UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI
RIZKA ANNISA PUTRI

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v
SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

i

Lembar Pengesahan

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI
PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013

Oleh:

RIZKA ANNISA PUTRI
NIM: 09040104

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Drs. Sugiyartono, M.Sc, Apt

Pembimbing II

Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt


ii

Lembar Pengujian

UJI EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2 % b/v SEBAGAI
PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 29 Juni 2013

Oleh:

RIZKA ANNISA PUTRI
NIM: 09040104

Tim Penguji :

Penguji I


Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt

Penguji II

Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji III

Penguji IV

Drs. H. Achmad Inoni, Apt

Engrid Juni Astuti, S.Farm, Apt
iii

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan restuNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “ UJI
EFEKTIVITAS KLOROBUTANOL 0,2% b/v SEBAGAI PENGAWET

PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS
GANDA “ untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam
menyelesaikan jenjang strata satu Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
untuk menyelesaikan hambatan dan kesulitan yang saya dapatkan. Untuk itu saya
sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tri Lestari H.,M. Kep., Sp.Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Malang.
3. Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing I yang telah
mengupayakan ilmu, waktu dan tenaganya untuk membimbing saya
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.
4. Arina Swastika Maulita, S.Farm, Apt., selaku dosen pembimbing II
telah dengan sabar memberikan kritik dan saran agar tugas akhir ini
bisa menjadi lebih baik lagi.
5. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., selaku dosen penguji atas waktu, kritik
dan saran yang telah diberikan agar tugas akhir ini menjadi lebih baik

lagi.
6. Engrid Juni Astuti, S.Farm, Apt., selaku dosen penguji atas waktu,
kritik dan saran yang telah diberikan agar tugas akhir ini menjadi lebih
baik lagi.

iv

7. Siti Rofida M.Farm, Apt selaku dosen wali yang sudah memberikan
bantuan moril, arahan, dan bimbingan kepada saya selama menjalani
studi.
8. H. Yosar Redhani S.T dan Hj. Tuty Mariani yang sudah menjadi orang
tua terbaik. Terima kasih atas doa, kepercayaan, cinta serta kasih
sayang yang tiada pernah berkesudahan. Seribu kata tidak akan pernah
cukup mewakilkan rasa terima kasih ananda kepada kalian.
9. Muhammad Alfi Hidayat, Muhammad Irfan Hidayat, dan Annida
Rizky Ramadhanti yang sudah menjadi adik-adik terhebat. Tetaplah
menjadi adik-adik yang manis dan membanggakan.
10. (alm) kakek, (alm) nenek, (alm) mamah yati, dan seluruh keluarga
besar Taher tanpa terkecuali. Terima kasih sudah memberikan
kebersamaan keluarga yang begitu hangat. Kalian adalah sebaikbaiknya tempat kembali saat lelah.

11. Yogi Radiyas Pratama S.T sekeluarga yang sudah memberikan rumah
kedua bagi saya dalam menyelesaikan tugas akhir.
12. Lalita Eka Putri, Lis Indrawati, Nurlaila Laga, dan Noor Amali.
Sahabat yang sudah menjadi tempat berkeluh kesah dan berbagi tawa.
13. Hendra, Rhima, Citra, Sulis, Badi, Kiki, dan Aminah (Tim Skripsi
Steril). Terima kasih atas bantuan, kerja sama, semangat, dukungan,
dan pengertian selama penyusunan skripsi.
14. Seluruh angkatan Farmasi 2009 tanpa terkecuali. Terima kasih atas
bantuan dan kerja samanya selama 4 tahun ini. Bangga sudah menjadi
bagian dari keluarga besar Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang.
15. Seluruh staf dosen, karyawan, dan laboran yang tidak bisa disebutkan
satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan segala kemudahan yang sudah
diberikan selama menempuh perkuliahan.
16. Sahabat alumni SMPN 2 dan SMAN 4 palangka Raya serta semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kalian luar biasa.

v

Saya sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada

penyusunan tugas akhir ini, sehingga sangat diharapkan adanya masukan dari
berbagai pihak agar tugas akhir ini bisa memberikan manfaat dan menjadi
sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Selamat membaca.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Malang, Juli 2013

Penulis,

Rizka Annisa Putri

vi

RINGKASAN
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL
0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
Sediaan farmasi dalam bentuk wadah dosis ganda berpeluang
terkontaminasi mikroba karena pengambilan isinya yang berturut-turut sehingga
dapat menyebabkan sediaan rusak dan sangat berbahaya apabila digunakan
kembali pada pasien. Untuk meminimalkan kontaminasi mikroba dan menjaga

sterilitas sediaan diperlukan tambahan pengawet dalam sediaan injeksi dosis
ganda. Dalam penelitian ini akan diuji berapa lama efektivitas pengawet
klorobutanol 0,2% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis
ganda untuk mempertahankan sterilitas sediaan selama jangka waktu 28 hari
setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama.
Metode yang digunakan adalah metode inokulasi langsung dimana sampel
sediaan diambil dengan menggunakan spuit injeksi sebanyak 2 ml dan dilakukan
pengenceran dengan perbandingan 1:1 untuk menghilangkan efek antimikroba
dalam sediaan, lalu ditanamkan masing-masing 1 ml ke dalam media thioglikolat
dan media kasamino. Vial yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 vial,
yaitu 15 vial dilakukan sekali penusukan dan 5 vial sisanya digunakan sebagai
blanko. Pengujian sampel dilakukan pada hari ke- 1, 7, 14, 21, dan 28 dengan
masa inkubasi selama 14 hari. Jika terdapat kekeruhan pada media uji maka
sediaan tidak steril, sedangkan jika media uji masih dalam keadaan jernih maka
sediaan memenuhi syarat sterilitas.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
efektivitas klorobutanol sebagai pengawet dengan kadar 0,2% b/v mampu
mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis ganda
dengan lima kali pengambilan sampel dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari
setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pada tutup vial.


vii

ABSTRAK
UJI EFEKTIVITAS PENGAWET KLOROBUTANOL
0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
Telah dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas pengawet klorobutanol
0,2% b/v sebagai pengawet pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis
ganda dengan menggunakan metode inokulasi langsung yaitu mengambil sediaan
menggunakan spuit injeksi dengan cara aseptis untuk dimasukkan kedalam media
thioglikolat dan kasamino secara langsung. Vial yang diuji sebanyak 20 vial, yaitu
15 vial dilakukan sekali penusukan sedangkan 5 vial sisanya digunakan sebagai
blanko tanpa perlakuan lalu di uji setiap minggu pada hari ke- 1, 7, 14, 21, dan 28.
Untuk menghilangkan efek antimikoba maka dilakukan pengenceran dengan
perbandingan 1:1 kemudian ditanamkan masing-masing 1 ml ke dalam media
thioglikolat dan media kasamino lalu diinkubasi selama kurang lebih 14 hari.
Mikroorganisme percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri
Pseudomonas aeroginosa untuk media thioglikolat dan jamur Candida albican
untuk media kasamino. Penafsiran hasil uji sterilitas dapat dilihat dari kontrol

positif sebagai indikator adanya pertumbuhan mikroorganisme dan kontrol negatif
sebagai indikator sterilnya sediaan yang di uji. Hasil yang didapat dalam
penelitian ini adalah klorobutanol sebagai pengawet dengan kadar 0,2% b/v
efektif mempertahankan sterilitas sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis
ganda dengan lima kali pengujian dalam jangka waktu penyimpanan 28 hari
setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pada tutup vial.
Kata kunci : Klorobutanol 0,2%, Difenhidramin hidroklorida, sediaan injeksi,
wadah dosis ganda.

viii

ABSTRACT
EFECTIVITY TEST OF THE PRESERVATIVE CHLOROBUTANOL
0,2% b/v IN THE PREPARATION INJECTION DIFENHIDRAMIN
HYDROCHLORIC ACID MULTIPLE DOSE
This is study about efectivity test of the preservative chlorobutanol 0,2%
b/v as the preservatives in the preparation injection difenhidramin hydrochloric
acid multiple doses by direct inoculation method, that is taking the preparation
using spuit injection aseptically to be put in the thioglicollate and kassamino
directly. The test vial were 20, 15 injected once and the remaining 5 were used as

blanko without the treatment then tested every week in the 1st, 7th, 14th, 21st, and
28th days. To remove the antimicroba effect we have done dilution with the
comparison 1:1 and then we planted each of them 1 ml to the thioglicollate and
kassamino, and then were incubated for as long as 14 days. The test
microorganism in this study were Pseudomonas aeruginosa bacteria for the
thioglicollate and the Candida albican fungi for the kassamino. The interpretation
of the sterilization test result, could be seen from the positive control as the
indicator the presence of the microorganism growth and negative control as the
sterile indicator from the preparation tested. The result from this study were the
chlorobutanol as the preservative with the level 0,2% b/v was effective to sustain
the sterilization of the preparation injection difenhidramin HCl multiple doses by
five times testing in storage period 28 days after the seal packaging openedand
injected in the vial caps.
Keywords : Chlorobutanol 0,2%, Difenhidramin hydrochloric, injection
preparation, multiple doses

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................... ............

iii

KATA PENGANTAR ........................................................................ ............

iv

RINGKASAN .................................................................................... .............

vii

ABSTRAK ........................................................................................ ..............

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ....

xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1 Latar Belakang .........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

4

2.1 Tinjauan Tentang Sterilisasi .....................................................

4

2.1.1 Definisi Sterilisasi ...........................................................

4

2.1.2 Sterilisasi Uap .................................................................

4

2.1.3 Sterilisasi Panas Kering ..................................................

5

2.1.4 Sterilisasi Dengan Penyaringan ......................................

5

2.1.5 Sterilisasi Gas ..................................................................

5

2.1.6 Sterilisasi Dengan Radiasi Pengionan ............................

5

2.1.7 Tinjauan Tentang Teknik Aseptik ................................

6

2.2 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi ............................................

8

2.2.1 Definisi Sediaan Injeksi ..................................................

8

2.2.2 Persyaratan Sediaan Injeksi ............................................

9

2.2.3 Keuntungan dan Kelemahan Pemberian
Obat Secara Parenteral ...................................................... 10
2.3 Tinjauan Wadah Sediaan Injeksi ..............................................

x

10

2.4 Tinjauan Difenhidramin Hidroklorida ......................................

11

2.4.1 Tinjauan Sifat Fisikokimia
Difenhidramin Hidroklorida ............................................. 11
2.4.2 Tinjauan Farmakologi
Difenhidramin Hidroklorida ............................................

12

2.5 Tinjauan Tentang Efektifitas Pengawet ....................................

13

2.5.1 Definisi Pengawet ...........................................................

13

2.5.2 Mekanisme Kerja Pengawet ............................................

14

2.5.3 Tipe Pengawet .................................................................

14

2.5.4 Pengawet Klorobutanol .................................................... 14
2.5.5 Tinjauan Pembawa (Aqua Pro Injection) ........................

17

2.6 Tinjauan Tentang Mikrobiologi ...............................................

17

2.6.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Mikroorganisme ........................................

18

2.6.2 Sumber-Sumber Kontaminasi Mikroorganisme .............

19

2.7 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ................................................

21

2.7.1 Media Untuk Uji Sterilisasi ..............................................

21

2.7.2 Pengambilan Sampel Untuk
Uji Sterilitas ...................................................................... 24
2.7.3 Prosedur Umum ................................................................ 25
2.7.4 Metode Uji Sterilisasi .......................................................

27

2.7.5 Kontrol Dalam Uji Sterilitas ............................................. 27
2.7.6 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ............................................ 28
2.8 Tinjauan Tentang Mikroorganisme Uji ....................................

29

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..........................................................

30

3.1

Uraian Kerangka Konseptual ...................................................

30

3.2

Skema Kerangka Konseptual ...................................................

32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

33

4.1

Desain Penelitian ......................................................................

33

4.2

Lokasi Penelitian .......................................................................

33

4.3

Waktu Penelitian .......................................................................

33

4.4

Pembuatan Sediaan ...................................................................

33

xi

4.5

4.4.1 Bahan dan Alat ................................................................

33

4.4.2 Prosedur Pembuatan Sediaan ..........................................

34

Prosedur Penelitian ...................................................................

35

4.5.1 Sterilisasi Alat ..................................................................

35

4.5.2 Penyiapan Unit LaminarAir Flow dan Memasukkan Semua
Bahan dan Alat ..........................................................

35

4.5.3 Kontrol Lingkungan diluar Laminar Air Flow Cabinet
(LAFC) ........................................................................

35

4.5.4 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembaban diluar Laminar
Air Flow Cabinet (Lingkungan Penyimpanan Sampel) ...

36

4.5.5

Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) .... 36

4.5.6

Uji Sterilitas Sediaan Injeksi
Difenhidramin HCl Dosis Ganda ..................................... 37

4.6 Uji Efektivitas Sediaan Injeksi
Difenhidramin HCl dosis ganda ….................................................. 39
4.6.1 Pemeriksaan Pendahuluan ..................................................... 39
4.6.2 Perlakuan ................................................................................ 39
4.6.3 Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji ...........................

41

4.7 Skema Kerangka Operasional .........................................................

42

BAB V. HASIL PENELITIAN ........................................................................

43

5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan diluar Laminar Air Flow Cabinet
(Lingkungan Tempat Penyimpanan Sampel) .................................. 43
5.2 Hasil Kontrol Suhu dan Kelembaban diluar Laminar Air Flow Cabinet
(Tempat Penyimpanan Sampel) .....................................................

44

5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Sebelum Pengujian Sterilitas ...........................................................

44

5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Saat
Pengujian Sterilitas ..........................................................................
5.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ...................................

45
46

5.6 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ................................... 47
5.7 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan
(Pemeriksaan Fisik Sediaan) .........................................................

xii

48

5.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel dan Blanko Menggunakan Pengawet
Klorobutanol 0,2% b/v .................................................................
BAB VI. PEMBAHASAN ..............................................................................

49
52

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 56
7.1 Kesimpulan ...............................................................................

56

7.2 Saran .........................................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

57

LAMPIRAN................... ..................................................................................

61

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman .
II.1 Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril ......................................................
7
II.2 Perlengkapan dan Kandungan Kuman Dari Manusia ...............................

8

II.3 Pengawet dan Konsentrasi yang Biasa Dipakai
Dalam Preparat Farmasi ...........................................................................

14

II.4 Jumlah Minimum yang Digunakan Untuk Tiap Media .............................. 24
II.5 Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai dengan
Jumlah Bahan dalam Bets .........................................................................

24

II.6 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair ................................ 26
IV.1 Pengambilan Sampel diluar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ............

40

IV.2 Pengambilan Sampel Uji ...........................................................................

40

V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan diluar Laminar Air Flow Cabinet
(Lingkungan Tempat Penyimpanan Sampel) ........................................

43

V.2 Hasil Kontrol Suhu dan Kelembaban diluar Laminar Air Flow Cabinet
(Tempat Penyimpanan Sampel) ...........................................................

44

V.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum
Pengujian Sterilitas .....................................................................................

44

V.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Saat Pengujian Sterilitas ........................................................................

45

V.5 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ............................................

46

V.6 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ...........................................

47

V.7 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Fisik Sediaan) ..............

48

V.8 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCL Dosis Ganda dengan
Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v Setelah Penusukan Satu Kali dan Blanko
Pada Media Thioglikolat Sealam 28 Hari ...............................................
50
V.9 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Injeksi Difenhidramin HCL Dosis Ganda dengan
Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v Setelah Penusukan Satu Kali dan Blanko
Pada Media Kasamino Selama 28 Hari ...................................................
51

xiv

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

II.1 Struktur Kimia Difenhidramin Hidroklorida .............................................

11

II.2 Struktur Kimia Klorobutanol ......................................................................

15

III.1 Skema Kerangka Konseptual ...................................................................

32

IV.1 Skema Letak Nutrien Agar di dalam LAFC Sebelum Uji Sterilitas ........

36

IV.2 Skema Letak Nutrien Agar di dalam LAFC Saat Uji Sterilitas ................ 37
IV.3 Skema Kerangka Operasional ..................................................................

xv

42

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media ...................................

2.

Foto Jumlah Koloni Jamur dan Bakteri yang ditanamkan Pada Media yang
digunakan Sebagai Kontrol Positif .......................................................

3.

62

Foto Hasil uji kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet Sebelum
Pengujian Sterilitas ...............................................................................

4.

61

63

Foto Hasil Kontrol Lingkungan Laminar Air flow Cabinet
Saat Pengujian Sterilitas .........................................................................

5.

Foto Hasil Uji Kontrol Lingkungan di luar Lingkungan Laminar Air Flow
Cabinet ....................................................................................................

6.

66

69

Foto Hasil Uji Efektivitas Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v Pada Sediaan
Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda ...............................................

70

7.

Foto Sampel yang Digunakan Dalam Penelitian ....................................

76

8.

Foto Alat dan Bahan yang digunakan Dalam Penelitian ........................

78

9.

Daftar Riwayat Hidup .............................................................................

83

10.

Surat Pernyataan .....................................................................................

84

11.

Perhitungan Bahan Sediaan Injeksi Difenhidramin HCl Dosis Ganda dengan
Pengawet Klorobutanol 0,2% b/v .........................................................

85

12.

Sertifikat Analisis Difenhidramin Hidroklorida ....................................

86

13.

Sertifikat Analisis Klorobutanol ...........................................................

87

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB,
hal 13 – 16, 52
Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim).
Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal, 404 - 405,
410 - 418, 423, 426, 433.
Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik, Jakarta : Badan POM, hal : 126 – 129.
Buchanan, EC., Schneider PJ., 2010. Peracikan Sediaan Steril, edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 17 – 18, 260.
Cooper and Gunn’s., 1975. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth
Edition. Pitman Medical, pp : 300 – 549.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1979. Farmakope Indonesia, edisi
III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal. 889.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia, edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal xiviii, 330 - 331.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2009. Suplemen 1 Farmakope
Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan RI, hal 1512 – 1519.
Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in
Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York : CRC
Press, pp : 92 – 95.
Gunawan SG., 2007. Farmakologi Dan Terapi, edisi 5 (Cetak ulang dengan
perbaikan, 2008). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, hal 273 – 281.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama, hal 102 – 140.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume
46-2011 s/d 2012. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan, hal : 46
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2005. Review of Medical Microbiology,
14th edition. Lange Medical Publications, Los Altos-California, pp 284 425.

xvii

Katzung, Betram.G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal : 271
Lachman. L, Lieberman H.A, Kanig. J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 1292.
Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, hal 25, 30, 37.
Notoatmodjo, S, Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 156.
Pratiwi Sylvia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga, hal. 2.
Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth
edition. London: Pharmaceutical Press, pp. 56 – 58.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi, Jakarta : Binarupa Aksara
Surahman, Emma, dkk., 2005. Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi
Intravena untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit di Kota
Bandung, Majalah Ilmu Kefarmasian ISFI, Vol. V, No. 1, April 2008, 21 – 39.
hal 37-38
Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical
Press. pp: 577-578.
Tim

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya., 2003.
Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing. hal 12-13, 31–34.

Turco, S., 1979. Sterile Dosage Forms. 2nd Edition. Philadelphia : LEA &
FEBIGER, hal 11.
Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press, hal 764 - 769.

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen
yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral (Ansel, 1989). Sediaan
parenteral adalah bentuk sediaan untuk injeksi atau sediaan untuk infus. Injeksi
dapat dilakukan langsung ke dalam aliran darah, ke dalam jaringan, atau organ
(Lukas, 2006). Pada umumnya pemberian dengan cara parenteral dilakukan bila
diinginkan kerja obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, tidak sadar, tidak
dapat atau tidak tahan menerima pengobatan melalui mulut (oral) atau bila obat
itu sendiri tidak efektif dengan cara pemberian lain (Ansel, 1989).
Sediaan injeksi ditempatkan di dalam wadah dosis tunggal dan dosis
ganda (multiple doses). Wadah dosis tunggal merupakan suatu wadah kedap
udara yang mempertahankan jumlah obat steril dengan tujuan pemberian
parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat
kembali dengan jaminan tetap steril. Sedangkan wadah dosis ganda (multiple
doses) adalah wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya per
bagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas atau kemurnian
bagian yang tertinggal (Lukas, 2006).
Salah satu sediaan injeksi dosis ganda yang banyak beredar di pasaran
adalah difenhidramin hidroklorida. Sediaan ini masih sering digunakan di
beberapa puskesmas, praktek dokter serta rumah sakit di Indonesia untuk
berbagai keadaan seperti alergi, mual, muntah, batuk karena alergi dan
anafilaksis. Sediaan injeksi difenhidraminhidroklorida merupakan sediaan
antihistamin yang dipasaran terdiri dari ampul 1-2 ml dan vial 10-15 ml (Ikatan
Apoteker Indonesia, 2012). Menurut persyaratan United State Pharmacopenia
(USP) penyimpanan vial dosis ganda untuk injeksi diberikan batas penggunaan
28

hari

setelah

pengambilan

pertama

kecuali

label

produk

(dalam

bungkusannya) dinyatakan lain (Dolan, et al, 2010). Beberapa usaha yang dapat
dilakukan untuk menjaga sterilitas sediaan dengan wadah dosis ganda antara

1

2

lain dengan penambahan antimikroba (Ansel, 1989). Karena pengambilannya
dilakukan secara berulang, maka sediaan injeksi dosis ganda diharuskan
mengandung zat pengawet antimikroba (antimicrobial preservative) untuk
menjaga stabilitas sediaan. Contoh pengawet yang lazim digunakan dalam
formulasi sediaan parenteral adalah Benzil alkohol 1% - 2%, klorobutanol 0,2%
- 0,5%, dan klorokresol 0,1% - 0,2% (Agoes, 2009).
Klorobutanol adalah salah satu pengawet yang bisa digunakan untuk
sediaan injeksi dosis ganda (multiple doses). Klorobutanol terutama digunakan
untuk sediaan ophthalmic atau parenteral sebagai pengawet antimikroba sampai
dengan konsentrasi 0,5%. Klorobutanol memiliki sifat sebagai antibakteri dan
anti jamur. Efektif terhadap resiko adanya bakteri gram positif dan gram negatif
dan beberapa jamur seperti Candida albicans, Pseudomonas aeruginosa, dan
Staphylococcus albus (Rowe, 2009).
Rumah sakit atau puskesmas di Indonesia dalam penggunaan sediaan
dosis ganda masih sangat kurang memperhatikan keaseptisan ruangan, cara
pengambilan, serta cara penyimpanan sediaan kembali sehingga sangat rentan
terkontaminasi mikroba yang akan menyebabkan sediaan rusak dan sangat
berbahaya apabila digunakan kembali pada pasien.Berdasarkan hasil penelitian
evaluasi penggunaan sediaan farmasi intravena untuk penyakit infeksi penderita
rawat inap periode Oktober-Desember 2005 pada salah satu rumah sakit swasta
di Kota Bandung, diperoleh salah satu data bahwa pelaksanaan penyiapan
sediaan farmasi intravena sudah dilakukan dengan baik, yaitu adanya kesesuaian
antara takaran obat yang direkonstitusi dengan jumlah pelarut yang digunakan
serta persyaratan kompatibilitasnya. Namun, penyiapan sediaan tersebut belum
dilakukan dengan teknik aseptis yang baik (Surahman et al, 2008). Oleh karena
itu perlu dilakukan uji untuk mengetahui adanya kontaminasi yang terjadi
selama penggunaan sediaan injeksi dengan penusukan sekali dan penyimpanan
28 hari.
Dalam hal ini efektivitas dari pengawet itu sendiri dapat dipengaruhi oleh
dua hal, yaitu kadar atau konsentrasi dari pengawet dan jumlah biobarden.
Penggunaan klorobutanol sebagai pengawet pada sediaan parenteral efektif pada
kadar atau konsentrasi antara 0,2% - 0,5 % (Agoes, 2009), sehingga akan diteliti

3

bagaimana efektivitas klorobutanol sebagai pengawet pada konsentrasi 0,2%.
Sementara itu pengaruh biobarden juga sangat mempengaruhi efektifitas dari
suatu pengawet karena biobarden adalah populasi dari mikroorganisme yang
dapat hidup pada bahan baku hingga pada komponen suatu produk akhir (Booth,
2001), sehingga jika populasi biobarden tinggi maka akan sangat berpengaruh
terhadap keefektifan atau kemampuan suatu pengawet dalam melawan
mikroorganisme.
Berdasarkan uraian diatas maka telah dilakukan penelitian untuk
mengetahui berapa lama klorobutanol 0,2% b/v masih mempunyai efektivitas
sebagai pengawet setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan
pertama pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda sampai hari ke-28

1.2 Rumusan Masalah
Hal yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan uji untuk
mengetahui berapa lama klorobutanol 0,2% b/v masih mempunyai efektivitas
sebagai pengawet setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan
pertama pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda sampai hari ke-28.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sterilitas sediaan injeksi
difenhidramin HCl dosis ganda dengan menggunakan pengawet klorobutanol
0,2% b/v serta untuk meyakinkan ada tidaknya kontaminasi setelah segel
terbuka dan dilakukan penusukan pertama.

1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian selanjutnya. Selain itu,
penelitian ini juga bisa digunakan sebagai informasi dalam pengembangan
formulasi sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda dengan menggunakan
pengawet klorobutanol 0,2% b/v .