yang tinggi. Data-data energi refrigeran ini lebih buruk daripada refrigeran R12, diantaranya volume spesifik efek refrigerasi yang lebih rendah 6 pada
suhu -18 C.
2. Aliran Refrigeran
Refrigeran menyerap panas dari suatu lingkungan dan membuangnya ke tempat yang lain yang biasanya melalui proses evaporasi dan kondensasi.
Perubahan fase muncul pada proses penyerapan dan sistem mekanisasi kompresi uap, akan tetapi perubahan fase tersebut tidak muncul pada sistem
operasi suatu siklus gas yang menggunakan fluida seperti udara. Desain peralatan refrigerasi sangat tergantung pada sifat-sifat refrigeran yang dipilih.
Sifat-sifat refrigeran meliputi karakteristik hubungan suhu-entropi cairan dan uap jenuh. Kelangkaan untuk kegiatan refrigerasi diperlukan untuk
sifat-sifat termodinamika lainnya.
2a. Penurunan Tekanan Pressure Drop
Aliran refrigeran selama melewati kondensor, evaporator dan pipa saluran akan mengalami penurunan tekanan pressure drop. Juga selama
proses berlangsung akan terjadi kehilangan atau peningkatan panas, tergantung pada perbedaan suhu antara suhu refrigeran dan suhu
lingkungannya. Di dalam evaporator terjadi pressure drop yang besar karena efek
kumulatif dari dua faktor. Pertama, pressure drop dalam evaporator karena gesekan yang dinamakan pressure drop gesekan. Kedua, seiring dengan
proses penguapan maka volume akan meningkat dan kecepatan juga meningkat. Kenaikan energi kinetik bersumber dari penurunan entalpi.
Pressure drop yang terakhir ini dinamakan disebut sebagai pressure drop
momentum. Di dalam kondensor, pressure drop yang terjadi tidak nampak
dengan jelas karena pressure drop gesekan adalah positif , sedangkan pressure drop
momentum negatif. Kemungkinan ini terjadi karena adanya
kenaikan tekanan selama kondensasi akibat penurunan volume dan energi kinetik.
Akibat adanya berbagai macam pressure drop, maka kapasitas peralatan mengalami penurunan dan konsumsi tenaga per unit refrigerasi
menngkat. Atas dasar ini maka nilai COP siklus aktual menurun. Silinder kompresor biasanya lebih panas dari lingkungan
sekitarnya sehingga terjadi kehilangan panas. Ini akan mengurangi kerja kompresi, sehingga pendinginan di kompresor freon akan dilakukan dengan
udara melalui konveksi alami. Kompresor amonia menggunakan air untuk tujuan pendinginan.
2b. Tekanan Pengembunan dan Tekanan Penguapan
Tekanan penguapan sebaiknya positif dan sedekat mungkin dengan tekanan atmosfir. Jika tekanan penguapan terlalu rendah maka volume uap
pada saat pengisapan akan menjadi besar. Tekanan positif diperlukan untuk menghilangkan kemungkinan masuknya udara dan air ke dalam sistem.
Karena itu, titik didih refrigeran harus lebih rendah dari suhu refrigerasi. Refrigeran R717 dan R22 adalah refrigeran bertekanan tinggi bila
dibandingkan dengan refrigeran R12 dan refrigeran R134a. Rasio tekanan menunjukkan penurunan untuk setiap penurunan titik didih. Refrigeran R12
dan R22 memiliki rasio tekanan yang hampir sama.
Tabel 2. Perbandingan performansi refrigeran per kilowatt refrigerasi Syarief M.A. dan Kumendong, J., 1992
Nama Refrige-
ran Tekanan
Evaporator MPa
Tekanan konden-
sor MPa
Rasio kom-
presi Volume
spesifik suction gas
m
3
kg Tenaga
power kW
COP
R717 R12
R22 R134a
0.236 0.183
0.296 1.623
1.164 0.745
1.192 4.637
4.94 4.07
4.03 2.86
0.5106 0.0914
0.0774 0.206
0.207 0.213
0.210 0.364
4.84 4.69
4.75 2.74
E. TINJAUAN ATAS PENELITIAN SEBELUMNYA