UJI EFEKTIFITAS BENZIL ALKOHOL 2% v/v SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA

SKRIPSI
NUR DJAHRAH UMAMI

UJI EFEKTIFITAS BENZIL ALKOHOL 2% v/v
SEBAGAI PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS
GANDA

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

Lembar Pengesahan

UJI EFEKTIFITAS BENZIL ALKOHOL 2 % v/v SEBAGAI
PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang
2012
Oleh:
NUR DJAHRAH UMAMI
NIM : 08040019

Disetujui Oleh:
Pembimbing I

Drs. Sugiyartono,MS,Apt.

Pembimbing II

Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt.

ii

LembarPengujian

UJI EFEKTIFITAS BENZIL ALKOHOL 2 % v/v SEBAGAI

PENGAWET PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN
HIDROKLORIDA DOSIS GANDA
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 21 Juli 2012
Oleh:
NUR DJAHRAH UMAMI
NIM : 08040019
Tim Penguji :
Penguji I

Drs. Sugiyartono,MS,Apt.

Penguji II

Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt.

Penguji III

Penguji IV


Drs.H.AchmadInoni, Apt.

Dian Ermawati,S.Si, Apt.

iii

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia atas
seluruh hambanya. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW,
kesejahteraan semoga terlimpah kepada keluarga, sahabat serta orang-orang yang
beriman.
Dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul UJI EFEKTIFITAS
BENZIL ALKOHOL 2% v/v SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA DOSIS GANDA ini, perkenankanlah saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Sugiyartono, MS., Apt selaku pembimbing I dan Arina Swastika Maulita,
S.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan arahan-arahan terbaik untuk kesempurnaan skripsi
ini.

2. Drs.H.Achmad Inoni., Apt dan Dian Ermawati S.Farm., Apt selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan kepada saya demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Tri lestari H., M. Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu kesehatan.
4. Dra. Uswatuh hasanah, Apt., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS Selaku kepala Laboratorium

Formulasi

Sediaan Steril yang telah mengijinkan kami menggunakan laboratorium untuk
melakukan penelitian.
6. Hidajah Rachmawati, S.Si.Apt, Sp.FRS selaku dosen wali saya.
7. Para Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan kepada saya
pengetahuan yang berguna sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan
sarjana.
8. Kedua Orang tua saya tercinta Basuki Abdullah dan Misti serta Ketiga adikku
tersayang Hajiannor Syakrani, Muhammad Rabani dan Fitriyani Khairiyah.
Terimakasih banyak atas kasih sayang, kebahagiaan, kesabaran, nasehat,

iv


dukungan moral dan materi, serta doa yang telah diberikan kepada putri dan
saudarimu ini.
9. Laboran Laboratorium Formulasi Sediaan Steril Mas Sigit, Mas Ferdi, Mbak
Susi, Ibu Arina, Mbak Fat, dan para Staf Program Studi Farmasi yang tidak
pernah bosan memberikan bantuan kepada saya.
10. Terimakasih juga untuk Sahabat terbaikku sepanjang masa Nur Hamidah Syani,
terimakasih banyak atas untuk dukungan, semangat, dan persahabatan selama 10
tahun ini hingga sekarang.
11. Terimakasih juga untuk teman-teman KKN 2012 kelompok 13 Pandesari, Pujon,
dan terutama untuk Eka Himawan atas semangat, bantuan dan perhatian yang
membuatku lebih bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan tim skripsi “Steril”, Ufy, Fela, Henry, Arin dan Aldi.
Terimakasih banyak buat semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya.
13. Sahabat-sahabat Angkatan 2008 Farmasi UMM terimaksih banyak atas
persahabatan kita selama 4 tahun ini. Bantuan, dukungan, dan kerjasamanya.
Semoga bisa selalu seperti ini walaupun terpisah oleh jarak dan waktu.
14. Keluarga besarku Nardi, Cil Ana, Cil Nisa, Nang Ansar, Nang Uban, Cil Ika, Cil
Nurul, dan teman-teman kost di Bendungan Nawangan No.5 Tyas, Tika, Enggar,
Ufy, Septi, Citra, Siti, Ayu dan Rizka. Terimakasih atas bantuan kalian semua.

Hidup Nawangan 5….!!!
15. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas
bantuan, dukungan, yang telah diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya atas segala budi baik
yang telah diberikan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian
Malang,

Agustus 2012

Nur Djahrah Umami
08040019

v

ABSRTAK
Uji Efektifitas Benzil Alkohol 2% v/v Sebagai Pengawet Pada Sediaan Injeksi
Difenhidramin Hidroklorida Dosis Ganda
Telah dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas pengawet benzil alkohol
dengan konsentrasi 2% v/v terhadap sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida dosis

ganda. Pengujian dilakukan dengan metode inokulasi langsung yaitu mengambil
sediaan menggunakan spuit injeksi secara aseptis yang kemudian dimasukkan
kedalam media tioglikolat dan kasamino. Sampel diambil sebanyak 5 kali dalam
jangka waktu penyimpanan 28 hari setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan
penusukan pertama, sebelum dimasukkan kedalam media sampel dinetralkan dengan
cara pengenceran sesuai pengenceran yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya,
untuk media tioglikolat sampel diencerkan dengan perbandingan 1:1 sedangkan untuk
kasamino sampel diencerkan dengan perbandingan 1:3, yang kemudian diinkubasi,
media tioglikolat diinkubasi pada suhu 32,5o ± 2,5oC selama kurang lebih 14 hari,
sedangkan untuk media kasamino diinkubasi pada suhu 22,5 o ± 2,50C selama kurang
lebih 14 hari. Penafsiran hasil dalam penelitian ini dapat dilihat dari kontrol positif
yang menunjukan adanya pertumbuhan mikroba, sedangkan kontrol negatif
menunjukan sterilnya sediaan, mikroba yang di pakai dalam penelitian ini adalah
Bacillus subtilis untuk media tioglikolat sedangkan Candida albicans untuk media
kasamino. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengawet
benzil alkohol 2% v/v efektif dalam mempertahankan sterilitas sediaan injeksi
difenhidramin hidroklorida dosis ganda selama jangka waktu penyimpanan 28 hari
setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama.

Kata kunci: benzil alkohol 2%, difenhidramin hiroklorida, multiple dose


vi

ABSRTACK
Effectiveness Test Of Benzil Alcohol 2% v/v As The Preservative For Injection
Of Difenhidramin Hidroklorida Multiple Dose
A research about the effectiveness test of benzil alcohol 2% v/v to ward
multiple dose of difenhidramin hidroklorida injection has been conducted. The test
was experimented by using direct inoculation method, thus by taking the materials
using spuit injection asepticly which then taken into media named tioglikolat and
kasamino. The samples were taken five times during 28 days storage time. Before
they were put into the media, they were melted first using water pro injection. For
tioglikolat media, the samples were melted in comparison 1:1, while for kasamino
media, the samples were melted in comparison 1:3, which then they both were
incubated. Tioglikolat media was incubated in temperature of 30-35oC for 14 days,
while for kasamino media it is incubated in temperature of 20-15oC for 14 days. The
reflection of this research can be seen from the positive control which showed there
were microbe accretions, while the negative control showed that the materials were
already sterile. The microbes used in this research were Bacillus subtilis for
tioglikolat media, while for kasamino media, it used Candida albicans. The data of

the research showed that a preservative benzyl alcohol 2% v/v is effective and having
anti-microbe, or in another words, it is capable to maintain the materials still sterile
during 28 days after the package is opened the seal and stabbing preparation.

Keyword: benzil alcohol 2%, difenhidramin hiroklorida, multiple dose

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN ...........................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


iv

RINGKASAN ...........................................................................................................

vi

ABSTRAK ................................................................................................................

viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................

x

DAFTAR TABEL .....................................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................


xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................

xvi

BAB 1 PENDAHUHUAN ........................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................

3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................

5

2.1 Tinjauan Tentang Efektifitas Pengawet ..............................................................

5

2.1.1 Definisi Pengawet .....................................................................................

5

2.1.2 Mekanisme Kerja Pengawet......................................................................

5

2.1.3 Tinjauan Tentang Sifat Fisikokimia Benzil Alkohol ................................

6

2.1.4 Pengawet Benzil Alkohol 2% v/v .............................................................

6

2.2 Tinjauan Tentang Sediaan Injeksi Difenhidramin Hidroklorida .........................

7

2.2.1 Definisi Sediaan Injeksi ............................................................................

7

2.2.2 Karakteristik Sediaan Injeksi ....................................................................

7

2.2.3 Tinjauan Farmakologi Bahan Obat Sediaan Difenhidramine Hidroklorida

8

2.2.4 Tinjauan Sifat Fisikokimia Difenhidramin Hidroklorida .........................

8

2.2.5 Tinjauan Bentuk Sediaan, Dosis, Cara Pemberian ...................................

9

2.3 Tinjauan Tentang Wadah dan Penutup Sediaan Dosis Ganda ............................

9

2.3.1 Definisi dan Macam-Macam Wadah Sediaan Dosis Ganda .....................

9

viii

2.3.2 Wadah Dosis Ganda ..................................................................................

10

2.3.3 Komponen Karet Sebagai Penutup Sediaan Dosis Ganda ........................

10

2.3.4 Persyaratan Penggunaan Vial ...................................................................

11

2.4 Tinjauan Tentang Sterilisasi ................................................................................

12

2.4.1 Definisi Sterilisasi .....................................................................................

12

2.4.2 Sterilisasi Dengan Autoklaf ......................................................................

12

2.4.3 Sterilisasi Dengan Panas Kering (Oven) ...................................................

13

2.4.4 Sterilisasi Dengan Penyaringan ................................................................

14

2.4.5 Srerilisasi gas ............................................................................................

14

2.4.6 Sterilisasi Dengan Radiasi ........................................................................

15

2.4.7 Teknik Aseptik ..........................................................................................

15

2.5 Tinjauan Tentang Uji Sterilitas ...........................................................................

16

2.5.1 Media untuk Uji Sterilisasi .......................................................................

16

2.5.2 Pengambilan Sampel untuk Uji Sterilitas .................................................

18

2.5.3 Prosedur Umum ........................................................................................

19

2.5.4 Metode Uji Sterilisasi ...............................................................................

20

2.5.5 Kontrol dalam Uji Sterilitas ......................................................................

22

2.5.6 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ...................................................................

23

2.5.7 Mikroorganisme Percobaan ......................................................................

24

2.5.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Sediaan Farmasi Oleh
Mikroba ....................................................................................................

26

2.5.9 Sumber-Sumber Kontaminasi Mikroorganisme .......................................

28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ...................................................................

30

3.1 Uraian Kerangka konseptual ...............................................................................

30

3.2 Skema Kerangka Konseptual ..............................................................................

32

BAB IV METODE PENELITIAN ...........................................................................

33

4.1 Desain Penelitian .................................................................................................

33

4.2 Lokasi Penelitian .................................................................................................

33

4.3 Waktu Penelitian .................................................................................................

33

4.4 Bahan dan Alat yang Digunakan.........................................................................

33

ix

4.4.1 Bahan ........................................................................................................

33

4.4.2 Alat ............................................................................................................

33

4.5 Subjek Penelitian.................................................................................................

34

4.6 Skema Metode Penelitian....................................................................................

35

4.7 Prosedur Penelitian..............................................................................................

36

4.7.1 Sterilisasi Alat ...........................................................................................

36

4.7.2 Prosedur Pembuatan Sediaan Injeksi Difenhidramin Hidroklorida ..........

36

4.7.3 Menyiapkan Unit Laminar Air Flow dan Memasukkan Semua Bahan dan
Alat ...........................................................................................................

36

4.7.4 Kontol Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan
Penyiapan Sampel)...................................................................................

37

4.7.5 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembaban Diluar Laminar Air Flow
Cabinet (Lingkungan Pentimpanan Sampel) ...........................................

37

4.7.6 Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ............................

37

4.7.7 Penyiapan Media .......................................................................................

37

4.7.8 Pemeriksaan Pendahuluan.........................................................................

38

4.7.9 Pembukaan Segel Kemasan dan Penusukan .............................................

38

4.7.10Pengambilan Sampel ...............................................................................

38

4.7.11Inokulasi Sampel ......................................................................................

39

4.7.12Uji Fertilitas Media ..................................................................................

40

4.7.13Uji Sterilitas Media ..................................................................................

40

4.8 Pengamatan dan Penafsiran Sampel Uji .............................................................

41

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................

42

5.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan
Penyimpanan Sampel)........................................................................................

42

5.2 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban Diluar Laminar Air Flow Cabinet
(Tempat Penyimpanan Sampel) .........................................................................

43

5.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum
Pengujian Sterilitas ............................................................................................
5.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Saat Pengujian

x

43

Sterilitas .............................................................................................................

44

5.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Fisik Sediaan) ..........................

45

5.6 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ........................................................

45

5.7 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) .......................................................

46

5.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel .................................................................................

48

5.9 Hasil Uji Sterilitas Blanko .................................................................................

49

BAB VI PEMBAHASAN .........................................................................................

51

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

55

7.1 Kesimpulan .........................................................................................................

55

7.2 Saran ....................................................................................................................

55

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

56

LAMPIRAN ..............................................................................................................

58

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.1 Perlengkapan dan Kandungan Kuman dari Manusia ................................ 16
II.2 Volume Pengambilan Sampel ................................................................... 19
II.3 Tabel Jumlah Volume dan Media Untuk Bahan Cair ............................... 19
IV.1 Pengambilan Sampel Diluar Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ........... 39
IV.2 Tabel Pengambilan Sampel Uji ............................................................... 39
V.1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan Diluar Laminar Air Flow Cabinet (Lingkungan
Penyimpanan Sampel)............................................................................... 42
V.2 Hasil Uji Kontrol Suhu dan Kelembaban Diluar Laminar Air Flow Cabinet
(Tempat Penyimpanan Sampel) ................................................................ 43
V.3 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Sebelum
Pengujian Sterilitas ................................................................................... 43
V.4 Hasil Uji Kontrol Ruangan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Saat Pengujian
Sterilitas .................................................................................................... 44
V.5 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Fisik Sediaan)................. 45
V.6 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) .............................................. 45
V.7 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ............................................. 46
V.8 Hasil Uji Sterilitas Sampel ....................................................................... 48
V.9 Hasil Uji Sterilitas Blanko ........................................................................ 49

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Rumus Bangun Benzil Alkohol ................................................................. 6
2.2 Rumus Bangun Difenhidramin Hidroklorida ............................................. 8
3.1. Skema Kerangka Konseptual .................................................................... 32
4.1 Skema Metodelogi Penelitian .................................................................... 35

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ 58
2. Surat Pernyataan Bebas Plagiasi ................................................................ 59
3. Sertifikat Difenhidramin Hidroklorida ....................................................... 60
4. Sertifikat Benzil Alkohol ........................................................................... 61
5. Laporan Hasil Uji Isolat Bakteri Bacillus Subtilis ..................................... 63
6. Laporan Hasil Uji Isolat Jamur Candida Albicans .................................... 64
7. Hasil Pengamatan Uji Efektifitas ............................................................... 65
8. Hasil Pengamatan Uji Sterilitas Sampel dan Blanko ................................. 69
9. Hasil Pengamatan Kontrol Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ................ 79
10. Hasil Pengamatan Kontrol Lingkungan Ruang Penyimpanan Vial Sediaan Injeksi
Difenhidramin Hidroklorida ...................................................................... 84
11. Foto Bahan dan Alat-alat ........................................................................... 87

xiv

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB,
hal 1- 5, 8-16, 19-21, 55-62, 95-99, 143-259, 223-234, 241-243.
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim).
Edisi keempat, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, hal176- 177, 399- 400,
411- 417, 423, 433- 434.
Clontz, Lucia., 2009. Microbial Limit and Bioburden Tests. Second Editition :
CRC Press, Hal : 40-45.
Cooper and Gunn’s 1972. Dispensing For Pharmaceutial Student. Twelfth Edition.
Ptman Medical, pp: 300 – 549.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III.
Jakarta, hal 889- 890.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta, hal 9- 10, 885- 862, 891.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Suplemen I Farmakope
Indonesia. Edisi IV. Jakarta, hal 1512-1514,
Departemen Farmakologi dan Terapetik Universitas Indonesia., 2007. Farmakologi
Dan Terapi. Edisi 5, Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hal 280.
Dolan, S.A. et al., 2010. AJIC Special Article APIC Position Paper: Safe
Injection, Infution, and Vial Practices in Health Care. Washington DC, pp:
168- 170.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama, hal 102- 140.
Jawetz., E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi
kesehatan (alih bahasa: Gerard Bonang). Edisi ke- 16, Jakarta: EGC, hal
263- 264, 382- 385.
Lachman, H.A., Leon, I., 1993. Pharmaceutical Dosage Form. 2nd Edition. New
York: Marcel Dekker, INC, pp: 24.
Lukas, S., 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit C.V Andi Offset, hal 6, 25,
31
Rowe, C.R., 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5nd Edition. London:
Pharmaceutical Press, pp: 61.

xv

Staf

Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia., 1993. Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi, Jakarta : Binarupa Aksara.

Sweetman, S.C., 2009. Martindale. 36nd Edition. London: Pharmaceutical Press, pp:
557.
Tim Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2003. Bakteriologi
Medik. Malang: Bayumedia Publishing. hal 12- 13, 31- 34.
Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, hal 755. 761, 970- 977.

xvi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik bentuk

patogen, non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek atau
material (Agoes, 2009). Sterilisasi perlu dilakukan atas dasar untuk mencegah
transmisi penyakit, untuk mencegah pembusukan material untuk mikroorganisme,
dan untuk mencegah kompetisi nutrien dalam media pertumbuhan sehingga
memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk keperluan sendiri atau
untuk metabolitnya (Agoes, 2009).
Wadah untuk injeksi termasuk penutup tidak boleh berinteraksi melalui
berbagai cara baik secara fisik maupun kimiawi dengan sediaan, yang dapat
mengubah kekuatan, mutu atau kemurnian, diluar persyaratan resmi dalam kondisi
biasa pada waktu penanganan, pengangkutan, penyimpanan, penjualan dan
penggunaan (Depkes RI, 1995).
Wadah untuk sediaan injeksi dosis ganda adalah suatu wadah tertutup
kedap yang memeperbolehkan penarikan bagian-bagian isi berturut-turut tanpa
mengubah kekuatan atau membahayakan kualitas atau kemurnian dari bagian
yang tunggal. Wadah-wadah ini umumnya dikenal sebagai vial. Dimana
dilengkapi dengan penutup karet dan plastik untuk memungkinkan penusukan
jarum suntik tanpa membuka atau merusak tutup. Bila jarum ditarik kembali dari
wadah, lubang bekas tusukan akan tertutup rapat kembali dan melindungi isi dari
pengotoran udara bebas (Ansel, 2005).
Teknik aseptik yang salah adalah penyebab utama vial rusak, kontaminasi
yang terjadi menunjukkan bahwa 25 % praktisi memasukkan kembali jarum yang
telah digunakan kedalam sediaan vial tersebut. Penelitian menunjukan bahwa
tingkat kontaminasi bakteri dalam vial berbeda signifikan (Debaun, 2008).
Obat suntik dosis berganda diharuskan mengandung zat pengawet
antimikroba, digunakan alat suntik yang steril dan volume wadah dosis ganda
tidak boleh lebih dari 30 ml (Ansel, 2005). Pengawet yang biasa digunakan dalam
sediaan injeksi ada beberapa macam, yaitu benzil alkohol, benzalkonium klorida,

1

2

benzatonium klorida, kresol, fenol, dan timerosal (Agoes, 2009). Pengawet yang
digunakan adalah benzil alkohol 2% v/v dimana merupakan pengawet atau
antimikroba yang biasa di gunakan pada sediaan farmasi baik kosmetik, oral,
maupun parenteral. Konsentrasi yang di gunakan untuk pemakaian secara oral dan
parenteral adalah 2,0 % v/v. Benzil alkohol memiliki sifat bakteriostatik yang
aktif terhadap bakteri gram positif dengan pH optimal di bawah 5, dan tidak
kompatibel dengan beberapa bahan kemasan, khususnya polietilen. Benzil alkohol
bisa di simpan dalam wadah logam atau kaca, yang kedap udara, terlindung dari
cahaya, dan pada tempat yang kering dan sejuk (Anonim, 2006).
Cara kerja dari pengawet diperkirakan mengganggu pertumbuhan, melipat
gandakan, dan metabolisme bakteri dengan satu atau lebih mekanisme, antara
lain; modifikasi permaebilitas membran, denaturasi enzim atau protein-protein
lain, oksidasi dari konstituen sel, dan hidrolisis. Zat-zat yang cocok untuk
ditambahkan ke dalam suatu preparat farmasi hanya sesuai jika penambahan
tersebut tidak toksik dan tidak berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak
menggangu kemanjuran terapi atau uji preparat tersebut (Ansel, 2005).
Bahan aktif yang digunakan adalah difenhidramin hidroklorida yang
digunakan sebagai antihistamin, dapat juga digunakan sebagai antitusif yang
disebabkan oleh iritasi tenggorokan ringan, serta efektif untuk pencegahan
pengobatan mual, muntah dan vertigo (Gerald, 2011). Produk obat yang akan
dibuat harus mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam bentuk spesifkasi
yang ditetapkan sepanjang waktu penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin
identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk. Selain itu berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan pada penggunaan dosis ganda di rumah sakit
maupun puskesmas kurang memperhatikan teknik aseptik yang benar, dimana hal
tersebut dapat menimbulkan kontaminasi yang pada akhirnya dapat merusak
sediaan dan berbahaya bila digunakan.
United State Pharmacopenia

(USP) mempersyaratkan vial dosis ganda

untuk injeksi diberikan batas penggunaan 28 hari setelah pengambilan pertama
kali kecuali label produk (dalam bungkusannya) menyatakan sebaliknya.
Penggunaan vial dosis ganda harus memperhatikan hal berikut yaitu mematuhi
teknik aseptik yang ketat saat penggunaan vial, menggunakan jarum steril baru

3

dan alat suntik steril baru untuk setiap penggunaanya, menyimpan vial di tempat
yang bersih dan terlindungi menurut petunjuk pabrik (misalnya, pada suhu ruang
atau lemari pendingin), dan memastikan vial yang kesterilannya terganggu untuk
segera dibuang (Dolan, et al, 2010). Jika disimpan dalam wadah tertutup rapat,
bahan dapat disimpan selama satu tahun, dengan ketentuan bahwa media uji
sterilitas setiap 3 bulan selama penggunaan dan indikator warna masih memenuhi
syarat (Depkes RI, 2009).
Untuk membuktikan efektifitas dari agen antimikroba yang digunakan
pada sediaan parenteral, dilakukan pengujian inokulum yang mengandung
sejumlah tertentu mikrooganisme misalnya, Candida albican, Aspergillum niger,
Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan staphylococcus areus yang
ditambahkan pada sediaan dan diinkubasi pada suhu 32°C (Agoes, 2009).
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
berapa lama benzil alkohol 2% v/v masih mempunyai efektifitas sebagai
pengawet setelah segel kemasan dibuka dan dilakukan penusukan pada sediaan
injeksi

difenhidramin

hidroklorida

dosis

ganda.

Dalam

penelitian

ini

menggunakan metode inokulasi langsung yaitu dengan menggunakan cara
mikrobiologi dengan medium pertumbuhan tertentu yang mengacu pada prosedur
uji sterilitas yang tercantum pada Farmakope Indonesia edisi IV.

1.2

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi masalah dalam penelitian ini adalah berapa lama efektifitas benzil
alkohol 2% v/v masih mempunyai efektifitas sebagai pengawet setelah segel
kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pada sediaan sediaan injeksi
difenhidramin hidroklorida sampai hari ke 28.

1.3

Tujuan penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas benzil

alkohol 2% v/v sebagai pengawet pada sediaan injeksi difenhidramin hidroklorida
dosis ganda setelah segel kemasan terbuka dan dilakukan penusukan pertama
sediaan sampai hari ke 28.

4

1.4

Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi setelah di uji

sterilitasnya dapat dilakukan pengembangan formulasi pada sediaan injeksi
difenhidramin hidroklorida dengan pengawet benzil alkohol 2% v/v sediaan dosis
ganda.