menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.
Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dar akuntansi yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang
dialami oleh lembaga atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut dengan firm oriented.
Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga
tadi. Pengertian ini disebut dengan user oriented. Dalam konsep ini yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para pemakainya. Informasi
apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :
a. Kepentingan para pemakai laporan
b. Sifat-sifat dari para pemakai laporan
Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan, Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang
diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa maunya teori akuntansi.
2. Postulat Kelangsungan Usaha going concern
Postulat kelangsungan usaha,atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dana
aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari
sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.
Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini
seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual
sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu
3
pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang
masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme
maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan berjalan. Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar
manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam
perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.
3. Postulat unit pengukur Unit Of Measure
Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam.
Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :
a. Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa
mencatat informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur,
dapat diaudit, angka-angka dan berorientasi pada masa lalu. Informasi non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan
berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya agar informasi yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan
aspek kualitatif melalui berbagai instrumen laporan. b.
Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli. Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh
inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.
4. Postulat Periode Akuntansi