Pengertian Interaksi Sosial KAJIAN PUSTAKA

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Interaksi Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat dinamakan proses sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terajdinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu.Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial Soekanto,2007 : 55. Sebagai makhluk individu dan sosial, membentuk interaksi sosial dengan individu lain merupakan suatu kebutuhan. Dimana sangat dirasakan bahwa individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan invidu lain. Pola-pola hubungan interaksi yang teratur dapat terbentuk apabila tata kelakuan atau perilaku dan hubungan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. Dalam interaksi sosial individu dimungkinkan akan menyesuaikan dengan individu atau dalam kelompok. Penyesuain ini dapat diartikan luas, yakni bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sehingga dapat menyatu dengan lingkungan yang dikehendaki. Dalam kehidupan sosial yang cukup luas individu masuk ke dalam hubungan sosial dengan kelompok-kelompok yang ada di sekitarnya. Kelompok-kelompok yang bertujuan sama membentuk suatu komunitas. Berbagai komunitas yang berbeda tujuan akan menghasilkan aliran yang bermacam-macam. Komunitas agama islam misalnya, berbagai komunitas dalam aliran yang berbeda membentuk karakter masing-masing pengikutnya. Namun harus tetap ada interaksi yang baik antara komunitas satu dengan komunitas yang lain. Interaksi yang baik sangat dibutuhkan dalam menjalin kerukunan yang lebih luas antar umat beragama. Interaksi sosial disini diartikan sebagai suatu proses hubungan sosial yang dinamis, baik dilakukan oleh perorangan maupun oleh kelompok terutama hubungan sosial yang dinamis antar umat beragama yang satu dengan yang lain agar terjalin interaksi sosial yang harmonis. 1. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial sebagai berikut. a. Kontak sosial Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum bersama- sama dan tango menyentuh, jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak sosial baru terjadi apabila adanya hubungan fisik, sebagai gejala sosial. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, anatara lain dalam bentuk proses sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orang per orang, antara orang per orang satu dengan suatu kelompok masyarakat atau sebaliknya, antara kelompok masyarakat lainnya dalam sebuah komunitas Soekanto, 2004 : 65. b. Komunikasi Komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik atau sikap, perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dialami. Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi yaitu sumber informasi receiver, saluran media, dan penerima informasi audience. Sumber informasi adalah seseorang atau instansi yang memiliki bahan informasi pemberitahuan untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan audience adalah pe orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran. 2. Proses-Proses Interaksi Sosial Gillin dan Gillin Soekanto, 2002 : 71-103, mengemukakan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat dari interaksi sosial yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif. a. Proses Asosiatif Proses asosiatif adalah proses yang terjadi saling pengertian dan kerjasama timbal balik antara orang perorangan atau kelompok satu dengan lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama. Macam-macam dari proses asosiatif antara lain. 1. Kerjasama cooperation adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses cooperation lahir apabila diantara individu dan kelompok yang bertujuan agar tujuan-tujuan mereka tercapai. Ketika individu atau kelompok merasa adanya ancaman dan bahaya dari luar, maka proses cooperation ini akan bertambah kuat diantara mereka. Ada beberapa bentuk cooperation antara lain. a. Gotong Royong Gotong royong adalah proses cooperation yang terjadi di masyarakat, dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong menolong dan pertukaran tenaga serta barang maupun pertukaran emosional dalam bentuk timbal balik. b. Bargaining Bargaining adalah proses cooperation dalam bentuk perjanjian pertukaran kepentingan, kekuasaan, barang- barang maupun jasa antara dua organisasi atau lebih yang terjadi di bidang politik, budaya, ekonomi, hukum maupun militer. c. Co-optation Co-optation adalah proses cooperation yang terjadi diantara individu dan kelompok yang terlibat dalam sebuah organisasi atau Negara dimana terjadi proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menciptakan stabilitas. d Coalition Coalition adalah dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama kemudian melakukan kerjasama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tersebut. e. Joint -Ventrue Joint -Ventrueadalah kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minytak, pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan, dan seterusnya. 2. Accomodation Accomodationproses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses sosial yang menunjukkan pada suatu keadaan yang seimbang equilibrium dalam interaksi sosial antara individu dan antar kelompok di dalam masyarakat. Terutama yang ada hubungannya dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang sedang berlangsung, dimana accomodation menampakkan suatu proses yang meredakan suatu pertentangan yang terjadi di masyarakat, baik pertentangan yang terjadi diantara individu, kelompok dan masyarakat maupun dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat. Bentuk-bentuk accomodation sebagai berikut. a Compromise, yaitu bentuk akomodasi yang dicapai karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proses ini saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian oleh pihak ketiga atau badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan. b Conciliation, yaitu bentuk accomodation yang terjadi melalui usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang berselisih. c Tolerantion, bentuk accomodation secara tidak formal dan dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba menghindari dari pertikaian. b. Proses Disosiatif Proses sosial disosiatif merupakan proses perlawanan oposisi yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial diantara mereka pada masyarakat.Bentuk- bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi dan konflik. 1. Persaingan competition proses sosial, dimana atau kelompok-kelompok berjuang dan bersaing untuk mencari keuntungan pada bidang-bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik pehatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, namun tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. 2. Controvertion adalah proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontoversi adalah proses sosial dimana terjadi pertentangan antara tataran konsep dan wacana, sedangkan pertentangan atau pertikaian telah memasuki unsur-unsur kekerasan dalam proses sosialnya. 3. Conflict adalah proses sosial dimana individu ataupun kelompok menyadari perbedaan-perbedaan, misalnya dalam ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola- pola perilaku, prinsip, politik, ideologi, maupun kepentingan dengan pihak lain. Perbedaan ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian dimana pertikaian itu sendiri dapat menghasilkan ancaman dan kekerasan fisik. 3. Jenis-Jenis Interaksi Sosial a. Interaksi Individu dengan individu Interaksi sosial antara individu dengan individu ini terjadi dengan sendirinya, walaupun tidak melakukan kegiatan apapun. Dengan kata lain, pada saat individu bertemu interaksi sosial pun sudah dimulai. Dalam hal ini adalah umat beragam Islam dan umat beragama Kristen, meskipun kedua umat beragama yang berbeda tersebut tidak melakukan kegiatan apapun, interaksi sosial didalam forum tersebut tetap terjadi. b. Antara Individu dengan kelompok Interaksi sosial antara individu dengan kelompok, bentuk interaksi ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan. Interaksi ini akan lebih mencolok manakala terjadi benturan antara kepentingan orang perorangan dengan kepentingan kelompok. c. Kelompok dengan kelompok Interaksi sosial yang terjadi antara kelompok dengan kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai pribadi anggota kelompok yang bersangkutan.

B. Umat Beragama