STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

SKRIPSI
SULISTIA WATI

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v
PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS
GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

Lembar Pengesahan

STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2%
b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS
GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang
2013

Oleh:

SULISTIA WATI
NIM: 09040096

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt

Pembimbing II

Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

ii


Lembar Pengujian
STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2%
b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS
GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
pada Tanggal 29 Juni 2013

Oleh :

SULISTIA WATI
NIM : 09040096

Disetujui Oleh:

Penguji I

Penguji II


Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt

Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt

Penguji III

Penguji IV

Drs. H. Achmad Inoni., Apt

Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v
PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA

DENGAN METODE PENGENCERAN” untuk memenuhi salah satu
persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Tidak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu memberikan bantuan serta bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Drs. Sugiyartono, M.Sc., Apt sebagai dosen pembimbing I dan Arina
Swastika Maulita, S.Farm., Apt sebagai Pembimbing II yang dengan tulus
ikhlas, penuh kesabaran dan ketelatenan dalam membimbing selama
penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.

2.

Drs. H. Achmad Inoni., Apt dan Engrid Juni Astuti, S.Farm., Apt sebagai
Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
demi perbaikan skripsi ini.


3.

Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4.

Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.

5.

Sovia Aprina Basuki, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium Formulasi
Sediaan Steril, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan
fasilitas Laboratorium dalam penelitian skripsi ini.

6.

Siti Rofida, M.Si., Apt. sebagai Dosen Wali yang telah memberikan

bimbingan, nasehat dan arahan selama mengikuti pendidikan di Program
Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

iv

7.

Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama
saya mengikuti program sarjana.

8.

Laboran Laboratorium Mas ferdi dan Mbak Fat yang telah banyak
membantu selama penelitian berlangsung.

9.

Kedua Orang tuaku tercinta dan kakak-kaka’ku. Terimakasih banyak atas
kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, semangat, nasehat, kesabaran,

dukungan moral maupun materi dan do’a tulus tiada tara yang telah
diberikan. Segala apapun yang saya raih tidak akan mampu membalas
semua yang telah kalian berikan kepadaku selama ini.

10.

Teman-teman skripsi Steril: Mas Hendra sumargo, Blehku mak citra, Papah
Badi mirdad, Dude ucil rizka, Dude Rhima, Aminah pinkpink, dan Kiki
mega. Terimakasih banyak atas semangat, kerjasama, saran, kritik, dan
masukannya, sekalipun pernah beda pendapat dan salah paham. Kalian
memang luar biasa.

11.

Teman-teman kost E220: Mak cik, emak intan iwul, dan bibik afika.
Terimakasih telah menjadi keluarga baru yang menemani dan membantu
belajar, memberi semangat dan dukungan selama ini.

12.


Teman-teman angkatan 2009 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan
kita selama 4 tahun ini. Semoga masih bisa seperti ini dan tetap dekat
seperti keluarga.

13.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas
bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, dan

Saudara sekalian dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca. Amiin.

Malang, Juni 2013

Sulistia Wati

v


RINGKASAN
STUDI INAKTIVASI PENGAWET KLOROBUTANOL 0,2% b/v
PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA
DENGAN METODE PENGENCERAN
Penggunaan sediaan injeksi dalam wadah dosis ganda, frekuensi
pengambilannya dilakukan secara berulang sehingga dimungkinkan terjadinya
kontaminasi mikroba pada waktu pengambilan. Untuk menjaga sterilitas sediaan,
maka dalam sediaan injeksi dosis ganda perlu ditambahkan pengawet. Pengawet
yang digunakan dalam penelitian ini adalah klorobutanol 0,2% b/v pada sediaan
injeksi difenhidramin hidroklorida. Akan tetapi, dengan adanya pengawet dalam
sediaan akan mempengaruhi uji sterilitas yang akan dilakukan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan inaktivasi pengawet untuk menghilangkan pengaruh efek
pengawetnya sebelum dilakukan uji sterilitas sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengenceran yang
dibutuhkan dalam menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v serta
mengetahui hasil uji sterilitas terhadap sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis
ganda. Uji ini dilakukan dengan suatu metode yakni pengenceran sediaan dalam
sejumlah media yang cukup dengan berbagai tingkat perbandingan. Untuk
menghilangkan pengaruh daya antibakteri dan antifungi dilakukan pengenceran
sediaan menggunakan aqua pro injeksi dengan perbandingan 1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5

yang diinokulasikan ke dalam media thioglikolat cair dengan penambahan bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan media kasamino dengan penambahan jamur
Candida albicans, dilakukan replikasi sebanyak 3 kali, kemudian diinkubasi pada
suhu yang sesuai dan diamati selama 14 hari. Hasil pengamatan dibandingkan
dengan indikator pembanding, yaitu kontrol positif dan kontrol negatif.
Sampel sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda bervolume 15 ml
diambil secara acak sebanyak 4 vial untuk dilakukan uji sterilitas. Sampel terlebih
dahulu diencerkan dengan menggunakan aqua pro injeksi sesuai hasil uji
inaktivasi yang telah didapatkan sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang berisi
media thioglikolat dan media kasamino, kemudian diinkubasi pada suhu yang
sesuai dan diamati selama 14 hari. Hasil pengamatan dibandingkan dengan
indikator pembanding, yaitu kontrol positif dan kontrol negatif. Semua pengujian
sampel dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan media
agar sebagai kontrol lingkungan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa untuk uji inaktivasi pengawet
klorobutanol 0,2% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda
didapatkan tingkat perbandingan untuk media thioglikolat 1:1 dan kasamino 1:1
sebagai penentuan untuk uji sterilitas selanjutnya. Sedangkan untuk uji sterilitas
didapatkan hasil bahwa sediaan adalah steril.


vi

ABSTRACT
THE STUDY OF INACTIVATION PRESERVATIVE CHLOROBUTANOL
0,2% w/v ON INJECTION PREPARATIONS MULTIPLE DOSE
DIPHENHYDRAMINE HCl WITH DILUTION METHOD
The usage of injection preparation in the multiple dose, its extraction
frequency was done repeatedly, so it was prone to be contaminated by
microorganism in the mean time. To kept the preparation sterile, then in the
injection preparation multiple dose need some preservatives. By adding
preservatives in the injection preparation multiple dose, it would affect the quality
control of preparation, especially with the sterilization test. The study aims to
define the rate of dilution which was needed to inactivate preservative
chlorobutanol 0,2% w/v and find the results of sterilization test in the preparation
of injection multiple dose diphenhydramine HCl. Inactivation test was conducted
by diluting sample using aqua pro injection sterile with the level of comparison
1:1, 1:2, 1:3, 1:4, 1:5, replicated three times and observed for 14 days. Test media
which was used were liquid thioglicolat media with the bacterium Pseudomonas
aeruginosa and kasamino media with the fungi test Candida albicans. Thereafter,
we were conduction sample sterilization test for 4 vials that were taken randomly
and observed for 14 days. All the tests were conducted aseptically in the Laminar
Air Flow Cabinet by nutrient broath as the environtment control. The result of the
study was the test of the inactivation preservative chlorobutanol 0,2% w/v in the
preparation injection diphenhydramine HCl multiple dose, got dilution rate for the
thioglikolat media 1:1 and kasamino media 1:1. While for sterilization test, the
result were sterile for the preparation
Keywords: diphenhydramine HCl, multiple dose, chlorobutanol 0,2% w/v,
inactivation.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................

iv

RINGKASAN ........ .........................................................................................

vi

ABSTRAK ............... .......................................................................................

vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1 Latar Belakang .........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

4

2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi ............................................

4

2.1.1 Definisi Sediaan Injeksi ..................................................

4

2.1.2 Karakteristik Khusus dan Persyaratan
Sediaan Injeksi ................................................................

4

2.1.3 Bentuk Sediaan Injeksi ...................................................

5

2.1.4 Klasifikasi Sediaan Injeksi .............................................

6

2.1.5 Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat
Secara Parenteral ........ ....................................................

6

2.1.6 Wadah Sediaan Injeksi ....................................................

8

2.2 Tinjauan Difenhidramin HCl ....................................................

9

2.2.1 Tinjauan Sifat Fisiko Kimia Difenhidramin HCl ............

9

2.2.2 Tinjauan Farmakologi Difenhidramin HCl .....................

10

2.3 Tinjauan Klorobutanol .............................................................

12

2.3.1 Definisi Pengawet ...........................................................

12

viii

2.3.2 Mekanisme Kerja Pengawet ...........................................

12

2.3.3 Tinjauan Pengawet .........................................................

12

2.4 Tinjauan Pembawa (Aqua Pro Injeksi Steril) ...........................

14

2.5 Tinjauan Tentang Sterilisasi .....................................................

15

2.5.1 Definisi Sterilisasi ...........................................................

15

2.5.2 Alasan Melakukan Sterilisasi ..........................................

15

2.5.3 Metode Sterilisasi Uap (Lembab Panas) .........................

15

2.6 Tinjauan Tentang Mikrobiologi ...............................................

16

2.6.1 Jenis mikroorganisme yang umum terdapat
sebagai kontaminan .........................................................

17

2.6.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme ........................................

18

2.6.3 Bahan Penghambat Pertumbuhan ...................................

20

2.6.4 Sumber-Sumber Kontaminasi Mikroorganisme .............

20

2.6.5 Mikroorganisme Percobaan ............................................

22

2.7 Tinjauan Tentang Uji Inaktivasi Pengawet ..............................

24

2.8 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ................................................

24

2.8.1 Media Untuk Uji Sterilitas ..............................................

25

2.8.2 Prosedur Umum ..............................................................

27

2.8.3 Metode Uji Sterilisasi......................................................

29

2.8.4 Kontrol / Uji Kesesuaian dalam Uji Sterilitas .................

30

2.9 Tinjauan Tentang Teknik Aseptis ............................................

32

2.10 Pengamatan dan Penafsiran Hasil Uji ......................................

34

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..........................................................

36

3.1

Uraian Kerangka Konseptual ...................................................

36

3.2

Skema Kerangka Konseptual ...................................................

38

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

39

4.1

Desain Penelitian ......................................................................

39

4.2

Lokasi Penelitian ......................................................................

39

4.3

Waktu Penelitian ......................................................................

39

4.4

Bahan dan Alat yang Digunakan ..............................................

39

4.4.1 Bahan...............................................................................

39

ix

4.5

4.4.2 Alat ..................................................................................

40

Prosedur Penelitian ...................................................................

40

4.5.1 Sterilisasi Alat .................................................................

40

4.5.2 Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet ...........................

42

4.5.3 Kontrol Lingkungan Laminar Air
Flow Cabinet (LAFC) .....................................................

42

4.5.4 Formulasi ........................................................................

43

4.5.5 Penyiapan Media ............................................................

44

4.5.6 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif)..............................

44

4.5.7 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ............................

45

4.5.8 Uji Inaktivasi Pengawet ..................................................

45

4.5.9 Uji Sterilitas Sampel .......................................................

46

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................

48

5.1

Hasil Uji Efektifitas LAFC sebelum
dan saat Uji Inaktivasi ..............................................................

5.2

49

Hasil Uji Efektifitas LAFC sebelum
dan saat Uji Sterilitas ...............................................................

50

5.3

Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif)..............................

51

5.4

Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol negatif) .............................

51

5.5

Hasil Pemeriksaan Pendahuluan...............................................

52

5.6

Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol ....................................

52

5.7

Hasil Uji Sterilitas Sampel .......................................................

55

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................

56

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

60

7.1

Kesimpulan ...............................................................................

60

7.2

Saran .........................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

61

LAMPIRAN................... ..................................................................................

63

x

DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1 Jumlah Volume Bahan dan Media untuk Bahan Cair ..............................
28
II.2 Jumlah Minimum yang Digunakan untuk Tiap Media..............................

28

II.3 Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai dengan
Jumlah Bahan dalam Bets .........................................................................

29

II.4 Galur Mikroba Uji yang Sesuai untuk Penggunaan Uji Fertilitas
dan Uji Validasi.........................................................................................

30

II.5 Klasifikasi Ruangan Bersih .......................................................................

33

II.6 Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ................................

33

II.7 Batas Mikroba yang Disarankan untuk Pemantauan
Area Bersih Selama Kegiatan Berlangsung ..............................................

34

V.1 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet sebelum
dan saat Uji Inaktivasi ..............................................................................

50

V.2 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet sebelum
dan saat Uji Sterilitas ...............................................................................

50

V.3 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ..............................................

51

V.4 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) .............................................

51

V.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan ...............................................................

52

V.6.Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol ............................................

53

V.6.1. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol pada Media
Thioglikolat ...................................................................................

53

V.6.2. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Klorobutanol pada Media
Kasamino ........................................................................................

54

V.7 Hasil Uji Sterilitas Sampel ........................................................................

55

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Struktur Kimia Difenhidramin HCl ...........................................................

9

2.2 Struktur Kimia Klorobutanol ....................................................................

12

2.3 Kurva Fase Pertumbuhan Mikroorganisme ...............................................

17

3.1 Skema Kerangka Konseptual .....................................................................

38

4.1 Letak Media Agar dalam Unit Laminar Air Flow Cabinet .......................

42

4.2 Skema Kerangka Operasional ...................................................................

48

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Daftar Riwayat Hidup .............................................................................

63

2.

Surat Pernyataan .....................................................................................

64

3.

Sertifikat Difenhidramin HCl .................................................................

65

4.

Sertifikat Klorobutanol ...........................................................................

66

5.

Sertifikat bakteri Pseudomonas aeruginosa ...........................................

67

6.

Sertifikat Jamur Candida albicans .........................................................

68

7.

Perhitungan Bahan dalam Pembuatan Sediaan.......................................

69

8.

Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas Media ..................................

70

9.

Foto Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur yang Ditanamkan
pada Media .............................................................................................

71

10.

Foto Sampel Pengujian ...........................................................................

72

11.

Foto Hasil Uji Kontrol LAFC sebelum dan saat Uji Inaktivasi .............

73

12.

Foto Hasil Uji Kontrol LAFC sebelum dan saat Uji Sterilitas ...............

75

13.

Foto Hasil Uji Inaktivasi ........................................................................

77

14.

Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel .............................................................

81

15.

Foto Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian ................................

83

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB,
hal 13 – 16, 52
Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim).
Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, hal, 404 - 405,
410 - 418, 423, 426, 433.
Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik, Jakarta : Badan POM, hal : 126 – 129.
Buchanan, R.E dan N.E. Gibbons, 1974. Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology. The Williams and Wilkins Co. Baltimore.
Buchanan, EC., Schneider PJ., 2010. Peracikan Sediaan Steril, edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal. 17 – 18, 260.
Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in
Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York : CRC
Press, pp : 92 – 95.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,1979. Farmakope Indonesia, edisi
III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal. 889.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia, edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, hal xiviii, 330 - 331.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2009. Suplemen 1 Farmakope
Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen kesehatan RI, hal 1512 – 1519.
Gunn’s and Cooper., 1975. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth
Edition. Pitman Medical, pp : 300 – 549.
Gunawan SG., 2007. Farmakologi Dan Terapi, edisi 5 (Cetak ulang dengan
perbaikan, 2008). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, hal 273 – 281.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama, hal 102 – 140.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume
46-2011 s/d 2012. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan, hal : 46
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2005. Review of Medical Microbiology,
14th edition. Lange Medical Publications, Los Altos-California, pp 284 425.
xiv

Katzung, Betram.G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal : 271
Lachman. L, Lieberman H.A, Kanig. J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 1292.
Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi Yogyakarta, hal 25, 30, 37.
Notoatmodjo, S, Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, hal. 156.
Pratiwi Sylvia T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga, hal. 2.
Rowe C Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth
edition. London: Pharmaceutical Press, pp. 56 – 58.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi, Jakarta : Binarupa Aksara
Sugiyono., 2008. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, hal 72.
Sweetman, SC., 2009. Martindale, Thirty-sixth edition. London: Pharmaceutical
Press. pp: 577-578.
Tim

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya., 2003.
Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing. hal 12-13, 31–34.

Turco, S., 1979. Sterile Dosage Forms. 2nd Edition. Philadelphia : LEA &
FEBIGER, hal 11.
Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press, hal 764 - 769.

xv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sediaan parenteral merupakan salah satu produk steril, yakni sediaan
terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup
(Lachman & Lieberman, 1994). Salah satu contoh sediaan parenteral yaitu sediaan
injeksi. Sediaan injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi,
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan secara parenteral, suntikkan dengan cara menembus, atau merobek
jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir (Lukas, 2006). Dalam hal
ini, sterilitas sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan
cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi yang dapat terjadi
dengan mudah (Ansel, 2005).
Penggunaan sediaan injeksi dalam wadah dosis ganda (vial), frekuensi
pengambilannya dilakukan secara berulang sehingga dimungkinkan terjadinya
kontaminasi mikroba pada waktu pengambilan. Menurut persyaratan USP sediaan
dosis ganda dipersyaratkan mampu steril hingga 28 hari terhitung sejak penusukan
pertama, sehingga harus terjaga sterilitas sediaan hingga 28 hari. Beberapa usaha
yang dapat dilakukan untuk menjaga sterilitas sediaan dengan wadah dosis ganda
antara lain dengan penambahan pengawet antimikroba (Ansel, 2005).
Bahan antimikroba yang dapat ditambahkan dalam sediaan injeksi salah
satunya adalah klorobutanol. Klorobutanol digunakan pada sediaan parenteral
sebagai pengawet antimikroba pada konsentrasi sampai dengan 0,5% b/v. Efektif
terhadap bakteri gram positif, gram negatif dan beberapa jamur seperti Candida
albicans. Aktivitas klorobutanol adalah lebih bersifat bakteriostatik daripada
bakterisida (Rowe, 2009).
Salah satu contoh bentuk sediaan antihistamin dalam wadah injeksi dosis
ganda yang masih beredar di pasaran adalah difenhidramin hidroklorida. Sediaan
difenhidramin HCl masih sering digunakan di beberapa rumah sakit, puskesmas
dan praktek dokter untuk berbagai keadaan seperti alergi, mual, muntah, batuk
karena alergi dan anafilaksis. Sediaan injeksi difenhidramin HCl terdiri dari
ampul 1-2 ml dan vial 10-15 ml (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012).
1

2

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sediaan injeksi
antihistamin dosis ganda bervolume kecil difenhidramin hidroklorida dengan
penambahan zat pengawet klorobutanol 0,2% b/v yang diformulasikan terlebih
dahulu ke dalam sediaan difenhidramin HCl, kemudian dilakukan pengenceran
dengan berbagai perbandingan sampai didapatkan daya bakteriostatik dari
pengawet hilang.
Menurut Suplemen 1 Farmakope Indonesia edisi IV, bahwa jika bahan uji
mempunyai aktivitas antimikroba, lakukan uji setelah dinetralisasi dengan bahan
penetral yang sesuai atau dengan cara mengencerkan dalam sejumlah media yang
cukup. Oleh karena itu, sebelum dilakukan uji sterilitas sampel, terlebih dahulu
dilakukan uji inaktivasi pengawet.
Uji inaktivasi dapat menggunakan beberapa metode antara lain metode
pengenceran dengan berbagai perbandingan yang sesuai, menetralkan dengan
penetral yang sesuai, dan penyaringan membran. Pada penelitian ini, dilakukan
dengan menggunakan metode pengenceran karena metode ini meupakan metode
yang paling sederhana dan dapat diterapkan pada semua jenis pengawet,
sedangkan metode menetralkan dengan penetral yang sesuai tidak digunakan
karena tidak semua pengawet mempunyai penetral yang sesuai. Demikian pula
pada metode penyaringan membran tidak digunakan karena dinilai sulit, yakni
harus menggunakan alat khusus.
Uji sterilitas merupakan salah satu syarat dari sediaan injeksi terutama
injeksi dosis ganda karena kemungkinan kontaminasi mikroba pada saat
pengambilan berulang (Lukas, 2006). Sehingga diperlukan uji sterilitas yang
dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan adanya mikroorganisme yang hidup
atau mempunyai daya hidup di dalam sediaan farmasi yang telah mengalami
proses sterilisasi. Pengujian sterilisasi harus dilakukan dengan teknik aseptis yang
cocok (Depkes RI, 1979).
Berdasarkan uraian diatas, telah dilakukan penelitian tentang uji inaktivasi
pengawet klorobutanol 0,2% b/v yang ditambahkan pada sediaan injeksi
difenhidramin HCl dosis ganda, dengan menggunakan metode pengenceran. Uji
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengenceran yang diperlukan untuk
menginaktivasi (menghilangkan) pengaruh pengawet klorobutanol 0,2 % b/v yang
ditambahkan pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda, yang dapat

3

dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan uji sterilitas sediaan injeksi dosis
ganda yang memenuhi persyaratan Farrmakope.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka hal yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah berapakah pengenceran yang
dibutuhkan untuk menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v terhadap uji
sterilitas sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda?

1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat pengenceran yang dibutuhkan

dalam menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2% b/v serta mengetahui hasil uji
sterilitas terhadap sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat

pengenceran yang dibutuhkan untuk menginaktivasi pengawet klorobutanol 0,2%
b/v terhadap sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda dan dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk melakukan uji sterilitas sediaan injeksi dosis ganda yang
memenuhi persyaratan Farmakope.