pendinginan ke bagian-bagian bergerak kompresor. Karena oli bercampur dengan refrigerant, maka refrigerant harus memiliki karakteristik tertentu. Oli refrigerasi
bersentuhan kontak fisik dengan kumparan motor yang yang suhunya tinggi panas di dalam sistem kompresor hermetic. Oleh karena itu oli refrigerasi harus
mampu memikul suhu tinggi tanpa merusak refrigerant dan peralatannya.
Oli di dalam sistem refrigerasi didinginkan hingga suhu yang sangat rendah. dingin, oleh karena itu oli refrigerant harus mampu bertahan pada suhu rendah. Oli
refrigerant harus tetap dalam bentuk fluida di seluruh bagian sistem baik yang bersuhu tinggi maupun yang bersuhu rendah. Tingkat fluiditas oli refrigerant
tergantung pada berberapa faktor, meliputi jenis refrigerant yang digunakan, suhu kerja sistem, sifat oli yang digunakan, tingkat kelarutan dengan refrigerant, dan
tingkat kelarutan refrigerant di dalam oli agar tetap berbentuk fluida oli pada suhu rendah.
Sifat oli refrigerasi yang baik adalah: Kandungan lilinnya rendah. Terpisahnya kandungan lilin dari campuran oli
refrigerant dapat menempel pada lubang katup ekspansi. Stabilitas termalnya bagus. Oli refrigerant tidak menghasilkan deposit karbon pada
bagian terpanas hot spot di kompresor seperti katup dan pintu saluran keluar. Stabilitas kimiawinya bagus. Oli refrigerant tidak menimbulkan reaksi kimia dengan
refrigerant atau material-material yang digunakan di dalam sistem. Titik pourivitasnya rendah. Kemampuan oli refrigerant tetap dalam bentuk fluida
pada suhu rendah di dalam sistem.
82
Tingkat kelekatannya rendah. Kemampuan oli refrigerant tetap mempertahankan sifat pelumasnya pada suhu tinggi dan juga memiliki fluiditas baik pada suhu rendah,
agar dapat memberikan efek pelumas yang prima.
Untuk meningkatkan performa oli refrigerant, beberapa pabrikan menambahkan bahan kimiawi pada campuran oli. Bahan kimia tersebut di desain
untuk mencegah terjadinya foaming atau terbentuknya formasi lumpur. Oli yang terkontaminasi dengan udara kering atau uap air akan membentuk lumpur atau
varnish. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada unit.
Oli yang diambil dari dalam sistem harus tetap jernih. Adanya perubahan warna oli menandakan adanya pencemaran. Jika hal tersebut terjadi, maka drier dan
filter harus diganti dengan drier dan filter baru sebelum mengganti oli refrigerantnya.
Indikator lainnya yang dapat diketahui ketika terjadi kontaminasi oli refrigerant adalah bau oli. Oli refrigerant pada kompresor hermetic yang mengalami
kontaminasi dapat menimbulkan asam acid dan dapat merusak tangan jika terkena oli tersebut.
Hanya oli yang direkomendasikan oleh pabrikan kompresor yang boleh digunakan. Kontainer oli refrigerant harus tertutup rapat kedap udara. Oli yang
tidak tertutup rapat dapat terkontaminasi dengan udara dan uap air.
Oli refrigerant dari bahan mineral tidak cocok digunakan dengan refrigerant jenis baru. Polyolester POE, alkyl-benzene AB, dan polyalkylene glycol PAG di
desain untuk digunakan dengan refrigerant alternatif yang ramah lingkungan. Tersedia beberapa tingkat untuk oli jenis POE. Oli jenis POE sesuai dengan seluruh
refrigerant dari keluarga CFC, HCFC, dan HFC. Uap air di dalam Refrigerant
Uap air di dalam sistem refrigerasi akan cenderung membeku ketika berada pada daerah katup ekspansi. Hal tersebut dapat membuat buntu dan atau buntu sebagian
pada katup ekspansi. Disamping itu, keberadaan uap air di dalam refrigerant pada daerah suhu tinggi juga dapat menimbulkan asam yang bersifat merusak. Adanya
unsur asam pada refrigerant menimbulkan karat, korosi, atau lumpur oli, yang dapat menyebabkan motor kompresor hermetic terbakar.
83
Adanya uap air di dalam sistem refrigerasi dapat ditentukan secara mudah dengan memasang moisture indicator pada saluran likuid. Piranti moisture indicator yang
ada pada sight glass yang terpasang pada saluran likuid akan berubah warna sesuai dengan tingkat kontaminasinya.
Pada saat melakukan instalasi pemipaan, uap air yang terjebak di dalam sistem refrigerasi tidak dapat terbuang seluruhnya. Tetapi ketika sedang melakukan
perawatan, perbaikan atau pemipaan refrigerasi, masuknya uap air ke dalam sistem harus diusahakan serendah mungkin. Tingkat kandungan uap air minimal yang
diijinkan tidak boleh lebih dari lima ppm parts per million.
D. Kegiatan Belajar 4 Mengunakan Alat Ukur Besaran Fisis Udara