perubahan perilaku individu, organisasi dan sistem masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Strategi yang digunakan dalam penguatan kapasitas adalah melalui pendampingan, sebagai proses menumbuh kembangkan kelomkpok-
kelompok usaha produktif di masyarakat.
Selain itu, upaya pengembangan klaster cabai yang dilakukan oleh Bank Indonesia tentu saja tidak dapat dilaksanakan sendiri tetapi
diperlukan sinergi dengan stakeholder lainnya yang memiliki peran atau tugas yang sama, baik pemerintah pusat dan daerah melalui dinas
terkait, institusilembaga, perbankan, akademisi perguruan tinggi, pihak swasta serta lembaga swadaya masyarakat yang dapat menjadi
mitra kerja.
Proses pengembangan program yang dilakukan pada klaster cabai di Kabupaten Lampung Selatan setidaknya terdiri dari tiga aspek yaitu
aspek budidaya, aspek kelembagaan, serta aspek pasar dan pemasaran.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian yang saya ambil. Kajian penelitian terdahulu sebagai bahan
refrensi bagi penelitian dalam menentukan metode analisis data yang digunakan dalam pengolahan data serta sebagai bahan pembanding dengan
penelitian sebelumnya.
27
Tabel 5. Kajian penelitian terdahulu. No Pengarang Tahun
Judul Penelitian Metodologi
Hasil Penelitian 1
Hendrawanto, Yudiono, dan Aritonang. 2009. Analisis Keuntungan dan
Daya Saing Kompetitif Usahatani Jagung Hibrida
Pioner dan Bersari Beras di Kawasan Usaha
Agribisnis Terpadu KUAT Sanggau Ledo
Komplek. analisis penerimaan,
analisis biaya, analisis keuntungan dan analisis
tingkat harga. Rata-rata keuntungan
yang diperoleh petani pengguna varietas
hibrida pioner adalah Rp6.201.051 dan rata-
rata keuntungan yang diperoleh petani
pengguna varietas bersari bebas adalah
Rp2.543.429 dan juga jagung varietas hibrida
pioner memiliki daya saing kompetitif
terhadap jagung varietas bersari bebas.
2 Munawaroh , Rahayu, dan Ani. 2012.
Analisis Daya Saing Jagung di Kabupaten
Grobogan Jawa Tengah. analisis biaya,
penerimaan, keuntungan dan daya saing dengan
model regresi linier sederhana.
Usahatani jagung dengan luas lahan
sebesar 0,8 ha, membutuhkan biaya
usahatani jagung Rp 6.695.430,00HaMT,
menghasilkan penerimaan usahatani
Rp9.575.239,00HaMT,