Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter Anak

d. Keteladanan, pendidikan karakter harus diberikan melalui keteladanan dari orang tua kepada anak, dari guru kepada siswa, atasan kepada bawahan. Orang yang dianggap dapat memberi contoh harus bisa menjadi teladan dalam sikap juga perilakunya.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Koesoema 2010: 134 menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter semestinya diletakkan dalam kerangka dinamis dialektis, berupa tanggapan individu atas impuls natural fisik dan psikis, sosial dan kultural, yang melingkupinya untuk dapat menempa diri secara sempurna sehingga potensi-potensi yang ada dalam dirinya berkembang secara penuh yang membuatnya semakin manusiawi yang mampu berelasi secara sehat dengan lingkungan di luar dirinya tanpa kehilangan otonomi dan kebebasannya sehingga ia menjadi manusia yang bertanggung jawab. Tujuan lain menurut Hidayatullah 2010: 18 yaitu keluaran institusi pendidikan seharusnya dapat menghasilkan orang “pandai” tetapi juga orang “baik” dalam arti luas. Pendidikan tidak hanya menghasilkan orang “pandai” tetapi “tidak baik” sebaliknya juga tidak menghasilkan orang “baik” tetapi “tidak pandai”. Pendidikan tidak cukup menghasilkan orang pandai tetapi juga harus mampu menciptakan nilai-nilai luhur atau karakter. Jadi, tujuan pendidikan karakter adalah membentuk manusia atau anak mempunyai budi pekerti luhur, mempunyai tabiat yang baik, berperilaku santun dan dapat bertanggung jawab, serta menjadi manusia yang seutuhnya.

4. Pendidikan Karakter Anak

Menurut Lickona dalam Megawangi, 2004: 111 ada tiga komponen karakter yang penting bagi anak. a. Moral Knowing adalah hal yang penting untuk diajarkan kepada anak terdiri dari enam hal yaitu moral awareness kesadaran moral, knowing moral values mengetahui nilai-nilai moral, perspective taking, moral reasoning, decision making, dan self knowledge. b. Moral Feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada anak yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai prinsip moral. c. Moral Action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter memang tidak semudah yang dibayangkan. Membutuhkan proses yang cukup lama dan SDM yang unggul dalam mengimplementasikannya. Pendidikan karakter harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi. Untuk itu pendidikan karakter tidak hanya tanggung jawab satu pihak saja, masyarakat juga perlu diberikan penyadaran bahwa pendidikan karakter merupakan tanggungjawab bersama. Untuk memaksimalkan pendidikan karakter sangat dibutuhkan kerjasama bagi berbagai pihak dan lapisan masyrakat secara terpadu. Anak usia dini merupakan pondasi yang digunakan sebagai penyangga perkembangan individu selanjutnya. Selain itu, masa prasekolah mulai ditanamkan landasan pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan dan latihan. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Tentunya hal tersebut memerlukan usaha menyeluruh yang dilakukan oleh semua pihak. Salah satu dalam mempersiapkan pendidikan karakter anak adalah dengan memilih sekolah untuk anak dan orang tua sebaiknya cukup selektif. Menanamkan nilai positif dan negatif secara tegas tanpa memberikan daerah bias agar anak dapat memilah apa yang baik ataupun yang tidak baik. Jika nilai tersebut ditetapkan dengan baik, tentu anak akan memiliki sistem selektif yang lebih kuat dalam menghadapi terpaan yang ada.

5. Peran Radio dalam Pendidikan