PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

SKRIPSI
ACHMAD KADRI ANSYORI

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS KASA STERIL
DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

Lembar Pengesahan

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS KASA STERIL
DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang
2011

Oleh :

ACHMAD KADRI ANSYORI
NIM : 07040063

Disetujui Oleh:
Pembimbing I

Drs. Achmad Inoni, Apt.

Pembimbing II

M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt.

iv

Lembar Pengujian


PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP STERILITAS KASA STERIL
DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
pada tanggal 22 juli 2011

Oleh :
ACHMAD KADRI ANSYORI
NIM : 07040063

Tim Penguji
Penguji I

Drs. Achmad Inoni, Apt.

Penguji II


M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt.

Penguji III

Penguji IV

Dra. Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS
NIP. UMM 114.0704.0450

Dian Ermawati, S.Farm, Apt.
NIP.UMM 112.0907.0481
v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat,
hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –
baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “PENGARUH WAKTU
PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA STERIL DALAM
KEMASAN SEKUNDER TERBUKA” ini, perkenankanlah saya mengucapkan

terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai Pembimbing I dan M. Agus Syamsur Rijal,
S.Si, M.Si, Apt., sebagai Pembimbing II yang banyak berperan tulus ikhlas dan
penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi
kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., dan Dian Ermawati, S.Farm, Apt sebagai
Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
dalam proses pelaksanaan skripsi ini.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari
Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti
program sarjana.
4. Ketua Program Studi Farmasi, Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., yang
senantiasa tulus memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya
untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
5. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Sediaan Steril
Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk
menggunakan fasilitas laboratorium untuk penelitian skripsi.
6. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., sebagai Dosen Wali yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di Program
Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu
pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana. Terutama
kepada Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm.,Apt., terimakasih yang sebesar –
besarnya atas masukan, nasehat, bimbingan dan semangat dalam perkuliahan
saya sampai saat saya menyelesaikan skripsi ini.

vi

8. Laboran Laboratorium Sediaan Steril Farmasi, Laboratorium Kimia Terpadu II,
Laboratorium Preskripsi dan Laboratorium Biomedik FK UMM : Mba’ Sri,
Mba’ Susi, Mba’ Nila, dan Mba” Fad yang banyak membantu saya selama
peneltian berlangsung.
9. Papa, mama tercinta yang tiada henti memberikan dukungan moral dan materil,
serta doa tulus hingga akhir studi ini selesai, adik ku indah terima kasih atas
semangat dan doanya, lohan ku ilma fardhia yang dengan penuh kasih sayang
dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan
materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman skripsi steril: neti, ayu dan rosa atas semangat, saran, masukan,

bantuan, kerjasama dan jerih payah berjuang terciptanya skripsi ini..
11. Teman-teman Farmasi 2007 yang Bhineka Tunggal Ika: elny, anggy, ina evi, umi
fahniyah, ira, dll, dan tim huru hara hendra, abi, rizal (trio buncit), aga kriwul,
abang pujon, dan glen. Terimakasih atas persahabatan yang telah kita bina
selama 4 tahun ini, semoga bisa selalu seperti ini & abadi walau terpisah oleh
jarak dan waktu. I will miss our friendship, keep moving forward all. Terus
berkarya kejar impian kalian semua.
12. Temen temen kost : Fajar, Hanny, Jack, Asiau, yudo, yaya, doyok, Roberta,
Dino,bombom terima kasih untuk semuanya dan semangatnya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas bantuan,
dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi
ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara
sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumber bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.
Malang, 22 Juli 2011

Penulis

vii


RINGKASAN
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA
STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
Achmad Kadri Ansyori
Kasa steril merupakan salah satu alat kesehatan yang banyak digunakan
dimasyarakat. Kasa steril sendiri juga merupakan komponen penting dalam pelayanan
kesehatan, terutama pada proses pembedahan, operasi kecil, ataupun untuk mencegah
terjadinya infeksi pada proses penyembuhan luka. Sterilitas mutlak menjadi sesuatu
hal yang harus diperhatikan dari kasa steril, terutama pada waktu penyimpanan kasa
steril tersebut. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa lama
kasa steril pada kemasan primer dapat menjaga mutu sterilitas setelah dibuka
kemasan sekundernya.
Telah dilakukan penelitian terhadap kasa steril dari produk PT. A yang telah
disterilkan sebelumnya, dilakukan pemeriksaan fisik kemasan kasa steril yang akan
diuji terlebih dahulu. Kemasan sekunder kasa steril dibuka, dan disimpan dalam
ruangan penyimpanan dengan suhu kamar. Uji sterilitas mengacu pada Farmakope
Indonesia edisi IV yaitu dengan metode inokulasi langsung.
Uji sterilitas dilakukan secara aseptik terhadap kasa steril yang telah disimpan
selama 15 hari pada suhu kamar. Sampel uji diambil pada hari ke- 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13,

dan 15 (replikasi sebanyak tiga kali) dengan nomor bets yang sama. Media uji yang
digunakan adalah Fluid thioglycollate medium dengan bakteri uji Bacillus subtillis
dan Soybean-casein digest medium dengan bakteri uji Candida albicans. Untuk
menghindari terjadinya positif palsu pada penelitian ini, maka perlu dilakukan
terlebih dahulu kontrol lingkungan LAFC, selanjutnya dilakukan uji fertilitas media,
uji sterilitas media, pemeriksaan sampel, dan yang terakhir dilakukan uji sterilitas
pada sampel. Media yang diuji diinkubasi selama 14 hari, pada media Fluid
thioglycollate medium diinkubasi pada suhu 30-35oC dan pada media Soybean-casein
digest medium diinkubasi pada suhu 20-25oC.
Dari hasil uji efektivitas LAFC pada saat uji sterilitas sampel didapat hasil
yang positif pada media nutrient broth hari ke- 5. Hasil positif ini disebabkan kurang
aseptisnya kerja personil pada saat penyimpanan media, dimana tutup cawan petri
terlepas pada saat diinkubasikan, sehingga menyebabkan terjadinya kekeruhan pada
media nutrient broth . Dan dari hasil uji sterilitas sampel yang dilakukan menunjukan
sterilitas kasa steril dalam kemasan sekunder terbuka yang disimpan selama 15 hari
pada suhu kamar, dapat menjaga mutu sterilitasnya selama 11 hari, dikarenakan dari
hasil penelitian didapatkan hasil yang positif atau tidak steril terdapat pada hari ke13 dan hari ke- 15. Oleh karena itu, kasa steril pada produk PT. A sebaiknya tidak
digunakan sebagai pembalut atau penutup luka setelah 11 hari kemasan sekunder
terbuka.


viii

ABSTRACT
THE EFFECT OF STORAGE LENGTH ON STERILITY OF STERILE
GAUZE AFTER OPENING ITS SECONDARY SEAL

Sterility is a necessary aspect to consider during the storage of sterile gauze.
The study aimed at investigating how long the gauze remains sterile in its primary
seal after opening the secondary seal.
The study employed direct inoculation method. Sterility test was conducted
aseptically on sterile gauze after 15-day storage in room temperature. The samples
were taken in 1st, 3rd, 5th, 7th, 9th, 11th, 13th, and 15th day (three time replications) with
similar bets number. Fluid thioglycollate medium and Soybean-casein digest medium
were treated as testing media. LAFC environment control was formerly conducted to
prevent fake positive in the study. Then it was followed by media fertility test, media
sterility test, sample examination, and sterility test on samples.The tested media were
incubated for 14 days, Fluid thioglycollate medium was incubated at 300 - 350C and
Soybean-casein digest medium was incubated at 200 – 250C.
Sterility test revealed that the gauze remained sterile in 11 days out of 15 days
in room temperature after opening its secondary seal. It was recommended that sterile

gauze be used as bandage or wound cover not longer than 11 days after opening its
secondary seal.

Key words: sterility, sterile gauze, secondary seal, storage length

ix

ABSTRACT
PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP STERILITAS KASA
STERIL DALAM KEMASAN SEKUNDER TERBUKA
Sterilitas mutlak menjadi sesuatu hal yang harus diperhatikan dari kasa steril,
terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut. Maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sampai seberapa lama kasa steril pada kemasan primer dapat
menjaga mutu sterilitas setelah dibuka kemasan sekundernya.
Metode yang digunakan adalah inokulasi langsung. Uji sterilitas dilakukan
secara aseptik terhadap kasa steril yang telah disimpan selama 15 hari pada suhu
kamar. Sampel uji diambil pada hari ke- 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15(replikasi
sebanyak tiga kali) dengan nomor bets yang sama. Media uji yang digunakan adalah
Fluid thioglycollate dan Soybean-casein digest medium. Untuk menghindari
terjadinya positif palsu pada penelitian ini, maka perlu dilakukan terlebih dahulu

kontrol lingkungan LAFC, selanjutnya dilakukan uji fertilitas media, uji sterilitas
media, pemeriksaan sampel, dan yang terakhir dilakukan uji sterilitas pada sampel.
Media yang diuji diinkubasi selama 14 hari, pada media Fluid thioglycollate medium
diinkubasi pada suhu 30-35oC dan pada media Soybean-casein digest medium
diinkubasi pada suhu 20-25oC.
Dari hasil uji sterilitas sampel yang dilakukan menunjukan sterilitas kasa steril
dalam kemasan sekunder terbuka yang disimpan selama 15 hari pada suhu kamar,
dapat menjaga mutu sterilitasnya selama 11 hari. Sebaiknya kasa steril tidak
digunakan sebagai pembalut atau penutup luka setelah 11 hari kemasan sekunder
terbuka.
Keyword : sterilitas, kasa steril, kemasan sekunder, waktu penyimpanan

x

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................

Halaman
ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

iii

RINGKASAN ................................................................................................

v

ABSTRACT ...................................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1.Latar Belakang .............................................................................

1

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................

3

1.3.Tujuan Penelitian..........................................................................

3

1.4.Manfaat Penelitian........................................................................

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

4

2.1. Tinjauan Kasa Steril ...................................................................

4

2.1.1. Pengenalan Kasa Steril ......................................................

4

2.2. Tinjauan Mikrobiologi ................................................................

5

2.2.1. Pengenalan mikroorganisme ............................................

5

2.2.2. Jenis - jenis Mikroorganisme yang Umum Sebagai
Kontaminan.......................................................................

6

2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Mikroorganisme ................................................................

8

2.2.4. Sumber – sumber Kontaminasi Mikroorganisme..............

11

2.3. Tinjauan Mengenai Sterilisasi .....................................................

14

2.3.1. Sterilisasi Uap ...................................................................

15

2.3.2. Sterilisasi Panas Kering .....................................................

17

2.3.3. Sterilisasi gas .....................................................................

17

2.3.4. Sterlisasi dengan Radiasi Pengionan .................................

18

xi

2.3.5. Teknik Aseptik ..................................................................

18

2.4. Pengujian Sterilitas ......................................................................

20

2.4.1. Metode Uji Sterilitas .........................................................

20

2.4.2.Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ............................................

22

2.4.3.Kontrol uji ..........................................................................

23

2.4.4.Tinjauan Media Uji ............................................................

24

2.4.5. Tinjauan Tentang Kuman dan Jamur Penguji ...................

24

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ..........................................................

28

3.1. Uraian Kerangka Konseptual ......................................................

28

3.2. Bagan Alir Kerangka Konseptual................................................

30

BAB 4 BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN ............................

31

4.1. Desain Penilitian .........................................................................

31

4.2. Bahan ...........................................................................................

31

4.3. Alat ..............................................................................................

31

4.4. Metode Penelitian ........................................................................

32

4.4.1. Skema Penilitian................................................................

32

4.4.2. Sterilisasi Alat yang akan Digunakan ...............................

33

4.4.3. Penyiapan Laminar Air Flow Cabinet ...............................

33

4.4.4. Penyiapan Media ...............................................................

33

4.5. Cara Pembuatan Media ...............................................................

33

4.5.1. Fluid thioglycollate medium (Medium Thioglikolat
Cair) .................................................................................
4.5.2. Soybean

-

casein

digest

medium

33

(Medium

Kasamino) ........................................................................

33

4.6. Kontrol Uji ..................................................................................

34

4.6.1. Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet
(LAFC) ..............................................................................

34

4.6.2. Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ................................

34

4.6.3. Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ..............................

35

4.6.4. Pengambilan Sampel .........................................................

35

xii

4.6.5. Perlakuan Sampel ..............................................................

35

4.6.6. Uji Sterilitas Sampel..........................................................

35

BAB 5 HASIL PENELITIAN ....................................................................

37

5.1 Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ........

37

5.2 Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ...............................

38

5.3 Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) .............................

39

5.4 Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel ................................

39

5.5 Hasil Uji Sterilitas Sampel .........................................................

40

BAB 6 PEMBAHASAN ..............................................................................

41

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................

46

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

47

LAMPIRAN ...................................................................................................

50

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

II.1.

Jumlah sampel yang harus diambil per batch berdasarkan USP 32 ...

21

V.1.

Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ..............

37

V.2

Hasil Uji Efektivitas LAFC Saat Pengujian Sterilitas .................

38

V.3.

Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) .......................................

38

V.4.

Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ......................................

39

V.5.

Hasil Pemeriksaan Kemasan pada Sampel.........................................

39

V.6

Suhu temperature Ruangan pada Saat penyimpanan (selama

V.7.

penelitian) ..........................................................................................

40

Hasil Pemeriksaan Sterilitas Sampel ..................................................

40

xiv

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR

Halaman

2.1. Kemasan Kasa Steril ...............................................................................

4

2.2. Kuman Bacillus Subtilis..........................................................................

25

2.3. Jamur Candida Albicans .........................................................................

26

3.1. Skema Kerangka Konseptual ..................................................................

30

4.1. Skema Penelitian .....................................................................................

32

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Riwayat Hidup ...................................................................................

50

2. Surat Pernyataan.................................................................................

51

3. Sertifikat Kuman dan Bakteri yang di Uji..........................................

52

4. Komposisi Fluid thioglycollate medium ............................................

54

5. Komposisi Soybean - casein digest medium ......................................

55

6. Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum Pengujian Sterilitas ........

56

7. Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Saat Pengujian Sterilitas ...............

57

8. Foto Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) dan Hasil Uji
Sterilitas Media (Kontrol Negatif) .....................................................

59

9. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel .........................................................

61

10. Alat – Alat yang Digunakan Selama Penelitian Dan Kondisi pada
Saat Penelitian ....................................................................................

69

xvi

47

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB,
hal 19 -21.
Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Penerjemah farida
Ibrahim). Edisi keempat, Jakarta : Penerbit Universitas Indinesia, hal 410420.
Badan Pengawa Obat dan Makanan, 2006. Pedomana Cara Pembuatan Obat Yang
Baik. Jakarta : Badan POM,. Hal 125-156
Coopers and Gunn’s, 1972. Dispensing for Pharmaceutical Student. Twelfth
Edition, Ptman medical, page : 300 – 549.
Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edise IV. Jakarta, hal
856-860, 863.
Departemen kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. Edise III. Jakarta, hal18.
Entjang, I., 2003. Mikrobiologi dan parasitologi untuk akademi keperawatan
dan sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. Bangdung : PT.Citra
Aditya Bakti, hal 12- 13,
FKUB, Tim Mikrobiologi, 2003. Bakteriologi Medik. Edisi Pertama, Malang :
Bayumedia Publishing, hal 12, 13
FKUI, 1991. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bandung : PT. Citra Aditya
Bukti
Gupte S., 1990. Mikrobiologi dasar. Alih bahasa : Dr.Julius E.S. Jakarta :
Binarupa Aksara, hal 246 – 247, 262 – 263.
Hartono, 2002. Mengenal Alat – alat Kedokteran. Jakarta :Depot Informasi
Obat, hal17, 20 - 22.
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Daar dalam Praktek. Jakarta : Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama, hal 102-140.

47

48

Hidayat, Nur., 2006. Mikrobiologi industry. Edisi pertama, Yogyakarta : CV.
ANDI, hal16 – 18
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2001. Mikrobiologi Kedokteran.
Penerjemah : Mikrobiologi FKUI, Jakarta : Salemba medika , hal 2.
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 1992. Mikrobiologi untuk profesi
kesehatan (alih bahasa : Gerard Bonang). Edisi ke-16, Jakarta : EGC,
hal 263-264, 382 – 385.
Lachman, L., 1970. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 2nd
edition Philadelphia :Lea & Febiger, page : 154-167.
Larrimore, D.S., and Michael J. A., 2002. Parenteral Quality Control
Sterility, Pyrogen, Particulate, and Package Integrity Testing. Third
Edition, New York : Marcel Dekker, Inc., Hal 52 – 55, 64 - 65
Muhamad, K.,1994. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 65, 68, 69, dan 138 – 139.
Niazi,

Sarfaraz, 1949. Handbook of Pharmaceutical
Formulations. Volume 6, Washington, D.C.

Manufacturing

Pelczar, M.J. et al., 1986. Dasar – dasar mikorbiologi, Penerjemah
Hadioetomo. Jakarta : Universitas Indonesia Press, hal 5, 101 – 103, 447
– 448.
Pratiwi, S.T., 2009. Mikrobiologi farmasi . Jakarta : Erlangga, hal 11
Sabiston,D.C., editor : Jonathan O., 1995. Buku Ajar Bedah. Bagian 1, Jakarta :
EGC, hal 177, 179, dan 181.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung
: Penerbit Alfabeta, hal 72.

Sujudi,1993. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara, hal 3, 7, 19,
20.
United States Pharmacopoeia, 2008. United States Pharmacopoeia Convention
Inc, 32th ed.,Rockviile MD.

48

49

Waluyo, L.,2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UPT.Penerbitan UMM, hal
203.
Wheeler, F.M., and Volk, A.W., edito : Adisoemarto, S., 1988. Mikrobiologi
dasar. Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga, hal 3, 4, 8, 9, 15, 43, 236.
Voight, R.. 1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (alih bhasa : Dr.
Soendani Noerono). Edisi ke-5, Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, hal 732-772.

49

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kasa steril merupakan alat kesehatan yang banyak digunakan, misalnya
pada pembedahan, operasi kecil, atau digunakan dalam proses penyembuhan pada
luka yang disebabkan kecelakaan atau sebab lain. Pada kondisi ini seseorang
mudah sekali terinfeksi oleh bermacam mikroorganisme. Sedangkan salah satu
penjagaan utama terhadap infeksi adalah kulit utuh, jika seseorang kehilangan
perlindungan ini karena luka atau karena prosedur operasi, orang ini akan jauh
lebih rentan terhadap infeksi (Volk & Wheeler, 1993).
Kasa steril merupakan alat kesehatan yang terbuat dari katun dengan
tenunan yang sangat sederhana, hal ini kemungkinan adanya mikroorganisme
yang terjebak didalam kasa tersebut. Karena kemasan sekunder kasa steril pada
umumnya terbuat dari karton dan didalamnya terdapat beberapa kasa yang
kemasan primernya adalah kertas perkamen biasa. Selain itu kasa steril banyak
digunakan baik di rumah sakit, puskesmas, posyandu maupun dimasyarakat
umum lainnya. Untuk kasa steril yang digunakan di rumah sakit kemungkinan
terjadinya

kontaminasi

dengan

mikroorganisme

sangatlah

kecil

karena

penanganan di rumah sakit terhadap kasa steril itu sangat diperhatikan sebelum
dipergunakan, dan di rumah sakit biasanya memproduksi sendiri kasa steril untuk
keperluaan medis di rumah sakit, sehingga kemungkinan terjadi infeksi sangat
kecil. Sedangkan untuk kasa steril yang digunakan di puskesmas, posyandu dan
masyarakat pada umumnya yang dilihat dari kasa steril yang amat sederhana
dalam pengemasanya, maka sterilitas kasa yang terdapat didalam kemasan
sekunder perlu diuji sterilitasnya setelah dibuka kemasan sekundernya. Hal ini
memungkinkan sekali adanya kontaminasi oleh mikrooganisme, sehingga pada
saat digunakan memungkinkan terjadinya infeksi saat digunakan pada luka
terbuka atau lainnya. Dengan demikian kemasan mempunyai peranan penting
untuk menjaga sterilitas kasa steril.

1

2

Untuk mencegah

kontaminasi yang ditimbulkan mikroorganisme perlu

adanya pengendalian atau pembasmian

mikroorganisme. Pengendalian yang

dimaksud meliputi : segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi dan
menyingkirkan organisme, dimana disebut dengan proses sterilisasi. Sedangkan
yang dimaksud dengan sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan,
baik bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun nonvegetatif dari suatu objek
atau material. Hal tersebut dapat dicapai melalui cara menghilangkan secara fisika
semua organisme hidup, misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme
melalaui proses panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya. Hal ini penting
diperhatikan bahwa cara apapun yang digunakan, tidak boleh ada organisme hidup
yang tertinggal (Goewin Agoes, 2009). Alasan utama untuk mengendalikan
mikoorganisme atau melakukan proses sterilisasi, adalah sebagai berikut : (1)
Untuk mencegah tranmisi penyakit. (2) Untuk mencegah pembusukan material
oleh

mikroorganisme. (3) Untuk mencegah kompetisi nutrient dalam media

pertumbuhan sehingga memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk
keperluan sendiri (seperti produksi ragi) dan untuk metabolitnya (seperti untuk
memproduksi minuman atau antibiotik). Oleh sebab itu upaya pengendalian
mikroorganisme banyak digunakan pada sediaan steril farmasi maupun alat –alat
kesehatan lainnya.
Pada kondisi luka selain diberi anti bakteri atau anti infeksi, untuk
mengurangi terjadinya resiko infeksi pada luka tersebut, pada daerah luka perlu
ditutup dengan kasa steril yang dibasahi dengan cairan steril dan diatasnya dilapisi
dengan kasa yang agak tebal dan lembut, kasa steril ini untuk melindungi luka
selama didesinfeksi (M. Kartono, 1994). Peranan dari kasa steril sendiri dalam
proses penyembuhan pada luka, mutlak menjadi sesuatu hal yang harus amat
diperhatikan sterilitasnya, terutama pada waktu penyimpanan kasa steril tersebut.
Untuk mengetahui peranan penting lamanya sterilitas dan mutu kemasan, maka
perlu diadakan suatu penelitian agar dapat mengetahui seberapa lama kemampuan
kemasan kasa steril dapat mempertahankan mutu dari sterilitasnya.

2

3

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka hal yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh waktu
penyimpanan terhadap sterilitas kasa steril dalam kemasan sekunder terbuka.

1.3. Tujuan Penilitian
Mengetahui sampai seberapa lama sterilitas kasa steril pada kemasan kertas
perkamen atau kemasan primer masih dapat menjaga mutu sterilitas setelah
dibuka kemasan sekundernya.

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Memperoleh penjelasan bahwa kasa steril mempunyai peran yang sangat
penting

dalam mencegah terjadinya resiko infeksi pada proses

penyembuhan luka, sehingga kemasan primer dan sekunder, terutama pada
kemasan primer merupakan hal yang harus diperhatikan dan harus
ditingkatkan dalam mempertahankan mutu sterilitas.
2. Dapat disediakan suatu produk steril yang tetap terjamin sterilitasnya
sampai saat digunakan untuk pasien.
3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian selanjutnya.

3